Gangguan Kejiwaan Post Partum

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 30

Asuhan Nifas

“Kelainan Psikiatri Pascapersalinan”

Dr. Rivai Baharuddin, SpOG


Pendahuluan
 Secara umum sebagian besar wanita mengalami gangguan mood paska melahirkan.
 Bentuk gangguan postpartum yang umum adalah mudah frustasi serta emosional, mudah
marah, dan depresi.
 Gangguan mood selama periode postpartum merupakan salah satu gangguan yang paling
sering terjadi pada wanita baik primipara maupun multipara.
 Menurut DSM-V (Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders, Fifth Edition),
gangguan pascasalin diklasifikasikan dalam gangguan mood dan onset gejala adalah
dalam 4 minggu pascapersalinan.
Pendahuluan ..
 Sebagian perempuan menganggap bahwa masa–masa setelah melahirkan adalah masa–
masa sulit yang akan menyebabkan mereka mengalami tekanan secara emosional.
 Gangguan–gangguan psikologis yang muncul akan mengurangi kebahagiaan yang
dirasakan, dan sedikit banyak mempengaruhi hubungan anak dan ibu dikemudian hari.
 Hal ini bisa muncul dalam durasi yang sangat singkat atau berupa serangan yang sangat
berat selama berbulan–bulan atau bertahun – tahun lamanya.
Ada 3 tipe gangguan mood pascasalin, diantaranya adalah
1. Baby blues syndromes/ Postpartum blues/ Maternity blues
2. Postpartum depression
3. Postpartum psychosis
FAKTOR BERPERAN DALAM TIMBULNYA
GANGGUAN JIWA

SOSIO-
BIOLO KULTUR
GIS AL

PSIKOLOGIS

Yager J. Comp.Textbook of Psy. Vol. I.Clinical manif of psy disord .2000: 795
Faktor Biologis
 Neuroanatomi
 Neurophysiologi
 Faktor prenatal dan perinatal :
 Hormonal
 Infeksi

 Toksik
 Metabolik
 Genetik (gangguan bipolar, dsb)

Yager J. Comp.Textbook of Psy. Vol. I.Clinical manif of psy disord .2000: 795
Sosiokultural
 Status sosioekonomi
 Stabilitas keluarga
 Model pengasuhan
 Problem dalam kelompok/group :
 Involving prejude
 Fasilitas keseh. inadequate
 Pendidikan
 Welfare
 Tempat tinggal : perkotaan - desa
 Ras dan nilai keagamaan
 Values

Yager J. Comp.Textbook of Psy. Vol. I.Clinical manif of psy disord .2000: 795
Psikologi
s
 Sejak lahir individu membawa karateristik temperamen
tersendiri
 Karakteristik temperamen  dengan mental emosional
individu (utama masa kanak)
 Temperamen mempengaruhi individu berespon terhadap :
 stimulus internal dan eksternal
 kemampuan adaptasi
 persistensi perilaku
 kualitas suasana perasaan, dll

