Anda di halaman 1dari 26

Langkah- Langkah

S trategis PELAKSANAAN
ANGGARAN TA. 2023

Surat Menteri Keuangan


No.
S-1047/MK.05/2022

Disampaikan Oleh :

Isti’anah
PTPN KPPN
Jakarta IV

Jakarta, Januari
2023
Langkah -Langkah Strategis PelaksanaanAnggaran TA2023 Surat Menteri
Keuangan No S-1047/MK.05/2022

1 Meningkatkan Kualitas
Perencanaan
Melakukan percepatan
pelaksanaan
pengadaan barang/jasa
4
(PBJ)

2 Meningkatkan kedisiplinan
dalam melaksanakan rencana
Meningkatkan akurasi dan
percepatan penyaluran Dana
Bantuan Sosial (Bansos) dan
5
kegiatan Bantuan Pemerintah (Banper)

Meningkatkan kualitas
belanja melalui peningkatan 6
3 Melakukan akselerasi
pelaksanaan program/
kegiatan/proyek
efisiensi dan efektivitas
belanja (value for
money)

Meningkatkan monitoring
7
dan evaluasi
PENINGKATAN KUALITAS PERENCANAAN
“Perencanaan yang berkualitas menjadi kunci dalam mendukung kinerja pelaksanaan anggaran”

Melakukan reviu DIPA awal untuk melihat kesesuaian alokasi Segera mengalokasikan anggaran dalam hal terdapat pekerjaan
1 Program/Kegiatan/Output dalam DIPA dengan kebutuhan 5 tahun anggaran sebelumnya yang dilanjutkan dan kewajiban
satker/K/L. tunggakan yang akan dibayarkan pada TA 2023 paling lambat
pada Triwulan I.
Melakukan reviu DIPA secara periodik dan dalam hal Mempersiapkan dokumen yang diperlukan apabila masih
2 diperlukan penyesuaian kebijakan program/kegiatan K/L 6 terdapat anggaran yang diberikan catatan dalam DIPA (tanda
segara dilakukan revisi DIPA. blokir) dan segera menyelesaikan pada Triwulan I Tahun 2023.

Melakukan konsolidasi dalam revisi anggaran dan Memastikan perubahan kebijakan tidak berdampak pada
3 menetapkan batas waktu revisi anggaran secara internal 7 program/kegiatan/alokasi anggaran Prioritas Nasional.
sehingga revisi anggaran dapat diminimalisir.

Memastikan seluruh kegiatan telah dilengkapi dengan jadwal


4 pelaksanaan kegiatan dan mencantumkan rencana kebutuhan
dana yang akan direalisasikan pada Halaman III DIPA.

3
Arah dan Kebijakan
IKPA 2023
Landasan Hukum
Pasal 131 PP Nomor 45/2013 jo.
PP Nomor 50/2018 tentang
Tata Cara Pelaksanaan APBN
Ayat 1 Ayat 2

Menteri Keuangan selaku BUN dan Menteri/Pimpinan Lembaga Menteri Keuangan selaku BUN menggunakan hasil monitoring dan

Balanced scorecard slide 2


selaku PA melakukan monitoring dan evaluasi atas pelaksanaan evaluasi atas pelaksanaan anggaran belanja oleh Menteri Keuangan
anggaran belanja Kementerian Negara/Lembaga untuk menjamin selaku BUN sebagaimana dimaksud pada ayat (1) untuk: a. evaluasi
efektivitas pelaksanaan anggaran, efisiensi penggunaan anggaran, kinerja pelaksanaan anggaran; b. pengendalian belanja negara; dan
dan kepatuhan terhadap regulasi pelaksanaan anggaran. c. peningkatan efisiensi anggaran belanja.

Pasal 4 PMK Nomor 195/2018 tentang


Monev Pelaksanaan Anggaran Belanja K/L
Ayat 1 Ayat 2

Hasil monitoring dan evaluasi atas pelaksanaan anggaran belanja


Kementerian Negara/Lembaga yang dilakukan oleh Menteri Evaluasi kinerja pelaksanaan anggaran sebagaimana
Keuangan selaku BUN sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 ayat
( 1) huruf a, digunakan oleh Menteri Keuangan selaku BUN untuk:
dimaksud pada ayat (1) huruf a diwujudkan dalam
a. evaluasi kinerja pelaksanaan anggaran; b. pengendalian belanja bentuk pengukuran kualitas kinerja menggunakan IKPA.
negara; dan c. peningkatan efisiensi anggaran belanja.

5
Definisi IKPA sesuai PER-5/PB/2022
Balanced scorecard slide 2
Indikator Kinerja Pelaksanaan Anggaran (IKPA)

“ adalah adalah indikator yang ditetapkan oleh Kementerian Keuangan


selaku BUN untuk mengukur kualitas kinerja pelaksanaan anggaran
belanja Kementerian Negara/Lembaga dari sisi :
Kualitas implementasi perencanaan anggaran

Kualitas pelaksanaan anggaran

merupakan penilaian terhadap kesesuaian antara merupakan penilaian terhadap kemampuan Satker dalam
pelaksanaan anggaran dengan yang direncanakan dan merealisasikan anggaran yang telah ditetapkan pada DIPA.
ditetapkan dalam DIPA

Kualitas hasil pelaksanaan anggaran

merupakan penilaian terhadap kemampuan Satker dalam


pencapaian output sebagaimana ditetapkan pada DIPA.
PERHITUNGAN IKPA 2023
8
𝑵𝒊𝒍𝒂𝒊 𝑰𝑲𝑷𝑨= ∑ ( 𝑵𝒊𝒍𝒂𝒊 𝑰𝒏𝒅𝒊𝒌𝒂𝒕𝒐𝒓 𝒏 𝒙 𝑩𝒐𝒃𝒐𝒕 𝑰𝒏𝒅𝒊𝒌𝒂𝒕𝒐𝒓 𝒏 ) : 𝑲𝒐𝒏𝒗𝒆𝒓𝒔𝒊 𝑩𝒐𝒃𝒐𝒕
𝒏=1

No. ASPEK KUALITAS No. ASPEK KUALITAS No. ASPEK KUALITAS HASIL
PERENCANAAN ANGGARAN PELAKSANAAN ANGGARAN PELAKSANAAN ANGGARAN
20% 55% 25%
1. Revisi DIPA (10%) 1. Penyerapan Anggaran (20%) 1. Capaian Output 25%
2. Deviasi Halaman III DIPA 2. Belanja Kontraktual (10%)
(10%)
3. Penyelesaian Tagihan (10%)
4. Pengelolaan UP dan TUP
(10%)
5. Dispensasi SPM (5%)

• Konversi bobot bernilai 100% apabila Satker/Es I/K/L memiliki seluruh data transaksi atas indikator yang dinilai.
• Konversi bobot bernilai di bawah 100% apabila pada Satker/Es I/K/L tidak terdapat data transaksi untuk Satker tertentu

D I R E K T O R AT P E L A K S A N A A N A N G G A R A N 7 7
8 Indikator IKPA 2023
Kualitas Perencanaan Kualitas Pelaksanaan
5 UP DAN TUP
INPUT VALUE PAGU INPUT
KOMITMEN 7 DISPENSASI
UANG PERSEDIAAN
SATKER 51 Bel. Pegawai
NON KONTRAKTUAL
(UP)
52 Bel. Barang TAMBAHAN UANG
PERSEDIAAN (TUP)
DIPA 53 Bel. Modal KONTRAKTUAL
LANGSUNG (LS)
57 Bel. Bansos
MEKANISME SP2D
RINCIAN PEMBAYARAN
OUTPUT 3 DATA KONTRAK TAGIHAN 4 PENCAIRAN DANA
1 REVISI DIPA
PENYERAPAN 6
DEVIASI HAL III Kualitas Hasil
2 DIPA
OUTPUT
8
PELAPORAN KINERJA/OUTPUT CAPAIAN REALISASI KEUANGAN
OUTPUT
Q1 Q2 Q3 Q4
Periode Optimal Pelaksanaan Anggaran Sisa Kegiatan dan Pembayaran
D I R E K T O R AT P E L A K S A N A A N A N G G A R A N 8 8
Indikator Kinerja Revisi DIPA
Formula Perhitungan Isu
(Eksisting)
1. Belum diatur secara spesifik kriteria dan jenis revisi pergeseran (Pagu
1. Dihitung berdasarkan rasio revisi DIPA Tetap) yang termasuk dalam perhitungan indikator Revisi DIPA --> fokus
yang bersifat pergeseran terhadap
target revisi triwulanan
pada revisi pergeseran yang tidak mengakibatkan perubahan pagu di level
2. Nilai level Eselon I dan K/L  Rata- Satker.
Rata Nilai IKPA Revisi DIPA Satker di 2. Lingkup revisi DIPA yang dihitung belum mencakup seluruh revisi
bawahnya. pergeseran yang terkait dengan kualitas perencanaan Satker, misalnya revisi
antarjenis belanja.

Formula Reformulasi

1. Penegasan dan penyesuaian sistem untuk mengakomodasi perhitungan


(1/Frekuensi Revisi DIPA) x 100 revisi pergeseran yang tidak mengakibatkan perubahan pagu di level
Satker.
*sama dengan formula sebelumnya (dalam 2. Perluasan lingkup revisi pergeseran sebagai objek penilaian indikator
PER-4/PB/2021) Revisi DIPA yang relevan dengan kualitas perencanaan Satker.

D I R E K T O R AT P E L A K S A N A A N A N G G A R A N 10
Pengaturan IKPA Revisi DIPA Tahun 2022
Kondisi Pagu
Jenis Kode Revisi (Referensi SAKTI dan CW)
Revisi yang diperhitungkan: apabila tidak
No. Kode Uraian Jenis Revisi mengakibatkan perubahan pagu di level Satker.
1 201 Antar-Fungsi/Sub-Fungsi dan/atau Antar-Program
Contoh 1:
2 211 Pemenuhan Belanja Operasional
a) Satker ABC, melakukan revisi
3 212 Penyelesaian Pagu Minus Belanja Pegawai Operasional kode 213: Tidak
Pagu awal: 100 M Diperhitungkan
Pergeseran Anggaran dari Belanja Operasional ke Belanja Non-
4 213 Pagu akhir: 102 Miliar (pagu berubah)
Operasional
5 217 Penyelesaian Tunggakan Contoh 2:
6 220 Pemanfaatan Sisa Anggaran Kontraktual dan/atau Swakelola a) Satker ABD, melakukan revisi
7 221 Pergeseran anggaran Antarjenis Belanja kode 213: Diperhitungkan
Pagu awal: 52 M (pagu tetap)
8 222 Kontrak Tahun Jamak
Pagu akhir: 52 M
9 225 RO Cadangan
10 226 Penurunan volume RO secara total Ket: Basis penghitungan kinerja revisi DIPA berdasarkan
Penyelesaian putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan pada tanggal posting pengesahan revisi
11
229 hukum tetap (inkracht)

12 231
Penyelesaian Pekerjaan yang Tidak Terselesaikan sampai dengan Akhir Target Revisi
Tahun Anggaran
Untuk memperoleh nilai 100  maksimum revisi
13 236 Pergeseran Anggaran Antar-KRO dan/atau Antar-Kegiatan pergeseran 1 kali tiap triwulan.
14 239 Revisi dalam rangka Pagu Anggaran Tetap lainnya *sama dengan ketentuan sebelumnya
(PER-4/PB/2021)
D I R E K T O R AT P E L A K S A N A A N A N G G A R A N 11
2 Indikator Kinerja Deviasi Halaman III DIPA
Isu
Formula Perhitungan
1. Deviasi dihitung secara agregat (total seluruh jenis belanja). Deviasi tinggi di salah satu
(Eksisting)
belanja dapat dikompensasi dengan deviasi di jenis belanja lainnya.
2. Sulitnya mencapai nilai maksimal 100, karena mensyaratkan rata-rata deviasi bulanan
1. Dihitung berdasarkan rata-rata sebesar 0,00%.
deviasi bulanan. 3. Tidak ada batas nilai deviasi bulanan (deviasi dapat lebih dari 100%), sehingga
2. total realisasi dikurang total RPD dimungkinkan adanya nilai ekstrim karena deviasi sangat tinggi di salah satu periode
bulan berkenaan. yang akan berdampak pada periode berikutnya. Dalam beberapa kasus, Satker tidak
dapat melakukan perbaikan kinerja untuk memperbaiki deviasi di periode yang akan
datang.

Rentang Reformulasi
No. Nilai Indikator
Deviasi
1. Deviasi dihitung pada masing-masing jenis belanja, sehingga menghindari
1 0-5,0% 100,0 deviasi belanja yang saling mengkompensasi.
2. Ditetapkan ambang batas rata-rata deviasi bulanan sebesar 5,0% untuk
0-95,0 memperoleh nilai maksimal (100).
2 >5,0% (sesuai persentase 3. Ditetapkan batas maksimal deviasi tiap bulannya (sebesar 100%) untuk
deviasi) mengurangi dampak nilai ekstrim.

D I R E K T O R AT P E L A K S A N A A N A N G G A R A N 12
Batas-batas waktu pemutakhiran RPD pada
Halaman III DIPA untuk Tahun 2023

D I R E K T O R AT P E L A K S A N A A N A N G G A R A N 13
3 Indikator Kinerja Belanja Kontraktual 10%
Formula Perhitungan Isu
(Eksisting)
1. Baru mengcapture dari sisi kepatuhan terhadap regulasi kontrak. dan belum
Dihitung berdasarkan ketepatan mendukung upaya akselerasi belanja.
waktu penyampaian kontrak 5 hari 2. Belum memperhitungkan upaya akselerasi belanja melalui:
kerja a. Penerbitan/penadantanganan kontrak sebelum DIPA berlaku efektif (kontrak pra
DIPA).
b. percepatan penyelesaian kontrak belanja 53 di triwulan I.

Reformulasi
Indeks
No. Komponen Indikator Data Kontrak memperhitungkan komponen kepatuhan dan akselerasi sebagai
Komposit
berikut:
1 Kepatuhan 40% a. Kepatuhan: ketepatan waktu penyampaian kontrak dalam 5 hari kerja sejak tanda
tangan kontrak
2 Akselerasi 60% b. Akselerasi: (1) Akselerasi - Kontrak pra DIPA, (2) Akselerasi - Kontrak belanja 53
dengan nilai 50 juta s.d. 200 juta yang diselesaikan di triwulan I.

14
Bobot : 10%
4 IKPA Penyelesaian Tagihan

Ketepatan Waktu Penyelesaian Tagihan


Dihitung berdasarkan rasio antara penyampaian SPM LS Kontraktual Non Belanja
Pegawai yang tepat waktu (17 hari kerja) terhadap seluruh SPM LS Kontraktual
Non Belanja Pegawai.

17 hari kerja dihitung dari tanggal Berita Acara Serah Terima (BAST) atau Nilai IKPA :
Berita Acara Pembayaran Pekerjaan (BAPP) sampai dengan tanggal Sesuai dengan rasio ketepatan waktu
penyampaian SPM LS Kontraktual. penyelesaian tagihan

Ilustrasi

Jumlah SPM LS Kontraktual tahun 2023 pada


14
) X 100 = 93,8
Satker A sebanyak 15 SPM. Dari SPM
tersebut, satu di antaranya baru disampaikan
setelah 20 hari kerja, sementara SPM lainnya
selalu disampaikan tepat waktu
( 15
5 Indikator Kinerja Pengelolaan UP dan TUP 10%
Formula Perhitungan Isu
(Eksisting)
1. Hanya memperhitungkan aspek kepatuhan regulasi dari sisi ketepatan waktu
1. Dihitung berdasarkan ketepatan waktu pertanggungjawaban UP/TUP.
GUP/GUP Nihil/PTUP yang bersumber 2. Belum memperhitungkan aspek akurasi besaran UP dan TUP kaitannya dengan risiko
dari dana RM. idle cash yang disebabkan:
2. Punishment apabila terdapat setoran a. Satker tidak sepenuhnya menggunakan seluruh UP (100%) dalam satu bulan
TUP/UP yang belum disetorkan s.d. 31 b. Satker tidak sepenuhnya menggunakan TUP yang berakibat pada munculnya
Desember 2021. setoran TUP

Reformulasi
Indeks Indikator pengelolaan UP dan TUP memperhitungkan komponen ketepatan
No. Komponen waktu pertanggungjawaban dan akurasi besaran UP dan TUP sebagai
Komposit
berikut:
1 Ketepatan Waktu 50%
a. Ketepatan waktu pertanggungjawaban UP dan TUP
2 % GUP 25% b. Akurasi:
• % GUP Disebulankan
3 % Setoran 25% • % Setoran TUP

16
6 Indikator Kinerja Penyerapan Anggaran 20%
Formula Perhitungan Isu
(Eksisting)
1. Dihitung berdasarkan persentase
realisasi anggaran terhadap target Penilaian tidak diperhitungkan berdasarkan jenis belanja, namun secara
realisasi triwulanan (15%-40%- agregat, sedangkan karakteristik penyerapan anggaran masing-masing
60%-90%) jenis belanja berbeda.
2. Nilai IKPA adalah nilai rata-rata
nilai kinerja triwulanan.

Tw Tw
Tw I Tw II
III IV
Reformulasi
B. Pegawai 20% 50% 75% 95%

B. Barang 15% 50% 70% 90% 1. Ditetapkan persentase target penyerapan triwulanan pada masing-masing jenis
belanja.
2. Persentase target penyerapan dikalikan dengan pagu masing-masing jenis belanja
B. Modal 10% 40% 70% 90% akan menghasilkan nominal target penyerapan, yang akan dikumulatifkan sehingga
membentuk nominal target penyerapan triwulanan untuk seluruh belanja triwulanan.
B. Bansos 25% 50% 75% 95%

17
7 Indikator Kinerja Dispensasi SPM
Kategori Nilai
Dispensasi SPM yang terbit (Permil)*)
Dihitung berdasarkan rasio SPM
0,00
yang diterbitkan dengan 100
Dispensasi SPM (tidak ada dispensasi SPM)
dispensasi akhir tahun terhadap
total SPM yang terbit di triwulan 95 0,01 – 0,099
IV 90 0,1 – 0,99
85 1 – 4,99
80 >=5,00

*Permil: rasio dispensasi SPM per 1.000 SPM yang terbit


contoh: 5 permil  5 dispensasi SPM yang terbit dari total 1.000 SPM

Ilustrasi
Sepanjang triwulan IV TA 2023,
diterbitkan sebanyak 5.214 SP2D atas Perhitungan Rasio Dispensasi SPM Nilai IKPA
Nilai Dispensasi SPM
SPM yang disampaikan Satker ABC, di rasio = (SPM Dispensasi/SPM Tw IV) x 1.000
IKPA
mana sebanyak 24 SPM disampaikan = (24/5.214) x 1.000
dengan terlebih dahulu mendapatkan
dispensasi SPM dari Direktorat Jenderal
= 4,60 = 85 (Kategori 4)
Perbendaharaan

D I R E K T O R AT P E L A K S A N A A N A N G G A R A N 18
8 Indikator Kinerja Capaian Output
Formula Perhitungan Isu
(Eksisting)
1. Perlu percepatan periode pelaporan data capaian output untuk memenuhi
1. Nilai Kinerja Capaian Output  kebutuhan pelaporan yang bersifat internal maupun eksternal.
dihitung berdasarkan capaian RO
dibagi target capaian per triwulan.
2. Belum memperhitungkan upaya Satker dalam melaporkan data capaian
2. Nilai IKPA Capaian Output  dihitung output secara tepat waktu di periode pertama pelaporan data.
berdasarkan rata-rata Nilai Kinerja 3. Moral hazard bagi Satker dalam melaporkan output dengan nilai yang tidak
Capaian Output sesuai kondisi riil, dengan tujuan mendapat nilai kinerja yang optimal.

Formula Reformulasi

Indeks 1. Memperhitungkan aspek (1) ketepatan waktu pelaporan, dan (2)


No. Komponen
Komposit ketercapaian output.
1 Ketepatan Waktu 30% 2. Penetapan target capaian triwulanan (triwulan I, II, dan III) selaras dengan
target penyerapan anggaran.
2 Capaian RO 70%

Catatan: open periode pertama pelaporan data capaian output diteteapkan paling lambat 5 hari kerja setelah bulan berakhir.
19
Langkah-Langkah Pencapaian IKPA yang Optimal
…(1)
Revisi DIPA

• Melakukan reviu atas DIPA secara periodik (minimal sekali di akhir triwulan), dan mengendalikan serta
mengoptimalkan revisi anggaran dalam hal diperlukan penyesuaian kebijakan program/kegiatan pada K/L.
• Mempersiapkan dokumen yang diperlukan apabila masih terdapat anggaran yang diberikan catatan dalam DIPA
(tanda blokir) dan segera menyelesaikan pada Triwulan I
• Meminimalisir revisi pergeseran antarjenis belanja di akhir triwulan yang dapat menyebabkan trajectory
penyerapan anggaran berubah.

Deviasi Hal III DIPA

• Memperhitungkan pagu anggaran per jenis belanja, blokir, rencana kegiatan, belanja kontraktual, dan rencana
pencairan dana sampai dengan akhir TA 2023;
• Melakukan pemutakhiran RPD Halaman III DIPA secara triwulanan sesuai dengan reviu kebutuhan pencairan
anggaran Satker bulanan per masing-masing belanja paling lambat sesuai batas-batas waktu yang telah ditetapkan;
• Menjaga akurasi dan konsistensi realisasi anggaran dengan RPD Halaman III DIPA dengan batas toleransi deviasi
tidak lebih dari 5%; dan
• Memperhitungkan sisa anggaran yang diproyeksikan tidak akan diserap sampai dengan akhir tahun sebagai RPD
pada bulan Desember 2023.
D I R E K T O R AT P E L A K S A N A A N A N G G A R A N 2222
Langkah-Langkah Pencapaian IKPA yang Optimal
…(2)
Penyerapan Anggaran

• Memperbaiki perencanaan dan eksekusi kegiatan secara relevan dan terjadwal, serta tidak menumpuk
pencairan anggaran pada akhir tahun.
• Melakukan percepatan belanja, khususnya untuk belanja barang dan modal yang proses pengadaan barang
dan jasanya dapat dimulai sejak awal tahun anggaran.
• Mengoptimalkan penyerapan anggaran secara proporsional setiap bulan berdasarkan target, rencana
kegiatan, dan rencana penarikan dana yang telah disusun.

Belanja Kontraktual

• Mengidentifikasi dan mempersiapkan PBJ tahun anggaran mendatang untuk dilakukan percepatan lelang
dan penandatanganan kontrak segera setelah DIPA ditetapkan.
• Menyiapkan dokumen dan segera melakukan pendaftaran kontrak ke KPPN.
• Memastikan pengadaan barang/jasa yang sifatnya sekaligus dan nilainya s.d. Rp200 juta diselesaikan
pada Triwulan I.

D I R E K T O R AT P E L A K S A N A A N A N G G A R A N 2323
Langkah-Langkah Pencapaian IKPA yang Optimal
…(3)
Penyelesaian Tagihan

• Segera menyelesaikan pembayaran dan tidak menunda proses penyelesaian tagihan yang pekerjaannya telah selesai (termasuk
pekerjaan termin).
• Memperhatikan ketentuan penyelesaian tagihan dalam 17 hari kerja sejak timbulnya hak tagih kepada negara.
• Lebih teliti, lengkap, dan akurat dalam pengisian uraian pada SPM terutama untuk tanggal dan nomor BAST/BAPP. Tanggal BAST
berlaku apabila pekerjaan (barang/jasa) telah diserahterimakan seluruhnya, sementara tanggal BAPP berlaku apabila pekerjaan
(barang/jasa) dilakukan secara bertahap untuk pembayaran berdasarkan termin.

Pengelolaan UP dan TUP


• Menghitung kembali kebutuhan operasional bulanan Satker dan mengajukan UP Tunai secara rasional sesuai kebutuhan bulanan
Satker.
• Menggunakan UP Tunai secara efektif dan efisien dengan mempercepat revolving UP Tunai paling sedikit 100% dalam satu bulan.
• Dalam mengajukan TUP Tunai, agar menyusun rencana penggunaan dan pengeluaran dalam satu bulan secara efektif dan
meminimalkan setoran.
• Menyetor sisa dana UP/TUP Tunai yang berada di Bendahara Pengeluaran/BPP sebelum akhir tahun anggaran berakhir.
• Memonitor status penggunaan UP/TUP Tunai pada Aplikasi OMSPAN (Karwas UP/TUP dan detil data IKPA UP/TUP).
• Dalam hal Satker memiliki BPP, agar melakukan konsolidasi atas penggunaan UP di masing-masing BPP dan mengajukan GUP ke
KPPN apabila telah digunakan minimal 50% dari total UP yang dikelola.
D I R E K T O R AT P E L A K S A N A A N A N G G A R A N 2424
Langkah-Langkah Pencapaian IKPA yang Optimal
…(4)
Dispensasi SPM

• Memantau progres penyelesaian kegiatan sesuai rencana.


• Menetapkan mitigasi risiko penyelesaian pekerjaan dan pembayaran menjelang akhir tahun anggaran; dan
• Menghitung prognosis belanja agar dapat dieksekusi tepat waktu untuk menghindari penumpukan pencairan anggaran
pada akhir tahun

Capaian Output

• Menetapkan metode perhitungan capaian output untuk setiap RO yang dikelola, khususnya untuk output teknis yang memiliki .
• Secara periodik menghitung tingkat kemajuan aktivitas (progres/PCRO) dan capaian (Realisasi Volume RO), memperhatikan gap
progres capaian output dengan penyerapan anggaran.
• Melakukan pengisian data capaian output bulanan secara akurat dan disiplin sebelum batas akhir open period reguler (5 hari kerja
setelah bulan berakhir).
• Memonitor status data pada aplikasi OMSPAN dan memastikan status data telah Terkonfirmasi.
• Meningkatkan koordinasi antar PPK, dan PPK dengan pengelola kegiatan, dalam melakukan pengawasan, perhitungan, dan
pelaporan data capaian output.
D I R E K T O R AT P E L A K S A N A A N A N G G A R A N 25
Temui kami
di :

Layanan HAI CSO Layanan KOVI-O Layanan HAI DJPB


https://spanint.kemenkeu.go.id 333 015 0019 https:// hai.kemenkeu.go.id
Pass : konsultasi

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai