Anda di halaman 1dari 17

Peran Penyehatan Lingkungan dalam

Pencegahan Penyakit

22 Desember 2022

Dr. dr. Maxi R Rondonuwu, DHSM, MARS


Direktur Jenderal
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia

1
PENDAHULUAN

2
Proporsi Lingkungan yang
Penyebab Penyakit 57% 42% 31%
Diare Malaria Kardiovaskuler

Secara global 24% kematian 20% 17% 15%


Kanker Tuberculosis Kurang Energi
disebabkan oleh penyakit yang dapat
dicegah dengan modifikasi Kronis
lingkungan
11%
Kondisi
Neonatus
Modifikasi lingkungan menurunkan
kejadian penyakit, salah satunya
dengan peningkatan sanitasi

Sumber : WHO 2019


Penemuan Kasus Polio di Aceh

Inisial: AK (L)
Lahir: 26 Agustus 2015
Usia: 7 tahun 1 bulan
Alamat: Desa Mane, Kecamatan Mane, Kab.Pidie, Aceh
Gejala: monoparese tungkai kiri, tidak ada gangguan raba
Dx awal: Ischialgia
Riwayat imunisasi: tidak pernah diimunisasi semua antigen
Penemuan
Riwayat kasus Polio
bepergian: tidakdiada
Aceh 4
Sanitasi Lingkungan dapat mencegah Observasi kebersihan lingkungan di
Polio Bersama dengan imunisasi sekitar rumah pasien
Untuk memutus mata rantai penularan Polio melalui media lingkungan,
pemerintah telah memiliki program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat

Virus polio dapat hidup selama beberapa waktu di


air dan tanah
Host Perilaku buang air besar (BAB) sembarangan
(manusia) Imunisasi berperan dalam penyebaran polio
Dari observasi, didapati Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat (PHBS) penduduk yang masih kurang:
• Masih ada penduduk yang menerapkan BAB
terbuka (di sungai)
Polio ditularkan • Meskipun tersedia toilet, lubang pembuangan
melalui
lingkungan langsung mengalir ke sungai
Agent Environment
yang tercemar • Air sungai dipakai sebagai sumber aktivitas
(virus Polio) (Lingkungan) tinja yang penduduk, termasuk tempat bermain anak-anak
mengandung
virus polio

5
CAPAIAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN
“Stop Buang Air Besar Sembarangan Tuntas”

6
Sebanyak 83 % Capaian SBS Kabupaten Kota di Provinsi Aceh berada dibawah target nasional

NUSA TENGGARA BARAT


KOTA BANDA ACEH 100%
DI YOGYAKARTA
SULAWESI SELATAN KOTA SABANG 72%
JAWA TENGAH KAB. ACEH TIMUR
JAWA TIMUR
KAB. ACEH TAMIANG
NUSA TENGGARA TIMUR
KEPULAUAN BANGKA BELITUNG KAB. ACEH BARAT
JAWA BARAT
KAB. ACEH JAYA
LAMPUNG
SULAWESI UTARA KAB. PIDIE JAYA
SUMATERA SELATAN KAB. ACEH BESAR
SUMATERA BARAT
NASIONAL KAB. BENER MERIAH
53.09%
JAMBI KOTA LHOKSEUMAWE
SULAWESI TENGGARA
53.09%
BALI
53.09% KAB. SIMEULEU

RIAU 53.09% ACEH 24%


KALIMANTAN SELATAN KAB. BIREUN
BENGKULU
KALIMANTAN UTARA KAB. ACEH TENGAH
MALUKU KAB. ACEH UTARA
SULAWESI BARAT
KAB. ACEH SINGKIL
PAPUA BARAT
KALIMANTAN TIMUR KAB. NAGAN RAYA
SULAWESI TENGAH KAB. ACEH TENGGARA
KALIMANTAN TENGAH
KEPULAUAN RIAU KAB. P I D I E 11%
ACEH 24.12% KOTA SUMBULUSSAUM
BANTEN
KAB. ACEH SELATAN
GORONTALO
MALUKU UTARA KAB. ACEH BARAT DAYA
SUMATERA UTARA
KAB. ACEH GAYO LUES
KALIMANTAN BARAT
DKI JAKARTA KOTA LANGSA
PAPUA
7
Data Kemenkes, per 21 Desember 2022
SBS Tuntas,
Pilar ke-1 STBM yang menjadi Strategi Kebijakan ke-4 dalam Pembangunan
Sanitasi pada RPJMN 2020-2024

