Anda di halaman 1dari 34

SEMINAR PROPOSAL

KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA DALAM


NOVEL DUA GARIS BIRU KARYA LUCIA
PRIANDARINI (KAJIAN PSIKOLOGI
SASTRA)

Oleh:

Nama: Nora Azura


NPM: 191025377001
Prodi: Pendidikan Bahasa Indonesia

Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP)-


Muhammadiyah Sungai Penuh
2023
Terima Kasih
Atas kehadiran ibu dosen penguji:

1. Ria Agustina, S.Pd., M.Pd.


2. Nelvia Susmita, S.Pd., M.Pd.

Terima kasih kepada dosen pembimbing :

3. Nelvia Susmita, S.Pd., M.Pd.


4. Adli Sumantri, S.Pd, M.Pd.
BAB 01
PENDAHULUA
N
1.1 Latar Belakang Masalah
Karya sastra tidak lepas dari seorang pengarang, di mana seorang pengarang juga hidup di tengah
masyarakat dengan mewujudkan ide-ide kreatifnya dalam menghasilkan sebuah karya yang berpengaruh
dalam kehidupan masyarakat. Karya sastra bukan hanya alat untuk menyampaikan pesan, melainkan
suatu refleksi kehidupan nyata bagi pembaca dalam menafsirkan nilai-nilai kebenaran yang sukar untuk
dipahami.
Seorang pengarang akan menggambarkan tokoh dalam karyanya dengan karakter yang berbeda-beda
pula sesuai dengan pendapat (Poni, 2018:32), perbedaan karakter setiap manusia seringkali
menimbulkan permasalahan kehidupan. Perbedaan karakter antar manusia menyebabkan terjadinya
pertentangan dalam kehidupan. Pertentangan tersebut menyebabkan terjadinya konflik.Konflik dapat
terjadi antar manusia ataupun dalam diri manusia. Konflik yang terjadi dalam satu diri manusia saja atau
diri sendiri disebut dengan konflik batin. Konflik merupakan proses dinamika psikologi dalam
kehidupan individu.
Permasalahan yang sering dialami oleh manusia dalam cerita fiksi seperti novel dapat
menimbulkan konflik batin pada si tokoh. Terkadang sebagai manusia, dalam menyikapi
permasalahan yang terjadi sangat menonjolkan emosi atau perasaan sehingga permasalahan
yang sederhana menjadi masalah yang besar.
Salah satu tokoh yang dipandang sebagai pencetus ide psikologi sastra adalah Sigmund
Freud. Selain mencetuskan psikologi sastra, di dalam kajian psikologi sastra Sigmund Freud
juga memunculkan teori tentang struktur kepribadian yang terdiri dari tiga macam, yaitu Id,
Ego dan Super Ego. Novel Dua Garis Biru salah satu novel yang begitu kuat menonjolkan
sisi psikologis tokohnya. Novel Dua Garis Biru ditulis oleh Lucia Priandarini yang
diadaptasi dari skenario film Dua Garis Biru karya Gina S. Noer.
Pemilihan novel Dua Garis Biru sebagai sumber penelitian ini untuk mengkaji aspek
kepribadian dalam novel Dua Garis Biru berhubungan dengan tingkah laku atau sikap tokoh
utama dengan mengunakan struktur kepribadian Sigmund Freud.
1.2 Identifikasi Masalah
1. Unsur intrinsik dan ekstrinsik dalam novel
Dua Garis Biru karya Lucia Priandarini.

2. Aspek Id tokoh utama dalam novel Dua Garis


Biru karya Lucia Priandarini.

3. Aspek Ego tokoh utama dalam novel Dua


Garis Biru karya Lucia Priandarini.

4. Aspek Super Ego tokoh utama dalam novel


Dua Garis Biru karya Lucia Priadarini.
1.3 Batasan Masalah

Unsur intrinsik dan ekstrinsik Aspek Id tokoh utama dalam


01 dalam novel Dua Garis Biru
karya Lucia Priandarini.
02 novel Dua Garis Biru karya
Lucia Priandarini.

Aspek Ego tokoh utama dalam Aspek Super Ego tokoh utama
03 novel Dua Garis Biru karya
Lucia Priandarini.
04 dalam novel Dua Garis Biru
karya Lucia Priadarini.
1.4 Rumusan Masalah
1. Bagaimana Unsur intrinsik dan ekstrinsik
dalam novel Dua Garis Biru karya Lucia
Priandarini?

2. Bagaimana Aspek Id tokoh utama dalam novel


Dua Garis Biru karya Lucia Priandarini?

3. Bagaimana Aspek Ego tokoh utama dalam


novel Dua Garis Biru karya Lucia Priandarini?

4. Bagaimana Aspek Super Ego tokoh utama


dalam novel Dua Garis Biru karya Lucia
Priadarini.
1.5 Tujuan Penelitian

Mendeskripsikan Unsur Mendeskripsikan aspek Id


01 intrinsik dan ekstrinsik dalam
novel Dua Garis Biru karya
02 tokoh utama dalam novel Dua
Garis Biru karya Lucia
Lucia Priandarini. Priandarini.

Mendeskripsikan aspek Ego Mendeskripsikan aspek Super


03 tokoh utama dalam novel Dua
Garis Biru karya Lucia
04 Ego tokoh utama dalam novel
Dua Garis Biru karya Lucia
Priandarini. Priadarini.
1.6 Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis 2. Manfaat Praktis


Memberi pemahaman penerapan ilmu Secara praktis hasil penelitian ini
sastra, psikologi sastra, penganalisisan diharapkan dapat memberikan manfaat
karya sastra, pengembangan kritik bagi peneliti, pembaca, guru, dan
sastra dan pengkajian novel dengan peneliti lainnya.
mengunakan psikologi sastra.
BAB 02
Tinjauan Pustaka
2.1 Karya Sastra
● Karya sastra dan manusia tidak dapat dipisahkan karena sebagai manusia sebagai
individu yang melakukan penciptaan karya sastra dan juga sebagai pelaku fenomena
dalam bermasyarakat. Banyak masalah-masalah tentang kemanusiaan yang mengisi
konflik sebuah karya sastra Waluyo (dalam Navira, Resdianto, dan Titik 2022:3).
● Karya sastra yang terinspirasi dari kehidupan nyata bersifat imajinatif yang dapat
dinikmati, dikritik dan diapresiasi oleh orang lain Imam (dalam Navira, Resdianto dan
Titik, 2022:3).
● Dapat disimpulkan karya sastra merupakan hasil imajinasi pengarang yang
dipengaruhi oleh lingkungan sekitar. Salah satu bentuk dari karya sastra tersebut
adalah novel.
2.2 Novel
2.2.1 Pengertian Novel

● Maiza dan Nidde (2020: 9) mengatakan bahwa novel juga diartikan sebagai suatu
karangan berbentuk prosa yang mengandung rangkaian cerita kehidupan seseorang
dengan orang lain di sekelilingnya dengan menonjolkan watak dan sifat pelaku.
● Muhardi dan Hassanuddin WS (2021:9) mengatakan bahwa novel mengutamakan
kesempurnaan penyajian peristiwa untuk menyajikan permasalahan sejelas mungkin,
sehingga peristiwa dalam novel terkesan utuh.
Berdasarkan pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa novel adalah suatu karya
sastra tertulis dalam bentuk buku yang menceritakan tentang berbagai konflik dan
permasalahan di dalamnya.
2.2.2 Unsur Pembangun Novel

1. Unsur Intrinsik

Nurgiantoro, (2013:30) mengatakan bahwa unsur intrinsik adalah unsur-unsur


yang membangun sebuah karya sastra dari dalam yang mewujudkan struktur
karya sastra itu sendiri.

Alut atau Sudut Gaya


Tema Penokohan Bahasa Amanat
Plot Pandang
www.slidesgo.com

2. Unsur Ekstrinsik
Menurut Nurgiyantoro (2013:23), unsur
ekstrinsik adalah unsur-unsur yang berada di luar
karya sastra tidak langsung mempengaruhi
hubungan atau sistem organisme karya sastra.
2.3 Hakikat Konflik Batin
2.3.1 Pengertian Konflik
Konflik berasal dari kata latin “Configere” yang berarti “saling memukul.
● Agustina (2015:254-255) mengatakan bahwa konflik lahir dari adanya perbedaan-
perbedaan baik dari ciri batiniah, emosi, kebudayaan, kebutuhan, kepentingan,
maupun pola-pola perilaku antar individu, atau kelompok dalam masyarakat
● Emzir (2015:189) menyatakan bahwa konflik juga dapat terjadi jika tidak adanya
kesepakatan antara ego satu dan ego yang lain.
● Sementara itu Wellek dan Warren (dalam Emzir 2015:189) mengatakan bahwa konflik
adalah sesuatu yang dramatik, mengacu pada pertarungan antara dua kekuatan yang
seimbang yang menyiratkan adanya aksi dan aksi balasan.
Berdasarkan pendapat para ahli tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa konflik
merupakan dua pertarungan antara diri seseorang dengan kata hatinya yang saling bertolak
belakang sehingga mengakibatkan terjadinya suatu konflik.
2.3.2 Pengetian Konflik Batin

• Menurut Diana (2016:44), konflik batin timbul dalam


diri individu, terutama ketika seseorang menghadapi
alternatif atau memilih di antara dua atau beberapa
kemungkinan yang mengandung motif atau sebab-
sebab yang menjadi dorongan tindakan seseorang
atau dasar pikiran seseorang.
• Konflik batin adalah konflik yang dialami manusia
dengan dirinya sendiri atau biasa disebut dengan
permasalahan intern seorang individu.
2.3.3 Jenis-Jenis Konflik

Emzir (2015:189-190) menjelaskan


bahwa konflik terbagi menjadi tiga
jenis, yaitu:

● Konflik dalam diri seorang (tokoh).


● Konflik antara orang-orang atau
seseorang dan masyarakat.
● Konflik antara manusia dan alam
www.slidesgo.com

2.3.4 bentuk-Bentuk Konflik Internal


Sobur (dalam Tara, dkk 2019:105-106),
mengatakan bahwa konflik
mempunyai beberapa bentuk, antara
lain:
• Konflik mendekat-mendekat.
• Konflik mendekat-menjauh.
• Konflik menjauh-menjauh.
www.slidesgo.com

2.3.5 Faktor Penyebab Konflik Batin


Sutarjo (2007:41-42) menyatakan bahwa ada beberapa faktor
penyebab yang memengaruhi konflik internal (batin), yaitu sebagai
berikut.
• Pertama, penyebab primer (primary Causes) sebagai suatu
kondisi atau situasi yang harus ada seandainya suatu gangguan
terjadi.
• Kedua, Penyebab Predisposisi (Predisposising Causes) penyebab
yang bersifat disposisi atau kecendrungan, yaitu suatu kondisi
yang datang sebelum terjadinya gangguan pada suatu kondisi
tertentu
• Ketiga, penyebab Aktual (precipitating Causes) suatu kondisi
yang secara langsung memberikan efek pada terjadinya
gangguan dan bertindak sebagai pemicu.
2.4 Hakikat Psikologi Sastra

2.4.1 Pengertian Psikologi Sastra


• Menurut Endraswara (2013:96), psikologi sastra adalah kajian
satra yang memandang karya sebagai aktivitas kejiwaan.
• Minderop (2011:59) menyatakan Psikologi sastra adalah
interdisiplin antara psikologi dan sastra.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, maka dapat disimpulkan
bahwa psikologi sastra adalah kajian yang mengundang karya
sastra sebagai aktivitas kejiwaan serta kreativitas pengarang yang
dipengaruhi dengan menggunakan cipta, rasa dalam berkarya
dengan mempelajari aspek-aspek kejiwaan orang lain yang
berkaitan dengan pegarang, karya dan pembaca.
2.4.2 Pendekatan Psikologi Sastra

Minderop (2011:98) menyatakan bahwa telaah karya sastra yang mencerminkan konsep-
konsep psikologi disajikan dengan cara,
• Pertama disuguhkan ringkasan cerita tiap-tiap karya sastra yang ditelaah.
• Kedua, diberikan perwatakan para tokoh yang relevan dengan tujuan analisis.
Menurut Wellek dan Werren (dalam Endraswara, 2013:98-99), psikologi sastra mempunyai
empat kemungkinan penelitian.
• Pertama, penelitian psikologi pengarang sebagai tipe atau sebagai pribadi.
• Kedua, penelitian proses kreatif dalam kaitanya dengan kejiwaanya.
• Ketiga, penelitian hukum-hukum psikologi yang diterapkan pada karya sastra.
• Keempat, penelitian dampak psikologi teks sastra kepada pembaca.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa psikologi sastra tidak hanya mengkaji karya sastra itu sendiri,
melainkan juga dapat mengkaji dampak psikologi sastra kepada pembaca .
www.slidesgo.com

2.3.4 Psikoanalisis Sigmund Freud


Teori perkembangan (psikoanalisis) Sigmund Freud
mengemukakan bahwa kehidupan jiwa memiliki tiga
tingkat kesadaran, yakni sadar, prasadar dan tak sadar.
Sampai dengan tahun 1920-an, teori tentang konflik
kejiwaan hanya melibatkan ketiga unsur kesadaran
tersebut.
Tingkah laku menurut Freud, merupakan hasil konflik dari
ketiga struktur kepribadian, dalam penelitian ini penulis
menggunakan teori psikoanalisis dari Sigmund Freud
untuk meneliti lebih dalam tentang konflik batin pada
tokoh utama.
Menurut Suryabrata (2013:124-125), Freud mengenalkan tiga
model struktur kepribadian, yakni Id, Ego serta Super
Ego.
Struktur Kepribadian Sigmund Freud

Id Ego Super Ego


Menurut Suryabrata Menurut Suryabrata Menurut Suryabrata (2013:125),
(2013:125), aspek Id adalah (2013:125), aspek Ego adalah aspek Super Ego adalah aspek
aspek biologis. Id adalah aspek psikologis. sosiologi. Super ego adalah aspek
sistem kepribadian yang asli, Ego adalah tindakan yang di moral yang dapat di terima secara
dibawa sejak lahir. Id adalah timbulkan oleh id. sosial dan terdapat nilai-nilai
naluri bawaan sejak lahir yang yang memberi batasan baik dan
menjadi dasar pembentukan buruk.
kepribadian.
2.5 Penelitian yang Relevan

Pertama Diana (2016) dengan judul penelitian


“Konflik Batin Tokoh Utama dalam Novel
Wanita Di Lautan Sunyi karya Nurul Asmayani”.

Kedua Nuryati dan Sobari (2019) dengan judul


penelitian “Analisis Kajian Psiikologi Sastra Pada
Novel Pulang Karya Leila S. Chudori”.

Ketiga Setyorini (2017) dengan judul penelitian


“Analisis Kepribadian Tokoh Marni Kajian
Psikologi Sigmund Freud Dalam Novel Entrok
Karya Okky Madasari”.
www.slidesgo.com

2.6 Kerangka Konseptual


Kerang konseptual yang digunakan dalam menganalisis novel ‘Dua Garis
Biru’ Karya Lucia Priandarini adalah sebagai berikut:
1. Pada tahap awal peneliti menentukan objek penelitian, yaitu novel ‘Dua
Garis Biru’ Karya Lucia Priandarini. Kemudian dilakukan pembacaan
novel ‘Dua Garis Biru’ Karya Lucia Priandarini untuk memahami
maksud yang terdapat di dalamnya.
2. menganalisis strukturtural yang meliputi unsur intrinsik dan ekstrinsik
pada novel ‘Dua Garis Biru’ Karya Lucia Priandarini.
3. tahap selanjutnya adalah menemukan permasalahan-permasalahan yang
diteliti, yakni konflik batin pada novel ‘Dua Garis Biru’ Karya Lucia
Priandarini menggunakan pendekatan psikologi sastra dengan
munggunakan analisis Id, Ego, dan Super.
4. Langkah terakhir adalah penarikan kesimpulan. Menyimpulkan hasil
analisis realitas sosial dalam novel ‘Dua Garis Biru’ Karya Lucia
Priandarini dari penelitian ini.
www.slidesgo.com

BAB 03
METODOLOGI
PENELITIAN
www.slidesgo.com

3.1 Jenis Penelitian


Penelitian ini adalah penelitan kualitatif deskriptif. Sugiyono, (2018:24) mengatakan bahwa
penelitian kualitatif lebih bersifat deskriptif, data yang terkumpul berbentuk kata-kata atau
gambar, sehingga tidak menekankan pada angka. Sedangkan Ratna (2010:46) menjelaskan
bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang secara keseluruhan memanfaatkan cara-
cara penafsiran dengan menyajikannya dalam bentuk deskripsi. Penelitian yang berjudul
“Konflik Batin Tokoh Utama Dalam Novel Dua Garis Biru Karya Lucia Priandarini”
merupakan sebuah penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif.
Menurut Anggito (2018:8), penelitian kualitatif memgemban tradisi post positivisme,
cenderung sebagai proses penelitian untuk memahami berdasarkan tradisi metodologi
penelitian tertentu dengan cara menyelidiki masalah/fenomena sosial pada manusia dengan
segala perilakunya.
Jadi penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang bersifat analisis data yang dilakukan
dengan cara mendeskripsikan kata-kata dengan sistematis.
3.2 Data dan Sumber Data

Ratna (2010:47) menyatakan bahwa data penelitian, sebagai data


formal adalah teks yang berupa kata, kalimat, dan wacana. Data
dalam penelitian ini adalah data yang berwujud kata, frase, ungkapan
dan kalimat yang ada kaitannya dengan Konflik Batin Tokoh yang
terdapat dalam novel Dua Garis Biru Karya Lucia Priandarini.
Sumber data primer penelitian ini adalah novel Dua Garis Biru Karya
Lucia Priandarini yang diterbitkan oleh PT Gramedia Pustaka Utama
tahun 2019. Novel ini setebal 206 halaman. Sumber data sekunder
penelitian ini adalah mengumpulkan buku dan artikel jurnal dari
internet.
3.3Instrumen
Instrumen Penelitian
penelitian ini adalah novel dan
peneliti sendiri, peneliti membaca, menandai
objek yang diteliti, mencatat data,
mengklasifikasikan data yang sesuai dengan
novel.
Dalam melaksanakan penelitian ini, peneliti
dibantu oleh instrumen berupa pedoman
analisis struktur instrinsik novel, pedoman
analisis konflik sosial, alat tulis, dan buku
catatan.
3.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik Studi kepustakaan


Mengumpulkan informasi terkait penelitian
seperti penelitian terdahulu, jurnal, buku
referensi dan lain-lain.
Teknik Mencatat
Teknik mencatat yang merupakan lanjutan
Teknik baca dari teknik membaca, artinya setelah peneliti
membaca, menganalisis, dan memberi tanda
pada sumber data, langkah selanjutnya
Membaca secara teliti bahkan berulang kali
adalah memindahkan data tersebut ke media
sumber data guna memperoleh data yang
atau buku lain untuk dijadikan sebuah teks
efektif
hasil penelitian.
3.5 Teknik Analisis Data
Reduksi Data
Pengumpulan data Data yang telah dikumpulkan
Data berupa novel Dua
01 Garis Biru karya Lucia
Priandarini, buku, dan
02 diseleksi, dikategorikan,
pemfokusan, serta
penyerdehanan data mengenai
jurnal. data mana yang akan diambil.

Penyajian Data
Kegaiatan penyajian data Kesimpulain dan verifikasi

03 04
dilakukan dengan menganalisi data Data yang telah dianalisis
primer berupa novel Dua Garis mengunakan teori sastra yaitu melihat
Biru karya Lucia Priandarini konflik batin yang terdapat pada novel
dengan kajian pustaka. Selanjutnya Dua Garis Biru karya Lucia
menganalisis data primer dengan Priandarini, kemudian ditarik
mengaitkan data sekunder kesimpulannya
3.6 Teknik Keabsahan Data
Dalam penelitian kualitatif, temuan atau data dapat dinyatakan valid
apabila tidak ada perbedaan antara yang dilaporkan dengan apa
sesungguhnya yang terjadi pada objek penelitian. Keabsahan hasil
penelitian data dapat diuji dengan teknik triangulasi.
Sidiq dan Choiri (2019:94) mengatakan bahwa triangulasi dalam
pengujian kreadibilitas ini diartikan sebagai pengecekan data dari
berbagai sumber dengan berbagai cara dan waktu, dengan
penjelasan sebagai berikut.
1. Triangulasi sumber
2. Triangulasi teknik
3. Triangulasi waktu
www.slidesgo.com

Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai