Anda di halaman 1dari 7

POLITIK GAGASAN

Dalam perspektif ekologi

Oleh : Ratno Budi S.E.


Wakil Ketua Bidang Hubungan Badan Dan Sayap DPW NasDem Babel
Pendekatan Aktor

 Pendekatan ini berpijak pada konsep politicized environment yang memiliki asumsi bahwa
persoalan lingkungan tidak dapat dipahami secara terpisah dari konteks politik dan
ekonomi di mana masalah itu muncul. Jadi. masalah iingkungan bukanlah masalah teknis
pengelolaan semata.
 Politicized environment memiliki dimensi-dimensi yang mencakup harian, episodik, dan
sistemik, yang ketiganya memiliki karaktersitik dan dampak berbeda terhadap
masyarakrat.
 Ada lima aktor yang disorot, yaitu negara, pengusaha, lembaga multilateral, LSM, dan akar
rumput (grass root).
 Negara memiliki dua fungsi, sebagai aktor pengguna sekaligus pelindung sumberdaya alam,
yang karenanya sering mengalami konflik kepentingan.
 Kritik terhadap eksistensi negara ini: (1) negara mempersulit upaya memecahkan masalah
lingkungan giobal karena negara-negara di dunia ini berusaha untuk mengejar pembangunan
ekonomi yang seringkali mengorbankan lingkungan; (2) negara tidak dalam kapasitas untuk
memecahkan masalah lingkungan dalam berbagai level. Negara terlalu kecil untuk
memecahkan masalah global dan terlalu besar untuk memecahkan masalah lokal.
 Kritik tersebut terkait dengan tumbuhnya kapitalisme global yang tidak terbukti bahwa
antara kapitalisme dan negara selalu sejalan, banyak konflik di antara keduanya.
 Akar rumput (grass roots actor) merupakan pihak terlemah, hampir selalu mengalami proses
marginalisasi ataupun rentan terhadap berbagai bentuk degradasi iingkungan. yang bersifat
setiap hari maupun episodik.
Pendekatan Kritis
 Ekologi politik juga memfokuskan pada masalah domination of nature yang terkait dengan
kajian kapitalisme sebagai penyebab utama degradasi Iingkungan.
 Perspektif ini berkembang dan menjadi suatu pendekatan baru yang bersifat pasca-
strukturalis yang lebih menekankan pada pengaruh sejarah dan budaya terhadap evolusi
konsep perubahan dan degradasi lingkungan sebagai kekuatan Iinguistik dan politik,
melengkapi pendekatan strukturalis yang melihat persoalan degradasi lingkungan sebagai
akibat dari kekuatan kapitalisme atau kebijakan negara yang opresif yang berdampak pada
masyarakat lokal dan lingkungan.
 Atas dasar perkembangan pendekatan pasca-strukturalis tersebut, dikembangkan critical
political ecolqgy sebagai legitimasi ilmiah terhadap kebijakan lingkungan. Hal ini karena
beberapa kelemahan dari berbagai pendekatan ekologi politik sebelumnya, antara lain: (1)
pendekatan-pendekatan tersebut mengadopsi pendekatan apriori terhadap konsep Hmu
lingkungan; langkahnya tidak cukup untuk menghindari pemisahan antara environmental
explanation and politics dalam analisis politik.
 Pemisahan antara environmental explanation and politics akan sama-sama bermasalah.
 Pertama, kalau terlalu bertumpu pada politik maka kebijakan lingkungan tidak akan
mampu menyentuh faktor biofisik dalam masalah lingkungan, sehingga menyebabkan
kebijakan tidak akurat.
 Kedua, kalau terlalu bertumpu pada prinsip lingkungan semata maka kebijakan lingkungan
akan berdampak pada marjiralisasi masyarakat lokal pengguna sumberdaya melalui
pembatasan akses, yang berarti juga membatasi mata pencaharian masyarakat sehingga
nampak tidak adil.
 Upaya untuk mengintegrasikan keduanya dilakukan melalui dua instrumen, yakni science
studies dan science policy. Science Studies merupakan usaha untuk mengintegrasikan
analisis politik terhadap konflik lingkungan dari sudut pandang filsafat dan sosiologi
pengetahuan tentang lingkungan yang di dalamnya ilmu lingkungan dibuat. Science policy
merupakan upaya memproduksi norma-norma ilmu pengetahuan dan politik dalam proses
politik itu sendiri.
Lingkungan dan Politik: Akses, Kekuasaan, Properti.

Akses: hak/kemampuan untuk memperoleh manfaat, proses


memperoleh manfaat, berupa aspek material, budaya, ekonomi
politik, dinamis, legal dan illegal, dimediasi teknologi-modal-
pasar-otoritas-identitas sosial-relasi sosial.

Kekuasaan: hak menguasai/memiliki/mengelola/ mengontrol,


mengandung unsur-unsur material, budaya, ekonomi-politik,
bagaimana dikelola (dalam mekanisme, proses, relasi sosial),
siapa yang memiliki,
POLITIK EKOLOGI DI BABEL?

 Timah adalah komoditas andalan/unggulan/utama.


 Timah adalah sektor kedua matapencaharian masyarakat setelah pertanian.
 WASPADA: jebalan ketergantungan  kewenangan pengelolaan
(kepentingan pemerintah pusat & daerah, perusahaan, masyarakat  politis,
yuridis, ekonomis, psikologis, sosiologis).
 Kontestasi sumber daya ekonomi: Bisnis  eksploitasi  ketimpangan
sosial/perubahan tatanan kultural/efek sosioekologis  konflik/kriminalitas.
 Next Support: jurnalisme lingkungan, komitmen ekologis, aksi kolaborasi,
penegakan hukum, konsistensi AMDAL, pengelolaan berkelanjutan (green
mining), hilirisasi produk, opsi alternatif selain timah.

Anda mungkin juga menyukai