Anda di halaman 1dari 20

KEMAJUAN Perkembangan teknologi informasi yang pesat

berpotensi besar memunculkan permasalahan bagi


TEKNOLOGI anak jika tidak dikelola dengan baik.
INFORMASI Di sisi lain, penggunaan teknologi di masa pandemi
DAN ANAK menjadi tuntutan untuk dikuasai; sekolah daring,
kursus daring dan bersosialisasi secara daring.
MASALAH ANAK YANG DIHADAPI SELAMA DARING

• merasa sangat bosan


• terbiasa dengan pola belajar secara tatap muka
• Hambatan berupa sinyal dan kuota terbatas selama KBM
Online
• Kondisi rumah yang kurang mendukung, misalnya banyak
suara bising
• Keterbatasan gawai di rumah
• Kesulitan mengakses layanan pendidikan yang berkualitas
DAMPAK PENGGUNAAN INTERNET

• Tingginya akses internet,


• Anak kecanduan games dan
masalah psikologis lainnya
• Kurang komunikasi antar keluarga
• Anak rentan mengalami bullying
• Anak rentan mengalami
eksploitasi dan kekerasan online
• Kurang aktivitas fisik (mager)
TIPS BELAJAR
DARING DI
RUMAH

• Tetap bangun pagi, lakukan persiapan seperti biasa (mandi, berpakaian rapi, dan sarapan)
• Sediakan area khusus yang nyaman untuk belajar
• Tentukan materi apa yang akan dipelajari sesuai petunjuk dari bapak/ibu guru kalian
• Jangan lupa berdoa sebelum belajar dan fokus pada materi
• Sediakan waktu luang, makanan ringan dan air putih yang cukup untuk beristirahat
• Bertanya pada orangtua/kakak jika ada materi yang membingungkan
BAGI ORANGTUA/PENDIDIK,
KITA BISA LAKUKAN INI;
• Luangkan waktu dari kesibukan untuk memperhatikan
aktivitas anak/remaja
• Jadilah pendengar, pahami kebutuhan remaja. Bangun
emotional bonding
• Jaga keharmonisan keluarga
• Beri teladan menjalankan kehidupan beragama
• Kembangkan wawasan mengenai mendidik anak sesuai
tahap perkembangannya
• Optimalkan sekolah online dan komunitas sebagai sarana
pengembangan mental, moral, sosial dan bakat
• Beri penyuluhan / konseling untuk yang membutuhkan.
Kegiatan PKK “Pola Pengasuhan Anak dimasa Pandemi
Covid19, dan Pengaruh Gadget Terhadap Perkembangan Anak
dimasa Pandemi COVID-19
PERAN PKK UNTUK MEMBENTUK GENERASI MUDA

• Memberikan edukasi pada kader maupun masyarakat tentang pentingnya pola asuh anak dan
remaja (PAAR) sehingga mendidik anak-anak agar tidak memiliki perilaku kekerasan sejak
dini dan memberikan pendidikan kespro pada anak
• Meningkatkan pemahaman pada kader maupun masyarakat tentang peraturan perundang-
undangan yang berkaitan dengan pencegahan KDRT, pencegahan perdagangan orang
(trafficking), peningkatan pemahaman penyalahgunaan narkoba melalui lifeskill dan
parenting skill
• Memberikan edukasi pada kader maupun masyarakat tentang pentingnya pecegahan
perkawinan anak dan dampak kekerasan terhadap anak
• Memberikan edukasi tentang pendidikan karakter melalui penghayatan dan pengamalan
Pancasila
• Memberikan pemahaman kepada kader dan masyarakat tentang pencegahan perkawinan anak
melalui gerakan “JoKawinBocah” yang melibatkan Pentahelix (Pemerintah, Akademisi,
Dunia Usaha, Media Masa, Komunitas)
3 Macam Pola Asuh yang Umumnya
diterapkan Oleh Orangtua
1
POLA ASUH AUTHORITATIVE (POLA ASUH YANG DEMOKRATIS)

Dalam pola asuh ini hubungan antara orangtua dan anak amatlah hangat,
sebab dalam pola asuh ini orangtua membuat aturan dan bersikap tegas
terhadap anak-anaknya namun tetap fleksibel dengan memberikan
dukungan dan melatih anak-anak untuk mengatur diri mereka sendiri.
Orangtua yang demokratis tetap memberikan ruang dan kebebasan anak-
anaknya untuk mengeksplorasi dan berkreasi dalam berbagai hal namun
tetap dalam pengawasan orangtua.
2
POLA ASUH UNINVOLVED (POLA ASUH YANG TIDAK
TERLIBAT)
Dalam pola asuh ini, hubungan orangtua dan anak terlihat kurang
hangat. Orangtua cenderung menjaga jarak dan kurang tertarik serta
pasif terhadap kehidupan anak, mengabaikan emosi mereka, namun
tetap menyediakan dan memperhatikan kebutuhan dasar anak-
anak. Seperti halnya, makanan, baju, seragam, pendidikan, rumah dan
lain sebagainya.
3
3POLA ASUH AUTHOTARIAN (POLA ASUH YANG OTORITER)
Kebalikan dari pola asuh yang demokratis, dalam pola asuh ini
orangtua begitu mengontrol sepenuhnya kehidupan anak dan
menjadi ketentuan dan peraturan yang mereka buat adalah ketentuan
mutlak yang harus dijalankan oleh anak-anak, jika hal tersebut dilanggar
maka hukuman berat dan murka orangtualah yang akan mereka terima.
Namun dalam pola asuh ini orangtua tidak menjaga kehangatan dan
hubungan yang baik dengan anak-anaknya. Cenderung sebagai
seorang penguasa yang menuntut anak-anak mereka untuk patuh,
mereka cenderung lebih kaku dan penuh dengan aturan serta arahan.
4
POLA ASUH RAMAH OTAK

• Interaksi fisik: mencium, memeluk, mengelus kepala anak (terutama


ketika anak masih bayi atau balita), kontak mata, dan senyuman.
• Interaksi verbal: memberikan kata-kata pujian dan doa, memanggil
dengan kata-kata lembut, mendisiplinkan tanpa kekerasan (dengan
nasihat dan penjelasan, dialog), mengajarkan empati agar anak bisa
merasakan perasaan orang lain.
 Mendengarkan untuk memahami
 Sebagai orangtua, meminjamkan telinga (mendengar), mata
(memperhatikan) dan hati (kasih sayang) adalah hadiah paling
berharga yang dapat kita berikan kepada anak-anak.
 Orangtua adalah pelatih komunikasi terbaik untuk anak-anak
dan rumah adalah tempat pelatihan terbaik.

“Riset menunjukkan bahwa ketika kita mendengarkan anak-anak kita, memberikan


mereka waktu dan kesabaran dan menghargai pendapat mereka, keyakinan diri
mereka meningkat. Anak yang didengarkan rasa percaya diri juga meningkat.”
DISIPLIN POSITIF

Disiplin positif adalah pendekatan pedagogi yang


didasarkan pada kekuatan tindakan positif, rasa
tanggung jawab (konsekuensi), pemahaman (logis),
dialog dan penghargaan terhadap hak dan kebutuhan
perkembangan anak. Disiplin positif didasarkan pada
prinsip menghargai hak anak (empati), mendorong
proses dialogis, melatih anak berpikir logis, mendidik
anak untuk bertanggung jawab serta mengembangkan
perilaku positif anak di masa yang akan datang
• Orang tua menjadi model dan contoh
yang baik bagi anak-anaknya.
• Memberikan pilihan kata yang positif
dan hindarkan kata-kata yang
berkonotasi negatif
• Menegaskan secara konsisten apa yang
harus dilakukan anak
• Berlatihlah menggunakan kata-kata yang
tegas dan jelas, sehingga anak lebih
mudah memahami maksud perkataan.
• Mengenalkan batasan
• Gunakan kata-kata berkonotasi
“Konsekuensi” untuk mengganti
hukuman
ORANG TUA MENGEMBANGKAN
POLA ASUH YANG SEHAT
PERILAKU
WATAK ANAK JATI DIRI ANAK
ORANG TUA

• Mengarahkan/ • Hormat kepada • Menjaga nama baik


menjelaskan orang tua keluarga
• Berdialog • Senang berdiskusi • Mudah bersosialisasi
• Berkesadaran
• Memberi pedoman/ • Berprinsip
tujuan hidup
berprinsip • Dewasa
• Merasa diperlukan
• Bekerjasama • Memiliki tempat • Memiliki akar
• Membimbing bertanya keluarga
8 FUNGSI KELUARGA UNTUK
MENCAPAI KESEJAHTERAAN
KELUARGA
1. FUNGSI AGAMA
2. FUNGSI KASIH SAYANG
3. FUNGSI PERLINDUNGAN
4. FUNGSI SOSIAL BUDAYA
5. FUNGSI REPRODUKSI
6. FUNGSI SOSIALISASI DAN PENDIDIKAN
7. FUNGSI EKONOMI
8. FUNGSI PEMBINAAN LINGKUNGAN
Pengetahuan
tentang
persiapan
menjadi
Membentuk orang tua Memahami
karakter perannya
anak sejak sebagai
dini orang tua

YANG PERLU
Menjaga DISIAPKAN Memahami
kesehatan GENERASI EMAS konsep diri
reproduksi orang tua
balita berkarakter, cerdas,
dan kompetitif

Menjaga
anak dari Melibatkan
pengaruh Mendorong peran ayah
media tumbuh
kembang
anak
POLA ASUH YANG PENUH CINTA
KASIH SAYANG SELAMA SEKOLAH
DARING

Hj. Siti Atikoh Ganjar Pranowo


Ketua TP-PKK Provinsi Jawa Tengah

Anda mungkin juga menyukai