Anda di halaman 1dari 11

PENGANTAR

WAWANCARA
WAWANCARA
 Metode pengumpulan data
 Melibatkan dua orang atau lebih: satu orang
pewawancara dan yang lain diwawancarai
 Mengungkap persepsi, sikap, penilaian seseorang
mengenai lingkungan atau dirinya sendiri
DEFINISI WAWANCARA
 Percakapan antara individu yang ingin memperoleh
informasi (pewawancara) untuk tujuan tertentu dengan
individu lain yang menjadi sumber informasi
(responden)
 Tujuan lain: memelihara hubungan yang baik namun
wawancara lebih fokus pada fungsi pencarian informasi
 Kata Conversation lebih dipilih daripada dyadic verbal
interaction: interaksi dalam wawancara melibatkan non
verbal, wawancara lebih sebagai bentuk percakapan dari
pada bentuk pertanyaan (pewawancara membuat
pernyataan untuk merangkum atau memberikan
stimulasi)
Kapan Menggunakan
Wawancara
 Responden buta huruf
 Responden terlalu muda untuk merespon alat

tes, atau responden terlalu sibuk untuk


mengerjakan angket
 Topik yang diukur bersifat pribadi, individual,

rahasia
Sebagai Pengumpul Data
 Wawancara dapat menggantikan alat ukur
psikologis
 Wawancara dapat menjadi alat pengumpul data
penunjang alat ukur psikologis
 Alat pengumpul data kuantitatif
 Alat pengumpul data kualitatif
Kekuatan Wawancara
 Merupakan metode terbaik untuk menilai keadaan
pribadi
 Tidak dibatasi tingkatan umur dan pendidikan
responden
 Metode utama atau pelengkap dalam penelitian sosial
 Menjadi kriterium bagi data yang diperoleh dengan
metode lain
 Dapat dilakukan bersama-sama observasi
(Hadi, 1992)
Kelemahan Wawancara
 Tidak efisien dari segi waktu, tenaga, biaya
 Informasi tergantung kesediaan, kemampuan,
kondisi momental responden
 Proses mudah mengalami gangguan
 Perlu penguasaan “bahasa yang sama”
 Perlu banyak pewawancara pada pendekatan
“sahabat karib”
(Hadi, 1992)
Kode Etik
 Ada persetujuan responden, dinyatakan dalam
informed consent
 Ada hak untuk dilindungi kerahasiaannya
(identitas responden)
 Perlindungan dari celaka fisik, emosi, dan lain-lain
 Hak untuk tahu apa yang akan digali (tidak semua
situasi memungkinkan)
 Kejujuran laporan (melaporkan seperti apa ada-
nya, tanpa dikotori oleh pendapat atau penilaian
pribadi)
(Fontana & Frey, 1994)
Ketrampilan Interviewer
 Menciptakan atmosfer yang hangat
Tujuan pertama interviewer adalah membuat responden
nyaman/santai. Responden yang menyukai dan
mempercayai interviewer akan lebih terbuka
dibandingkan jika merasa terintimidasi/tersinggung.
 Menjaga sikap yang menunjukkan ketertarikan
Intervewer perlu menunjukkan ketertarikan penuh
terhadap jawaban responden, bukan hanya sibuk
mencatat dan terkesan mekanistik.
Ketrampilan Interviewer
 Mengendalikan reaksi pribadi terhadap jawaban
responden
Interviewer tidak boleh bereaksi terhadap jawaban responden.
Interviewer perlu menyembunyikan reaksi terkejut, setuju
atau tidak setuju, serta tidak boleh memberikan penilaian.
 Menyusun sesi interview untuk memfasilitasi proses
rapport dan menciptakan urutan yang logis
Interview dimulai dengan topik yang sangat mendasar dan
netral, baru kemudian ke arah topik yang lebih spesifik dan
sensitif seiring dengan responden yang semakin rileks.
Ketrampilan Interviewer
 Sampaikan pertanyaan sesuai dengan rencana dan
dengan cara yang sama untuk semua responden
Bentuk pertanyaan perlu disusun dengan hati-hati agar
dipersepsikan sama oleh semua responden, menghindari
eror dalam pengukuran dan mempertahankan reliabilitas.
 Jangan mengarahkan responden ketika probing
Ketika probing (meminta klarifikasi atau penjelasan),
interviewer harus hati-hati untuk tidak mengarahkan
responden (membuat responden hanya mengucapkan
kembali kalimat yang berasal dari interviewer).

Anda mungkin juga menyukai