Yager J. Comp.Textbook of Psy. Vol. I.Clinical manif of psy disord .2000: 795
Baby Blues Syndrome (BBS)
PENDAHULUAN
 Baby blues syndrome/Maternity blues/Postpartum blues
 Gangguan emosi ringan umumnya 14 hari ( 2 minggu)
paska melahirkan
 Blues : perasaan tertekan
 Epidemiologi : 15 – 85% post partum
 Faktor yang dianggap berperan terdiri atas internal dan
eksternal
 Tatalaksana dilakukan secara holistik.
Baby Blues Syndrome (BBS)..
Baby blues (Cunningham) : gangguan suasana perasaan
yang berlangsung selama sekitar 3 – 6 hari postpartum.
Sindroma berupa gangguan suasana perasaan yang ringan.
Tampak dalam minggu pertama postpartum, ditandai
dengan : disforik/depresi/penurunan suasana perasaan,
irritabel, mood yang berubah-ubah, menangis, ansietas,
menyalahkan diri sendiri, gangguan tidur dan gangguan
dalam keinginan makan.
Savage (1875) menuliskannya sebagai keadaan disforik
ringan dikenal sebagai “milk fever”
Baby Blues Syndrome (BBS)..
ETIOLOGI
 Internal : faktor hormonal dan neurotransmiter
 Eksternal : perubahan lingkungan
 Baby blues syndrome terjadi pada 50-80% ibu baru
 Lebih dari 50% terjadi pada ibu yang depresi pada kelahiran
sebelumnya
 Angka kejadian pada ibu yang sebelum hamil, depresi /gejala
ketidakseimbangan suasana perasaan prementruasi sebelum hamil
Gejala Klinis Baby Blues Syndrome (BBS)
1. Self esteem menurun
2. Sulit beristirahat dengan tenang/tidur lama
3. Irritable dan tidak sabar
4. Merasa tidak bertenaga
5. Suasana perasaan menurun, disertai menangis tanpa sebab yang kuat
6. Tidak tertarik dengan bayi/terlalu khawatir dengan bayinya, serta
terlalu memperhatikan bayinya
7. Perubahan berat badan (meningkat/menurun)
8. Khawatir akan menyakiti diri sendiri/bayinya
9. Ansietas dan guilty feeling
Diagnosis Baby Blues Syndrome (BBS)
• Diagnosis ditegakkan berdasarkan sign dan symptoms yang ada
• Dibantu dengan pemeriksaan hormonal, seperti hormon tiroid
• Menggunakan instrumen seperti Edinburgh Postnatal
Depression Scale (EPDS) mengukur intensitas perubahan
perasaan depresi sekitar 1 minggu postpartum.
• EDPS digunakan 1 minggu pertama postpartum dan dapat
diulangi pada minggu ke 2 (bila ada keraguan dalam pengisian).
Tatalaksana Baby Blues Syndrome (BBS)
Pada Ibu
• Tidak ada pengobatan khusus, namun perlu dukungan dan
reassurance.
• Penataan kembali kegiatan rutin sehari-hari
• Memberikan informasi/edukasi tentang proses kehamilan dan
persalinan termasuk penyulit-penyulit yang mungkin ada dan
tatacara mengatasinya
• Mengedukasi tatacara saat gelisah, istirahat saat bayi tidur,
olahraga ringan, menginduksi ibu untuk ikhlas dan tulus dalam
peran sebagai ibu, komunikasi dengan ibu-ibu baru, dan
komunikasikan ansietasnya.
• Acceptance atas perubahan peran sebagai ibu

Pada Caregivers
• Berikan support/dukungan dalam pengasuhan bayi
15
Depresi Post Partum (DPP)
PENDAHULUAN
• Postpartum depression/depresi postpartum adalah depresi yang bervariasi
dari hari ke hari dengan menunjukkan kelelahan, mudah marah, gangguan
nafsu makan, dan kehilangan libido.
• Tingkat keparahan depresi postpartum bervariasi.
• Keadaan yang paling ringan yaitu saat ibu mengalami “kesedihan sementara”
yang berlangsung sangat cepat pada masa awal postpartum, ini disebut
dengan the blues atau maternity blues.
• Gangguan postpartum yang paling berat  psikosis postpartum atau
melankolia.
• Diantara 2 keadaan ekstrem tersebut terdapat keadaan yang relatif
mempunyai tingkat keparahan sedang yang disebut neurosa depresi atau
depresi postpartum
16
Depresi Post Partum (DPP)
EPIDEMIOLOGI
• Depresi postpartum (DPP) merupakan gangguan mood, yang
mempengaruhi 10 - 15 % ibu baru & dapat memiliki dampak buruk
pada ibu dan perkembangan bayinya.
• Sekitar 15-20% dari ibu dengan postpartum blues, berkembang
kearah lebih berat (sekitar >6 x lipat menjadi gangguan depresi).
• Konsekuensi psikososial dari DPP lebih berat dari BBS.
• Wanita primipara memiliki risiko tinggi untuk DPP bahkan hingga
perlu rawat inap psikiatri (sekitar 10-19 hari postpartum.) 
• Satu dari 25 wanita dgn DPP masih melaporkan gejala depresi
setelah 6 bulan. 
• Individu dgn DPP lebih mungkin untuk mengalami episode lain dari
depresi dalam lima tahun ke depan. 
17
Depresi Post Partum (DPP)
EPIDEMIOLOGI
• Depresi postpartum terjadi dalam 10-15% wanita pada populasi
umum.
• Depresi postpartum paling sering terjadi dalam 3-6 bulan pertama
setelah melahirkan, tetapi dapat terjadi kapan pun pada tahun pertama.
• Depresi postpartum tidak berbeda dari depresi yang dapat terjadi
setiap saat lainnya dalam kehidupan wanita.
• Masa pasca-melahirkan adalah waktu yang paling rentan bagi wanita
untuk mengembangkan gangguan kejiwaan.
• Wanita yang menderita 1 episode depresi mayor setelah melahirkan
memiliki risiko kekambuhan sekitar 25%.
18
Depresi Post Partum (DPP)..
ETIOLOGI

1. Etiologi utama terjadinya gangguan pasca melahirkan


adalah adanya ketidakseimbangan hormonal ibu, yang
merupakan efek samping kehamilan dan persalinan.
2. Faktor lain ; lingkungan, umur, pengalaman,
pendidikan, dukungan sosial, faktor selama proses
persalinan, perubahan mood.
Karakteristik wanita yang berisiko mengalami
depresi postpartum adalah :
1. Wanita yang mempunyai riwayat pernah mengalami
depresi,
2. Wanita yang berasal dari keluarga yang kurang
harmonis,
3. Wanita yang kurang mendapatkan dukungan dari
suami atau orang–orang terdekatnya (caregivers)
selama hamil dan setelah melahirkan,
4. Wanita yang jarang berkonsultasi dengan dokter
selama masa kehamilannya misalnya kurang
komunikasi dan informasi,
5. Wanita yang mengalami komplikasi selama
kehamilan
GEJALA DEPRESI (DEPRESI POSTPARTUM)

Sedih/ murung
Kehilangan minat
setiap waktu

Rasa tdk
Tdk bertenaga,
berguna/rasa
mudah lelah
bersalah

DEPRESI
Konsentrasi/
Pesimis perhatian
berkurang

Harga diri &


Gangguan pola
kepercayaan diri
makan
ber (-)
Ide/perbuatan
Gangguan tidur membahayakan
diri/bunuh diri

21
TATALAKSANA  Strategi farmakologis diindikasikan untuk gejala
 Singkirkan penyebab fisik untuk gangguan mood depresi sedang sampai berat atau ketika seorang
(misalnya, disfungsi tiroid, anemia). ibu tidak merespon pengobatan non-
 Strategi pengobatan non-farmakologis berguna farmakologis.
untuk wanita dengan gejala depresi ringan sampai  Obat juga dapat digunakan dalam hubungannya
sedang. dengan terapi non-farmakologis. 
 Psikoterapi individu atau kelompok (kognitif-  Selective serotonin reuptake inhibitors (SSRI)
perilaku dan terapi interpersonal) merupakan lini pertama dan efektif pada wanita
 Psychoeducational atau dukungan kelompok juga dengan depresi postpartum. Antidepresan standar
dapat membantu. Modalitas ini penting, untuk ibu lainnya; fluoxetine 10-60 mg/hari, sertraline 50-
yang menyusui dan yang ingin menghindari 200 mg/hari, paroxetine 20-60 mg/hari,
minum obat. citalopram 20-60 mg/hari , atau escitalopram
10-20 mg/hari.
PERBEDAAN BABY BLUES SYNDROME
& POSTPARTUM DEPRESSION
KARAKTERISTIK BABY BLUES POSTPARTUM
SYNDROMES DEPRESSION
Insidens Sekitar 15-85% ibu postpartum Sekitar 10-15% ibu postpartum
Onset 3-6 hari postpartum Sekitar 3-6 bulan postpartum
Durasi Hari hingga minggu Bulan hingga tahun bila tanpa
pengobatan
Stressor Tidak ada/tidak jelas Umumnya kurangnya
dukungan
Pengaruh sosiokultural Tidak ada berhubungan Ada hubungan kuat
Riwayat gangguan mood Tidak ada berhubungan Ada hubungan kuat
Riwayat gangguan mood dalam Tidak ada berhubungan Ada hubungan
keluarga

23
PERBEDAAN BABY BLUES SYNDROMES
& POSTPARTUM DEPRESSION
KARAKTERISTIK BABY BLUES POSTPARTUM
SYNDROMES DEPRESSION
Rasa sedih Ada Ada
Mood swing Ada Pada awal gangguan,
selanjutnya mood menurun
Anhedonia Ada Sering ada
Gangguan tidur Terkadang Sering ada
Keinginan bunuh diri Tidak ada Tergantung beratnya
depresi
Keinginan menyakiti Jarang Sering ada
bayi
Guilty feeling dan Kalaupun ada, umumnya Sering dan umumnya berat
merasa tidak mampu ringan

24
PERBEDAAN GEJALA KLINIS PADA BBS, POSTPARTUM
DEPRESSION & POSTPARTUM PSYCHOTIC
BABY BLUES SYNDROME POSTPARTUM DEPRESSION POSTPARTUM PSYCHOTIC

Terjadi pada 15-85% ibu Terjadi pada 10-15% ibu melahirkan Terjadi pada 0,1-0,2% ibu
melahirkan melahirkan
Gangguan suasana perasaan dan Gangguan suasana perasaan (ter- Depresi dengan perubahan suasana
pikiran represi merata) dan pikiran perasaan
Ada rasa sedih Mood yang sedih Gangguan isi pikir ( menyakini diri
belum menikah, perawan self esteem
buruk dan meyakini bayi
meninggal/tidak ada) gelisah
Murung, tidak nyaman, Gangguan tidur Mengeluh lelah, tidak dapat tidur,
kebingungan subjektif dan gelisah, mood yang swing, bingung,
terkadang gangguan tidur paranoid, strong word, menangis dll

Terjadi sekitar 3-7 hari postpartum Terjadi antara 3-6 bulan postpartum, Umumnya 2-3 minggu postpartum,
umumnya 12 minggu kurun waktu 8 minggu

25
PERBEDAAN GEJALA KLINIS PADA BBS, POSTPARTUM
DEPRESSION & POSTPARTUM PSYCHOTIC
BABY BLUES SYNDROME POSTPARTUM DEPRESSION POSTPARTUM PSYCHOTIC
Tanpa pemicu khusus Pemicu utama bila kurangnya Ketegangan proses persalinan
dukungan caregivers utama dpt dianggap sbg stressor
Tidak berpikir untuk bunuh diri Terkadang keinginan Gangguan persepsi/isi pikir dapat
menyakiti/mencelakai bayi menyebabkan suicide/membunuh
bayi
Berlangsung selama bbrp hari Dapat berlangsung bbrp bulan, Lebih dari 1 bulan hingga dapat
sampai 2 minggu bahkan tanpa perawatan dapat tahunan
tahunan
Tidak terlalu dipengaruhi kondisi Sangat dipengaruhi kondisi Terkadang dipengaruhi sosio-
sosiocultural dan ekonomi sosiocultural dan ekonomi cultural & ekonomi
Dapat terjadi pada ibu yang tidak Berhubungan kuat dengan Sekitar 50% berasal dari
memiliki riwayat keluarga adanya riwayat keluarga dengan keluarga dengan gangguan mood
dengan gangguan mood gangguan mood

26
PERBEDAAN GEJALA KLINIS PADA BBS, POSTPARTUM
DEPRESSION & POSTPARTUM PSYCHOTIC

BABY BLUES SYNDROMES POSTPARTUM POSTPARTUM


DEPRESSION PSYCHOTIC
Terkadang ada rasa bersalah Hampir selalu secara Tergantung gangguan
dan tidak berdaya berlebihan merasa isi pikir
bersalah dan tidak
berdaya
Dapat kembali normal dengan Perlu mendapatkan Perlu mendapatkan
dukungan pengobatan perawatan dan
lingkungan/caregivers pengawasan
berkelanjutan

27
KEPUSTAKAAN

1. Fancher T, McCarron RM, Kukoyi O, et al. Mood Disorders Depression. Lippincott’s Primary Care
Psychiatri.2009(2)17-26
2. Reece, EA. And Hobbins, JC. Clinical Obstetrics The Fetus and Mother. 3 rd ed. Blackwell Publishing.
Massachussetts. USA. 2007. p. 1022 – 6
3. Cockburn J. and Pawson, ME. (eds). Psychological Challenges in Obstetrics and Gynecology The Clinical
Management. Springer-Verlag. London. 2007. p. 141 – 56
4. Sadock, BJ and Sadock VA. Kaplan & Sadock’s Synopsis of Psychiatry Behavioral Science Clinical
Chemistry 10th ed. Lippincott Williams & Wilkins. New York. 2007. p. 864 –7
5. Gill, D. Hughes’ outline of Modern Psychiatry 5th ed. John Wiley and Sons, Ltd. England. 2007. p. 222 – 5
6. Hendrick, V.(ed). Psychiatric Disorders in Pregnancy and the Postpartum Principles and treatment. Humana
Press. Totowa. New Jersey. 2006. p . 41 – 67
7. Gelder,MG. Lopez, JL. Jr, Inol. Andreasen, N. New Oxford Textbook of Psychiatry. Oxford University
Press. USA. 2000

Anda mungkin juga menyukai