Anda di halaman 1dari 25

LOGO

MK. PEMODELAN.
MODUL 5. PEMODELAN DAN
SIMULASI BATHIMETRI
Pertemuan ke-10
ISI

1 Apa itu Batimetri ??


2 Survei Batimetri
3
Instrumentasi

4
Pelaksanaan Pemeruman
DEFINISI

 Batimetri merupakan salah satu bagian dari


oseanografi. Oseanografi dapat didefinisikan
secara sederhana sebagai suatu ilmu yang
mempelajari lautan. Ilmu ini semata-mata
bukanlah merupakan suatu ilmu murni, tetapi
merupakan perpaduan berbagai macam-macam
ilmu dasar yang lain. Ilmu lain ini termasuk
didalamnya ialah ilmu tanah, ilmu bumi, ilmu
fisika, ilmu kimia, ilmu hayat, dan ilmu iklim
(Kanginan, 2011).
Lanjutan

 Batimetri (dari bahasa Yunani: βαθυς,


berarti "kedalaman", dan μετρον, berarti
"ukuran") adalah ilmu yang mempelajari
kedalaman di bawah air dan studi tentang 
tiga dimensi lantai samudra atau danau
Lanjutan

Pemeruman adalah proses dan aktivitas


yang ditunjukan untuk memperoleh
gambaran (model) bentuk permukaan
(topografi) dasar perairan (seabed
surface). Proses penggambaran dasar
perairan tersebut (sejak pengukuran,
pengolahan hingga visualisasinya) disebut
sebagai survei batimetri
Lanjutan

Gambar Profil Pengukuran Kedalaman Perairan


Lanjutan

Pemeruman (sounding) sendiri adalah


proses dan aktivitas yang ditunjukan untuk
memperoleh gambaran (model) bentuk
permukaan (topografi) dasar perairan
(seabed surface). Sedangkan survei
hidrografi adalah proses penggambaran
dasar perairan tersebut, sejak
pengukuran, pengolahan, hingga
visualisasinya (Poerbandono dan
Djunarsah, 2015).
Lanjutan

 Pemeruman dilakukan dengan membuat profil


(potongan) pengukuran kedalaman. Lajur perum
dapat berbentuk garis-garis lurus, lingkaran-
lingkaran kosentrik, atau lainnya sesuai metode
yang digunakan untuk penentuan posisi fiks
perumnya. Lajur-lajur perum didesain sedemikian
rupa sehingga memungkinkan pendeteksian
perubahan kedalaman yang lebih ekstrim. Untuk
itu, desain lajur-lajur perum harus memperlihatkan
kecendrungan bentuk dan topografi pantai
Lanjutan

di sekitar perairan yang akan disurvei. Agar


mampu mendeteksi perubahan kedalaman
yang lebih ekstrim lajur perum dipilih dengan
arah yang tegak lurus terhadap kecendrungan
arah garis pantai (Bambang Triatmodjo,
2010).
Lanjutan

Awalnya, batimetri mengacu kepada


pengukuran kedalaman samudra. Teknik-
teknik awal bathimetri menggunakan tali
berat terukur atau kabel yang diturunkan
dari sisi kapal. Keterbatasan utama teknik
ini adalah hanya dapat melakukan satu
pengukuran dalam satu waktu sehingga
dianggap tidak efisien. teknik tersebut juga
menjadi subjek terhadap pergerakan kapal
dan arus (Nontji.A, 2014).
Lanjutan

 Batimetri (dari bahasa Yunani: bathy, berarti


“kedalaman”, dan metry, berarti “ukuran”) adalah
ilmu yang mempelajari kedalaman di bawah air
dan studi tentang tiga dimensi lantai samudra atau
danau. Sebuah peta batimetri umumnya
menampilkan relif lantai atau dataran dengan
garis-garis kontor (countour lines) yang disebut
kontor kedalaman (depth contours atau isobath),
dan dapat memiliki informasi tambahan berupa
informasi navigasin permukaan ( Anonim, 2014).
SURVEI BATIMETRI

Survei batimetri adalah suatu aktivitas dan


proses untuk menentukan posisi titiktitik
pada dasar permukaan air dalam suatu
sistem koordinat tertentu, sehingga dari
kegiatan tersebut diperoleh model bentuk
topografi dasar permukaan air yang
disajikan atau divisualisasikan dalam
bentuk peta yang disebut dengan peta
batimetri
Lanjutan

 Kegiatan survei batimetri tidak hanya memberikan


data informasi mengenai kedalaman dasar
perairan, namun dapat memberikan informasi
kondisi topografi dasar perairan dan lokasi dari
objek-objek yang dapat menimbulkan bahaya.
Dalam mendapatkan data informasi kedalaman
suatu perairan, survei batimetri menggunakan
metode pemeruman. Metode pemeruman
memanfaatkan gelombang akustik dalam
pengukuran kedalaman dasar permukaan air
dengan menggunakan teknologi echosounder.
Lanjutan

 Proses dalam kegiatan pembuatan peta batimetri


terdiri dari tiga tahapan, yang diawali dengan
tahap pengumpulan data, pengolahan data dan
terakhir penyajian data. Untuk mendapatkan hasil
peta batimetri sesuai syarat kualitas yang baik,
kegiatan survei batimetri harus berpedoman pada
standar minimum ketelitian dari International
Hydrographic Organization (IHO) yang tertuang
dalam publikasi kushus SP 44 tahun 2013
 Survei Batimetri yang merupakan bagian penting
dari kegiatan survei hidrografi memberikan
informasi mengenai konfigurasi dasar dan
penampang melintang sungai, mengetahui tingkat
sedimentasi dan degradasi yang seluruhnya
merupakan informasi dasar mengenai wilayah
studi bagi para perencana.
 Pasang surut laut juga berpengaruh dalam
pelaksanaan survei batimetri. Pasang surut
(ocean tide) adalah fenomena naik dan turunnya
permukaan air laut secara periodik yang
disebabkan oleh pengaruh gravitasi benda-
benda langit terutama bulan dan matahari.
Pengaruh gravitasi benda-benda langit terhadap
bumi tidak hanya menyebabkan pasut laut,
tetapi juga mengakibatkan perubahan bentuk
bumi (bodily tides) dan atmosfer (atmospheric
tides).
INSTRUMENTASI

Untuk mengetahui kedalaman (batimetri)


suatu perairan diperlukan alat Echosounder
(single beam echosounder, dual beam
echosounder, split beam echosounder,
multibeam echosounder dll)
Lanjutan

 GPS Map Sounder


 Notebook
 Perahu digunakan untuk membawa
surveyor dan alat-alat pengukuran
menyusuri jalur-jalur sounding yang telah
ditentukan
 Peralatan keselamatan yang diperlukan
selama kegiatan survei dilakukan antara
lain life jacket.
Pelaksanaan Pemeruman

1. Menyiapkan sarana dan instalasi peralatan


yang akan digunakan dalam pemeruan.
2. Melakukan percobaan pemeruman (Sea Trial)
untuk memastikan peralatan survei siap digunakan
sesuai spesifikasi yang telah ditentukan.
3. Melaksanakan pemeruman setelah semua
perlatan dan sarana dinyatakan siap.
Lanjutan

4. Melakukan barcheck sebelum dan sesudah


pemeruman.
5. Membuat lembar kerja sebagai pedoman dalam
pelaksanaan pemeruman di lapangan.
6. Untuk mendapatkan garis nol kedalaman
dilakukan pemeruman terpisah pada air pasang
7. Melakukan investigasi bila ditemukan daerah kritis
yaitu daerah yang dapat membahayakan
pelayaran seperti adanya karang laut, gosong, dan
lain-lain.
Lanjutan

8. Mengisi formulir log-book yang berisi


informasi nama lokasi survei, waktu
pemeruman, nomor lajur pemeruman, nama
operator, alat pemeruman, posisi waktu dan
kedalaman serta kejadian selama
pemeruman dilaksanakan.
Lanjutan

Catatan:
 Dalam pemasangan tranduser, posisi dari
transduser harus sejajar dan diposisikan
secara vertikal dengan antena. Ini dilakukan
untuk mengetahui kedalaman sesuai dengan
koordinat yang sebenarnya.
Selain itu posisi dari tranduser harus
terendam dalam air serta tidak keluar dari
dalam air dan tidak terpengaruh oleh ombak
dari laju kapal
Lanjutan

 Kedalaman transduser dengan permukaan


air juga harus diukur guna mengetahui
kedalaman terhadap MSL setelah ditambah
dengan kedalaman transduser.
Sebelum melakukan pemeruman
dilapangan, dilakukan pembuatan lajur
pemeruman

Lanjutan

 Lajur pemeruman dibagi menjadi 2 yaitu


pemeruman garis pantai untuk mengetahui
alur batas dangkal dan pemeruman laut
dalam dengan lajur yang tegak lurus dengan
garis pantai.
Pemeruman juga dilakukan secara
menyilang dari garis pemeruman utama
untuk menvalidasi data pemeruman
LOGO

Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai