Stunting
Stunting
Stunting Pendek
PENDEK≠ STUNTING
Buku “Stunting: Pencegahan, Diagnosis dan Tata Laksana Terpadu, IDAI 2022”
Stuntin
Pendek
g
< Linear growth < Linear growth
Potential Potential
Suboptimal
health and
nutritional
condition
de Onis M, Branca F. Childhood stunting: A global perspective. Matern Child Nutr. 2016;12:12–26
• Screen Shot 2023-05-29 at 08.14.24.png
KEBUTUHAN DASAR
Perjalanan Tumbuh Kembang Anak
KONSEP
UMUM 95%
80%
HARUS TERMONITOR
D25ENGAN
% BAIK
PERTUMBUHAN
SIRKUIT OTAK Dalam
Kandungan
USIA ANAK
0 2 6
LAHIR TAHUN TAHUN
40 Minggu 24 Bulan
[x 7 hari] [x 30 hari]
280 hari 720 hari
1000 HARI PERTAMA
1000 HPK 2
(Shonkoff, 2007)
Emond AM, Blair PS, Emmett PM, Drewett RF. Weight faltering in infancy and IQ levels at 8 years in the Avon Longitudinal
Study of Parents and Children. Pediatrics. 2007 Oct;120(4):e1051-8
The Effect of Nutritional Deficiency in Optimal Growth
Nutrisi yg adekuat
Kalori berlebih
ASI eks < 6 bulan
MP-‐ASI yg buruk
Dewasa Cuci tangan yg buruk
Stunted
Infeksi berulang
Overweight Usia sekolah
Stimulasi yg buruk
Central Adiposity Overweight
Hipertensi WAZ >> relative to HAZ
Dewasa Diabetes
Stunted CVD
Stamina fisik
IQ rendah Usia sekolah
Lifetime earning and assets HAZ < -‐2
Performa di sekolah buruk
Lebih sedikit tahun sekolahnya
Pubertas
Faktor risiko Stunting berdasarkan kelompok umur:
ASI eksklusif
Imunisasi
MP ASI
Pendidikan
orangtua
Air bersih
Diare
Posyandu
- Memastikan semua balita
mendapatkan gizi yang Diagnosis penyebab dan Diagnosis penyebab
lengkap, cukup dan Menatalaksana tatalaksana segera oleh dan tatalaksana secara
seimbang sesuai usia. dan merujuk dokter spesialis anak komprehensif oleh
- Pemantauan BB, PB, LK penyakit sesuai Merujuk penyakit sesuai dokter spesialis anak
teratur. kompetensi dokter kompetensi. dan sub spesialis anak
- Deteksi dini malnutrisi
Designed by PoweredTemplate.com
LANDASAN HUKUM PENANGANAN
STUNTING
Praktek baik IDAI pada Promosi Stunting
• Webinar stunting
• Edukasi media masa
• Edukasi berbasis Desa
• Edukasi gizi remaja di sekolah-sekolah
• Edukasi ASI
Praktek baik IDAI pada Pencegahan Stunting
• Tatalaksana gizi
• KIE Gizi
• ASI
Praktek baik IDAI pada Manajemen Kasus
Stunting
• Audit Kasus Stunting BKKBN
• Pemeriksaan Kesehatan teritegrasi
(ICHC) Dinas Kesehatan- Nagari
• Penanganan Dampak Stunting ?
Audit Kasus Stunting
Hipotiroid
Asupan Gizi sangat Dinas Kesehatan
kurang Cerebral Palsy Kabupaten/Kota
•Belum jelas siapa penanggung jawab tingkat desa yang akan memfollow up pasien
memastikan sampai ke RSUD (Tim lap BKKBN? Wali Nagari? PKK? )
•Belum semua sektor bergerak untuk intervensi tatalaksana, setelah dilakukan audit kasus
stunting (AKS)
Masalah di tingkat Kabupaten / Kota (1)
Dinas
Pemda Kab/Kota Kesehatan/RSUD BKKBN
• Acara audit stunting terkesan • Dinas kesehatan belum merasa • BKKBN merasa hanya sebagai
hanya seremonial, sekedar dilibatkan fasilitator (penyelenggara)
menggugurkan kewajiban saja, • Beban kerja bidan desa
• Kebanyakan pada acara AKS, • Kertas kerja audit tidak
yang hadir OPD terkait, tidak bertambah seragam dan tidak lengkap
dihadiri Bupati/Ketua TIm • Data Stunting yang sudah ada
(contoh jenis kelamin, TB ayah
Stunting Kab sebagai kata pemutus tidak dimanfaatkan tim
• Tidak ada solusi dari Pemda dan ibu)
BKKBN
tentang anak stunting yang sudah • Alur rujukan pasien stunting • Data yang diisi oleh kader
diaudit
belum jelas. juga kurang tepat.
• Alur rujukan pasien stunting • BKKBN
• RSUD belum optimal belum memiliki
belum jelas.
• Belum semua sektor bergerak koordinasi dengan koordinasi dengan Dinas
untuk intervensi hasil AKS yang BKKBN/Dinkes Kesehatan dan RSUD
telah dilakukan SpA • PKMK tidak tersedia di RSUD
Masalah di tingkat Kabupaten / Kota (2)
• Jumlah anak stunting yang diaudit terlalu sedikit, seharusnya jika data dari
Puskesmas didapatkan, bisa melakukan audit 3-5 sekali pertemuan
• Dokter SpA tidak perlu turun lapangan pada setiap anak, namun lebih
sesuai dengan kompetensinya, menunggu di RSUD untuk melakukan
pemeriksaan lengkap
• SpA tidak dapat melakukan kompetensinya untuk melakukan diagnosis
akhir anak stunting, jika anak stunting tidak dibawa ke RSUD yang memiliki
pemeriksaan lebih lengkap masalah anak stunting tidak tuntas selesai
USULAN
ALUR RUJUKAN KASUS STUNTING DAN
WASTING PADA ANAK
DINKES – RSUD - RSUP
ALUR RUJUKAN KASUS STUNTING DAN WASTING
PADA ANAK
Anak dibawa ke POSYANDU
Wali Nagari
Hasil pengukuran di plot ke grafik WHO
yang ada pada Buku KIA
Pendataan
Tatalaksana
Tentukan hasil. Jika BB TIDAK NAIK, BB Pemantauan
TURUN, BB MENETAP atau BB NAIK tidak lanjut
mengikuti garis pertumbuhan pada grafik
Rujuk ke Puskesmas
Buku KIA
Tim
BKKBN
Di bawah pengawasan
Puskesmas Dokter Umum
Nilai status gizi secara keseluruhan Kenaikan BB kurang Proses Asuhan Gizi
: BB/U, PB/U atau TB/U, BB/PB
dan atau BB/TB, IMT/U BB/PB atau BB/TB <-2SD atau
<-3SD Tatalaksana Kasus di FKTP
Tim
Rujuk ke RSUD Wali Nagari BKKBN
PERAN RSUD/ RSUP
Dokter Spesialis Anak membedakan stunting vs non stunting, diagnosis dan
tatalaksana segera RED FLAGS
dan terapi nutrisi PKMK sesuai indikasi
RSUP Stunted dengan Tanda
UGD
RSUD Bahaya Umum
Stunted tanpa Tanda Bahaya
13 subdivisi anak
Umum Poli Umum
- Tumbuh
kembang
- Nutrisi dan
penyakit Telusuri dan atasi penyakit dasar,
metabolik
Antoprometri ulang, Telusuri komorbiditas
- Endokrin
penyerta, cari Redflag, tentukan tatalaksana
Infeksi
Respirologi
Follow-up kenaikan BB dan PB/TB
kardiologi
Tim
Nefrologi PB atau PB menurut Usia > -2SD
BKKBN
Alergi
Pendataan
Neurologi Tatalaksana
Gastroenterologi
Rujuk balik ke Puskesmas Puskesmas Pemantauan
Hematoonkologi lanjut
Neonatologi
Pediatrik gawat Wali Nagari
darurat
Kerangka
hubungan
antara
faktor
penyebab
kekurangan
gizi pada
ibu dan
anak
dan Stunting
TAMPILAN MENU PELITA KESMAS
Designed by PoweredTemplate.com
FUNGSI
ePPGBM - Pelita Kesmas
Designed by PoweredTemplate.com
DIAGNOSIS BANDING
STUNTING
de Onis M, Branca F. Childhood stunting: A global perspective. Matern Child Nutr. 2016;12:12–26
Allen DB, Cuttler L. Short Stature in Childhood — Challenges and Choices. N Engl J Med. 2013;368:1220–8
ALUR DIAGNOSIS DAN TATALAKSANA
STUNTING
PMK No 66 Tahun 2014. Tentang pemantauan pertumbuhan, perkembangan, dan gangguan tumbuh kembang anak
ALUR DIAGNOSIS DAN TATALAKSANA
STUNTING
PMK No 66 Tahun 2014. Tentang pemantauan pertumbuhan, perkembangan, dan gangguan tumbuh kembang anak
Pencegahan dan penanganan stunting
Mengenal MENCARI
MASALAH GANGGUAN
PERTUMBUHAN PERTUMBUHAN
1-6-2010
(usia-bln)
S: Keluhan /Keadaan umum:
O: Pemeriksaan Fisik
BB: Perkembangan :
PB:
Pertumbuhan :
LK:
- Indikator pertumbuhan:
- Kecenderungan arah pertumbuhan
A: ........
P: Pelayanan kesehatan:
- Vaksin
- Edukasi
- Stimulasi/terapi
- Rujuk/kontrol
ANAMNESIS • Riwayat prenatal-natal: riwayat kehamilan ibu (penyakit dan pertambahan berat
DAN
PEMERIKSAAN
badan), prematur, BBLR
FISIK • Riwayat paska natal: ASI, pola asuh, pengasuh, riwayat kesehatan medis, riwayat
perkembangan anak
• Riwayat keluarga: problem keluarga (Stres pada ibu/pengasuh), sosial ekonomi
keluarga, pendidikan orangtua, Pola pengasuhan yang tidak adekuat (Kekerasan
pada anak dan keluarga, Pemberian makan yang salah)
Pemeriksaan Fisis
• Dismorfik
• Pemeriksaan status pertumbuhan (berat badan/umur; tinggi badan/umur; berat
badan/tinggi badan; IMT/U; lingkar kepala/umur)
• Pemeriksaan weight increment atau height increment (0-24 bulan)/ growth velocity
• Pengukuran rasio segmen atas terhadap segmen bawah
• Pemeriksaan oromotor
• Menghitung tinggi potensial genetik (TPG)
• Pemeriksaan perkembangan
Kode FKTP FKRTL
E45 (Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjut)
Level 1 Level 2 Level 3 Level 4 Level 5
, IgF1
Kode FKTP FKRTL
E45 (Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjut)
Level 1 Level 2 Level 3 Level 4 Level 5
Kode FKTP FKRTL
E45 (Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjut)
Level 1 Level 2 Level 3 Level 4 Level 5
Kode FKTP FKRTL
E45 (Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjut)
Level 1 Level 2 Level 3 Level 4 Level 5
Kode FKTP FKRTL
E45 (Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjut)
Level 1 Level 2 Level 3 Level 4 Level 5
Kapan waktu yang tepat untuk mencegah
stunting?
Dewey & Huffman (2009)
Mengobservasi terjadinya perbedaan panjang badan balita stunting versus
non-stunting, sebanyak 10 cm, sejak lahir sampai usia 3 tahun
20% ditemukan saat bayi baru lahir (pranatal) bayi prematur atau
BBLR
20% bertambah saat 6 bulan pertama kehidupan ASI eksklusif
50% terjadi pada periode 6-24 bulan MPASI
10% terjadi pada tahun ketiga kehidupan
Designed by PoweredTemplate.com
HARAPAN
• Terdapat data Cohort anak stunting, yang sama antara Dinkes/Puskesmas dan
DINKES, BKKBN dan Wali Nagari serta OPD lainnya.
• Data cohort ini termasuk yang dievaluasi setiap bulan saat Audit Kasus Stunting,
bukan terbatas 1-2 saja
• SpA sebagai tim teknis di RSUD dan Tim Pakar di Audit Kasus Stunting, akan
melaksanakan sesuai dengan kompetensinya untuk melakukan tatalaksana di RSUD,
bukan mengurus yang di tingkat masyarakat
• Dengan koordinasi dan tatalaksana yang tepat, kasus stunting di tiap desa akan
berkurang setiap bulan.
• Tim lap DINKES dan BKKBN serta OPD lainnya yang mendampingi keluarga berisiko,
dapat kerjasama dengan tim pakar lain melakukan edukasi dan pendampingan
sesuai siklus hidup, agar tidak terbentuk stunting baru
Rekomendasi
1. Perlunya sistim informasi terintegrasi data stunting di tingkat
kabupaten kota yang dikelola oleh sekretariat tim percepatan
penanggulangan stunting dan dapat di akses sampai tingkat nagari
2. Perlunya edukasi pada ibu yang mempunyai bayi usia 6-12 bulan
tentang MP ASI dan Manajemen terpadu balita sakit
3. Pemberian MP ASI diutamakan dengan memanfaatkan pangan lokal
yg dikuatkan dengan peraturan Pemerintah setempat
Rekomendasi
4. Strategi perubahan perilaku ditujukan terutama pada keluarga yang
pendidikan orang tuanya rendah