Kebijakan 1: Peningkatan Kapasitas Institusi

Kebijakan 2: Peningkatan Komitmen Kepala Daerah

Kebijakan 3: Pengembangan Infrastruktur

Kebijakan 4: Peningkatan Perubahan Perilaku Strategi kebijakan 4


1. Pelaksanaan Program Perubahan Perilaku di
Kebijakan 5: Peningkatan Kerjasama Pendanaan tiap desa dan kelurahan yang belum Stop
Buang Air Besar Sembarangan (SBS) di tempat
Terbuka
2. Penguatan Mekanisme Monitoring Yang
Gerakan “Stop Buang Air Besar Sembarangan Tuntas” merupakan Terjadwal
program yang sedang berjalan sebagai bagian dari program Sanitasi
3. Penguatan Keberlanjutan STBM di Tingkat
Total Berbasis Masyarakat (STBM) pilar ke-1 dan harus dituntaskan
Kabupaten dan Kota (Post SBS) menuju 5 Pilar
sebelum 2030 bersamaan dengan Target Pilar STBM Lainnya 50%
STBM
KK (2024)

8
Untuk mencapai SBS, kita harus berkolaborasi
Target Capaian SBS 80.930 (100%)

• Jumlah RT melakukan perubahan


Jumlah RT mendapat perilaku:

PENDAMPINGAN SBS
bantuan pembangunan
APBN • Menyediakan akses sanitasi sendiri Jumlah desa yang
sanitasi
• Swadaya (termasuk mikro kredit) mengalokasikan ADD
APBD
• Bantuan CSR/lembaga amal untuk SBS
Jumlah desa/kel
Program/ pusat/prov Jumlah desa/kel yang
terkait mendapat akses bantuan Jumlah desa/kel didampingi
memiliki regulasi dan
pendanaan /program
Jumlah tenaga pendamping rencana aksi SBS
sanitasi

PEMICUAN
Dukungan HAKLI dalam advokasi pemda untuk Koordinasi perencanaan dan
percepatan SBS distribusi target
• Tenaga Sanitarian pemicuan dan
pendampingan Jumlah desa/kel dipicu Koordinasi monitoring dan
• Peningkatan suppy sanitasi review progress

40.365 desa/kel (50%)


Jumlah Kab Kota memiliki
regulasi SBS &
Data SBS Eksisting mengalokasikan APBD

Kemen PUPR, Pemkab/Kota Kemenkes Bappenas Kemendagri Kemendes


Supply Demand Enabling Environment
Kinerja SBS Daerah dapat dirumuskan dengan Empat Formula
Anggaran Daerah, Regulasi dan Kontrol Masyarakat, Keswadayaan Masyarakat, Kesadaran Masyarakat dan Pendampingan

Sumber : Kajian SBS Kemenkes Tahun 2022 10


Hal yang Perlu Segera Dilakukan untuk Mempercepat Capaian SBS

11
AIR MINUM LAYAK
CAPAIAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN”
BELUM TENTU AMAN

12
Hasil Studi Kualitas Air
Minum Rumah Tangga Tahun
2020

1. Rumah Tangga Dengan


Akses Air Minum Layak
93%

2. Rumah Tangga Dengan


Akses Air Minum Aman
11,8%
Sampel Air dari Titik SAM Yang memenuhi syarat
Hasil SKAMRT 2021: 20,4 % Kabupaten/Kota Total
TDS Suhu pH E.Coli Coliform Nitrat Nitrit
KABUPATEN ACEH UTARA 92,2 92,5 77,2 26,9 19,1 95,3 77,2
KABUPATEN PADANG LAWAS
UTARA 89,4 74,5 55,3 7,5 1,6 99,6 91
Profile Kualitas Air Minum KOTA PADANG 97,8 65,7 77,8 53 33 87 96,5
KABUPATEN ROKAN HILIR 93 88,5 45,5 27,5 7 84 93
KABUPATEN MERANGIN 94,4 85,6 73 25,6 12,2 96,7 91,1

7 Parameter Utama: KABUPATEN MUSI BANYUASIN


KABUPATEN BENGKULU UTARA
98,9
97,7
75,2
76,7
48,6
60,3
39,6
33,3
19,4
16
97,5
93,6
82,4
95,4
TDS, Suhu, pH, Nitrate, KABUPATEN PRINSEWU 91,9 89,2 73,5 24,2 6,9 80 85
KABUPATEN BANGKA SELATAN 96,5 93 15,6 28,1 14,6 97 98
Nitrite, E. Coli, Total KOTA BATAM 91,4 86,2 69,5 65,2 51,4 100 96,7

Coliform KOTA JAKARTA BARAT


KABUPATEN BOGOR
95,1
97,1
84,8
77,6
95
61,4
69,1
34,6
62,6
25,2
97,7
98,8
95,3
94,4
KOTA SEMARANG 86,2 87,8 88,1 39,8 25,7 94,9 96,2
KABUPATEN SLEMAN 96,4 94,8 83,6 52,4 19,6 100 99,2

 Keberadaan E Coli dan


KABUPATEN SIDOARJO
KABUPATEN TANGERAG
81,9
82,8
92,7
64,7
91,9
73,1
28,1
38,3
16,9
26,7
98,8
95,1
96,5
95,1

Total Coliform masih menjadi KABUPATEN GIANYAR


KABUPATEN LOMBOK BARAT
96,2
94
99,6
86,5
94,6
85
80,4
43,5
55,4
25
99,2
99
98,5
98,5
tantangan utama dalam KOTA KUPANG 89,5 48,4 83,8 45,2 36,2 100 100

menjamin kualitas air minum KABUPATEN SINTANG


KABUPATEN KOTA WARINGIN TIMUR
99,5 84,9 50,8 33,2 23,2 99,2 78,1

aman KOTA BANJARMASIN


97,1
88,5
93,8
94,2
66,7
88,8
34,3
77,7
16,2
46,9
98,1
100
99
98,5
KABUPATEN KUTAI TIMUR 99 71,4 78,4 36,7 17,1 96 87,9
KABUPATEN NUNUKAN 96,6 84,9 42,7 31,5 21,1 99 97,5
KABUPATEN MINAHASA UTARA 100 65,5 72,3 32,3 5,5 96,8 82,7
KABUPATEN SIGI 93,7 78,9 86,6 69,8 51,6 94,4 84,9
KABUPATEN MAROS 97,1 80,4 90,4 32,1 30,4 44,3 98,6
KOTA KENDARI 91,1 61,2 80,3 33,9 19,2 97,8 92,4
KABUPATEN BONE BOLANGO 97,5 94,5 71,5 16,5 1 98,5 99,5
KABUPATEN MAMUJU 96,3 89,4 85,6 26,4 19,9 78,2 90,7
SKAMRT : Survei Kualitas Air Minum Rumah Tangga
KABUPATEN KEP. TANIMBAR 99,6 75,5 98,4 0 0 94,9 97,3
KABUPATEN HALMAHERA SELATAN 98 53,5 80,3 44,8 52,2 97,3 78,6
KABUPATEN MANOKWARI 99 72,2 83,3 12 12,9 85,2 90,9
KABUPATEN JAYAPURA 95 68 64 9 15,5 99 87,5
Hal yang Perlu Dilakukan untuk Mencapai Akses Air Minum Aman

Peningkatan perubahan
Penguatan regulasi
perilaku masyarakat
beserta turunan kebijakan
dalam mencapai akses
dan strategi dan
air minum aman (pilar
pembiayaan pelaksanaan
ke-3 STBM)

Peningkatan pengaasan
kualitas Surveilans Kualitas
Peningkatan Air Minum RT dan
tata kelola Penerapan Mekanisme
Jaminan Mutu
kelembagaan Pengamanan Air
dan pendanaan Minum/Audit Pengamanan
Air Minum

Peningkatan kapasitas Laboratorium Kualitas


penyelenggara air Air Minum di 514
minum (menjamin Kab/Kota terakreditasi
kualitas air minum dan sanitarian kit yang
yang aman) terkalibrasi

Dukungan ketersediaan Tenaga Sanitasi Lingkungan yang Profesional


dalam Pengelolaan Menuju Capaian Air Minum Aman
PENUTUP

Prilaku Buang air besar


•Penyakit Polio merupakan salah
sembarangan dan kualitas air
satu penykit yang disebabkan
minum merupakan factor risiko
kebersihan lingkungan
penularan polio

Sebanyak 83 % Capaian SBS


Kabupaten Kota di Provinsi Aceh
berada dibawah target nasional Kolaborasi merupakan hal
dan Keberadaan E Coli dan utama dalam pencapaian SBS
Total Coliform masih menjadi dan Peningkatan kualitas Air
tantangan utama dalam minum
menjamin kualitas air minum 16
aman

Anda mungkin juga menyukai