Evaluasi KIA Dan Gizi
Evaluasi KIA Dan Gizi
-38,5% (terjadi
peningkatan kasus 36,6% ( terjadi
< 2% dari 129 kasus penurunan dari 180
1. Persentase Penurunan 180 < 2% 47
Kematian Ibu menjadi 180 kasus) < 2% 114 kasus thn 2021 menjadi
114 kasus di tahun
2022)
13 % ( terjadi
< 5% -9,4% (terjadi 508 penurunan dari 584
2. Persentase Penurunan
584 peningkatan dari kasus di thn 2021 < 5% 251
Kematian Bayi 534 kasus menjadi < 5% menjadi 508 kasus thn
584 kasus) 2022)
7
INDIKATORKINERJAKEGIATANPEMBINAANGIZIDANKIA PROV.RIAUTAHUN2022
2021 2022
NO INDIKATOR
Target Realisasi Target Realisasi
16
Jumlah
Kematian Ibu
Prov.Riau 114
11
10 10 10
8
7
6 6
5 5
Dumai Pku Plw Rohul Siak Inhil Bkls Kuans Mer Rohil Inhu Kpr
Proporsi Penyebab Kematian Ibu Berdasarkan
Penyebab Provinsi Riau Tahun 2022
32%
37%
Perdarahan
Hipertensi
Infeksi
Gang.Met
Jantung
4% lain2
21%
2% 4%
Jumlah Kematian Bayi per Kab/Kota
Prov.Riau Tahun 2022
85
Jumlah
62 63 Kematian Bayi
60
Prov.Riau 508
40 41 41
26 27 28
22
13
Plw Rohul Rohil Mer Kpr Pku Inhil Kuans Bkls Siak Inhu Dumai
Proporsi Kematian Bayi Berdasarkan Penyebab
Provinsi Riau Tahun 2022
Lain2; 29.1
BBLR; 31.5
Diare; 2.4
Pneomo
nia; 2.4
Kond.Peri Asfiksia; 24.4
natal; 1.8
Covid-19;
0.2
Kel.Kong;
6.9 Infeksi;
0.8
TN; 0.6
Jumlah Kematian Balita per Kab/Kota
Prov.Riau Tahun 2022
94
Jumlah
71 Kematian
65 Balita
60
Prov.Riau 545
44 45
40
29 31 31
22
13
Plw Rohul Kpr Mer Rohil Pku Inhil Kuans Bkls Inhu Siak Dumai
Proporsi Kematian Balita Berdasarkan Penyebab
Provinsi Riau Tahun 2022
Lain2; 29.1
BBLR; 31.5
Diare; 2.4
Pneomo
nia; 2.4
Kond.Peri Asfiksia; 24.4
natal; 1.8
Covid-19;
0.2
Kel.Kong;
6.9 Infeksi;
0.8
TN; 0.6
Cakupan Pelayanan Pada Ibu Hamil K1 ( Kunjungan
Pertama) per Kab/Kota Prov.Riau Tahun 2022
139.00
Dumai Bkls Kpr Rohil Kuans Plw Kepri Pku Inhu Inhil Siak Rohul RIAU
Cakupan Pelayanan Antenatal K4 ( Kunjungan 4 Kali)
per Kab/Kota Prov.Riau Tahun 2022
131.22
Target Prov.Riau
94.68 90 %
91.62 91.47 90.86 89.50 88.94 88.89 87.34
78.31 75.61 75.40 73.75
Dumai Rohil Bkls Mer Kuans Pku Kpr Plw Inhu Inhil Rohul Siak RIAU
Cakupan Pelayanan Ibu Hamil Antenatal K6
( Kunjungan 6 Kali) per Kab/Kota Prov.Riau Tahun
2022
131.22
Target Prov.Riau
91.87 60 %
87.4
73.75
64.65 62 61.48 60.1465430426781
58.55
53.22
49.82
26.2
17.38
Du Rohil Mer Siak Kpr Kuans Bkls Pku Plw Inhu Rohul Inhil RIAU
mai
Kualitas Pelayanan Pada Ibu Hamil
Prov.Riau Tahun 2022
133,223
125,760 128,568
119,886
89,977
55,927 56,085
48,858
6,530
Bumil Bumil Fe 1 Fe 3 Diperiksa Diperiksa Test HIV Test Hep.B Test IMS
Kontak K1 Kontak K4 HB Lila
Cakupan Pelayanan Pada Neonatus KN 1 per Kab/Kota
Prov.Riau Tahun 2022
99.7
96.8
94.2
90.8 89.8 89.4 89 88.4 86.7
83.8
79.8
Target Prov.Riau
90 %
63.6
56.4
Mer Dumai Kpr Siak Plw Inhu Pku Rohil Bkls Kuans Rohul Inhil RIAU
Cakupan Pelayanan Pada Neonatus KN Lengkap
per Kab/Kota Prov.Riau Tahun 2022
96.11
93.4 92.5
90 89.1 89.1 88.3
82.8 82.68 Target Prov.Riau
78.5
90 %
63.7
54.8
51
Mer Dumai Kpr Siak Inhu Plw Rohil Bkls Pku Kuans Rohul Inhil RIAU
CAKUPAN
PROGRAM GIZI
KIA
SEMESTER I 2023
DATA CAPAIAN PROGRAM PELY KESRPO CATIN
DI PROVINSI RIAU TH 2022
Catin terdaftar di KUA dan Lembaga Agama Lainnya
Catin Perempuan
Jumlah Pasangan Catin Dilayani Catin Perempuan
Wilayah Dengan Kekurangan
Catin terdaftar di Kespro Dengan Anemia
Gizi
KUA dan Lembaga
Agama Lain ABS % ABS % ABS %
PUS
KAMPAR - 0,00% - - - - - - - - - - - - - - - -
INDRAGIRI HULU 0,00% 42 490 2.196 48 374 7 1 218 29 - - - - - - -
BENGKALIS 3.602 37,03% 168 499 2.256 148 405 122 4 - - - - - - - - -
INDRAGIRI HILIR 4.491 0,00% 1.736 974 3.492 67 89 5 - - - 1.929 889 3.144 58 80 118 1
PELALAWAN 2.918 29,02% 169 333 415 44 180 - - 4 - - - - - - - -
ROKAN HULU 8.191 74,87% 807 2.509 3.712 246 539 34 1 344 - - - - - - - -
ROKAN HILIR 14.964 110,42% 1.156 3.066 4.426 46 559 40 - - 55 - - - - - - -
SIAK 1.508 18,40% 49 325 708 87 113 3 - - - - - - - - - -
KUANTAN SINGINGI 271 5,40% 4 40 162 4 10 10 4 51 - - - - - - - -
KEPULAUAN MERANTI 1.504 55,19% 34 211 914 13 159 23 - 150 79 - - - - - - -
KOTA PEKANBARU - 0,00% - - - - - - - - - - - - - - - -
KOTA DUMAI 7.375 91,04% 862 2.094 3.226 118 538 42 - 495 - - - - - - - -
TOTAL 44.824 59,44% 5.027 10.541 21.507 821 2.966 286 10 1.262 163 1.929 889 3.144 58 80 118 1
ABS %
1 KUANTAN SINGINGI 5.239 4.502 85,93%
2 INDRAGIRI HULU 7.917 7.056 89,12%
3 INDRAGIRI HILIR 11.189 6.950 62,11%
4 PELALAWAN 11.231 10.014 89,16%
5 SIAK 10.203 8.173 80,10%
6 KAMPAR 16.714 13.662 81,74%
7 ROKAN HULU 15.358 10.941 71,24%
8 BENGKALIS 10.299 9.326 90,55%
9 ROKAN HILIR 14.496 12.939 89,26%
10 KEPULAUAN MERANTI 2.749 2.643 96,14%
11 KOTA PEKANBARU 19.613 16.958 86,46%
12 KOTA DUMAI 5.887 5.075 86,21%
RIAU 130.895 108.239 82,69%
Cakupan Pelayanan Balita yang Dipantau Pertumbuhan dan Perkembangannya
di Prov. Riau Tahun 2022
ABS %
ABS %
1 KUANTAN SINGINGI 25 25 100%
2 INDRAGIRI HULU 20 0 0%
3 INDRAGIRI HILIR 28 28 100%
4 PELALAWAN 14 14 100%
5 SIAK 15 15 100%
6 KAMPAR 31 31 100%
7 ROKAN HULU 22 22 100%
8 BENGKALIS 18 18 100%
9 ROKAN HILIR 20 20 100%
10 KEPULAUAN MERANTI 10 10 100%
11 KOTA PEKANBARU 21 21 100%
12 KOTA DUMAI 10 10 100%
RIAU 234 214 91,45%
Cakupan Pelayanan Kesehatan Anak Sekolah
di Provinsi Riau Tahun 2022
PUSKESMAS MELAKSANAKAN
Membina
Membina posyandu bayi/anak/remaja Membina
NO KABUPATEN Penjaringan Kelas 1,7
yang memiliki kegiatan terlantar di rumah Lapas/Rutan/Lembaga
dan 10
kesehatan remaja singgah/panti/LKSA/LPK Anak/LPKA/LPAS
S
ABS % ABS % ABS % ABS %
1 KAMPAR - 0,00% - 0,00% - 0,00% - 0,00%
2 INDRAGIRI HULU - 0,00% - 0,00% - 0,00% - 0,00%
40,000
Umumnya penyebab berat badan tidak
34,392
32,127 naik pada anak sering dihubungkan
35,000 31,712
30,000
29,126 hanya dgn pola asuh dan pengetahuan
25,000
Ibu, namun kenyataannya banyak faktor
20,000
lain : DUKUNGAN LINGKUNGAN
15,000 SEKITAR : KELUARGA, KADER, TOKOH
10,000 MASYARAKAT SERTA PEMBUAT
5,000 KEBIJAKAN YANG DIBUTUHKAN
- DALAM PROSES PENINGKATAN BERAT
JAN FEB MAR APR MEI BADAN UNTUK MENCEGAH STUNTING
MASALAH GIZI BALITA (3)
TREND JUMLAH BALITA UNDERWEIGHT TREND JUMLAH BALITA WASTING
PER BULAN DI RIAU TAHUN 2023 PER BULAN DI RIAU TAHUN 2023
14,000 10,000
8,979
12,629
12,000
8,000
4,000
2,000
2,000
-
-
JAN FEB MAR APR MEI JAN FEB MAR APR MEI
MASALAH GIZI BALITA (4)
TREND JUMLAH BALITA GIZI TREND JUMLAH BALITA
BURUK STUNTING
PER BULAN DI RIAU TAHUN 2023 14,000
PER BULAN DI RIAU TAHUN 2023
1,600 12,853
1,432
1,400 12,000
200 2,000
- -
JAN FEB MAR APR MEI JAN FEB MAR APR MEI
TREND JUMLAH BUMIL ANEMIA
38
Prevalensi Stunting Nasional (%)
40 37.2
36.8 35.6
35
30.8
30 27.7
24.4
25
21.6
20 17.8
15 14
10
0 2007 2010 2013 2018 2019 2021 2022 2023 Target 2024
• Prevalensi Balita Stunted pada tahun 2022 sebesar 21,6 % (sumber data: SSGI),
2
• Rata-rata penurunan nasional 1,4% per tahun (baseline 2013)
Prevalensi Balita Stunted Provinsi Riau (%)
40
36.8
35
30 27.4
25 23.95
22.3
20 17
15 14
10
5
0
2013 2018 2019 2021 2022 Target 2024
Prevalensi Balita Stunted Provinsi Riau (%)
• Prevalensi Balita Stunted pada tahun 2022 sebesar 17% (sumber data: SSGI)
• Target RPJMD Riau tahun 2024 = 14% (dengan rata-rata penurunan 2,67% per tahun)
SURAT EDARAN KEMENKES TTG PELAKSANAAN PEMBINAAN
KADER DAN POSYANDU BIDANG KESEHATAN TAHUN 2023
Surat Edaran No : HK.02.02/B/732/2023 tentang
Pelaksanaan Pembinaan Kader dan Posyandu Bidang
Kdesehatan Tahun 2023
1. Dinkes dan Puskesmas membina posyandu utk memberikan layanan
kesehatan dasar bagi masyarakat di wilayah kerja
2. Dinkes dan Puskesmas melakukan koordinasi dgn Pokjanal/Pokja
Posyandu utk mendapat dukungan Kepala Desa/Lurah menugaskan kader
membantu upaya promotive dan preventif di pustu
3. Dinkes dan Puskesmas membina kader dan posyandu ; bahan bacaan,
pelatihan, penilaian keterampilan dasar kader posyandu dan tanda
apresiasi bagi kader dan posyandu berprestasi (jambore kader)
4. Dinkes provinsi dan kab/kota mengembangkan Posyandu Champion sbg
Center of Excelent (CoE) tiap wilker Puskesmas
5. Pencatatan pelaporan pembinaan kader dan posyandu dilaporkan
berjenjang melalui Microsite Promkes Komdat Kesmas.
6. Pembiayaan pembinaan kader dan posyandu menggunakan dana APBN,
APBD, APBDesa dan sumber lain.
Dinas Kesehatan
Provinsi Riau
Gizi buruk dan Stunting tidak saja OPD dan Instansi Lintas Sektor
dipandang sebagai masalah Kesehatan,
tetapi juga berdampak negative terhadap
kualitas dan kapasitas sumber daya Organisasi Profesi Kesehatan
manusia. Permasalahan multideminsional
ini perlu strategi komprehensif :
Institusi Pendidikan
SINERGITAS
LINTAS SEKTOR Fasilitas Kesehatan
Masyarakat
12.8
11.2
Kampar 25.7 21.53 17.91 14.32
8.4
Rokan Hulu 25.8 20.54 16.24 12.34
Bengkalis 21.9 18.56 15.61 12.62
Rokan Hilir 29.7 24.82 20.59 16.42
Kepulauan Meranti 23.3 19.90 16.87 13.75
KUANSING
PELALAWAN
PEKANBARU
BENGKALIS
MERANTI
KAMPAR
ROHUL
SIAK
ROHIL
DUMAI
INHIL
INHU
RIAU
2. Peningkatan Masih belum semua nakes yang memberikan pelayanan KIA Meningkatkan kapasitas nakes dan non nakes (kader) yang
Kapasitas terlatih sesuai kompetensi yg semestinya dimiliki memberikan pelayanan KIA mulai di Posyandu, Polindes,
Nakes Pustu, Puskesmas dan Rumah Sakit
3. Pemantauan Masih banyak nakes yg belum memahami DO, banyaknya aplikasi Sosialisasi terkait DO Capaian Program, Pendampingan dan
dan Evaluasi yang harus diinput oleh petugas puskesmas yg sebenarnya datanya monitoring secara berkala kepada petugas secara berjenjang
serta pelaporan beririsan ( perlu bridging) sehingga pengiriman laporan tidak tepat mulai dari Kab/Kota,Puskesmas dan bidan desa terkait
waktu penginputan data program
4. Fasilitasi dan Tidak semua perangkat daerah di level desa yang mendukung Sosialisasi dan Advokasi kepada pejabat pengambil kebijakan
Pembinaan upaya percepatan penurunan AKI-AKB dan Masalah Gizi untuk mendapat dukungan regulasi maupun dukungan
Pemerintah anggaran dlm upaya percepatan penurunan AKI-AKB dan
Daerah Masalah Gizi Masyarakat
HARAPAN
Meningkatnya akses dan kualitas pelayanan dlm upaya percepatan penurunan
AKI/AKB dan masalah gizi dgn peningkatan kapasitas nakes, pemenuhan sarana
dan prasarana di fasyankes
Sistem pencatatan dan pelaporan yang terpadu antar program melalui satu aplikasi
yang dapat diakses bersama oleh nakes yang memberikan pelayanan dan dapat
dipantau admin Pusat,Prov,Kab/Kota dan Puskesmas
Meningkatnya koordinasi lintas program dan lintas sektor,monitoring secara
terpadu, analisis bersama permasalahan yg ada dan penyusunan perencanaan yg
terintegrasi secara tim
Adanya regulasi di Tingkat Provinsi, Kab/Kota,Kecamatan, Kelurahan sampai desa
terkait upaya percepatan penurunan AKI-AKB dan masalah Gizi Masyarakat
TERIMA KASIH