(Thematic Apperception Test) : Dr. M.M. Shinta Pratiwi, M.A., Psikolog
(Thematic Apperception Test) : Dr. M.M. Shinta Pratiwi, M.A., Psikolog
Projective Hypothesis
Pandangan yang menyatakan bahwa cara
seseorang bereaksi terhadap situasi yang
ambigu atau tidak jelas seringkali
merupakan proyeksi dari perasaan dan motif
yang mendasar
Dasar pemikiran dalam TAT
Individu cenderung menginterpretasikan situasi yang
ambigu sesuai pengalaman masa lalu dan keinginan. Ketika
gambar disajikan sebagai tes imajinasi, minat dan
kebutuhan terlibat dalam tugas bercerita, dan melupakan
kepekaan diri dan kebutuhan defens terhadap probing
pemeriksa. Sebelum disadari, ia bercerita tentang karakter
yang sesuai dengan dirinya.
Lanjutan …………………………………….
Dalam kasus TAT, material yang ambigu terdiri dari satu set
kartu yang menggambarkan sosok manusia dalam
berbagai setting dan situasi. Subjek diminta untuk
menceritakan sebuah cerita kepada penguji tentang setiap
kartu yang mencakup elemen-elemen berikut: peristiwa
yang ditunjukkan dalam gambar; apa yang mengarah
padanya; apa yang dirasakan dan dipikirkan oleh karakter
dalam gambar; dan hasil dari peristiwa tersebut.
Kekhususan TAT
• TAT dapat diberikan berulang kali kepada individu sebagai cara untuk
mengukur kemajuan dalam psikoterapi atau, dalam beberapa kasus, untuk
membantu terapis memahami mengapa pengobatan tampaknya terhenti
atau diblokir.
Ide dasar dari TAT sebenarnya berasal dari salah seorang mahasiswa
Murray yang anaknya sedang sakit dan menghabiskan waktunya dengan
menggunting gambar di majalah dan membuat cerita.
Ia berpikir apakah cara ini dapat digunakan sebagai salah satu metode
dalam terapi yang mengungkap fantasi dari klien.
Tokoh-tokoh dalam
TAT
Christiana Drummond (née
Councilman) Morgan was
associated with the Harvard
Psychological Clinic during
the time that the Thematic
Apperception Test was being
developed. She was born in
Boston, Massachusetts, on
October 6, 1897, and died in
Denis Bay, Saint John, Virgin
Islands, on March 14, 1967.
Henry A. Murray
• Born in New York City, Henry A. Murray had an impressive
collection of initials after his name by 1927; he earned an A.B.
(with a major in history) from Harvard in 1915, an M.D. from
Columbia in 1919, an M.A. in biology from Columbia in 1920,
and a Ph.D. from Cambridge in 1927. Murray (1940, pp.
152–"153) reminisced about his budding fascination with the
mental life of others, including his colleagues and medical
patients at Columbia:
TAT dikembangkan ………………….
untuk mengeksplorasi dinamika kepribadian yang mendasarinya,
seperti konflik internal, dorongan dominan, minat, dan motif.
Secara khusus, TAT menilai motif yang mencakup kebutuhan akan
pencapaian, kekuatan, keintiman, dan kemampuan memecahkan
masalah.
Setelah Perang Dunia II, TAT diadopsi secara lebih luas oleh
psikoanalis dan dokter untuk mengevaluasi pasien yang
mengalami gangguan emosi. Kemudian, di tahun 1970-an,
Gerakan Potensi Manusia mendorong para psikolog untuk
menggunakan TAT untuk membantu klien mereka memahami diri
mereka sendiri dengan lebih baik dan merangsang pertumbuhan
pribadi.
Lanjutan ……………..
Saat ini, TAT banyak digunakan sebagai alat untuk penelitian di
sekitar bidang psikologi seperti mimpi, fantasi, pemilihan jodoh dan
apa yang memotivasi orang untuk memilih pekerjaan mereka.
Kadang-kadang digunakan dalam konteks psikiatri untuk menilai
pemikiran yang tidak teratur, dalam ujian forensik untuk
mengevaluasi tersangka kejahatan atau untuk menyaring kandidat
untuk pekerjaan dengan stres tinggi.
Teori Kepribadian Murray
Dalam teorinya, Murray juga mengungkap tentang beta dan alpha press. Hal
inilah yang melandasi munculnya TAT.
Beta press mengarah pada persepsi dan interpretasi individu terhadap spesifik
aspek di lingkungan, sedangkan alpha press adalah kondisi lingkungan yang
sebenarnya/kondisi objektif.
Tingkah laku kebanyakan merupakan hasil dari beta press yang melibatkan
pemaknaan subyektif terhadap lingkungan.