Anda di halaman 1dari 56

IRIGASI DAN BANGUNAN AIR 1

PENGELOLAAN DAN PEMELIHARAAN SISTEM


IRIGASI DAN DRAINASI
Pengamanan Jaringan Irigasi
• Jaringan irigasi (bangunan sadap, bangunan
ukur, bangunan bagi, saluran dan lain-lain)
perlu diamankan agar fungsi dan kondisinya
dapat terjaga
• Kondisi yang baik belum tentu fungsinya baik,
demikian juga sebaliknya
• Untuk menjaga jaringan irigasi tersebut, maka
perlu dilakukan usaha-usaha pengamanan,
yang tidak saja dilakukan oleh petugas
pemerintah namun juga oleh petani pemakai
air
Hal-hal yang harus dihindarkan
berkaitan dengan jaringan irigasi
• Untuk dapat melakukan pengamanan yang memadai,
karena secara teknis akan berpengaruh terhadap
kemampuan jaringan untuk secara efisien
menyalurkan air ke petak sawah
• Apabila masyarakat tani dengan secara dialogis
sepakat bahwa hal tersebut tidak perlu dilarang
dengan segala resiko yang ada, maka dapat
dibenarkan
• Apabila hal-hal yang seharusnya dapat dihindari tapi
masih dilakukan oleh beberapa petani, akan
mengakibatkan permasalahan yang berbuntut
perselisihan, baik antar anggota P3A (Perkumpulan
Petani Pemakai Air) atau antar P3A dengan organisasi
lain
Hal-hal Yang Harus Dihindarkan

• Membuat pintu air tak


berfungsi, a.l:
– merusak pintu air
– membuka lebar-lebar
– mengganjal pintu agar
memperoleh air lebih
banyak
– mengambil daun pintu
air untuk kepentingan
lain
Hal-hal Yang Harus Dihindarkan

• Membuat pintu air tak


berfungsi, a.l:
– merusak pintu air
– membuka lebar-lebar
– mengganjal pintu agar
memperoleh air lebih
banyak
– mengambil daun pintu
air untuk kepentingan
lain
Hal-hal Yang Harus Dihindarkan

• Pengambilan komponen
bangunan, a.l:
– pencabutan atau
perusakan papan duga air
– pengambilan besi/pisau
(pelimpah) pada bangunan
Cipoletti/Thompson
– pengambilan kawat
bronjong
– pengambilan daun pintu
Hal-hal Yang Harus Dihindarkan

• Permasalahan ternak, a.l:


– penggembalaan ternak di
tanggul saluran ataupun di
tanah dan pekarangan
yang termasuk bagian dari
bangunan irigasi
– memandikan ternak di
tempat yang tidak
diperuntukkan untuk
memandikan ternak
Hal-hal Yang Harus Dihindarkan

• Pengambilan air secara liar:


– mengambil air dengan cara
memasang pipa di bawah tanggul
saluran
– mengambil air dari petak tersier
lain tanpa ijin
– memompa air dari saluran
menuju ke sawah
– membangun bangunan sadap
tanpa ijin untuk mendapatkan air
– memasang slang untuk
mendapat air
Hal-hal Yang Harus Dihindarkan

• Perusakan bangunan
irigasi, a.l:
– merusak dan merendahkan
bangunan sadap untuk
memperoleh air lebih
banyak
Hal-hal Yang Harus Dihindarkan

• Merubah jadual giliran,


a.l:
– penggunaan air yang
menyimpang dari jadual
giliran yang telah
ditetapkan bersama
– mengambil air untuk di
luar areal baku irigasi
Hal-hal Yang Harus Dihindarkan

• Penggunaan jaringan tidak


semestinya, a.l:
– menggali, melubangi,
menggogosi, dan
mengangkut tanah di
sekitar jaringan irigasi
– menanami tanggul saluran,
tebing, atau dasar saluran
tanpa ijin
– membabat tanaman yang
ditanam oleh petugas
Hal-hal Yang Harus Dihindarkan

• Menghambat jalannya air


di saluran, a.l:
– merendam bambu, kayu
untuk kepentingan rumah
tangga
Hal-hal Yang Harus Dihindarkan

• Membuang sampah,
a.l:
– di bangunan irigasi
– di saluran irigasi
– membuang batang
pisang
– limbah industri
– limbah rumah tangga
Beberapa hal yang menjadi penyebab
terjadinya pelanggaran
• petani tidak patuh dan tidak sabar menunggu
giliran air
• operasi tidak tepat sehingga ada petani yang
tidak mendapat jatah air
• petani di bagian hulu mengambil air
berlebihan
• pasokan air kelompok tersebut memang
kurang
Beberapa cara penyelesaian permasalahan

• Dengan cara bertingkat dan kekeluargaan  dalam suasana


kekeluargaan diselesaikan dengan tingkat paling bawah
terlebih dahulu, bila terpaksa tidak dapat diselesaikan maka
dibawa ke tingkat lebih tinggi dengan menggunakan ketua
kelompok baik formal maupun informal sebagai penengah
• Pemberian peringatan/hukuman  pemberian peringatan
dan penyuluhan secara mendidik; bila berkali-kali tetap
melakukan pelanggaran maka perlu diberi hukuman yang
bobotnya bertingkat sesuai dengan kesepakatan bersama.
Hukuman sebaiknya berupa bukan uang, namun semacam
kerja bakti
Beberapa cara penyelesaian permasalahan
• Memasang papan
peringatan:
– memasang portal agar tidak
dilewati kendaraan yang dapat
merusak tanggul saluran
– memasang papan lainnya yang
dianggap perlu
– papan peringatan dipasang di
banyak lokasi dan mudah
dilihat/dibaca
– dilakukan pemantauan oleh
seluruh anggota petani
Pemeliharaan Jaringan Irigasi
• Jaringan irigasi dapat cepat rusak karena adanya hujan/air, panas/matahari,
hewan/manusia, tanaman liar, atau karena rancangan dan konstruksi kurang baik
• Sinar matahari yang panas akan mengakibatkan keretakan yang memudahkan badan
saluran terkikis
• Hujan lebat akan menekan dan memukul badan bangunan sehingga mudah tererosi
• Air yang mengalir deras akan mengikis badan saluran sehingga proses penggerusan
dan erosi akan terjadi sangat mudah
• Keberadaan hewan di bangunan irigasi akan dapat merusak fasilitas jaringan irigasi
apabila tidak ditangani secara baik
• Bagian dari tanaman liar (daun, batang, akar) akan mengganggu kelancaran
pengaliran air
• Ukuran, letak, spefisikasi, dan kualitas bangunan yang tidak tepat akan berpengaruh
negatif terhadap pemeliharaan jaringan
• Perbuatan manusia yang seringkali sadar dan memahami tentang pembagian air,
akan berpengaruh terhadap fungsi jaringan irigasi
Tanda-tanda pemeliharaan jaringan
yang kurang baik

• kondisi penampungan air


buruk
• banyak endapan lumpur
• banyak terjadi longsoran
• banyak tumbuhan liar
• banyak sampah sehingga
air tidak lancar
Akibat jaringan irigasi tidak dipelihara

• air tidak lancar, jumlahnya


tidak sesuai rencana
sehingga panen dan
pendapatan petani akan
turun
• terjadinya pengambilan air
secara liar
• pengikisan oleh air
semakin parah, sehingga
butuh biaya dan waktu
perbaikan yang tinggi
Tujuan pemeliharaan jaringan irigasi

• agar pembagian air dapat


adil, merata, dan tepat
waktu
• sistem pembagian air dapat
dikendalikan
• biaya perawatan dan
perbaikan menjadi rendah
• kondisi dan fungsi jaringan
dapat dipertahankan dan
ditingkatkan
Ciri-ciri jaringan irigasi yang terpelihara

• keadaan bangunan baik,


tidak ada retak atau rusak
• tanggul berdiri dengan
kokoh dan padat
• saluran dalam keadaan
bersih, tidak ada sampah
dan tanaman liar
• pengaliran lancar sehingga
air sampai di ujung saluran
3 (tiga) kelompok tugas-tugas pemeliharaan

• pemeliharaan rutin yang harus


dilaksanakan setiap hari atau setiap
minggu
• pemeliharaan berkala yang
dilaksanakan sekali atau dua kali
setiap tahun
• pemeliharaan dalam keadaan darurat
atau mendesak yang dilakukan bila
dipandang perlu
Perencanaan kegiatan
pemeliharaan jaringan irigasi
• membuat rencana yang
realistis
• memperhitungkan
kemampuan swadaya petani
• sumber dana lainnya harus
jelas
• pembagian tugas dan
tanggung jawab kepada
anggota P3A
• menyelesaikan permasalahan
yang timbul
Pemeliharaan rutin  dapat dilaksanakan oleh
petani sendiri dalam bentuk gotong royong

• membersihkan saluran dan


bangunan dari tanaman liar
• membersihkan saluran dan
bangunan dari endapan lumpur
• membersihkan saluran dan
bangunan dari sampah dan
kotoran lainnya
• membersihkan minyak pelumas
pada bagian yang bergerak
• menutup bocoran yang ada
Pemeliharaan berkala
• Biasanya dilaksanakan secara
periodik pada saat menjelang musim
tanam
• Kegiatan ini dilakukan secara
bersama-sama antara petani
pemakai air, pengurus P3A, serta
petugas pemerintah yang terkait
dengannya
Pemeliharaan berkala

• pengerukan lumpur
sehingga saluran/ bangunan
dapat berfungsi normal
• perbaikan celah/retakan
serta meninggikan tanggul
• perbaikan pintu air dan
lining
• pengecatan pintu air
• perbaikan kecil pada
jaringan irigasi
Pemeliharaan darurat
• Kegiatan ini dilaksanakan bila terjadi
bencana alam dan harus dilaksanakan
dalam waktu yang cepat agar fungsi
jaringan irigasi dapat dikembalikan
• Tergantung pada tingkat kerusakannya,
maka pelaksana kegiatan pemeliharaan
ini bisa petani, pengurus P3A, atau
petugas pemerintah
Pemeliharaan darurat

• perbaikan tanggul yang


putus akibat banjir
• perbaikan konstruksi
bangunan yang rusak
• pencegahan terjadinya
pengrusakan
Tindakan yang perlu dicegah
• mencegah perusakan bendung
oleh manusia atau hewan
• pencegahan memandikan
ternak di jaringan
• pencegahan pencarian ikan
dengan cara membongkar
batu
• pencegahan pembuangan
sampah
• pencegahan penyadapan liar
Permasalahan dalam pemeliharaan
jaringan

• terkadang terdapat petani


yang enggan bergotong
royong
• terkadang tidak ada
kesepakatan diantara
petani dalam hal
pemeliharaan
• ada sebagian petani yang
kurang rasa memiliki
terhadap jaringan irigasi
Faktor keberhasilan pelaksanaan
gotong royong

• ajakan gotong royong


oleh orang yang
berpengaruh di
masyarakat
• uraikan tugas dan
tanggung jawab yang jelas
• komunikasi dengan
anggota tentang kegiatan
pemeliharaan
Tugas 9
Pemeliharaan dan Pengelolaan
Sistem Jaringan Irigasi dan Drainase
• Pelajari dan diskusikan dalam kelompok: pemeliharaan
dan pengelolaan sistem jaringan irigasi dan drainase.
Kemudian ungkapkan secara skematik dalam kalimat
sendiri.
• Rencanakan sistem pemeliharaan dan pengelolaan
dari desain daerah irigas anda
• Tugas secara kelompok dikirim ke
email:nisansonmy@gmail.com. Secara pribadi masing-
masing ditulis tangan dalam buku yang terbendel rapi.
Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A)
• Sejarah Perkembangan P3A (Perkumpulan Petani Pemakai Air)
• Pada umumnya organisasi ini sudah ada sejak air irigasi mulai menjadi
bagian dari kehidupan pertanian
• Dahulu organisasi P3A ini terkait dengan pemerintahan desa sebagai
pusat pengaturan kemasyarakatan di desa, meskipun ada yang berdiri
sendiri seperti subak di Bali
• Dalam perkembangannya, organisasi ini sudah sejak lama ada secara
tradisional dan mengakar dalam masyarakat, karena dibentuk sendiri
oleh petani berdasarkan kebutuhannya
• Pada jaman Orde Baru, pemerintah menganjurkan dibentuk organisasi
P3A secara formal yang memuat AD dan ART yang dibuat oleh
pemerintah sebagai pijakan kegiatannya
• Atas dasar ini setiap desa yang mempunyai areal irigasi dianjurkan
dibentuk P3A, dengan proses pembentukan yang dilakukan agak dengan
paksaan (keharusan), dan berorientasi target jumlah dan waktu serta
belum tentu menjadi kebutuhan masyarakat
Perkembangan P3A
• Karena proses pembentukan yang sulit, maka banyak P3A yang kurang dapat
berkembang atau bahkan tinggal papan nama
• Belajar dari pengalaman tersebut, maka cara-cara tersebut harus ditinggalkan.
Proses pembentukan harus dikembalikan pada inisiatif masyarakat dengan
nama dan dasar/aturan sesuai dengan norma dan nilai yang berkembang di
daerah masing-masing, misalnya Mitra Cai (Jawa Barat), HIPPA (Jawa Timur),
Dharma Tirta (Jawa Tengah), KP2A (Kelompok Petani Pengelola Air, sumatera)
dan lain-lain.
• Pada jaman Reformasi ini, pemerintah menetapkan kebijakan yang berkaitan
dengan pengelolaan irigasi dalam Inpres No.3 1999: Tentang Pembaharuan
Kebijaksanaan Pengelolaan Irigasi
• Dalam Inpres ini dikatakan bahwa pemberdayaan masyarakat petani pengelola
air ditekankan pada pengembangan kelembagaan (organisasi) Perkumpulan
Petani Pemakai Air (P3A) yang otonom, mandiri, mengakar di masyarakat
sesuai dengan situasi sosial, budaya dan berwawasan lingkungan
• Pemerintah mendorong dan memberikan kemudahan kepada petani
membentuk unit usaha ekonomi yang berbadan hukum
• Seandainya badan hukum belum menjadi kebutuhan masyarakat, organisasi
tersebut tidak boleh dipaksakan oleh siapapun
BEBERAPA PENGERTIAN

• Orang atau lembaga manapun (seperti Pemdes, LSM dan


siapapun) tidak boleh campur tangan, dalam arti
mengatur atau mencampuri urusan P3A
• Orang luar hanya boleh mendampingi dan memberi saran
baik diminta maupun tidak. Saran ini boleh diterima
ataupun ditolak oleh organisasi tersebut sesuai dengan
keputusan rapat pengurus P3A
• Organisasi P3A tidak tergantung orang luar, secara
perlahan, organisasi ini berusaha untuk membiayai dirinya
sendiri sesuai dengan kemampuan para anggotanya.
Organisasi ini boleh menerima bantuan, akan tetapi tidak
boleh menggantungkan diri dari bantuan
Pengertian organisasi yang mengakar di
masyarakat
• Organisasi yang dibentuk oleh petani berdasarkan
kebutuhan petani dan bukan keinginan atau kebutuhan
pemerintah atau pegawai pemerintah
• Kalau petani telah membentuk organisasi sendiri seperti
Subak di Bali, masyarakat tidak perlu membentuk P3A
sebagai organisasi yang baru
• Setiap perkumpulan yang intinya adalah mengatur tentang
bagaimana setiap orang mendapatkan air adalah bentuk P3A
• Ada kemungkinan di beberapa desa hal ini masih menjadi
satu dengan kelompok tani atau menjadi satu dengan
pemerintah desa, maka hal ini perlu dipikirkan kembali
menjadi bentuk organisasi yang mandiri (jika bergabungnya
pengurusan air oleh pemdes adalah bermasalah)
Pengertian organisasi yang berwawasan
lingkungan
• Organisasi yang memelihara pengetahuandan teknologi
lokal yaitu pengetahuan yang sejak dulu kala diterima oleh
masyarakat dari nenek moyang mereka. Misalnya,
masyarakat memupuk tanamannya dengan pupuk
kandang
• Meskipun ada pengetahuan lokal, masyarakat tidak anti
terhadap pengetahuan dari luar sehingga menambah
wawasan mereka asal cocok untuk kepentignan dan
kebutuhan petani itu sendiri
• Organisasi yang menjaga lingkungan fisik, sosial, budaya
politik dan ekonomi
– Fisik: ancaman dari kerusakan tanah, jaringan irigasi serta tanaman
– Sosial dan budaya: memudarnya solidaritas (gotong royong) untuk
kepentingan bersama
– Politik: tidak berfungsinya organisasi P3A untuk menyalurkan aspirasi
para petani dari ancaman orang luar yang merugikan petani
– Ekonomi: persaingan yang tidak sehat antar petani dalam usaha,
seperti merugikan kawan-kawan lain.
TUJUAN ORGANISASI P3A
• Menampung masalah dan aspirasi petani yang berhubungan dengan air untuk
tanaman dan bercocok tanam
• Sebagai wadah bertemunya petani untuk saling bertukar pikiran, curah
pendapat serta membuat keputusan-keputusan guna memecahkan
permasalahan yang dihadapi petani, baik yang dapat dipecahkan sendiri oleh
petani maupun yang memerlukan bantuan dari luar
• Memberikan pelayanan kebutuhan petani terutama dalam memenuhi
kebutuhan air irigasi untuk usaha pertanian
• Dalam perkembangannya P3A diharapkan dapat menjadi suatu unit usaha
mandiri yang mampu menyediakan sarana produksi pertanian (saprotan)
maupun dalam pemasarannya
• Menjadi wakil petani dalam melakukan tawar menawar dengan pihak luar
(pemerintah, LSM atau lembaga lain) yang berhubungan dengan kepentingan
petani
STRUKTUR ORGANISASI P3A

Sangat Sederhana

ULU – ULU

Pembantu Pembantu Pembantu


Ulu - ulu Ulu - ulu Ulu - ulu

Bentuk sangat sederhana ini merupakan institusi keirigasian yang pernah


berkembang dimana ulu-ulu adalah perangkat desa. Sistem penggajiannya
dapat berupa tanah kas desa (bengkok) atau diberi gaji/honor dari hasil
panen masyarakat
Sederhana

KETUA

SEKRETARIS BENDAHARA

BLOK BLOK BLOK BLOK


(ANGGOTA) (ANGGOTA) (ANGGOTA) (ANGGOTA)

Bentuk ini merupakan pengembangan dari bentuk yang sangat


sederhana ketika organisasi P3A dituntut mandiri dan terpisah
dengan pemerintah desa
Semi kompleks

KETUA / BADAN
WAKIL KETUA PEMERIKSA

SEKRETARIS BENDAHARA

KETUA BLOK KETUA BLOK KETUA BLOK KETUA BLOK

ANGGOTA / PETANI
Kompleks

KETUA / BADAN
WAKIL KETUA PEMERIKSA

SEKRETARIS BENDAHARA

SEKSI SAPRODI PELAKSANA TEKNIS SEKSI USAHA


(ULU – ULU)

KETUA BLOK KETUA BLOK KETUA BLOK KETUA BLOK

ANGGOTA / PETANI
Tugas 10
Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A)
• Pelajari dan diskusikan dalam kelompok apa itu P3A,
tujuan, peran dan manfaatnya. Kemudian ungkapkan
secara skematik dalam kalimat sendiri.
• Rencanakan sistem kelembagaan dari daerah irigasi
yang telah anda rancang.
• Tugas secara kelompok dikirim ke email:
nisansonmy@gmail.com. Secara pribadi masing-
masing ditulis tangan dalam buku yang terbendel rapi.
Tugas 11
Tugas Komprehensif
• Tujuan dari tugas komprehensif: perencanaan lengkap sistem
jaringan irigasi dan drainase ini adalah memberi kesempatan
kepada mahasiswa/i untuk mengembangkan dan
mengaplikasikan pengetahuan teori tentang irigasi dan bangunan
air yang didapat dalam perkuliahan irigasi/bangunan air 1.
• Tujuan-tujuan utama setelah penugasan ini yaitu agar
mahasiswa/i dapat membuat:
– Suatu rencana sistem jaringan irigasi dan drainase dari suatu
daerah irigasi kecil, lengkap dengan kebutuhan air irigasi,
dimensi saluran irigasi/drainasi untuk pertanian di lahan
kering dan lahan basah
– Suatu konsep sederhana pengelolaan dan operasional sistem
irigasi untuk pertanian di lahan kering dan basah
• Buatlah perencanaan sistem jaringan irigasi dan drainase untuk
suatu daerah yang akan dikembangkan menjadi penghasil padi
pada musim hujan dan jagung/kacang-kacangan pada musim
kemarau
• Perencanaan sistem jaringan irigasi dan drainase meliputi:
– Tata letak jaringan irigasi dan drainase (saluran irigasi dan
drainase termasuk bangunan-bangunan yang diperlukan)
– Petak-petak tersier dengan batas-batasnya dan lokasi
pengambilan air irigasi serta pembuangan air drainase.
– Potongan memanjang dari saluran primer dan salah satu
saluran sekunder dengan dilengkapi ketinggian air yang
dibutuhkan, dimensi saluran dan potongan melintang untuk
beberapa tempat penting.
– Contoh perhitungan dimensi saluran yang ada..
– Konsep pengelolaan dan operasional sistem irigasi
Data dan kriteria yang diberikan
• Peta kontur dari lokasi proyek.
• Jaringan sistem irigasi dan drainase terpisah dan air mengalir
secara gravitasi.
• Air untuk memenuhi kebutuhan irigasi diambilkan dari sungai
yang ada di dekat lokasi proyek tersebut sebesar 1.5 l/det/ha.
• Jarak petak sawah dan desa di mana petani tinggal tidak lebih
dari 3 km.
• Debit sungai cukup untuk memenuhi kebutuhan air irigasi.
• Pemberian air irigasi dengan dasar mingguan dan efisiensi untuk
seluruh sistem saluran irigasi: E = 0.70.
• Data untuk saluran drainase: modulus drainase: Dm = 20 mm/hari
Tata Letak Jaringan Irigasi dan Drainase

• Tiga hal penting yang perlu dalam perencanaan sistem


jaringan irigasi dan drainase:
– kelayakan sistem jaringan secara teknis,
– kelayakan sistem jaringan secara ekonomis, dan
– kelayakan sistem jaringan dari segi sosial dan dampaknya
terhadap lingkungan.
Alinyemen Horisontal dari
Saluran-saluran
• Untuk mendapatkan sistem yang baik, adalah penting dalam
menempatkan saluran irigasi utama yaitu di bagian yang
tinggi/punggung dan saluran drainase/pembuang pada bagian
yang rendah/cekungan

MC

S
D

S
D
• Alinyemen akan lebih ekonomis bila level air
adalah serendah mungkin untuk saluran
irigasi/pembawa dan setinggi mungkin untuk
saluran drainase/pembuang
Alinyemen Vertikal dari
Saluran-saluran
• Level air pada saluran pembawa harus cukup tinggi untuk
mengairi lokasi yang tertinggi dan pada saluran pembuang harus
cukup rendah untuk membuang air pada lokasi yang terendah.
• Biaya pemeliharaan sistem serendah mungkin.
• Keseimbangan antara „cut“ dan „fill“ agar cukup ekonomis, tetapi
perlu dihindari perencanaan saluran pembawa pada daerah „fill“
karena sulit untuk konstruksi dimana akan menyebabkan
kesulitan kebocoran air.
• Saluran irigasi/pembawa digambar dari kiri ke kanan dengan
kilometer nol dari poin „intake“ atau pengambilan dan saluran
drainase/pembuang digambar dari kanan ke kiri dengan kilometer
nol dari titik „outfall“ atau pembuang akhir
Petak-petak Tersier
• Bentuk dan luas petak tersier sebaiknya mengikuti
batasan-batasan tertentu agar operasi jaringan irigasi
menjadi tidak sulit. Pengalaman menunjukkan bahwa
bentuk yang baik adalah mendekati empat persegi
panjang dengan perbandingan panjang dan lebarnya
antara 1 – 1½.
• Luas petak yang dianjurkan pada keadaan normal
adalah:
– pada tanah datar: 200 – 300 ha
– pada tanah agak miring: 100- 200 ha
– pada tanah perbukitan: 50 – 100 ha
Beberapa saran yang dianjurkan dalam kriteria desain
petak tersier
• Luas petak tersier sedapat mungkin diseragamkan
• Pemberian air untuk suatu petak tersier harus melalui satu
tempat; dapat diatur dan diukur dengan baik
• Batas-batas petak tersier harus jelas dan tegas, diusahakan
menggunakan batas-batas yang semula sudah ada, misalnya:
parit alam, jalan desa, jalan raya, jalan kereta api dll.
• Semua bidang sawah dalam petak tersier itu harus dapat
menerima air dari tempat pemberian air
• Petak tersier diharapkan merupakan satu kesatuan yang dimiliki
satu desa saja
• Air kelebihan yang tidak berguna harus dapat dibuang dengan
baik melalui saluran pembuang yang terpisah dengan saluran
pemberi
Susun:
• Peta wilayah studi  desa? Kelurahan? Kecamatan?
Kabupaten?
• Tata guna lahan eksisting  lahan kosong/tidur yang akan
direncanakan, mana pemukiman? Mana akses jalan umum
• Data sekunder: hujan (minimal 10 tahun)
• Hasil diskusi rencana pengembangan jenis agrobisnis 
draft rencana daerah pertanian lahan kering dan lahan
basah
• Analisis ketersediaan-kebutuhan-neraca air
• Rencana jaringan irigasi/dranase dan bangunan irigasi
Juni 2015
• Gambar rencana sistem jaringan irigasi dan
drainase
• Bendel Laporan Perencanaan Daerah Irigasi
• Ujian Akhir Semester
Bagaimana lahan ini menjadi lahan produktif yang
mendukung ketahanan pangan?
Selamat bekerja!
Tuhan memberkati!

Anda mungkin juga menyukai