Anda di halaman 1dari 30

Coronary Artery Disease (CAD)

Pembimbing :
dr. Indra Budi Perkasa,Sp.JP

Elsa Nadia Wahyuningsih


2018730027
Coronary Artery Disease (CAD)

Coronary Artery Disease (CAD) merupakan suatu gangguan


fungsi jantung yang disebabkan karena otot miokard
kekurangan suplai darah akibat adanya penyempitan arteri
koroner dan tersumbatnya pembuluh darah jantung
Epidemiologi

WHO
Diperkirakan sebanyak 17,9 juta
Indonesia (Kemenkes 2020)
orang meninggal akibat CAD
Angka kematian yang disebabkan
pada tahun 2019, mewakili
oleh CAD di Indonesia cukup
32% dari semua penyebab
tinggi mencapai 1,25 juta jiwa.
kematian global. 
Faktor tidak dapat dimodifikasi

• Usia
• Jenis kelamin laki-laki
• Keturunan/ras
Faktor dapat dimodifikasi
• Diabetes
• Hipertensi
• Dislipidemia
• Perokok
• Kurang aktivitas fisik
• BB berlebih
• Diet tidak sehat
• Stress
• alkohol
Patofisiologi
Patofisiologi
Angina Pektoris Stabil
Angina pektoris stabil adalah nyeri dada yang disebabkan oleh iskemia miokard
yang dipicu oleh aktivitas atau stress emosional dan nyeri dapat berkurang
dengan istirahat atau pemberian nitrogliserin sublingual.
Klasifikasi angina Pektoris Stabil berdasarkan Canadian Cardiovascular Society (CCS)
Anamnesis
 Berdasarkan Lokasi
• Rasa tidak nyaman di daerah dada, dekat sternum , epigastrium hingga ke rahang bawah
atau gigi bawah
• Antara belikat atau lengan hingga pergelangan tangan dan jari-jari
 Karakteristik Nyeri
• Terasa seperti Ditekan, sesak, dicekik, diikat kuat, rasa terbakar
 Durasi
• Rasa tidak nyaman < 10 menit
 Hubungan dengan Aktifitas fisik dan factor yang memperberat
Peningkatan intensitas aktivitas
Pemeriksaan Fisik

Tidak ada Pemeriksaan Fisik Yang Khas


Tatalaksana Non farmakologi
 Berhenti merokok dan hindari paparan asap rokok
 Tingkatkan konsumsi buah, serat, sayuran , sereal, dan makanan yang
mengandung lemak tak jenuh atau minyak ikan.
 Kurangi konsumsi makanan tinggi karbohidrat dan garam
 Hindari konsumsi alcohol
 Olahraga, terutama aerobic dengan durasi 20-30 menit , frekuensi 3-5x dalam
seminggu
 Kurangi berat badan (target BMI < 25 dan lingkar pinggang < 80 cm untuk
perempuan dan < 90 cm untuk laki-laki)
 Control target LDL < 70 mg/dl
 Pada pasien dengan diabetes gula darah harus selalu terkontrol dengan target
HbA1C < 7%
 Control tekanan darah dengan target < 140/90 mmHg . untuk pasien dengan
penyakit ginjal kronis , target tekanan darah < 130/80 mmHg.
Angina pektoris Stabil
Tatalaksana
Short Acting Nitrogliserin

Aspirin 75-150 mg
Jika kontraindikasi aspirin :
clopidogrel
Statin

ACE inhibitor

Beta Blocker
Jika kontraindikasi Beta blocker :
antagonis kalsium
Gejala tidak berkurang

Tambahkan antagonis kalsium


atau long acting nitrogliserin

Gejala tidak berkurang setelah


dosis maksimal

Revaskularisasi
Acute Coronary Syndrome (ACS)

Sindrom coroner akut (Acute Coronary Syndrome) adalah


sekumpulan keluhan dan tanda klinis yang sesuai dengan
iskemia miokard akut.
Anamnesis
1. Angina Tipikal :
• Rasa tertekan/berat daerah retrosternal menjalar ke lengan kiri ,leher,area
interskapuler, bahu atau epigastrium
• Berlangsung intermiten atau persisten (>20 menti)
• Sering disertai diaphoresis , mual/muntah, nyeri abdominal, sesaak nafas,
dan syncope

2. Angina Atipikal :
• Rasa tertekan/berat daerah retrosternal menjalar ke lengan kiri ,leher,area
interskapuler, bahu atau epigastrium
Pemeriksaan Fisik
Fungsi pemeriksaan fisik : mengidentifikasi factor pencetus iskemia, komplikasi
iskemia, penyakit penyerta dan menyingkirkan diagnosis banding
Pemeriksaan fisik pada SKA umumnya normal.
Dapat ditemukan :
• Takipnea
• Takikardi-bradikardi
• Gallop S3
• Ronkhi basah halus
• Hipotensi
• Diaphoresis
• Edema paru
Pemeriksaan Enzim Jantung pada sindrom coroner akut

Marker Spesifisitas Peningkatan Waktu Waktu Kembali


Jantung setelah mencapai normal
nekrosis (jam) puncak (jam)
Mioglobin No 1-3 6-7 12-24 jam

CK total No 4-8 24 36-48 jam

CK-MB ++ 3-4 24 24-36 jam

Troponin T ++++ 3-4 12-48 10-14 hari

Troponin I ++++ 4-6 24 4-7 hari


Pemeriksaan Penunjang lainnya
Pemeriksaan Laboratorium
Tes darah rutin, gula darah sewaktu, status elektrolit, koagulasi darah, tes fungsi
ginjal, dan panel lipid.

Pemeriksaan foto thorax


Tujuan pemeriksaan untuk mengidentifikasi komplikasi dan penyakit penyerta
Tatalaksana SKA
Terapi NSTEMI
Terapi Farmakologi –Anti Iskemia
Metode Reperfusi
Percutaneus Coronary
Intervention (PCI) Fibrinolisis
Sumbatan di coroner dibebaskan Penghancur thrombus
secara mekanik dengan
bantuan alat kateter

CABG
Pembedahan / Operasi bypass
Terapi
Reperfusi &
Intervensi
Koroner
Perkutan
Primer (IKP)
Target Waktu Reperfusi
Terapi Farmakologi –Fibrinolitik
DAFTAR PUSTAKA
1. Yuniadi Y, Hermanto DY, Rajahoe AU. Buku Ajar Kardiovaskular Jilid I dan II
oleh Departemen Kardiologi dan Kedokteran Vaskular FKUI. Jakarta: Sagung
Seto. 2017.
2. PERKI. Pedoman Tata Laksanan Sindrom Koroner Akut Edisi Keempat. Jakarta:
PERKI.2018
3. PERKI.Panduan Praktik klinis (PPK) dan clinical pathway (CP) Penyakit
Jantung dan Pembuluh Darah Edisi Pertama. Jakarta : PERKI.2016.
4. Menon V and Sengupta JP, 2010. Chronic Coronary Artery Disease. In: Runge
MS, Stouffer GA, Patterson C (Editors). Netter’s Cardiology, Second Edition.
Elsevier Saunders, Philadelphia.
THANKS!
Do you have any questions?
youremail@freepik.com
yourwebsite.com
+34 654 321 987

CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo,


including icons by Flaticon, infographics & images by Freepik

Please keep this slide for attribution

Anda mungkin juga menyukai