Anda di halaman 1dari 11

HASIL DAN

MANFAAT DAKWAH
Dakwah Muhammadiyah

Muhammadiyah didirikan bertujuan untuk mengembalikan masyarakat untuk kembali


berpedoman kepada Al-quran dan Hadist. Prinsip-prinsip utama dalam Muhammadiyah
adalah pemurnian Tauhid (keesaan Tuhan) dengan kembali kepada al qur’an dan hadist.
Implikasi pemikiran ini adalah pemberantasan tahayul, bid’ah dan khufarat inovasi dalam
melakukan ibadah, yang dianggap tidak bersumber dari Al-Qu’ran dan Al-Hadist.
Perbedaan Antara Dakwah Mimbar dan Dakwah
Intitusional

Dakwah mimbar sering disebut dengan khotbah atau ceramah. Arti asal khotbah
adalah bercakap-cakap tentang masalah yang penting, sedangkan dakwah
intitusional adalah dakwah yang dilakukan secara langsung oleh suatu lembaga
dalam membangun dan membantu umat melalui pendidikan, kesehatan dan
ekonomi.
Prinsip Dakwah
Muhammadiyah

Prinsip dakwah Muhammadiyah antara lain:


• Prinsip berdasarkan Al-Qur’an dan Hadist
• Prinsip Amar Ma’ruf nahi Mungkar
• Prinsip integrasi ilmu pengetahuan
• Prinsip keberpihakan pada kaum dhu’afa
• Prinsip semangat pengabdian
• Prinsip tajdid
• Prinsip demokrasi
Hasil dan Manfaat Dakwah Muhammadiyah di
Bidang Pendidikan, Kesehatan dan Ekonomi

Kesehatan

Dakwah Muhammadiyah di bidang kesehatan sudah dimulai sejak sebelum kemerdekaan


Indonesia, tepatnya pada tahun 1923. Di Bidang kesehatan dakwah Muhammadiyah telah
mewujud dalam bentuk  97 Rumah Sakit dan 214 Klinik yang tersebar di Sumatera (6
Rumah Sakit dan 37 Klinik) , Jawa (81 Rumah Sakit dan 141 Klinik), Kalimantan ( 4
Rumah Sakit dan 19 Klinik), Sulawesi (4 Rumah Sakit dan 15 Klinik), Maluku (1 Rumah
Sakit), Nusa Tenggara Barat (1 Rumah Sakit dan 1 Klinik) dan Papua (1 Klinik).
Pendidikan

Gerakan pembaruan Muhammadiyah dalam bidang pendidikan yang menggunakan pola


pendidikan nasional memberikan potret sebagai organisasi yang inklusif dan progresif.

Dakwah Muhammadiyah dalam bidang pendidikan sejalan dan searah


dengan salah satu tujuan dari Indonesia merdeka, sebagaimana tercantum
dalam pembukaan UUD 1945, yakni mencerdaskan kehidupan bangsa.
Hal ini juga relevan dengan tema peringatan Hari Ulang Tahun ke-74
Kemerdekaan Republik Indonesia, yakni SDM unggul Indonesia maju
dan visi Presiden Jokowi periode kedua yang memfokuskan kepada
pembangunan sumber daya manusia. Karena itulah, tema milad 107 tahun
Muhammadiyah yang jatuh pada 18 November 2019 adalah
Mencerdaskan Kehidupan Bangsa.
Terdapat dua hal yang menjadi landasan bagi
Muhammadiyah dalam menekuni bidang ekonomi
1) Muhammadiyah memiliki kepercayaan diri untuk
terus bekerja di bidang bisnis amal ini, karena upaya
Ekonomi amal itu tidak kurang dari upaya amal
Muhammadiyah seperti pendidikan, rumah sakit, dan
dakwah.

"The Grand Communities"


Kedua, eksekusi dari potensi besar Muhammadiyah
yang memiliki amal usaha. Dengan fakta: (1) sejumlah
besar birokrat duduk di pemimpin Muhammadiyah;
K.H. A.R Fachrudin (2) jumlah besar hasil pendidikan sumberdaya
manusia yang dibutuhkan Muhammadiyah tidak
diragukan; (3) banyaknya pengusaha di dalam ormas
besar Muhammadiyah; (4) jumlah anggota
Muhammadiyah
JSM
Program pembinaan ekonomi (Jama’ah Swadaya Muhammadiyah)

ZIS
(Zakat, Infaq dan Sodaqoh)

MEK
(Majelis Ekonomi dan Kewirausahaan)
AUM
(Amal Usaha Muhammadiyah)

BUMM
(Badan Usaha Milik Muhammadiyah)

JAMIAH (Jaringan Ekonomi


Muhammadiyah)
KATAM (Kartu Tabungan Muslim)
P3K2M (Pusat Pengembangan Pengusaha
Kecil dan Kewirausahaan Muhammadiyah)
Di era serbateknologi, tantangan gerakan Muhammadiyah di
bidang pendidikan juga kian berat. Mulai dari pelurusan
TANTANGAN pandangan filosofis pendidikan, pendidikan yang dapat
dijangkau semua kalangan, manajemen lembaga pendidikan
DUNIA yang makin praktis dan berkualitas, hingga sumber daya insani
PENDIDIKAN DAN yang makin melek terhadap perkembangan teknologi mutakhir.
lembaga pendidikan yang dimiliki Muhammadiyah belum
KESEHATAN setara dengan kuantitasnya yang senantiasa mengalami
perkembangan yang spektakuler, Muhammadiyah perlu
MUHAMMADIYAH melakukan upaya pengesyahan dan penghidupan kembali
DI MASA DEPAN Muhammadiyah sebagai gerakan pendidikan dan gerakan
pengembangan dan pengelolaan. Tantangan Muhammadiyah
yang kedua dalam bidang pendidikan adalah masalah
berkurangnya profesionalisme guru.
Pendidikan Muhammadiyah perlu menjawabnya dengan semangat tajdid dan ijtihad dengan penuh
kesungguhan. Muhammadiyah perlu menerapkan beberapa strategi yang digunakan untuk merespon
tantangan dan peluang Pendidikan di era revolusi industri 4.0, yakni:
1. Komitmen peningkatan investasi pada pengembangan digital skills.
2. Terus menerus untuk mencoba dan mengaplikasikan prototype teknologi terbaru dengan metode
learning by doing.
3. Menggali bentuk kolaborasi baru bagi model sertifikasi atau pendidikan dalam ranah peningkatan
digital skill.
4. Melakukan kolaborasi dengan dunia usaha dan dunia industri (DUDI) untuk mengidentifikasi
permintaan dan ketersediaan skill bagi era digital di masa depan.
5. Memasukan materi terkait human-digital skills ke kurikulum.
6. Tantangan tersebut sudah mulai dijawab oleh Muhammadiyah. Hal ini ditandai saat resepsi milad 107
tahun 18 November kemarin, diluncurkan Muhammadiyah Online University (MOU). Ada tiga
program studi yang menjadi cikal bakal MOU, yakni: Teknik Informatika, Kesehatan Masyarakat, dan
Manajemen. Sementara program studi lain S1 sampai S3 sedang disiapkan.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai