Topik 6 - Managing Employee Retention and Separation
Topik 6 - Managing Employee Retention and Separation
Dalam presentasi ini, kami akan membahas strategi retensi yang efektif untuk membantu Anda mempertahankan karyawan
yang berkualitas, serta proses pemisahan karyawan yang sehat dan berkelanjutan. Kami akan memberikan analisis kasus yang
dapat membantu Anda memahami bagaimana retensi dan pemisahan dapat diterapkan dalam organisasi.
Dengan begitu banyak faktor yang mempengaruhi retensi dan pemisahan karyawan, kami berharap presentasi ini akan
memberi Anda pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana mengelola karyawan.
Strategi Retensi & Pemisahan Karyawan
Dalam menjaga stabilitas tenaga kerja dalam sebuah organisasi atau perusahaan
, dibutuhkan adanya turnover. Pemisahan merupakan keputusan untuk berpisah
antara organisasi dan individual (karyawan) yang bersangkutan.
Pemisahan karyawan adalah bagian penting dari strategi diferensiasi.
Organisasi mengejar diferensiasi bergantung pada karyawan yang sangat
terampil yang memiliki pengetahuan dan kemampuan khusus.
Bagaimana Turnover Karyawan yang Tidak
Diinginkan Dapat Dikurangi?
• MENGENALI JALUR MENUJU TURNOVER
SUKARELA
Titik awalnya adalah memahami mengapa karyawan memilih
untuk keluar. Gambar disamping mengilustrasikan empat jalur
berbeda yang dapat mengarah pada keputusan untuk berhenti.
Organisasi yang berusaha mengurangi turnover karyawan sering mengukur kepuasan kerja karyawan mereka. Penilaian semacam itu
dilakukan melalui survei yang menanyakan karyawan tentang berbagai aspek pengalaman kerja mereka.
Upaya untuk mempertahankan karyawan harus dimulai saat mereka dipekerjakan, karena ada kecenderungan karyawan baru
merasakan kurangnya dukungan dalam beberapa bulan setelah bergabung dengan suatu organisasi.
Faktor lain yang mempengaruhi turnover karyawan adalah dukungan organisasi yang dirasakan—keyakinan karyawan tentang
sejauh mana organisasi menghargai kontribusi mereka dan peduli tentang kesejahteraan mereka.
keputusan karyawan untuk berhenti sering digerakkan oleh kejutan awal. Dengan demikian, organisasi dapat mengurangi
disfungsional turnover dengan melindungi karyawan dari guncangan semacam itu.
Bagaimana PHK Mempengaruhi Individu dan Organisasi?
PENGARUH PHK TERHADAP PHK: Pemutusan skala besar pekerjaan yang tidak berhubungan
ORGANISASI
organisasi melakukan pemecatan karyawan karena penurunan terhadap kinerja pekerjaan.
permintaan dan untuk bersaing dengan organisasi lainnya
dengan mengembangkan proses yang lebih efisien. Hal ini
disebut perampingan, yaitu mengurangi jumlah karyawan
secara permanen untuk mengurangi ukuran tenaga kerja
1.Undang-Undang Ketenagakerjaan No.13 Tahun 2003 BAB I Pasal 1 ayat (25), PHK artinya
yaitu sebagaimana dijelaskan berikut ini. Pemutusan hubungan kerja adalah pengakhiran
hubungan kerja karena suatu hal tertentu yang mengakibatkan berakhirnya hak dan kewajiban
antara pekerja/buruh dan pengusaha
2.pasal 61 Undang-Undang No. 13 tahun 2003 mengenai tenaga kerja, perjanjian kerja dapat
berakhir apabila:
• Pekerja meninggal dunia,
• Jangka waktu kontak kerja telah berakhir,
• Adanya putusan pengadilan atau penetapan lembaga penyelesaian perselisihan hubungan
industrial yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap, dan
• Adanya keadaan atau kejadian tertentu yang dicantumkan dalam perjanjian kerja, peraturan
perusahaan, atau perjanjian kerja bersama yang dapat menyebabkan berakhirnya hubungan
kerja.
analisis kasus
kasus tersebut melibatkan ratusan buruh yang melakukan demonstrasi di depan pabrik
setelah di-PHK sepihak oleh pihak perusahaan. Dalam konteks ini, dapat dilihat bahwa
pihak perusahaan mungkin tidak melakukan manajemen retensi dan pemisahan karyawan
yang efektif. perusahaan tidak memberikan upaya untuk mempertahankan karyawan yang
di-PHK, seperti memberikan kompensasi atau tawaran pengembangan karir. perusahaan
juga melakukan PHK secara sepihak tanpa memberikan kompensasi dan perlindungan
hukum yang memadai kepada karyawan. dapat disimpulkan bahwa perusahaan tidak
melakukan manajemen retensi dan pemisahan karyawan yang efektif. Hal ini menyebabkan
karyawan merasa tidak dihargai dan tidak dilindungi oleh perusahaan, yang akhirnya
mengakibatkan demonstrasi di depan pabrik. Oleh karena itu, perusahaan harus melakukan
manajemen retensi dan pemisahan karyawan yang lebih baik untuk mencegah kasus seperti
ini terjadi di masa depan.
Kesimpulan
Mengelola retensi dan pemisahan karyawan adalah proses penting dalam manajemen sumber daya manusia yang melibatkan
strategi untuk mempertahankan karyawan yang baik dan memutus hubungan kerja dengan karyawan yang tidak cocok
dengan perusahaan. Untuk mengelola retensi, perusahaan harus memastikan bahwa karyawan merasa dihargai, didukung,
dan memiliki kesempatan untuk berkembang. Sementara itu, untuk mengelola pemisahan karyawan, perusahaan harus
memastikan bahwa prosesnya dilakukan secara profesional dan adil, dengan mematuhi hukum dan prosedur yang berlaku
serta memberikan dukungan dan penghargaan bagi karyawan yang terkena dampak. Dengan mengelola retensi dan
pemisahan karyawan secara efektif, perusahaan dapat mempertahankan karyawan yang berkinerja baik dan membangun
reputasi sebagai tempat kerja yang baik di mata karyawan dan masyarakat umum.
Daftar Pustaka
Greg L. Stewart, Kenneth G. Brown - Human Resource Management _ Linking Strategy to
Practice , Second Edition -Wiley (2010)-282-321.en.id
https://www.detik.com/jatim/berita/d-6007760/di-phk-sepihak-ratusan-buruh-surabaya-gelar-demo-
di-depan-pabrik