#9 Pengantar Wawancara
#9 Pengantar Wawancara
WAWANCARA
WAWANCARA
Metode pengumpulan data
Melibatkan dua orang atau lebih: satu orang
pewawancara dan yang lain diwawancarai
Mengungkap persepsi, sikap, penilaian seseorang
mengenai lingkungan atau dirinya sendiri
DEFINISI WAWANCARA
Percakapan antara individu yang ingin memperoleh
informasi (pewawancara) untuk tujuan tertentu dengan
individu lain yang menjadi sumber informasi
(responden)
Tujuan lain: memelihara hubungan yang baik namun
wawancara lebih fokus pada fungsi pencarian informasi
Kata Conversation lebih dipilih daripada dyadic verbal
interaction: interaksi dalam wawancara melibatkan non
verbal, wawancara lebih sebagai bentuk percakapan dari
pada bentuk pertanyaan (pewawancara membuat
pernyataan untuk merangkum atau memberikan
stimulasi)
Kapan Menggunakan
Wawancara
Responden buta huruf
Responden terlalu muda untuk merespon alat
rahasia
Sebagai Pengumpul Data
Wawancara dapat menggantikan alat ukur
psikologis
Wawancara dapat menjadi alat pengumpul data
penunjang alat ukur psikologis
Alat pengumpul data kuantitatif
Alat pengumpul data kualitatif
Kekuatan Wawancara
Merupakan metode terbaik untuk menilai keadaan
pribadi
Tidak dibatasi tingkatan umur dan pendidikan
responden
Metode utama atau pelengkap dalam penelitian sosial
Menjadi kriterium bagi data yang diperoleh dengan
metode lain
Dapat dilakukan bersama-sama observasi
(Hadi, 1992)
Kelemahan Wawancara
Tidak efisien dari segi waktu, tenaga, biaya
Informasi tergantung kesediaan, kemampuan,
kondisi momental responden
Proses mudah mengalami gangguan
Perlu penguasaan “bahasa yang sama”
Perlu banyak pewawancara pada pendekatan
“sahabat karib”
(Hadi, 1992)
Kode Etik
Ada persetujuan responden, dinyatakan dalam
informed consent
Ada hak untuk dilindungi kerahasiaannya
(identitas responden)
Perlindungan dari celaka fisik, emosi, dan lain-lain
Hak untuk tahu apa yang akan digali (tidak semua
situasi memungkinkan)
Kejujuran laporan (melaporkan seperti apa ada-
nya, tanpa dikotori oleh pendapat atau penilaian
pribadi)
(Fontana & Frey, 1994)
Ketrampilan Interviewer
Menciptakan atmosfer yang hangat
Tujuan pertama interviewer adalah membuat responden
nyaman/santai. Responden yang menyukai dan
mempercayai interviewer akan lebih terbuka
dibandingkan jika merasa terintimidasi/tersinggung.
Menjaga sikap yang menunjukkan ketertarikan
Intervewer perlu menunjukkan ketertarikan penuh
terhadap jawaban responden, bukan hanya sibuk
mencatat dan terkesan mekanistik.
Ketrampilan Interviewer
Mengendalikan reaksi pribadi terhadap jawaban
responden
Interviewer tidak boleh bereaksi terhadap jawaban responden.
Interviewer perlu menyembunyikan reaksi terkejut, setuju
atau tidak setuju, serta tidak boleh memberikan penilaian.
Menyusun sesi interview untuk memfasilitasi proses
rapport dan menciptakan urutan yang logis
Interview dimulai dengan topik yang sangat mendasar dan
netral, baru kemudian ke arah topik yang lebih spesifik dan
sensitif seiring dengan responden yang semakin rileks.
Ketrampilan Interviewer
Sampaikan pertanyaan sesuai dengan rencana dan
dengan cara yang sama untuk semua responden
Bentuk pertanyaan perlu disusun dengan hati-hati agar
dipersepsikan sama oleh semua responden, menghindari
eror dalam pengukuran dan mempertahankan reliabilitas.
Jangan mengarahkan responden ketika probing
Ketika probing (meminta klarifikasi atau penjelasan),
interviewer harus hati-hati untuk tidak mengarahkan
responden (membuat responden hanya mengucapkan
kembali kalimat yang berasal dari interviewer).