Anda di halaman 1dari 69

PENYEBAB, DAMPAK DAN PENCEGAHAN STUNTING

Dr. Asrawati, M. Biomed, SpA(K)

Supervisor Tumbuh Kembang dan Pediatrik Sosial


Departemen Ilmu Kesehatan Anak
RSUP DR M Djamil
Padang
Anak Pendek tidak selalu
stunting,
tetapi anak stunting
selalu pendek

Stunting Pendek

PENDEK≠ STUNTING

Buku “Stunting: Pencegahan, Diagnosis dan Tata Laksana Terpadu, IDAI 2022”
Stuntin
Pendek
g
< Linear growth < Linear growth
Potential Potential

< Reference < Reference


Population Population

Suboptimal
health and
nutritional
condition
de Onis M, Branca F. Childhood stunting: A global perspective. Matern Child Nutr. 2016;12:12–26
• Screen Shot 2023-05-29 at 08.14.24.png
KEBUTUHAN DASAR
Perjalanan Tumbuh Kembang Anak
KONSEP
UMUM 95%
80%

HARUS TERMONITOR
D25ENGAN
% BAIK
PERTUMBUHAN
SIRKUIT OTAK Dalam
Kandungan
USIA ANAK
0 2 6
LAHIR TAHUN TAHUN
40 Minggu 24 Bulan
[x 7 hari] [x 30 hari]
280 hari 720 hari
1000 HARI PERTAMA

UKK Tumbuh Kembang - Pediatri Sosial


KONSEP UMUM

Critical Period: The Concept


Experience-dependent synaptogenesis in critical periods

Bicara & Bahasa


Melihat
Mendengar Kecerdasan yang
lebih kompleks

1000 HPK 2
(Shonkoff, 2007)

UKK Tumbuh Kembang - Pediatri Sosial


Menjelang usia 2 tahun makin banyak anak yang menjadi stunting

TIM ADB SUMBAR 2022


DAMPAK stunting
Analisis Multivariat menunjukkan bahwa semakin muda anak menderita
Growth Faltering, berhubungan dengan penurunan rata-rata 3 poin IQ

Emond AM, Blair PS, Emmett PM, Drewett RF. Weight faltering in infancy and IQ levels at 8 years in the Avon Longitudinal
Study of Parents and Children. Pediatrics. 2007 Oct;120(4):e1051-8
The Effect of Nutritional Deficiency in Optimal Growth

Sawaya. Malnutrition longterm consequences2006


Sindrom Stunting
Neonate
BBLR
Kecil Masa Kehamilan
Prematuritas
Pendek Masa Kehamilan 2 tahun
Lingkar kepala < HAZ < -­‐2
Hyperinsulinemia Morbiditas & mortalitas 
krn infeksi
Kemampuan motor
Konsepsi terlambat
Delayed Executive
Functions

Nutrisi yg adekuat
Kalori berlebih
ASI eks < 6 bulan
MP-­‐ASI yg buruk
Dewasa Cuci tangan yg buruk
Stunted
Infeksi berulang
Overweight Usia sekolah
Stimulasi yg buruk
Central Adiposity Overweight
Hipertensi WAZ >> relative to HAZ
Dewasa Diabetes
Stunted CVD
Stamina fisik
IQ rendah Usia sekolah
Lifetime earning and assets  HAZ < -­‐2
Performa di sekolah buruk
Lebih sedikit tahun sekolahnya

Pubertas
Faktor risiko Stunting berdasarkan kelompok umur:

ASI eksklusif
Imunisasi
MP ASI
Pendidikan
orangtua
Air bersih
Diare

TIM ADB SUMBAR 2022


Konsep Dasar Penanggulangan Stunting pada Balita
Penanggulangan
Stunting

Puskesmas RSUD RSUP


(promotif, preventif) (promotif, preventif, (promotif, preventif,
kuratif) kuratif, rehabilitatif)

Posyandu
- Memastikan semua balita
mendapatkan gizi yang Diagnosis penyebab dan Diagnosis penyebab
lengkap, cukup dan Menatalaksana tatalaksana segera oleh dan tatalaksana secara
seimbang sesuai usia. dan merujuk dokter spesialis anak komprehensif oleh
- Pemantauan BB, PB, LK penyakit sesuai Merujuk penyakit sesuai dokter spesialis anak
teratur. kompetensi dokter kompetensi. dan sub spesialis anak
- Deteksi dini malnutrisi

Designed by PoweredTemplate.com
LANDASAN HUKUM PENANGANAN
STUNTING
Praktek baik IDAI pada Promosi Stunting
• Webinar stunting
• Edukasi media masa
• Edukasi berbasis Desa
• Edukasi gizi remaja di sekolah-sekolah
• Edukasi ASI
Praktek baik IDAI pada Pencegahan Stunting

• Penaktifan Kader dalam


Deteksi Dini Stunting
• Deteksi Anemia
• Deteksi Growth faltering
Praktek baik IDAI pada Pencegahan Stunting (2)
• Kegiatan ICHC = Integrated Child Health Check up –Kemenkes-FK Unand
Praktek baik IDAI pada Intervensi Spesifik

• Tatalaksana gizi
• KIE Gizi
• ASI
Praktek baik IDAI pada Manajemen Kasus
Stunting
• Audit Kasus Stunting  BKKBN
• Pemeriksaan Kesehatan teritegrasi
(ICHC)  Dinas Kesehatan- Nagari
• Penanganan Dampak Stunting ?
Audit Kasus Stunting

• Mencari Etiologi kasus Tuberkulosis


Stunting

Hipotiroid
Asupan Gizi sangat Dinas Kesehatan
kurang Cerebral Palsy Kabupaten/Kota

• Membantu Edukasi Kelainan


Pencegahan Terjadi kongenital lain
stunting
Penyakit lain
BEBERAPA TANTANGAN
Masalah di tingkat Desa (1)
Desa/Nagari Puskesmas tim Lap BKKBN

• Tidak ada/belum semua • PKMK (Pangan Khusus • Tim Pendamping


ada dana di desa untuk untuk keb. Medis Khusus) keluarga berisiko
membantu anak stunting sulit dicari  diganti mengandalkan bidan
puskesmas mencari anak
• Kepala desa wali nagari dengan susu formula biasa
stunting
belum terpapar dengan yang mudah didapat (kasus
gizi buruk dengan • Tim belum koordinasi
program dan alur AKS optimal dengan
prematur).
• Ada program ayah angkat Puskesmas untuk
di desa-desa, tapi belum • Masih ada beberapa mengambil data anak
maksimal. posyandu/puskesmas yang stunting
menggunakan timbangan • Tim belum melakukan
atau alat ukur tinggi badan follow up terhadap anak
yang tidak standar. yang sudah diaudit
Masalah di tingkat Desa (2)
•Sulit sekali merujuk pasien stunting/gizi buruk untuk ditatalaksana menyeluruh dengan
berbagai alasan : belum semua ada BPJS, maupun dana desa untuk stunting, Dinas Kesehatan
pun tidak ada dana dsb.

•Belum jelas siapa penanggung jawab tingkat desa yang akan memfollow up pasien
memastikan sampai ke RSUD (Tim lap BKKBN? Wali Nagari? PKK? )

•Belum semua sektor bergerak untuk intervensi tatalaksana, setelah dilakukan audit kasus
stunting (AKS)
Masalah di tingkat Kabupaten / Kota (1)
Dinas
Pemda Kab/Kota Kesehatan/RSUD BKKBN

• Acara audit stunting terkesan • Dinas kesehatan belum merasa • BKKBN merasa hanya sebagai
hanya seremonial, sekedar dilibatkan fasilitator (penyelenggara)
menggugurkan kewajiban saja, • Beban kerja bidan desa
• Kebanyakan pada acara AKS, • Kertas kerja audit tidak
yang hadir OPD terkait, tidak bertambah seragam dan tidak lengkap
dihadiri Bupati/Ketua TIm • Data Stunting yang sudah ada
(contoh jenis kelamin, TB ayah
Stunting Kab sebagai kata pemutus tidak dimanfaatkan tim
• Tidak ada solusi dari Pemda dan ibu)
BKKBN
tentang anak stunting yang sudah • Alur rujukan pasien stunting • Data yang diisi oleh kader
diaudit
belum jelas. juga kurang tepat.
• Alur rujukan pasien stunting • BKKBN
• RSUD belum optimal belum memiliki
belum jelas.
• Belum semua sektor bergerak koordinasi dengan koordinasi dengan Dinas
untuk intervensi hasil AKS yang BKKBN/Dinkes Kesehatan dan RSUD
telah dilakukan SpA • PKMK tidak tersedia di RSUD
Masalah di tingkat Kabupaten / Kota (2)

• Koordinasi antara BKKBN dan Dinas Kesehatan Kab/Kota belum


optimal

• Tim Pendamping Keluarga Berisiko BKKBN lebih fokus melakukan hal-


hal tidak terkait langsung dengan anak stunting

• Bantuan yang diberikan kurang tepat, yang diberikan karbohidrat,


padahal yang penting adalah protein hewani

• Bantuan tidak tepat penggunaan, harusnya untuk makan anak


misalnya dibelikan bapak untuk rokok dsb.
Masalah di tingkat Provinsi
• Belum ada alur bersama antara BKKBN dan Dinas Kesehatan sebagai panduan
tatalaksana kasus tunting
• Tim BKKBN bekerja melalui tim lapangan yang belum paham aktivitas rutin program KIA
yang sudah ada, sehingga bekerja terpisah dan data tidak singkron dengan Dinas
Kesehatan
• Koordinasi yang lemah antara BKKBN dan Dinkes Prov dan Kab/kota, menyebabkan tidak
jelas siapa melakukan apa, dan siapa yang bertanggung jawab--> akibatnya anak stunting
tidak ada penyelesaian tuntas
Masalah di tingkat Provinsi

• Jumlah anak stunting yang diaudit terlalu sedikit, seharusnya jika data dari
Puskesmas didapatkan, bisa melakukan audit 3-5 sekali pertemuan
• Dokter SpA tidak perlu turun lapangan pada setiap anak, namun lebih
sesuai dengan kompetensinya, menunggu di RSUD untuk melakukan
pemeriksaan lengkap
• SpA tidak dapat melakukan kompetensinya untuk melakukan diagnosis
akhir anak stunting, jika anak stunting tidak dibawa ke RSUD yang memiliki
pemeriksaan lebih lengkap masalah anak stunting tidak tuntas selesai
USULAN
ALUR RUJUKAN KASUS STUNTING DAN
WASTING PADA ANAK
DINKES – RSUD - RSUP
ALUR RUJUKAN KASUS STUNTING DAN WASTING
PADA ANAK
Anak dibawa ke POSYANDU

Kader melakukan pengukuran


antropometri yang tepat dan benar

Wali Nagari
Hasil pengukuran di plot ke grafik WHO
yang ada pada Buku KIA
Pendataan
Tatalaksana
Tentukan hasil. Jika BB TIDAK NAIK, BB Pemantauan
TURUN, BB MENETAP atau BB NAIK tidak lanjut
mengikuti garis pertumbuhan pada grafik
Rujuk ke Puskesmas
Buku KIA
Tim
BKKBN
Di bawah pengawasan
Puskesmas Dokter Umum

Tanda bahaya umum Atasi Gawat Darurat


MTBS*
Tidak ada tanda bahaya
umum

Nilai status gizi secara keseluruhan Kenaikan BB kurang Proses Asuhan Gizi
: BB/U, PB/U atau TB/U, BB/PB
dan atau BB/TB, IMT/U BB/PB atau BB/TB <-2SD atau
<-3SD Tatalaksana Kasus di FKTP

Bila TETAP atau TIDAK ADA


PERBAIKAN TB/U < -2SD Tatalaksana Kasus di
FKTP/FKTL

WASTING (KURUS) ATAU STUNTED


(Pendek)

Tim
Rujuk ke RSUD Wali Nagari BKKBN
PERAN RSUD/ RSUP
Dokter Spesialis Anak membedakan stunting vs non stunting, diagnosis dan
tatalaksana segera RED FLAGS
dan terapi nutrisi PKMK sesuai indikasi
RSUP Stunted dengan Tanda
UGD
RSUD Bahaya Umum
Stunted tanpa Tanda Bahaya
13 subdivisi anak
Umum Poli Umum
- Tumbuh
kembang
- Nutrisi dan
penyakit Telusuri dan atasi penyakit dasar,
metabolik
Antoprometri ulang, Telusuri komorbiditas
- Endokrin
penyerta, cari Redflag, tentukan tatalaksana

Infeksi
Respirologi
Follow-up kenaikan BB dan PB/TB
kardiologi
Tim
Nefrologi PB atau PB menurut Usia > -2SD
BKKBN
Alergi
Pendataan
Neurologi Tatalaksana
Gastroenterologi
Rujuk balik ke Puskesmas Puskesmas Pemantauan
Hematoonkologi lanjut
Neonatologi
Pediatrik gawat Wali Nagari
darurat
Kerangka
hubungan
antara
faktor
penyebab
kekurangan
gizi pada
ibu dan
anak
dan Stunting
TAMPILAN MENU PELITA KESMAS

Designed by PoweredTemplate.com
FUNGSI
ePPGBM - Pelita Kesmas

Designed by PoweredTemplate.com
DIAGNOSIS BANDING
STUNTING

de Onis M, Branca F. Childhood stunting: A global perspective. Matern Child Nutr. 2016;12:12–26
Allen DB, Cuttler L. Short Stature in Childhood — Challenges and Choices. N Engl J Med. 2013;368:1220–8
ALUR DIAGNOSIS DAN TATALAKSANA
STUNTING

PMK No 66 Tahun 2014. Tentang pemantauan pertumbuhan, perkembangan, dan gangguan tumbuh kembang anak
ALUR DIAGNOSIS DAN TATALAKSANA
STUNTING

PMK No 66 Tahun 2014. Tentang pemantauan pertumbuhan, perkembangan, dan gangguan tumbuh kembang anak
Pencegahan dan penanganan stunting

PREVENTIF Cegah PREVENTIF Cegah PREVENTIF Cegah


PRIMER stunting SKUNDER NCD TERSIER mortalitas

Belum stunting Sudah stunting Stunting dengan NCD

UKK Tumbuh Kembang - Pediatri Sosial


ALUR RUJUKAN DETEKSI DINI MASALAH
PERTUMBUHAN ANAK

SURVEILANS SKRINING EVALUASI MANAJEMEN


DIAGNOSTIK TERAPI

Buku KIA Buku KIA

Mengenal MENCARI
MASALAH GANGGUAN
PERTUMBUHAN PERTUMBUHAN

Deteksi Dini Diagnosis MENCARI Intervensi


Dini PENYEBAB Dini
INDIKATOR PERTUMBUHAN -
KECENDERUNGAN KECENDERUNGAN ARAH UKK Tumbuh Kembang - Pediatri Sosial
ARAH PERTUMBUHAN PERTUMBUHAN (evaluasi)
TGL LAHIR: L/P ; BERAT LAHIR: ATERM/PREMATUR

1-6-2010
(usia-bln)
S: Keluhan /Keadaan umum:
O: Pemeriksaan Fisik
BB: Perkembangan :
PB:
Pertumbuhan :
LK:
- Indikator pertumbuhan:
- Kecenderungan arah pertumbuhan
A: ........
P: Pelayanan kesehatan:
- Vaksin
- Edukasi
- Stimulasi/terapi
- Rujuk/kontrol

UKK Tumbuh Kembang - Pediatri Sosial


CONTOH KASUS

Kode FKTP FKRTL Referensi


(Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjut)

Level 1 Level 2 Level 3 Level 4 Level 5  

Stunting  Puskesmas RS Kelas D RS Kelas C/ RS Kelas B/ RS Kelas A  


(E45) Klinik Klinik utama Klinik Klinik Tumbuh Klinik Tumbuh
Pratama Klinik Tumbuh Kembang Kembang
Tumbuh Kembang Level-2  Level-3
Kembang Level-1
Level-1
   
Kode FKTP FKRTL Referensi
(Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjut)
E45 Level 1 Level 2 Level 3 Level 4 Level 5  

ANAMNESIS  Anamnesis  BUKU KIA


DAN Tanyakan kepada orang tua/pengasuh apakah ada masalah: 
PEMERIKSAAN SDIDTK (2022)
FISIK •Berat badan yang tetap/turun/ tidak bertambah
•Pola makan (frekuensi, jumlah, jenis) Stunting
•Ketrampilan makan (feeding skill): muntah, tidak mengunyah, menolak makan Pencegahan,
•Pemberian ASI eksklusif Diagnosis 
dan Tata laksana
•Alergi Terpadu
•Sakit berulang
•Anak lebih pendek dari anak seusianya Rekomendasi
•Pertumbuhan gigi praktik nutrisi
•Perkembangan tidak sesuai kelompok usia pediatri IDAI
•Red flag PMK No 2 Th
2020 tentang
Standar
Antropometri
Anak
Kode FKTP FKRTL Referensi
(Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjut)
E45
Level 1 Level 2 Level 3 Level 4 Level 5  

ANAMNESIS  •Red flag BUKU KIA


DAN
PEMERIKSAAN • Penyebab asupan kalori yang tidak adekuat SDIDTK (2022)
FISIK o Gastroesofageal refluks
o Bibir sumbing atau langitan  Stunting
o Kondisi oromotor dan koordinasi neuromotor yang tidak baik Pencegahan,
• Absorpsi yang tidak adekuat Diagnosis 
o Anemia defisiensi besi dan Tata laksana
Terpadu
o Atresia bilier
o Alergi susu sapi Rekomendasi
o Kolestasis, penyakit hati praktik nutrisi
o Penyakit metabolik bawaan pediatri IDAI
• Peningkatan metabolisme PMK No 2 Th 2020
o Infeksi kronik (HIV-AIDS, tuberkulosis) tentang Standar
o Kelainan jantung bawaan Antropometri Anak
o Penyakit paru kronik (pada bayi dengan riwayat prematur)
o Keganasan
o Insufisiensi ginjal
o Infammatory bowel disease
o Talasemia dan anemia hemolitik lainnya
Kode FKTP FKRTL Referensi
45 (Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjut)
Level 1 Level 2 Level 3 Level 4 Level 5  

ANAMNESIS  • Riwayat prenatal-natal: riwayat kehamilan ibu (penyakit dan pertambahan berat  
DAN
PEMERIKSAAN
badan), prematur, BBLR
FISIK • Riwayat paska natal: ASI, pola asuh, pengasuh, riwayat kesehatan medis, riwayat
perkembangan anak
• Riwayat keluarga: problem keluarga (Stres pada ibu/pengasuh), sosial ekonomi
keluarga, pendidikan orangtua, Pola pengasuhan yang tidak adekuat (Kekerasan
pada anak dan keluarga, Pemberian makan yang salah)

