Anda di halaman 1dari 54

EPIDEMIOLOGI

KURANG VITAMIN A

Oleh:
TRI SISWATI
Sub Topik Pertemuan Ini
• Distribusi & determinan masalah defisiensi VIT A
• Penyebab defisiensi VIT A
• Dampak defisiensi VIT A
• Identifikasi masalah defisiensi VIT A
 mnrt tempat, waktu, & orang2 tertentu
• Cara-cara yg efektif utk menangani & mencegah
defisiensi VIT A
PROFIL MASALAH KVA 2000
10 Juta
(Sub-klinis)

66 Ribu
Bercak Bitot

Terancam Kebutaan
Hasil Kajian STUDI

• Balita KVA 

Meningkatkan Mortalitas dan Morbiditas

Mudah kena infeksi (diare, radang paru, pneumonia

Buta senja dan manifestasi yang lain


PENYEBAB KEMATIAN ANAK BALITA

Malaria
5%

ISPA Diare
19% 19%

Gizi kurang
54% Campak
7%
Lainnya
32%

Perinatal
18%
Sumber : WHO, 1998
KVA ???
Suatu keadaan dimana simpanan vitamin
A dalam tubuh berkurang.

GEJALA ???
 Pada tahap awal ditandai dengan gejala
rabun senja atau kurang dapat melihat
pada malam hari.
 Kulit kering bersisik
 Menurunnya kadar retinol serum dalam
darah (< 20 ug/dl)
 Tahap lanjut : paru-paru, usus, kulit, mata
PENYEBAB KVA ???

 Konsumsi vit A dlm makanan tidak mencukupi


kebutuhan tubuh dalam jangka lama

 Proses penyerapan makanan dlm tbh


terganggu karena infeksi cacing, diare,
rendahnya konsumsi lemak, protein dan Zn

 Adanya penyakit ISPA, campak dan diare


Kriteria Prev Xeropthalmi dan KVA sbg penentu
mslh kesh masy pada anak Balita (WHO, 1982)
Indikator Batas Prevalensi
Buta senja (XN) >1%

Bercak Bitot (XIB) > 0.5 %

Kelainan kornea aktif > 0.01 %


(X2,X3,X3B)
Parut Kornea (XS) > 0.05 %

Plasma Vit A >= 10 ug/dl >=5%

Vit A di hati > = 5 ug/dl >=5%


Peran dan Manfaat Vitamin A

 Mencegah kebutaan dan manifestsi KVA lain


 Menurunkan mortalitas dan morbiditas
 Pemeliharaan dan fs normal sistem
kekebalan dan jaringan epitel, deferensiasi
sel, integritas membran, penglihatan, respon
imunologis dan pertumbuhan
 Mencegah perkembangan sel kanker
 Growth factor
 Meningkatkan kandungan Vit A ASI
Sumber Vitamin A
Kebutuhan Vitamin A
(Widyakarya nasional Pangan Dan Gizi VIII, tahun 2004)

Gol Umur AKG (RE) AKG (SI)

Anak
0 – 6 bl 1237.5
7 – 36 bl 1320
4 – 6 th 1485
7 – 9 th 1650
Wanita
10 – 18 th 600 1980
19 – 65 + th 500 1650
Ibu Hamil 800 2640

Ibu Nifas/Menyusui 850 2805


Faktor Risiko
Faktor Kelompok
risiko
Diit/  Tidak mendapat ASI Eksklusif dan ASI sd 2 th
Kebiasaan Makan Tidak dapat MP ASI yang adekuat
 Kurang konsumsi sumber vit A
Sumber lemak rendah
Susu skim, tidak difortifikasi
Tidak dapat kapsul Vit A dan imunisasi
Golongan/ • Balita, post weaning
Kelompok Umur • Wanita Hamil
• Ibu Menyusui
• Anak usia muda
Individu/Penyakit • KEP, Anak BGM
penyerta • Infeksi (ISPA, diare, TBC, pneumonia, malari,
kecacingan,HIV/AIDS)
• Campak
• BBLR
Lanjutan :Faktor Risiko
Faktor Risiko Kelompok

Lokasi •Daerah kering pedesaan, sulit akses yankes,


Geografis tandus, rawan pangan
•Daerah dg produksi pangan marginal/ harga
pangan yg tinggi
•Keadaan darurat karena bencana alam, perang
dan kerusuhan
Sosial Ekonomi, •Daya beli rendah
budaya, yankes •Kurang pengetahuan
yg tidak •Pola dan cara makan tidak seimbang
mendukung
•Food Taboo
•Cakupan imunisasi dan distribusi kapsul Vit A
rendah, ngka kesakitan tinggi karena peny campak
dan diare
•Kurang tersedianya air bersih
•Sanitasi lingk yg buruk
Pencegahan dan
Penanggulangan Vitamin A

• Promosi Vitamin A

• Suplementasi

• Fortifikasi
Kegiatan Penanggulangan Vit A
Penanggulangan Kegiatan

Promosi Vitamin A 1. Advokasi


(Promosi peningkatakn kons sumber vit A alami,
pemanf lahan pekarangan, promosi kapsul Vit A,
promosi dan pemasaran kapsul Vit A)
2. Kemitraan
3. Orientasi petugas kesh dan kader
4. Mengembangkan dan mempersiapkan media
promosi
5. Pemberdayaan masyarakat
Suplementasi Target Pemberian :
1. Prevalensi KEP tinggi
2. Cakupan imunisasi rendah
3. Cakupan ASI eksklusif rendah
4. KLB campak, ISPA, Diare tinggi
5. Gakin, dan konsumsi sumber vita A rendah
Kegiatan Penanggulangan Vit A

Penanggulang Kegiatan
an
Lanjutan Sasaran :
SUPLEMENTASI a. Bayi  100000 SI
b. Balita  200000 SI
c. Bayi dan anak Balita sakit  dosis sesuai
umur
d. Ibu Nifas  200000 SI, 2 kali
e. Kejadian tertentu (KLB, Bencana alam)

FORTIFIKASI 1. Fortifikasi sukarela


2. Fortifikasi mandatory
Kelebihan dan Kekurangan Masing2 cara penanggulangan KVA

Cara Kelebihan Kekurangan

Penyuluhan Aman Proses mengubah perilaku


Konsumsi Makanan Mandiri lama dan tidak mudah
Kaya Vit A
Kapsul Vit A Efektif Menimbulkan
Praktis ketergantungan :
Murah/gratis -Masyarakat pada
pemerintah
Relatif mudah
-Pemerintah pada donor
Cepat

Fortifikasi Efektif Wahana yang tepat belum


Partisipasi masyarakat ditemukan
(tidak gratis)
Rekomendasi Suplementasi Vitamin A Dosis
Tinggi

Populasi Jumlah/Dosis Jadwal Pemberian

Bayi 6 – 12 bl 100.000 IU per oral tiap 3 – 6 bln


dg BB < 8 kg
Balita 200.000 IU per oral Tiap 3 – 6 bln

Ibu Nifas 400.000 IU,2 dosis @ 200.000 IU, Sgr setelah melahirkan
pemberian sedikitnya dg selang dan tidak lebih dari 6 mgg
waktu 1 hari dan atau 10.000 IU setelah melahirkan
setiap hari atau 25.000 SI setiap Selama 6 bulan pertama
minggunya setelah melahirkan
HASIL – HASIL PENELITIAN
Kekurangan Vitamin A dan Mortalitas

Helen Keller, 1992


Vitamin A dan Morbiditas

- Diare
- ISPA
- Campak
- Cacar
- Kebutaan/Xeropthalmi
- Pertumbuhan
Hubungan antara Infeksi pada
Anak dan KVA

Infeksi
Panas
Anoreksia Imunitas berubah
Butir darah merah Menurun integritas
epitel
Absorbsi
Utilisasi
Penyimpanan

Hipovit A

(Kjolhede dan Gadamski, 1989)


Vitamin A dan Diare
- Studi prospektif pada anak-anak di daerah pedesaan di Prop
Aceh mencatat adanya peningkatan risiko penyakit diare
pada anak yang menderita KVA tingkat awal.

- Dari data yang sama, ada peningkatan risiko terhadap


xeropthalmi stlh menderita diare

- Bangladesh  malnutrisi (BB/TB rendah) merupakan faktor


penentu lamanya diare, anak-anak dengan BB/TB rendah,
memp episod diare lebih lama

- Insidens diare tgt dari status gizi (antropometri)

- Matlab, Bangladesh  86 % kasus xeropthalmi ternyata


mempunyai riwayat diare atau disentri
Lanjutan Vitamin A dan Diare

- Bangladesh  anak umur 1 – 10 tahun yang dirawat di


rumah sakit karena diare dan menderita buta senja
cenderung lebih mudah menderita disentri (RR = 1.68)

- Bangladesh  diare adalah “protected”, yaitu bila


buang air besar 3 atau lebih dalam waktu > 14 hari, tyt
jg berkaitan dengan gejala klinis KVA tingkat dini, yaitu
XIA dan atau XIB.

- Survei kebutaan di Nepal, dilaporkan bahwa diare akan


diikuti dg Xeropthalmia, pa daerah dg proporsi kasus
diare yg tinggi

- Ethiopia  hubungan diare dg KVA


Vitamin A dan ISPA

- Percobaan binatang  keratinisasi pd larinx & trakhea

- Studi londitudinal di Indonesia  ada peningkatan risiko utk


penyakit saluran pernafasan pada anak dengan KVA tingkat dini
(XN dan X1B)

- Cebu, Philipina  xeropthalmi memp korelasi positif dg TB paru


dan batuk rejan

- Malawi  anak-anak dg xeropthalmi memp riwayat batuk dan


panas seminggu dibandingkan anak – anak tanpa xeropthalmi

- Etiophia  anak-anak dg xerophtlamia berat/berccak bitot memp


prevalensi peny sal pernafasan lebih tinggi
Lanjutan Vitamin A dan ISPA
- Studi pada anak2 di Australia yg KVA dan bayi2 AS yg lahir
prematur dg sindroma infeksi sal pernafasan.

- Kel Australia mula-mula diamati saat umur 1 – 4 th dg 3 bln


riwayat peny, yaitu lebih dari 15 hari batuk / 3 mcm episode
peny sal pernafasan

- Anak-anak dikelompokkan secara random


menjadi kelompok yang dapat Vit A dan kel
Placebo. Setelah 11 bulan, kelompok vit A
menunjukkan gejala episode ISPA 19 % lebih
rendah dibandingkan kelompok kontrol.
Vitamin A dan campak

Campak dan vitamin A berkaitan erat seperti yang


berikut :

- Serum vitamin A cepat menurun

- Respons kekebalan terhambat

- Potensi untuk menjadi buta sering terjadi

- Pemberian cepat vitamin A mengurangi kerusakan


mata dan meningkatkan kelangsungan hidup
Kebutaan setelah menderita campak
- Virus campak berkembang biak dalam kornea dan
conjunctiva, menyebabkan supresi imun pada mata,
mengacu invasi jamur dan bakteri pada mata ,
merusak kornea.

- Mata akan menjadi lebih rentan terhadap infeksi,


akibat terjadinya keratitis oleh virus dan terjadi
perubahan integritas epitel.

- Afrika  studi – studi yang menyatakan bahwa


komplikasi berat akibat campak, frekuensi kerato
conjunctivitis yang menyebabkan kebutaan

- KVA mrpk faktor penyerta, yg mgk menyebabkan


lemahnya conjunctiva shg menjadi lebih rentan thd
invasi microorganisme patogen, spt herpes simplex
dan infeksi virus lainnya.
Penurunan Kadar Retinol Darah
selama menderita Campak

Mekanisme :
- Berkurangnya intake makanan akibat anorexia selama
infeksi

- Penurunan absorbsi vitamin A dan Provit A karena


diare

- Meningkatnya kebutuhan dan penggunaan retinol utk


pemeliharaan dan perbaikan jaringan yang rusak

- Panas  menghambat mobilisasi retinol di hati


Kematian karena campak

Dampak Pemberian Vit A Pada Mortalitas Akibat Campak, Helen Keller, 1992
Kematian karena Campak
Gambar tsb menunjukkan peranan KVA pada kematian akibat
campak.
- Di Tanzania, anak yg masuk krn campak diberi 200.000 SI
vit A oral

- Karakteristik dasar identik dlm hal umur, berat penyakit


campak, status vit A secara umum

- 91 % anak dengan vit A < 0.56 cc mol/l dan dari yang


mendapat vit A, 7 % meninggal, sedangkan kontrol 12 %
meninggal.

- Perbedaan nyata terlihat pada kelompok umur < 2 tahun.

- Kesimp  Kematian krn campak dapat diturunkan


setengahnya karena pemberian Vit A
Ringkasan hasil studi

Negara/ Dosis/Periode Intervensi Hasil/Status Analisis


Kolaborator/
Ststus Saat Ini
Dosis Tinggi/
Suplementasi
Periodik
200K tiap 4 bulan Mortalitas : dampak nyata (P <
1.NEPAL,Sarlahi, kepada anak 6 - 72 0.05; RR = 0.0.7, CI 0.56 – 0.88);
Jhon bulan evaluasi 12 bulan kelompok perlakuan 11.5/1000;
Hopkins kemudian kel kontrol 16.4/11000
Univ, 1991
2. INDIA, 1989 8.3K tiap 4 bulan kepada Mortalitas ; dampak nyata (P,0.01;
anak-anak 4 – 59 bulan, RR = 0.46 ; CI = 0.30 – 0.71); kel
evaluasi 12 bulan perlakuan : 4.8/1000; kel kontrol
kemudian 10.4/1000
Penurunan mortalitas paling
nyata pada anak dibwah umur 3
tahun dan stunted,
Diare sbg gejala utama yg
Lanjutan ringkasan hasil
No Negara/Kolaborator/ Dosis/Periode Hasil/Status Analisis
Ststus Saat Ini Intervensi
3 Indonesia,Aceh,Joh 200K tiap 6 bln anak Mortalitas : dampak nyata pd anak-anak
n Hopkins Univ 12 – 71 bln, eval 12 bln diatas 12 bln (P<0.05;
kmdn RR = 0.7, CI = 0.44 – 0.97),
Kel perlakuan 4.9/1000,
kel kontrol 7.3/1000
Pertumbuhan : Dampak pd BB/U dan LL
hanya pd laki-laki umur 3 – 5 thn,tdk ada
dampak pertumbuhan linear
Xeropthalmia : dampak nyata pd insidens
pd anak umur > 12 bln (p<0.05)
4 Nepal, Project Jhon 50K sekali utk anak < Mortalitas : dampak nyata pd anak 1 – 59
Snow 6 bln, 100K sekali utk bln (P < 0.05).
anak 6 – 11 bln, 200K Tdk ada pengaruh yg jls pd anak < 6 bln
sekali utk anak 12 – 59 (RR 0.99), pengaruh yg plg jls adl pd bayi
bln 6 – 11 bln (RR = 0.51)
Angka mortalitas scr keseluruhan : kel
perlakuan 93.2/1000, kel kontrol
126.2/1000 (RR = 0.74)
Lanjutan ringkasan hasil

No Negara/Kolaborator/ Dosis/Periode Hasil/Status Analisis


Ststus Saat Ini Intervensi
B Dosis rendah/
Supl scr terus
menerus
5. Indonesia/Jhon Pemasaran MSG yg Mortalitas : dampak nyata pd kel fortifikasi
Hopkins, 1987 difortifikasimll jalur pd anak > 12 bln
pemasaran biasa di (P<0.05, OR = 1.45 CI : 1.19 – 1.76)
daerah terbatas, pada Status biokemis : kadar Hb, retinol serum
anak < 60 bulan, dan
dan ASI meningkat pd kel yg difortifikasi
dievaluasi 12 bln
kemudian Pertumbuhan : pertumbuhan linear
menjadi lebih baik (P < 0.02) hanya pada
anak umur 1.2 thn
Xeropthalmia : prevalensi pd kel perlakuan
berkurang dari 1.2 % menjadi 0.2 %.
Contoh studi

PENGARUH SUPLEMENTASI Fe FOLAT, Zn, DAN


VITAMIN A TERHADAP KESEGARAN JASMANI
ANAK SD KELAS IV-VI
YANG STUNTED DI KECAMATAN IMOGIRI BANTUL
LATAR BELAKANG

ANEMIA def. Fe anak Proses oksidasi u/


sekolah    menghasilkan ATP


Defisiensi Zn tinggi (?) 


konsumsi hewani   
KESEGARAN JASMANI

Vitamin A     mobilisasi
cadangan besi dalam tubuh Tk. Kesegaran
untuk sintesa Hb jasmani anak SD
: 72,8%
Stunted sedang~kurang
sekali
(< 90% / < -2 SD median baku
WHO-NCHS)
PERUMUSAN MASALAH

Apakah suplementasi Fe folat yang


ditambahkan vitamin A saja, Fe folat yang
ditambahkan Zn saja, dan Fe folat yang
ditambahkan vitamin A dan Zn dua kali
seminggu selama tiga bulan dapat
meningkatkan kesegaran jasmani anak
SD kelas IV – VI yang stunted ?
1 Ketahanan kardiorespirasi
A. Berkaitan dengan 2 Kekuatan otot
kesehatan 3 Komposisi tubuh
4 Fleksibilitas

Kesegaran
Jasmani
1 Ketangkasan
B. Berkaitan dengan 2 Keseimbangan
ketrampilan 3 Koordinasi
4 Kecepatan
5 Tenaga Ledak
6 Waktu Reaksi

 Kemampuan oksidasi otot menghasilkan ATP meningkat


 Pertumbuhan tulang & otot meningkat
1 Genetik
2 Umur
3 Jenis Kelamin
4 Kegiatan Fisik  Kadar Hb, myoglobin, cytochrome dan flavoprotein
5 Kebiasaan merokok meningkat
6 Suhu tubuh  Sintesa RNA (protein) meningkat
7 Status kesehatan
8 Status gizi Ketersediaan Fe, Zn, dan vit A di tingkat selluler
meningkat

Tingkat asupan zat gizi : (Fe, Zn, Vit A)


1Diet
2Suplemen
Konsumsi zat gizi
dari makanan

Suplementasi :
Fe - folat
Ketersediaan Fe, Zn,
Fe - folat + Zn
dan vit A di tingkat
Fe - folat + vit A
selluler meningkat
Fe - folat + vit A + Zn

Kebiasaan aktivitas fisik KESEGARAN


(permainan, OR, pekerjaan JASMANI
rumah)

Umur
Jenis Kelamin
METODE PENELITIAN

Jenis dan Desain Penelitian


Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental dengan rancangan
Randomized Controlled Trial
Alokasi perlakuan : triple blinded secara acak

Fe folat Fe folat + Zn
( plasebo positif/ Kelompok I ) ( Kelompok II )

Fe folat + Vitamin A Fe folat + Zn + Vitamin A


( Kelompok III ) ( Kelompok IV )
Subyek penelitian
anak SD kelas 4-6 yg stunted. Kriteria inklusi : tidak mpy
penyakit berat atau kronik, malnutrisi berat tidak diikutkan
Intervensi
Suplementasi Fe folat, vitamin A, dan Zn dg dosis :
-20 mg Fe glukonat + 0,1 mg asam folat
-20 mg Zn sulfat
-5000 SI vitamin A
Jumlah sampel
40 orang per kelompok, shg jumlah total 160 orang
Lokasi penelitian
SD di desa IDT di wilayah kerja Puskesmas Imogiri II (SDN
Tegalarum, SDN Lanteng, SDN Nawungan, SD Muh
Karangtengah)
Waktu penelitian
Suplementasi diberikan 2 kali seminggu selama 3 bulan
(12 minggu)
Variabel penelitian

Variabel bebas utama :


Suplementasi Fe folat; suplementasi Fe folat +
Zn; suplementasi Fe folat + vitamin A;
suplementasi Fe folat + Zn + vitamin A.
Variabel terikat :
Kesegaran jasmani
Variabel bebas lainnya :
Asupan zat gizi, kegiatan fisik di luar jam olah
raga di sekolah, kadar Hb, feritin, retinol dan Zn
plasma.
Penentuan Subyek Penelitian

Populasi studi
(n = 296)

Layak dan Tidak layak


bersedia(n=162) TB/U  - 2 SD
(n=134)

Randomisasi

A (n=40) B (n=41) C (n=40) D (n=41)

DO=1 DO=3 DO=1

N=39 N= 38 N=39

Asupan Zat Gizi; Kadar Hb; Feritin,Retinol, Zn plasma; Aktivitas


Fisik di luar Jam Pelajaran Olah Raga, Kesegaran Jasmani
Tingkat Kepatuhan
Mengkonsumsi Suplemen

Rata2 =
98,83%
F=0,29
P= 0,83
Efek Samping Suplementasi

Nafsu makan meningkat  klp Fe


folat (73,7%)
X2 = 9,98 ; p = 0,019

Mual-mual  klp Fe folat+vit A+Zn


(28,2%)
X2 = 7,92 ; p = 0,048

Pusing-pusing  klp Fe folat+vit A+Zn


(20,5%)
X2 = 0,95 ; p = 0,814
Pengaruh suplementasi terhadap asupan zat gizi

1. Asupan energi rata2 meningkat 46,62 kal (2,21% AKG) dan berbeda bermakna
(p<0,05)
2. Asupan protein rata2 meningkat 6,58 g (13,32% AKG) tetapi tidak berbeda
bermakna (p>0,05)
3. Asupan vit A rata2 meningkat 84,10 RE (16,7% AKG) tetapi tidak berbeda
bermakna (p>0,05)
4. Asupan vit C rata2 meningkat 9,2 g (19,63% AKG) tetapi tidak berbeda bermakna
(p>0,05)
5. Asupan Zn rata2 meningkat 1,16 mg (7,29% AKG) tetapi tidak berbeda bermakna
(p>0,05)
6. Asupan Fe rata2 meningkat 3,03 mg (12,4% AKG) dan berbeda bermakna
(p<0,05)
Pengaruh suplementasi terhadap kadar Hb, feritin,
retinol, dan Zn plasma

1. Kadar Hb rata2 meningkat 1,85 g/dL dan berbeda bermakna


(p<0,05)
2. Kadar feritin plasma rata2 meningkat 5,95 g/L dan berbeda
bermakna (p>0,05)
3. Kadar retinol plasma rata2 meningkat 0,22 mol/L tetapi tidak
berbeda bermakna (p>0,05)
4. Kadar Zn plasma rata2 meningkat 184,19 g/dL tetapi tidak
berbeda bermakna (p>0,05)
Rata-rata Nilai T Total
Hasil Pengukuran I, II, III

Pengukuran I
F =0,63 ;
p =0,598
Pengukuran II
F =0,57 ;
p =0,638
Pengukuran III
F =0,97;
p =0,410
Kenaikan Rata-rata Nilai T Total

Selisih
Pengukuran II-I
F =0,587 ;
p =0,625
Selisih
Pengukuran III-I
F =0,404 ;
p =0,751
Pengaruh Suplementasi Terhadap
Perubahan Nilai Total T
hasil analisis regresi linier berganda dengan mempertimbangkan jenis kelamin, kadar Hb ,
dan aktivitas bermain di rumah

Anda mungkin juga menyukai