Anda di halaman 1dari 18

UNIVERSITAS MITRA INDONESIA

ASUHAN KEPERAWATAN
ANAK DENGAN DENGUE HEMORAGI
FEVER (DHF)

Kelompok 4
Suci Tri Lestari (225140084P)
Narda Riki (225140181P)
Emilia Septianti U.P. (225140079P)
Dheajeng Novia Pratiwi (225140096P)
Asih Trilestari (225140077P)
Kadek Wardani (225140098P)
Definisi
DHF (Dengue Hemoragi Fever) adalah penyakit demam akut
yang di sebabkan oleh virus dengue serta memenuhi kriteria
WHO untuk DBD yang di tularkan nyamuk aedes aegepty lewat
air liur gigitan saat menghisap darah manusia serta Demam
yang akut, selama 2 hingga 7 hari, dengan 2 atau lebih
Etiologi
Empat virus dengue yang berbeda diketahui menyebabkan
demam berdarah. Demam berdarah terjadi ketika seseorang
digigit oleh nyamuk yang terinfeksi virus. Nyamuk Aedes aegypti
adalah spesies utama yang menyebar penyakit ini. Ada lebih dari
100 juta kasus baru demam berdarah setiap tahun di seluruh
dunia. Sejumlah kecil ini berkembang menjadi demam berdarah.
Kebanyakan infeksi di Amerika Serikat yang dibawa dari negara
lain. Faktor risiko untuk demam berdarah termasuk memiliki
antibodi terhadap virus demam berdarah dari infeksi
sebelumnya (Vyas, et al, 2014).
Patofisiologi
Virus Dengue yang dibawa oleh nyamuk Aedes Aegypti masuk ke tubuh
manusia, infeksi yang pertama kali dapat meberikan gejala sebagai demam
dengue. Apabila orang itu dapat infeksi berulang oleh infeksi virus Dengue
yang berlainan maka akan menimbulkan reaksi yang berbeda, terutama
konsistensi Retikoloindotel dan kulit secara Hemogen, tubuh akan membentuk
kompleksvirus antibodi dalam sirkulasi darah sehingga akan mengaktivasi sitem
komplemen yang berakibat dilepaskannya Anapilaktoksin sehingga
permeabilitas dinding pembuluh darah meningkat.
Manifestasi Klinis

1. Demam. 6. Nyeri kepala


2. Perdarahan. 7. Nyeri otot dan sendi
3. Anoreksia 8. Trombositopenia (< 100.000/ mm3 )
4. Mual muntah 9. Hepatomegali.
5. Nyeri perut kanan atas 10. Renjatan (Syok).
atau seluruh bagian perut
Klasifikasi
a. Derajat I
Demam disertai gejala tidak khas, hanya terdapat manifestasi
perdarahan (uji tourniquiet positif)
b. Derajat II
Seperti derajat I disertai perdaarahan spontan di kulit dan
perdarhan lain.
c. Derajat III
Ditemukan kegagalan sirkulasi darah dgn adanya nadi cepat
dan lemah, tekanan darah meurun (kurang dari 20 mmHg)
atau hipotensi disrtai kulit yang dingin dan lembab, gelisah
d. Derajat IV
Renjatan berat dengan nadi tak terba dan tekanan darah yang
tidak dapat diukur.
1. Darah lengkap : hemokonsentrasi

Pemeriksaan (hematokrit meningkat 20% atau


lebih) trombositopeni

Diagnostik (100.00/mm3 atau kurang).


2. Serotogi : uji HI (Hemaaglutination
Inhibition test).
3. Rontgen thorax : effusi pleura.
a. Gagal ginjal.
b. Efusi pleura.
Komplikasi
c. Hepatomegali.
d. Gagal jantung
1. Biodata klien
2. Keluhan Utama
3. Riwayat Penyakit Sekarang
4. Riwayat Penyakit Dahulu

Pengkajian 5. Riwayat penyakit keluarga


6. Riwayat Imunisasi
7. Riwayat Status Gizi
8. Kondisi Lingkungan
9. Pola Kebiasaan
10. Pemeriksaan Fisik
1. Hipovolemia berhubungan dengan peningkatan permeabilitas
kapiler ditandai dengan mukosa bibir kering.
2. Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi virus dengue
ditandai dengan suhu tubuh diatas nilai normal
3. Defisit Nutrisi berhubungan dengan psikologis (keengganan untuk
Diagnosa
makan) makanan ditandai dengan berat badan menurun. Keperawatan
4. Resiko Perdarahan berhubungan dengan gangguaan koagulasi
(penurunan trombosit) ditandai dengan trombositopenia
5. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik ditandai
dengan mengeluh Lelah
No Diagnosa keperawatan Tujuan dan kriteria hasil Intervensi

1 Hipovolemia
berhubungan dengan Manajemen hipovolemia
Setelah dilakukan tindakan
peningkatan Observasi :
permeabilitas kapiler
ditandai dengan mukosa keperawatan 1 x 24 jam Periksa tanda dan gejala
bibir kering.
diharapkan hipovolemia terpenuhi. hipovolemik (tekanan darah
menurun, membrane mukosa
Kriteria Hasil :
kering, hematocrit meningkat)
Status Cairan - Monitor intake dan output cairan
Terapeutik :
 Turgor kulit

Intervensi
- Hitung kebutuhan cairan
 Perasaan lemah - Berikan posisi modified

trendelenburg

Keperawatan
 Keluhan haus
- Berikan asupan cairan oral

 Tekanan darah Edukasi :

- Anjurkan memperbanyak asupan


 Intake cairan membaik cairan oral

- Anjurkan menghindari perubahan


 Suhu tubuh
posisi mendadak

Kolaborasi :

- Kolaborasi pemberian cairan IV


No Diagnosa keperawatan Tujuan dan kriteria hasil Intervensi

2 Hipertermi Manajemen Hipertermia Observasi :


berhubungan dengan Setelah dilakukan tindakan
proses infeksi virus - Identifikasi penyebab hipertemia ( mis.
dengue ditandai Dehidrasi, terpapar lingkungan panas,
dengan suhu tubuh keperawatan 1 x 24 jam
diatas nilai normal penggunaan incubator )
diharapkan -Monitor suhu tubuh
-Monitor kadar elektrolit
hipertermi membaik. -Monitor haluan urine
-Monitor komplikasi akibat hipertermia
Kriteria Hasil :
Terapeutik :
 Termoregulasi - Sediakan lingkungan yang dingin
- Longgarkan atau lepaskan pakaian

Intervensi
 Menggigil -Basahi dan kipasi permukaan tubuh
-Berikan cairan oral
 Kulit merah

Keperawatan
- Ganti linen setiap hari atau lebih sering jika
 Kejang mengalami hyperhidrosis
( keringat berlebihan)
 Pucat - Lakukan pendinginan eksternal (mis. Seliput
hipotermia atau kompres dingin di dahi, leher,
 Suhu tubuh
dada, abdomen, aksila )
 Tekanan darah - Hindari pemberian antipiretik atau aspirin
- Berikan oksigen jika perlu
Edukasi :
- Anjurkan tiring baring
Kolaborasi :
- Kolaborasi pemberian cairan
elektrolit intravena, jika perlu
No Diagnosa keperawatan Tujuan dan kriteria hasil Intervensi

3 Defisit Nutrisi
berhubungan dengan Setelah dilakuan tindakan Manajemen nutrisi
psikologis (keengganan
untuk makan) makanan keperawatan 1 x 24 jam diharapkan Observasi :
ditandai dengan berat
badan menurun. - Identifikasi status nutrisi
ketidakseimbangan nutrisi kurang
- Identifikasi alergi dan intoleransi
dari kebutuhan tubuh terpenuhi.
makanan
Kriteria Hasil :
- Identifikasi makanan yang disukai
Status Nutrisi
- Identifikasi kebutuhan kalori dan

 Porsi makanan yang dihabiskan jenis nutrient

sedang

 Frekuensi makan
- Identifikasi perlunya penggunaan

selang nasogastric
Intervensi
 Nafsu makan cukup membaik
- Monitor asupan makanan

- Monitor berat badan


Keperawatan
 Mermban mukosa sedang - Monitor hasil pemeriksaan

laboratorium

Terapeutik :

- Lakukan oral hygiene, jika perlu

- Fasilitasi menentukan pedoman

diet ( mis. Piramida makanan)


No Diagnosa keperawatan Tujuan dan kriteria hasil Intervensi

4
Pencegahan Perdarahan
Resiko Perdarahan Setelah dilakukan tindakan
Observasi :
berhubungan dengan keperawatan 1 x 24 jam diharapkan
- Monitor tanda dan gejala perdarahan
gangguaan koagulasi tingkat perdarahan - Monitor nilai hematocrit / hemoglobin sebelum dan

(penurunan trombosit) menurun .Kriteria Hasil : sesudah

kehilangan darah
ditandai dengan Tingkat Perdarahan
- Monitor tanda dan gejala ortostatik
trombositopenia  Kelembapan membran mukosa - Monitor koagulasi ( mis. Prothrombin time (PT),

   Suhu tubuh meningkat Partial

Intervensi
thromboplastin time (PTT), fibrinogen, deradasi
 Hematokrit membaik
fibrin

Keperawatan
dan/atau platelet )

Terapeutik :

- Pertahankan bedrest selama perdarahan

- Batasi tindakan invasive, jika perlu

- Gunakan kasur pencegah decubitus

- Hindari pengukuran suhu rekta

Kolaborasi :

- Kolaborasi pemberian obat pengontrol perdarahan,

jika perlu

- Kolaborasi pemberian produk darah, jika perlu

- Kolaborasi pemberian pelunak tinja

 
No Diagnosa Tujuan dan kriteria hasil Intervensi
keperawatan
5 Manajemen energi Observasi :
Intoleransi aktivitas Setelah dilakukan tindakan
- Identifikasi gangguan fungsi tubuh yang
berhubungan dengan keperawatan 1 x 24 jam diharapkan mengakibatkan kelelahan
- Monitor kelelahan fisik dan emosional
kelemahan fisik intoleransi aktivitas meningkat.
- Monitor pola dan jam tidur
ditandai dengan Kriteria Hasil - Monitor lokasi dan ketidaknyamanan selama
melakukan aktivitas
mengeluh Lelah Toleransi aktivitas
Terapeutik :
   Frekuensi nadi - Sediakan lingkungan nyaman dan rendah stimulus
(mis. Cahaya, suara, kunjungan )
 Kemudahan dalam melakukan

Intervensi
- Lakukan latihan rentang gerak pasif atau aktif

aktivitas sehari-hari - Berikan aktivitas distraksi yang menenangkan


- Fasilitasi duduk di sisi tempat tidur, jika tidak

Keperawatan
dapat berpindah atau berjalan
Edukasi :
- Anjurkan tirah baring
- Anjurkan melakukan aktivitas secara bertahap
- Anjurkan menghubungi perawat jika tanda dan
gejala kelelahan tidak berkurang
- Ajarkan strategi koping untuk mengurangi
kelelahan
Kolaborasi :
- Kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara
meningkatkan asupan makanan
Implementasi
Keperawatan
Implementasi keperawatan merupakan serangkaian
tindakan yang dilakukan oleh perawat maupun
tenaga medis lain untuk membantu pasien dalam
proses penyembuhan dan perawatan serta masalah
kesehatan yang dihadapi pasien yang sebelumnya
disusun dalam rencana keperawatan.
Evaluasi
Keperawatan
1. Evaluasi formatif, Evaluasi ini disebut juga evaluasi
berjalan dimana evaluasi dilakukan sampai dengan
tujuan tercapai
2. Evaluasi somatif merupakan evaluasi akhir dimana
dalam metode evaluasi ini menggunakan SOAP
THA N K
YOU

Anda mungkin juga menyukai