Semhas
Semhas
Oleh.
Askar (18 0301 0046)
Pembimbing :
Dr. Hj. Andi Sukmawati Assaad, S.Ag.,M.Pd
Menurut Komnas perlindungan Anak (KPAI), siswa perempuan yang putus sekolah banyak diakibatkan oleh
pernikahan dini dengan alasan ekonomi atau akibat kecelakaan. Faktor pergaulan bebas serta melakukan hubungan
seksual diluar pernikahan menjadi salah satu penyebab hamil diluar nikah dan pada akhirnya akan berdampak
pernikahan dini dan memaksan anak tersebut putus sekolah.
Latar Belakang
Pemerintah saat ini melaksanakan program wajib belajar 12 tahun berdasarkan
inpres RI no.7 tahun 2014 yang diharap bisa mencegah pernikahan dini pada anak serta
mencegah putus sekolah dengan alasan pernikahan. Oleh karena itu diperlukan upaya
dari pemerintah memalui Dinas Pendidikan untuk mengatasi permasalah tersebut dengan
membuat kebijakan, meningkatkan fasilitas pendidikan serta bantuan pendidikan agar
kasus tersebut dapat teratasi.
Dinas Pendidikan merupakan salah satu lembaga pemerintahan yang secara tidak
langsung ikut serta dalam pencegahan pernikahan dini, sebab pernikahan dini
merupakan salah satu faktor penyebab putus sekolah, akibatnya mereka yang
melakukan pernikahan dini tidak bisa melanjutkan pendidikannya atau putus sekolah.
Latar Belakang
Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, peneliti tertarik untuk meneliti dan
membahas lebih lanjut mengenai
“Upaya Dinas Pendidikan Kabupaten Luwu Dalam Meminimalisir Putus
Sekolah Akibat Pernikahan Dini”
BAB 1
Rumusan Masalah
Fenomena putus sekolah akibat Upaya meminimalisir putus Kendala dalam meminimalisir
pernikahan dini sekolah putus sekolah
Analisis penelitian
Hasil penelitian
Metode Penelitian
Pendekatan dan Jenis Penelitian
Wawancara
Dokumentasi
Hasil Penelitian
1. Fenomena Putus Sekolah Akibat Pernikahan Dini di Kabupaten Luwu
Fenomena putus sekolah akibat pernikahan dini pada tingkat SMP di Kabupaten Luwu
masih cukup tinggi hal ini didasari dari data temuan peneliti dimana angka putus sekolah
dan pernikahan dini di Kabupaten Luwu sebagai berikut :
Data Data
Jumlah Anak Putus Sekolah tingkat SMP Dispensasi Kawin
Jumlah Anak Putus Sekolah Usia
Tahun Tahun
L P Jumlah 14thn 15thn 16thn 17thn 18thn Jumlah
2018 101 125 226 2019 2 8 6 18 17 51
2019 85 77 162 2020 3 6 12 23 13 57
2020 315 202 517 2021 2 8 11 22 18 61
2021 102 93 195 Jumlah 7 22 29 63 48 169
Hasil Penelitian
Kedua data tersebut memberikan gambaran bahwa kasus putus sekolah akibat pernikahan dini
pada bangku SMP masih banyak terjadi dimana terdapat anak yang masih berusia 14 sampai 15
tahun yang duduk di bangku sekolah harus putus sekolah akibat pernikahan dini. Selain itu
terdapat laporan dari pihak sekolah bahwa terdapat siswa yang melangsungkan pernikahan dini
tanpa diketahui oleh pihak sekolah. Sedangkan itu di masyarakat masih banyak melangsungkan
pernikahan dini tanpa melalui melalui KUA serta Pengadilan Agama untuk memperoleh
dispensasi kawin.
Hasil Penelitian
2. Upaya Dinas Pendidikan Kabupaten Luwu Dalam Meminimalisir Putus Sekolah Akibat
Pernikahan Dini
Dalam hal ini salah satu upaya Dinas Pendidikan Kabupaten Luwu dalam meminimalisir
putus sekolah akibat pernikahan dini adalah dengan melakukan pengawasan serta arahan
kepada para tenaga pendidik untuk mengawasi dan memberi arahan kepada peserta didik agar
tidak terjerumus kedalam pergaulan bebas yang dapat memicu terjadinya pernikahan dini. Serta
memberikan pengawasan penggunaan telepon seluler oleh peserta didik dengan membatasi
penggunaan telepon seluler di lingkungan sekolah karena penggunaan telepon seluler
merupakan salah satu faktor penyebab terjadinya pernikahan dini yang disebabkan oleh
banyaknya peserta didik yang menyalagunakan penggunaan telepon seluler untuk hal-hal yang
dapat merusak masa depan mereka.
Hasil Penelitian
3. Kendala Dinas Pendidikan Kabupaten Luwu Dalam Meminimalisir Putus Sekolah Akibat
Pernikahan Dini
Salah satu kendala Dinas Pendidikan Kabupaten Luwu dalam meminimalisir anak
putus sekolah akibat pernikahan dini adalah terbatasnya wilayah pengawasan dimana Dinas
Pendidikan hanya melakukan pengawasan di lingkungan sekolah saja sebagaimana dalam
Permendikbud No.82 Tahun 2015 tentang Pencegahan dan Penanggulanan Tindak
Kekerasan di Lingkungan Satuan Pendidikan yang menjelaskan bahwa Guru atau Kepala
Sekolah memangku tanggung jawab besar ketika anak didik berada di lingkungan sekolah.
Terbatasnya wilayah pengawasan kerap dimamfaatkan oleh para peserta didik dimana
mereka dapat melakukan hal-hal atau kegiatan yang bertentangan dengan aturan sekolah
ketika berada di luar lingkungan sekolah
Hasil Penelitian
Kurangnya Pengawasan Orang Tua
Kurangnya pengawasan dari pihak orang tua terhadap anaknya terlebih dalam
penggunaan telepon seluler yang dapat membuat pengaruh buruk serta dapat
menjerumuskan ke hal-hal yang menyimpang di masyarakat. Padahal peran orang tua
sangat penting dalam dalam melakukan pengawasan terhadap anaknya agar tidak meniru
perilaku buruk yang ada di telepon seluler. Dalam UU No. 35 Tahun 2014 tentang
Perlindungan Anak, orang memiliki kewajiban dan tanggung jawab dalam mengasuh,
memelihara, mendidik, serta melindungi anaknya dan mencegah terjadinya pernikahan
dini.
Kesimpulan
Fenomena putus sekolah akibat pernikahan dini di Kabupaten Luwu pada tingkat SMP masih
1 cukup tinnggi dimana terdapat 29 orang yang melakukan pernikahan dini yang masih berusia
14 sampai 15 tahun, ditambah laporan dari pihak sekolah serta masih banyak masyarakat yang
melangsungkan pernikahan dini tanpa melalui KUA dan Pengadilan Agama
Upaya Dinas Pendidikan dalam meminimalisir putus sekolah akibat pernikahan dini adalah
2 dengan melakukan pengawasan dan arahan kepada perta didik serta melakukan pengawasan
penggunaan telepon seluler mereka
Kendala Dinas Pendidikan dalam meminimalisir putus sekolah akibat pernikahan dini
3 adalah terbatasnya wilayah pengawasan yang hanya berada di lingkungan sekolah serta
kurangnya pengawasan dari orang tua peserta didik
Terima Kasih