Anda di halaman 1dari 10

VITAMIN K

Indah Purwaningsih, M.Farm, Apt


4. VITAMIN K
 Vitamin K disebut juga vitamin koagulasi. Huruf “K” diambil dari kata
Jerman “koagulation.” Koagulasi mengacu pada proses
pembentukan bekuan darah.
 Vitamin K mula-mula ditemukan sebagai senyawa yang dapat
mencegah terjadinya perdarahan yang parah pada ayam yaitu
mendorong terjadinya penggumpalan darah secara normal.
 Vitamin K larut dalam lemak dan tahan panas, tetapi mudah rusak
oleh radiasi, asam dan alkali.
 Vitamin K terdiri dari beberapa senyawa, misalnya vitamin K1
(phylloquinone) yang diperoleh dari rumput laut alfafa, vitamin K2
(menaquinone) yang dapat disintesis oleh bakteri yang terdapat
dalam organ pencernaan dan vitamin K3 (menadione) yang
merupakan vitamin buatan untuk membantu seseorang yang
memiliki masalah dengan organ pencernaan dalam menyerap
makanan.
2
Struktur Vitamin K

3
Sumber Vitamin K
 Sumber vitamin K untuk tubuh kita sangat mudah
diperoleh karena dalam sistem pencernaan di tubuh kita
sudah ada bakteri yang dapat melakukan
pembentukan/sintesis vitamin K yang sebagian diserap
dan disimpan dalam hati.
 Sumber terbesar dari vitamin K (vitamin K1 atau
phylloquinone) berasal dari tumbuh-tumbuhan. Sayur-
sayuran hijau, seperti kangkung dan lobak, memiliki
kandungan vitamin K1 yang berlimpah. Selain itu sejumlah
besar makanan seperti brokoli, taoge, bayam, katuk,
selada dan kembang kol juga mengandung vitamin K.

4
Fungsi Vitamin K
 Koagulasi (pembekuan darah)
Darah memerlukan berbagai faktor untuk membentuk bekuan
sebagai mekanisme menghentikan pendarahan ketika terjadi luka,
memar, dan cedera lainnya. Tanpa vitamin K, luka tidak akan
berhenti mengeluarkan darah sehingga dapat membahayakan
jiwa.
 Osteoporosis
Tubuh perlu Vitamin K untuk membantu tulang mengikat kalsium.
Kalsium penting untuk menjamin kesehatan dan kekuatan tulang.
Dalam jangka panjang, kekurangan vitamin K dapat menyebabkan
osteoporosis, atau tulang yang rapuh dan mudah patah.
 Vitamin K, khususnya K1, dapat mengurangi risiko resistensi insulin
sehingga membantu melawan diabetes melitus.
5
Dosis Vitamin K
 Menurut standar RDA (Recommended Dietary
Allowance), kebutuhan vitamin K seseorang tergantung
dari berat badannya. Untuk dewasa, setidaknya
membutuhkan 1 mikrogram setiap hari per kg berat
badan.

6
Defisiensi Vitamin K
 Jika vitamin K tidak terdapat dalam tubuh, darah tidak dapat
membeku. Hal ini dapat menyebabkan pendarahan atau hemoragik.
 Kekurangan vitamin K bisa terjadi pada bayi karena sistem
pencernaan mereka masih steril dan tidak mengandung bakteri yang
dapat mensintesis vitamin K, air susu ibu mengandung hanya
sejumlah kecil vitamin K.
 Pada dewasa, kekurangan dapat terjadi karena minimnya konsumsi
sayuran atau mengonsumsi antibiotik terlalu lama. Antibiotik dapat
membunuh bakteri menguntungkan dalam usus yang memproduksi
vitamin K.
 Kekurangan vitamin K juga bisa terjadi pada orang yang memiliki
masalah penyerapan lemak. Hal ini terkait dengan sifat vitamin K
yang larut dalam lemak. Terkadang kekurangan vitamin K juga
disebabkan oleh penyakit liver atau masalah pencernaan.
7
Kelebihan Vitamin K
 Kelebihan vitamin K hanya bisa terjadi bila vitamin K
diberikan secara berlebihan dalam bentuk sintetik
menadion. Adapun gejala kelebihan vitamin K adalah
hemolisis sel darah merah, sakit kuning, dan kerusakan
pada otak.

8
Identifikasi Vitamin K
 Organoleptis : serbuk hablur, kuning cerah, bau khas lemah.
 Oleh pengaruh cahaya menjadi coklat muda.
 Titik lebur : 105 - 107°C.
 Praktis tidak larut dalam air, agak sukar larut dalam CHCl3,
alkohol, larut dalam benzena.
 Reaksi :
 50 mg zat + 2,4 dinitrofenilhidrasin  merah.
 50 mg zat + 5 ml air + 75 mg Na bisulfit, panaskan diatas
waterbath sampai larutan tidak berwarna, encerkan dengan
50 ml air. Ambil 2 ml + 2 ml NH4OH pk dan alkohol sama
banyak, kocok + 3 tts etil siano asetat  biru tua keunguan
yang dengan penambahan 1 ml NaOH 30%  hijau,
kemudian kuning.
9
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai