Anda di halaman 1dari 52

BEHAVIOUR BASED SAFETY

(BBS)

1
LATAR BELAKANG
Corporate Enabler Academy

• Tingginya angka kecelakaan di perusahaan


• 80 % Kecelakaan kerja disebabkan oleh Unsafe
Action (Perilaku tidak aman)
• Merubah perilaku Unsafe Action menjadi Safe Action
• Iceberg Paradigm (Paradigma Gunung Es)

BEHAVIOUR BASED SAFETY


Simple, Inspiring, Performing,
Phenomenal 2
Kerugian
Kecelakaan Ketenagalistrikan

Simple, Inspiring, Performing,


Phenomenal
MITOS BBS Corporate Enabler Academy

(Menurut H.L Kaila)

Simple, Inspiring, Performing,


Phenomenal 4
Corporate Enabler Academy

TUJUAN BEHAVIOUR BASED SAFETY

Simple, Inspiring, Performing,


Phenomenal 5
BAGAIMANA BUDAYA TERBENTUK ?

ZERO
BUDAYA SELAMAT ACCIDENT
DIPAKSA TERPAKSA BISA TERBIASA (KARAKTER) (BAHAGIA)

CONTOH :
Hamka kecil yang disiram air oleh orang tuanya di waktu subuh
Dipaksa oleh Camera Otomatis di traffic light
Dipaksa oleh CCTV
Dipaksa oleh Gadget (HP, Tablet, dll)
dll

Simple, Inspiring, Performing,


Phenomenal
Malas Belajar = Bodoh Malas Bekerja = Miskin

Malas Beribadah = Neraka Malas Membersihkan = Kotor


PA
Malas Membersihkan Debu Batubara = KEBAKARAN
Malas Membersihkan Minyak Tumpah = KEBAKARAN
Malas Melakukan Inspeksi Peralatan = KECELAKAAN
Malas Berlatih = KECELAKAAN
Malas Memakai APD / SOP = KECELAKAAN

Simple, Inspiring, Performing,


Phenomenal
PENGERTIAN PERILAKU TLM & HSSE ACADEMY

• Menurut E. Scott Geller :


Apa yang seseorang katakan atau lakukan yang merupakan
hasil dari pikirannya, perasaannya, atau yang diyakininya.

• Menurut Notoatmodjo :
Bentuk respons atau reaksi terhadap stimulus atau
rangsangan dari luar organisme (orang), namun
dalam memberikan respon sangat tergantung pada
karakteristik atau faktor-faktor lain dari orang yang
bersangkutan
Simple, Inspiring, Performing,
Phenomenal 8
Corporate Enabler Academy

Faktor Penentu Perilaku


• Faktor Internal :
Karakteristik orang yang bersangkutan yang bersifat bawaan
dan berfungsi untuk mengolah rangsangan dari luar

• Faktor Eksternal :
Meliputi lingkungan sekitar, baik fisik maupun non-fisik

Simple, Inspiring, Performing,


Phenomenal 9
Corporate Enabler Academy

PENGERTIAN BBS
Sebuah pendekatan untuk keselamatan yang berfokus
pada perilaku pekerja sebagai penyebab terbesar
terjadinya kecelakaan dan cedera yang berhubungan
dengan pekerjaan, selain itu BBS merupakan aplikasi
sistematis dari riset psikologi tentang perilaku
manusia pada masalah keselamatan (safety) ditempat
kerja yang memasukkan proses umpan balik secara
langsung dan tidak langsung.

Simple, Inspiring, Performing,


Phenomenal 10
PENGERTIAN BBS Corporate Enabler Academy

• Pendekatan pro aktif terhadap manajemen


keselamatan dan kesehatan kerja
• Pendekatan pro aktif terhadap pencegahan
terjadinya kecelakaan dan cedera
• Fokus terhadap perilaku berisiko atau perilaku tidak
aman yang dapat menyebabkan kecelakaan dan
cedera
• Fokus terhadap perilaku aman dalam bekerja yang
dapat berkontribusi terhadap pencegahan
kecelakaan dan cedera
Simple, Inspiring, Performing,
Phenomenal 11
Corporate Enabler Academy

7 KRITERIA PELAKSANAAN BBS


1. Melibatkan Partisipasi Karyawan

2. Memusatkan perhatian pada unsafe behavior yang


spesifik
3. Didasarkan pada Data Hasil Observasi
4. Proses Pembuatan Keputusan Berdasarkan Data
5. Melibatkan Intervensi Secara Sistematis dan
Observasional
6. Menitikberatkan pada Umpan Balik terhadap Perilaku
Kerja
7. Membutuhkan Dukungan dari Manager
Simple, Inspiring, Performing,
Phenomenal 12
Corporate Enabler Academy

PROSES BBS

Simple, Inspiring, Performing,


Phenomenal 13
MODEL ABC
Corporate Enabler Academy

Model ABC terdiri dari 3 Elemen yaitu :


• Activator/Antecedent
Dapat dideskripsikan sebagai orang, tempat, sesuatu, atau kejadian yang
datang sebelum perilaku terbentuk yang dapat mendorong kita untuk
melakukan sesuatu atau berkelakuan tertentu.
• Behaviour / Perilaku
Sesuatu yang dilakukan oleh seseorang yang dapat kita lihat
• Konsekuensi
Kejadian-kejadian yang mengikuti perilaku dan mengubah adanya
kemungkinan perilaku akan terjadi kembali di masa datang.

Simple, Inspiring, Performing,


Phenomenal 14
Corporate Enabler Academy

KONSEKUENSI
KONSEKUENSI DIBAGI MENJADI DUA, YAITU :
1. Konsekuensi Positif
Contoh : - Safety Briefing / Safety Induction
- Bekerja sesuai Prosedur dan Instruksi
Kerja

2. Konsekuensi Negatif
Contoh : - Merokok di Area mudah terbakar
- Tidak menggunakan APD saat bekerja
High Risk
Simple, Inspiring, Performing,
Phenomenal 15
Corporate Enabler Academy

KONSEKUENSI

HAL-HAL YANG BERKAITAN DENGAN


KONSEKUENSI , YAITU :
1. REINFORCEMENT
2. PUNISHMENT
3. IGNORING

Simple, Inspiring, Performing,


Phenomenal 16
REINFORCEMENT
Corporate Enabler Academy

(Penguatan/Memperkuat)
Adalah konsekuensi yang meningkatkan
probabilitas bahwa suatu perilaku akan terjadi.
Istilah reinforcement mengacu pada peristiwa-
peristiwa yang memperkuat perilaku.
Ada 2 macam Reinforcement (Penguatan) :
1. Reinforcement Positif
2. Reinforcement Negatif

Simple, Inspiring, Performing,


Phenomenal 17
Corporate Enabler Academy

REINFORCEMENT POSITIF
Reinforcement positif adalah peristiwa
menyenangkan dan diinginkan, peristiwa ramah,
yang mengikuti sebuah perilaku.
Contoh : Manajemen akan memberikan penghargaan
atau penilaian lebih kepada para pekerja yang mau
mengunakan APD dan melaksanakan prosedur kerja saat
melaksanakan pekerjaan.

Simple, Inspiring, Performing,


Phenomenal 18
Corporate Enabler Academy

REINFORCEMENT NEGATIF
Reinforcement negatif adalah peristiwa (atau
persepsi dari suatu peristiwa) yang tidak
menyenangkan dan tidak diinginkan, ini juga
memperkuat perilaku.
Contoh : Makin banyak karyawan menggunakan APD
meskipun tidak nyaman dan terdapat sanksi-sanksi dalam
penilaian kinerja perusahaan, supaya dapat meredakan
ketakutan mereka terhadap kecelakaan. Usaha
mengurangi ketakutan itulah yang menguatkan
pemakaian APD
Simple, Inspiring, Performing,
Phenomenal 19
PUNISHMENT
Corporate Enabler Academy

(Hukuman)
Hukuman (punishment) adalah suatu konsekuensi
negatif yang menekan atau melemahkan perilaku.
Contoh : Manajemen memberikan surat peringatan atau
memberikan nilai jelek terhadap kinerja pegawai yang
tidak konsisten menggunakan APD atau melaksanakan
perilaku tidak aman dalam bekerja. Dengan adanya
hukuman maka perilaku yang tidak aman diharapkan
dapat dihentikan.

Simple, Inspiring, Performing,


Phenomenal 20
IGNORING
Corporate Enabler Academy

(Pengabaian)
Merupakan pengabaian terhadap suatu perilaku
(baik yang diinginkan maupun yang tidak
diinginkan)
Contoh : Pekerja yang konsisten menggunakan APD atau
melaksanakan prosedur tidak diberikan penghargaan
(penguatan positif) atau sebaliknya ketika pekerja merasa
tidak nyaman mengunakan APD atau prosedur kerja tidak
dilakukan proses pembelajaran kembali / sosialisasi
(penguatan negatif) atau dinilai jelek dalam penilaian
kinerja (sebagai Punishment)

Simple, Inspiring, Performing,


Phenomenal 21
Corporate Enabler Academy

PEMETAAN PERILAKU ANALISIS


Sebelum masuk ke dalam penjelasan kolom pemetaan maka
ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam
menentukan konsekuensi terhadap pekerja, yaitu :
• Perilaku sasaran ada, tetapi tidak dalam frekuensi yang
cukup
Contoh: Pekerja menggunakan APD saat melaksanakan
tetapi tidak rutin dalam memakai APD tersebut.
• Perilaku sasaran ada, tetapi tidak dalam jangka waktu yang
mencukupi
Contohnya: Pekerja menggunakan APD hanya pada saat
dilakukan audit atau inspeksi

Simple, Inspiring, Performing,


Phenomenal 22
Corporate Enabler Academy

PEMETAAN PERILAKU ANALISIS


• Perilaku sasaran ada,tetapi tidak yang diharapkan
Contoh : Para pekerja ingin menggunakan APD tetapi APD yang tersedia
sangatlah terbatas untuk digunakan seluruh pekerja
• Perilaku sasaran ada,tetapi tidak tepat dalam saat yang tepat
Contoh : Pekerja mengunakan APD pada saat dia mengalami
kecelakaan kerja.
• Perilaku sasaran tidak ada sama sekali
• Contoh : Pekerja tidak mengunakan APD pada saat melakukan pekerjaan.
• Ada Perilaku tandingan
Contoh : Pekerja mengunakan APD akan mendapatkan reward
• Perilaku sasaran merupakan perilaku kompleks
Contoh : Pekerja yang baru didalam pekerjaan diberikan pendidikan
atau pengetahuan tentang penggunaan APD dan bekerja
berdasarkan keselamatan.
Simple, Inspiring, Performing,
Phenomenal 23
PEMETAAN PERILAKU ANALISIS Corporate Enabler Academy

NO Perilaku yang diobervasi Antesenden Terencana Konsekuensi


1 Pekerja tidak mengetahui Memberikan sosialisasi, Para pekerja yang mau
tentang keselamatan kerja dan pendidikan serta pelatihan mendengarkan
dampak dari kecelakaan kerja Tentang keselamatan kerja serta sosialisasi, pendidikan
memberikan tata cara serta pelatihan diberikan
pencegahan secara langsung reward
atau audio visual

2 Pekerja mulai menggunakan Pekerja mengajak rekannya Manajemen memberikan


APD dan mematuhi prosedur untuk mengunakan APD pada reward bagi pekerja
kerja dalam melaksanakan saat melaksanakan pekerjaan yang mau menggunakan
pekerjaan APD dan mematuhi
prosedur kerja saat
melaksanakan
pekerjaan.
3 Pekerja merasa takut atau was Para pekerja menyampaikan instruktur memberikan
was saat diberikan penjelasan ketakutan mereka kepada rekan motivasi dan pendekatan
tentang dampak dari tidak kerjanya kepada pekerja agar
mematuhi keselamatan kerja tidak takut karena
yaitu kecelakaan kerja manfaatnya untuk
keselamatan kerja
pekerja di lapangan
Simple, Inspiring, Performing,
Phenomenal 24
DEVELOPMENT OF CRITICAL BEHAVIOURAL CHECKLIST
(PENGEMBANGAN CHECKLIST PERILAKU KRITIS/BERBAHAYA)

Dalam proses BBS, terdapat aktifitas identify


critical behavioural atau mengidentifikasi
perilaku kritis / berbahaya yang berpotensi
menyebabkan cidera atau kecelakaan.

Simple, Inspiring, Performing,


Phenomenal
Langkah - langkah
Langkah untuk mengidentifikasi perilaku kritis atau berbahaya :
• Lihatlah tren kecelakaan /insiden yang sering terjadi untuk
menentukan risiko terbesar yang menyebabkan kecelakaan
• Lakukan evaluasi terhadap bahaya dari seluruh fasilitas baik
peralatan maupun tempat kerja untuk menentukan daerah-
daerah atau peralatan yang memiliki risiko terbesar yang
dapat menyebabkan kecelakaan
• Lihatlah pekerjaan yang memiliki potensi bahaya yang tinggi
yang dapat menyebabkan kecelakaan hingga kematian.
Sebagai contoh : pekerjaan pemeliharaan pada jaringan
tegangan menengah.
Simple, Inspiring, Performing,
Phenomenal 26
Langkah - langkah
Tentukan praktek tersebut :
• Setelah perilaku, peralatan, maupun pekerjaan telah
diidentifikasi, kemudian uraikan langkah tersebut ke dalam
proses. Langkah-langkah harus cukup rinci sehingga
karyawan dapat mengevaluasinya. Sebagai contoh, salah
satu item pada checklist adalah alat pelindung diri (APD).
Uraikan secara spesifik tentang APD jenis apa yang
diperlukan.

Simple, Inspiring, Performing,


Phenomenal 27
Langkah - langkah
Uraikan pekerjaan menjadi empat perilaku kritis /
berbahaya, yaitu :

• APD (Alat Pelindung Diri)


Tentukan apa saja alat pelindung diri yang diperlukan
untuk melakukan pekerjaan. Uraikan secara spesifik
sehingga orang yang melakukan pengamatan tahu persis
apa yang harus dicari.

• Tata ruang
Pengamat akan mengevaluasi area kerja dan
mendokumentasikan perilaku serta kondisi kritis atau
berbahaya dan hambatan untuk keselamatan kerja.
Simple, Inspiring, Performing,
Phenomenal 28
Langkah - langkah
Uraikan pekerjaan menjadi empat perilaku kritis /
berbahaya, yaitu :
• Pengunaan Peralatan dan Perlengkapan
pengamat perlu mengetahui alat-alat dan peralatan yang
sesuai yang akan digunakan saat melakukan tugas ini.
Mereka juga harus memahami bagaimana alat-alat yang
akan digunakan dengan aman.
• Perlindungan
pengamat akan menentukan apakah karyawan tersebut
melaksanakan tugas dengan cara yang akan melindunginya
dari benda jatuh, paparan bahan kimia, terjatuh dari
ketinggian, tersengat listrik dll

Simple, Inspiring, Performing,


Phenomenal 29
ALUR METODE CHECK LIST

Simple, Inspiring, Performing,


Phenomenal 30
CHECK LIST

Simple, Inspiring, Performing,


Phenomenal 31
CHECK LIST

Simple, Inspiring, Performing,


Phenomenal 32
CHECK LIST

Simple, Inspiring, Performing,


Phenomenal 33
CHECK LIST

Simple, Inspiring, Performing,


Phenomenal 34
Corporate Enabler Academy

OBSERVATION METHODOLOGY
(METODE OBSERVASI)
Observasi adalah metode pengumpulan data melalui
pengamatan langsung atau peninjauan secara cermat
dan langsung di lapangan atau lokasi penelitian.

TUJUAN OBSERVASI
Untuk memperoleh berbagai data konkret secara
langsung di lapangan atau tempat penelitian.

Simple, Inspiring, Performing,


Phenomenal 35
JENIS OBSERVASI
• Observasi Partisipasi
Observasi yang melibatkan peneliti atau observer secara
langsung dalam kegiatan pengamatan di lapangan
Keuntungan cara ini : peneliti merupakan bagian yang
integral dari situasi yang dipelajarinya sehingga
kehadirannya tidak memengaruhi situasi penelitian
Kelemahan cara ini : Ada kecenderungan peneliti
terlampau terlibat dalam situasi itu sehingga prosedur
yang berikutnya tidak mudah dicek kebenarannya oleh
peneliti lain.

Simple, Inspiring, Performing,


Phenomenal 36
JENIS OBSERVASI
• Observasi Non Partisipasi
Observasi yang dalam pelaksanaannya tidak melibatkan
peneliti sebagai partisipasi atau kelompok yang diteliti. Cara
ini banyak dilakukan pada saat ini.
Kelemahan cara ini : kehadiran pengamat dapat
memengaruhi sikap dan perilaku orang yang diamatinya

Simple, Inspiring, Performing,


Phenomenal 37
INSTRUMEN OBSERVASI
1. Check List
merupakan suatu daftar yang berisikan nama-nama responden dan
faktor- faktor yang akan diamati.

2. Rating Scale
merupakan instrumen untuk mencatat gejala menurut tingkatan-
tingkatannya

3. Anecdotal Record
merupakan catatan yang dibuat oleh peneliti mengenai kelakuan-kelakuan
luar biasa yang ditampilkan oleh responden

4. Mechanical device
merupakan catatan yang dibuat oleh peneliti mengenai kelakuan-kelakuan
luar biasa yang ditampilkan oleh responden
Simple, Inspiring, Performing,
Phenomenal 38
LANGKAH – LANGKAH OBSERVASI
1. Harus diketahui di mana observasi itu dapat dilakukan.

2. Harus ditentukan dengan pasti siapa saja yang akan


diobservasi.
3. Harus diketahui dengan jelas data-data apa saja
yang diperlukan.
4. Harus diketahui bagaimana cara mengumpulkan
data agar berjalan mudah dan lancar.
5. Harus diketahui tentang cara mencatat hasi!
observasi, seperti telah menyediakan buku catatan,
kamera, tape recorder, dan alat-alat tulis lainnya.
Simple, Inspiring, Performing,
Phenomenal 39
ALAT – ALAT PENGAMATAN
1. Tape recorder, untuk merekam pembicaraan.
2. Kamera, untuk merekam berbagai kegiatan
secara visual.
3. Film atau video, untuk merekam kegiatan objek
penelitian secara audio-visual.
4. Buku dan pulpen, untuk mencatat hasil
penelitian.

Simple, Inspiring, Performing,


Phenomenal 40
Corporate Enabler Academy

COMMUNICATION SKILLS for SAFETY


(KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI UNTUK KESELAMATAN KERJA)
Komunikasi adalah pemindahan dan pemahaman
makna. Pengertian lain dari komunikasi adalah suatu
proses seseorang atau beberapa orang, kelompok,
organisasi, dan masyarakat yang menciptakan atau
menggunakan informasi agar terhubung dengan
lingkungan dan orang lain

Simple, Inspiring, Performing,


Phenomenal 41
KOMPONEN KOMUNIKASI
1. Pengirim atau komunikator (sender) adalah pihak yang mengirimkan pesan kepada
pihak lain.

2. Pesan (message) adalah isi atau maksud yang akan


disampaikan oleh satu pihak kepada pihak lain .
3. Saluran (channel) adalah media dimana pesan
disampaikan kepada komunikan.
4. Penerima atau komunikate (receiver) adalah pihak
yang menerima pesan dari pihak lain
5. Umpan balik (feedback) adalah tanggapan dari
penerimaan pesan atas isi pesan yang
disampaikannya . Inspiring, Performing,
Simple,
Phenomenal 42
KEMAMPUAN
BERKOMUNIKASI UNTUK KESELAMATAN
1. Agresif :
Perilaku dimana Anda akan mempertahankan Sikap dan
Pendapat, tanpa mempedulikan orang lain, dan
menginginkan hasil akhirnya sebagai Pemenang dari
Komunikasi yang terjadi.
Contoh :
- Terlalu banyak membuat permintaan kepada orang lain
- Terlalu dominan dalam menyuruh dan memerintah orang lain
- Kontak Mata cenderung Tegas dan Melotot kepada lawan bicara
- Bahasa Tubuh kaku dan menunjuk-nunjuk atau mengepalkan
tangan
- Postur Tubuh Tegang dan cenderung membusungkan dada
- Ekspresi muka tampak memerah atau menahan emosi
- Intonasi suara tinggi dan berbicara keras dengan berapi-api
Simple, Inspiring, Performing,
Phenomenal 43
KEMAMPUAN
BERKOMUNIKASI UNTUK KESELAMATAN
2. Pasif :
Perilaku atau Sikap Pasif ibarat Anda selalu menghindari
Konflik atau Konfrontasi dengan lawan bicara, demi menjaga
suasana damai dan tenang.
Contoh :
- Tidak mampu membuat permintaan kepada lawan bicara atau orang
lain
- Terlalu dominan dalam menyuruh dan memerintah orang lain
- Tidak mampu berkata “tidak” atau menolak permintaan orang lain
- Bahasa Tubuh kaku dan menunjuk-nunjuk atau mengepalkan tangan
- Postur Tubuh Tegang dan cenderung membusungkan dada
- Ekspresi muka tampak memerah atau menahan emosi
- Intonasi suara tinggi dan berbicara keras dengan berapi-api
Simple, Inspiring, Performing,
Phenomenal 44
KEMAMPUAN
BERKOMUNIKASI UNTUK KESELAMATAN
3. Asertif / Tegas :
Perilaku atau Sikap inilah yang merupakan salah satu Tabiat
atau Perilaku Manusia Efektif.  Anda tidak mengorbankan
orang lain demi kepentingan pribadi pun sebaliknya tidak
semena-mena menahan diri dari intervensi orang lain.
Contoh :
- Mampu membuat permintaan kepada orang lain dengan cara
wajar, tanpa menunjukkan Sikap Kuasa atau Kata Perintah
- Mampu menolak Permintaan Orang lain dengan Sikap Wajar,
Sopan dan Tidak menyakiti Perasaan Orang lain dan Perasaan
Diri Sendiri
-Kontak Mata terjadi secara Wajar, dengan Pandangan yang
Tenang dan pantas
- Berbicara denganSimple,
Intonasi Sedang, Volume Suara Cukup, dan
Inspiring, Performing,
terasa Lemah Lembut Phenomenal 45
KOMUNIKASI K3 DALAM PRAKTEK
Walaupun prinsip komunikasi terlihat mudah dan
hanya terdiri penyebar pesan (komunikator),
pesan, media/sarana dan penerima pesan, namun
pada pada prakteknya tidak begitu mudah
dilaksanakan.

Masing-masing individu mempunyai cara dan


pilihan tersediri dalam menerima pesan /
komunikasi, misalnya bagi yang sulit menerima
komunikasi dengan membaca akan memilih
dengan cara peragaan, dsb untuk memudahkan
berkomunikasi.

Latar belakang dan pengalaman memegang


peranan, misalnya seseorang belajar
mengoperasikan komputer.
BEBERAPA FAKTOR YANG SANGAT
MEMPENGARUHI KOMUNIKASI K3
DI PERUSAHAAN, ADALAH :

1. KEPEMIMPINAN
Kepemimpinan merupakan faktor yang sangat
menentukan keberhasilan program k3 di
perusahaan. Berhasil tidaknya komunikasi
tergantung dari cara yang digunakan oleh seorang
pemimpin perusahaan (tidak hanya manajemen
puncak tetapi sampai ke tingkat supervisor sesuai
peran dan tanggung jawab masing-masing).
2. KETELADANAN
Keteladanan pimpinan dalam praktek K3 dapat
memantulkan efek yang positip, berupa kesadaran dan
kedisiplinan dalam mematuhi peraturan K3. Dilain pihak
terjadi efek negatip bila ternyata perilaku pimpinan tidak
memberikan contoh yang mempunyai aplikasi terhadap
K3, misalnya meskipun setiap saat selalu memberikan
pesan-pesan akan pentingnya K3, tetapi pada prakteknya
pemimpin tidak memakai APD ditempat yang seharusnya
memakai APD atau merokok ditempat yang terdapat
larangan untuk tidak merokok, dsb.
3. MOTIVASI K3

Pesan yang efektip dapat digunakan oleh komunikator


dan dapat memacu motivasi untuk melaksanakan pesan-
pesan K3. Sikap / pendapat / tingkah laku terhadap
semua segi k3 tdk akan berubah dengan sendirinya kalau
tidak diusahakan perubahan melalui motivasi untuk
mengubah perilaku yang bertentangan dengan prinsip-
prinsip K3. Seorang pimpinan k3 harus bertindak sebagai
motivator atau menunjuk orang lain yang menarik atau
memiliki pengaruh sehingga akan merasa tertarik dan
termotivasi untuk melaksanakan kerja selamat.
4. PERILAKU K3

Perilaku K3 meliputi pengetahuan, sikap dan tindakan yang


berkaitan dengan konsep K3 serta upaya pelaksanaannya.
Ada empat faktor utama seseorang mau melakukan K3, yaitu :
a. Seseorang merasa mudah mendapat kecelakaan
b. Orang percaya bahwa kecelakaan dapat dicegah
c. Orang memandang bahwa kecelakaan dapat berakibat fatal
d. Orang tersebut mampu menjangkau dan memanfaatkan fasilitas K3

5. PENGETAHUAN TENTANG K3
Pengetahuan bisa diperoleh secara alami maupun secara
terencana melalui pendidikan.
Pengetahuan mempunyai enam tingkatan, yaitu :
a. Mengetahui, kemampuan utk mengingat / diingatkan kembali
b. Memahami, kemampuan utk menjelaskan secara benar obyek yg
dikethui
c. Aplikasi, kemampuan utk menggunakan materi yang telah
dipelajari pada situasi dan kondisi sebenarnya.
d. Analisis, kemampuan utk menjabarkan suatu materi/obyek
kedalam komponen tetapi masih dlm struktur organisasi tersebut.
e. Sintesis, kemampuan untuk menggabungkan bagian-bagian
kedalam suatu bentuk tertentu yang baru
f. Evaluasi, kemampuan utk melakukan penilaian thd obyek tertentu.
6. SIKAP MENGENAI K3

Dengan mengambil dasar teori sikap, maka sikap mengenai K3 terdiri


tiga komponen, yaitu :
a. Kepercayaan atau keyakinan terhadap obyek
b. Kehidupan emosional atau evaluasi emosional
c. Kecenderungan untuk bertindak

Contoh:
Seseorang yang telah memiliki keyakinan akibat negatif bila merokok
ditempat yang terdapat bahan kimia, didalam dirinya ada norma
subyektif tentang bahaya merokok maka dia akan membatalkan
niatnya untuk merokok di tempat yang berbahaya. Dengan
demikian akan timbul perilaku untuk tidak merokok di tempat
berbahaya.

Sedangkan keyakinan normatif timbul dari seseorang yang telah


membaca petunjuk DILARANG MEROKOK, karena patuh maka ia
membatalkan niatnya untuk merokok pada lokasi/tempat dilarang
merokok.
DALAM PENYAMPAIAN PESAN, YANG PERLU DIPERHATIKAN:

1. Kejelasan, berikan arahan yang jelas


2. sesuai dengan pengetahuan dan pengalaman penerima
pesan
3. Tidak mehakimi
4. Memacu suatu komunikasi dua arah, adanya umpan balik
5. Keselarasan antara pikiran, perkataan dan perbuatan.

TERIMAKASIH
Soeroyo asmoeri
Lkl – pln pst

Anda mungkin juga menyukai