Pemeriksaan Fisis
• Dismorfik
• Pemeriksaan status pertumbuhan (berat badan/umur; tinggi badan/umur; berat
badan/tinggi badan; IMT/U; lingkar kepala/umur)
• Pemeriksaan weight increment atau height increment (0-24 bulan)/ growth velocity
• Pengukuran rasio segmen atas terhadap segmen bawah
• Pemeriksaan oromotor
• Menghitung tinggi potensial genetik (TPG)
• Pemeriksaan perkembangan
Kode FKTP FKRTL
E45 (Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjut)
Level 1 Level 2 Level 3 Level 4 Level 5

, IgF1
Kode FKTP FKRTL
E45 (Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjut)
Level 1 Level 2 Level 3 Level 4 Level 5
Kode FKTP FKRTL
E45 (Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjut)
Level 1 Level 2 Level 3 Level 4 Level 5
Kode FKTP FKRTL
E45 (Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjut)
Level 1 Level 2 Level 3 Level 4 Level 5
Kode FKTP FKRTL
E45 (Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjut)
Level 1 Level 2 Level 3 Level 4 Level 5
Kapan waktu yang tepat untuk mencegah
stunting?
Dewey & Huffman (2009)
Mengobservasi terjadinya perbedaan panjang badan balita stunting versus
non-stunting, sebanyak 10 cm, sejak lahir sampai usia 3 tahun
 20% ditemukan saat bayi baru lahir (pranatal)  bayi prematur atau
BBLR
 20% bertambah saat 6 bulan pertama kehidupan  ASI eksklusif
 50% terjadi pada periode 6-24 bulan  MPASI
 10% terjadi pada tahun ketiga kehidupan

Designed by PoweredTemplate.com
HARAPAN
• Terdapat data Cohort anak stunting, yang sama antara Dinkes/Puskesmas dan
DINKES, BKKBN dan Wali Nagari serta OPD lainnya.
• Data cohort ini termasuk yang dievaluasi setiap bulan saat Audit Kasus Stunting,
bukan terbatas 1-2 saja
• SpA sebagai tim teknis di RSUD dan Tim Pakar di Audit Kasus Stunting, akan
melaksanakan sesuai dengan kompetensinya untuk melakukan tatalaksana di RSUD,
bukan mengurus yang di tingkat masyarakat
• Dengan koordinasi dan tatalaksana yang tepat, kasus stunting di tiap desa akan
berkurang setiap bulan.
• Tim lap DINKES dan BKKBN serta OPD lainnya yang mendampingi keluarga berisiko,
dapat kerjasama dengan tim pakar lain melakukan edukasi dan pendampingan
sesuai siklus hidup, agar tidak terbentuk stunting baru
Rekomendasi
1. Perlunya sistim informasi terintegrasi data stunting di tingkat
kabupaten kota yang dikelola oleh sekretariat tim percepatan
penanggulangan stunting dan dapat di akses sampai tingkat nagari
2. Perlunya edukasi pada ibu yang mempunyai bayi usia 6-12 bulan
tentang MP ASI dan Manajemen terpadu balita sakit
3. Pemberian MP ASI diutamakan dengan memanfaatkan pangan lokal
yg dikuatkan dengan peraturan Pemerintah setempat
Rekomendasi
4. Strategi perubahan perilaku ditujukan terutama pada keluarga yang
pendidikan orang tuanya rendah

5. Percepatan program intervensi sensitif dalam perbaikan kualitas air


minum dan sanitasi yang layak
Rekomendasi
•Agar program percepatan penurunan stunting lebih konvergen,
maka perlu ditingkatkan komunikasi dan koordinasi antar OPD
misalnya dengan melakukan pertemuan secara berkala antar
OPD dan pemerintahan Nagari

•Penurunan prevalensi stunting harus dijadikan sebagai


indikator capaian kinerja OPD terkait penanggulangan stunting
sehingga program kerja yang direncanakan masing masing OPD
dapat tercapai
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai