Anda di halaman 1dari 27

Kelompok 2

 Dyas safiro fauzi (05)


 Chandra lanang maulana (06)
PERHITUNGAN LUAS, VOLUME DAN MOMEN
INERTIA

 
Perhitungan Luas 

Perhitungan Eksak Untuk Perhitungan luas secara eksak, dilakukan dengan alat yang bernama
Planimeter. Planimeter digunakan secara manual, dilakukan dengan mengukur tiap station pada
body plan. Sedangkan untuk menghitung Volume Displacement secara eksak, dilakukan
dengan menggunakan rumus:
 Vd = Lpp x BT x Cb ( m³ )

Dimana nilai-nilai Lpp,B,T dan Cb diperoleh dari data-data awal kapal. Formulasi numerik
dilakukan dengan menggunakan metode trapesium dan metode simpson.
Metode Trapesium adalah metode yang paling sederhana
dan sebenarnya untuk menghitung luas suatu trapesium
yaitu segi empat dimana sisi-sisi yang berhadapanya
sejajar.
Metode Simpson juga mempunyai faktor
simpson (FS) .Pada metode simpson,
nilai y = f (x)
Seperti halnya metode Trapesium, metode simpson juga mempunyai faktor
simpson (FS). Pada metode simpson, nilai untuk station-station pada body
plan (body plan metode simpson) diperoleh dengan mengukur jarak dari
garis tengah sampai bagian tepi kapal. Untuk station-station selain station
AP dan 0.25, nilai y = f (x), diperoleh dengan mengukur jarak tiap-tiap WL
(Waterline) pada station tersebut. Sedangkan untuk station AP dan 0.25,
dibuat pias baru dan nilai y diperoleh dengan mengukur jarak pias-pias
tersebut dari garis tengah kapal ke bagian tepi kapal.
Dari teori metode trapesium, untuk menghitung luas badan kapal yang tercelup
air laut dilakukan dengan menghitung luas tiap station pada body plan.
Pada metode trapezium nilai y  f x , untuk station-station pada body plan (body
plan metode trapesium) diperoleh dengan mengukur jarak dari garis tengah
sampai bagian tepi kapal. Untuk station-station selain station AP dan 0.25, nilai
y  f x, diperoleh dengan mengukur jarak tiap-tiap WL (Waterline) pada station
tersebut. Nilai-nilai waterline untuk tiap station dapat dilihat pada Lampiran
(data-data kapal). Sedangkan untuk station AP dan 0.25, dibuat pias baru dan
nilai y diperoleh dengan mengukur jarak pias-pias tersebut dari garis tengah
kapal ke bagian tepi kapal.
Hasil Pengukuran Secara Eksak

No Ordinat Luas Station 2.5 94.75

3 103.2 8.5 78.75


AP 3.5
4 108.3 9 56
0.25 11.5
5 108.445 9.25 42.5
0.5 19.75
6 108.445 9.5 28.15
0.75 30.9
7 107.5 9.75 13.5
1 42.1

1.5 63.55 7.5 103.45 FP 0

2 81.4 8 94.45
Dari hasil pengukuran Planimeter diperoleh nilai-nilai luas dari tiap
station. Dan luas Midship (luas station 5) dari hasil pengukuran dengan
Planimeter diperoleh nilai 108,445 m2 . Nilai luas Midship (luas station
5) ini digunakan sebagai acuan dalam menghitung nilai koreksi. Volume
badan kapal yang tercelup air laut, dapat diukur dengan menggunakan
rumus : 
Vd = Lpp x BT x Cb ( m³ )
Dimana dari data-data kapal diperoleh: 
LPP :102,04 m 
B : 16,4 m 
T : 6,72 m 
Cb : 0,74 m 
Sehingga diperoleh : Vd = 8321.762 m³
Hasil Pengukuran Metode Trapesium

No LUAS FT Hasil 2 84.650 1.5 127.0


Ordinat
2.5 92.579 2 185.2
AP 4.245 0.25 1.1
3 97.731 2 195.5
0.25 22.064 0.5 11.0
4 100.800 2 201.6
0.5 27.149 0.75 13.6
5 104.384 2 208.8
0.75 61.376 1 30.9

1 77.376 1 61.4 6 100.5984 2 201.2

1.5 77.358 1.5 77.4 7 97.1152 2 145.7

2 84.650 2 127.0 8 93.0048 1.5 93.0


8.5 85.1536 1 85.2

9 72.2512 1 54.2

9.25 52.0128 0.75 26.0

9.5 39.5024 0.5 19.8

9.75 23.8896 0.5 6.0

FP 10.282 .025 2.5705

    Σ  1746.77
FT : Faktor Trapesium
Dari hasil perhitungan dengan menggunakan metode trapesium diperoleh nilai luas
midship (luas station 5) sebesar 104.384 m2 dan Volume Displacement adalah sebesar
8912.021 m³.

Dari hasil perhitungan dengan metode trapesium diperoleh nilai koreksi adalah sebagai
berikut :
1. Nilai koreksi Luas midship sebesar 3.745 % > 0,5% (tidak memenuhi syarat).
2. Nilai koreksi Vd sebesar 6.623 % > 0,5% (tidak memenuhi syarat).
Hasil Pengukuran Metode Simpson

2.5 94.603 2 189.2


No LUAS FT Hasil
Ordinat 3 100.143 1.5 150.2

AP 2.830 0.25 0.7 4 103.787 4 415.1

0.25 21.280 1 21.3 5 107.968 2 215.9

0.5 27.433 0.5 13.7 6 103.5178 4 414.1


667
0.75 42.022 1 42.2
7 100.016 1.5 150.0
1 62.869 0.75 159.1
7.5 95.73013 2 191.5
333
1.5 79.572 2 86.1
8 87.57653 1 87.6
2 86.128 1 189.2 333
8.5 74.15146667 2 148.3

9 53.37173333 0.75 40.0

9.25 40.0512 1 40.1

9.5 24.38613333 0.5 12.2

9.75 10.38613333 1 10.4

FP 0 0.25 0.0

    Σ  2434.7
Moment inersia
MOMENT INERSIA ADALAH HASIL PENGGANDAAN ANTARA LUASANN TERSEBUT, DENGAN KUADRAT JARAK TITIK
BERAT LUASAN TERSEBUT TERHADAP SUMBUNYA.

A
Y
x

O x B

MOMENT INERSIA LUASAN TERHADAP SUMBU OA = Ʃ .Y.DX

MOMENT INERSUA LUASAN TERHADAP SUMBU OB = ⅓ Ʃ .Y.DX


Dalam dunia perkapalan moment inersia banyak dipergunakan untuk perhitungan stabilitas
kapal, maupun perhitungan konstruksi bangunan kapalnya.

 Perhitungan stabilitas kapal, memerlukan penentuan tinggi meta center, yang akan digunakan
untuk menhitung periode oleng kapal

 Perhitungan konntruksi, memerlukan ukuran profil yang akan dipergunakan sebagai rangka,
dengan menghitung kekuatan lentur maupun kekuatan tekanannya.
Bentuk Dasar Perhitungan Moment Inersia, Yang Dipergunakan Untuk Menghitung Kekuatan
Beberapa Kemungkinan Bentuk Kuntruksi.
N
O
G
h A
O

Sebuah luasan A mempunyai titik berat di G. melalui titik berat ini dibuat sebuah sumbu netral, Neutral
axis NA. sejajar dengan NA dibuat sebuah sumbu baru OO, yang berjarak h terhadap NA. dengan menggunakan
teori sumbu sejajar maka moment inersia luasan A ini terhadap sumbu OO dapat ditentukan sebagai berikut.

I = Iᴳ + A.
Penampang melintang kontruksi, yang banyak
digunakan dalam dunia perkapalan

Penampang Empat Persegi Panjang

Moment inersia terhadap sumbu NA


H
Iₓᵧ = . B .

Moment inersia terhadap tepi bidang

B Iᵧᵧ = . B .
Penampang melintang kontruksi, yang banyak
digunakan dalam dunia perkapalan

Penampang Segitiga

Moment inersia terhadap sumbu NA

Iₓᵧ = . B .
B
Moment inersia terhadap tepi bidang

Iᵧᵧ = . B .
Penampang melintang kontruksi, yang banyak
digunakan dalam dunia perkapalan

Penampang Lingkaran

Moment inersia terhadap sumbu NA

Iₓₓ = . .
Penampang melintang kontruksi, yang banyak
digunakan dalam dunia perkapalan

Penampang Ellyps

Moment inersia terhadap sumbu NA

I = . . a.

a
Moment Inersia Bidang Air Terhadap Center Line

Diketahui sebuah kapal Panjang L = 48 m, yang mempunyai data half breadth seperti berikut Y0 = 0 Y1 = 2,1

Y2 = 3,8 Y3 = 5,2 Y4 = 5,1 Y5 = 4,7Y6 = 3,5 Y7 = 1,9 Y8 = 0


jarak antar station h = 48/8 = 6m
Nr Half breadth cubic Simp Fungsi momen
erd
Y S  

0 - - 1 -
1 2,1 9,261 4 37,044
2 3,8 54,872 2 109,744
3 5,2 140,608 4 562,431
4 5,1 132,651 2 265,302
5 4,7 103,823 4 415,292
6 3,5 42,875 2 85,750
7 1,9 6,859 4 27,436
8 - - 1 -
Iₓₓ = 2.1/3.h.  

= 2 x 1/3 x 6 x 1503 = 2004


Moment Inersia Bidang Air Terhadap Center Of Floatation
Nr Half Sim Fungsi Lengan Fungsi Lengan Fungsi
erd breadht luasan moment moment
inersia
Sesuai dengan teori garis sejajar
didapatkan I = Icf + A.

0 0,2 1 0,2 -5 -2,5 -5 12,5


Contoh perhitungan:
1 7,4 4 29,6 -4 -118,4 -4 473,6
Diketahui half breadth 2 8,7 2 17,4 -3 -52,2 -3 156,6
sebuah kapal : 3 9,0 4 36,0 -2 -72,0 -2 144,0
Y0=0,2 Y1=7,4 Y2=8,7 Y3=9,0 4 9,1 2 18,2 -1 -18,2 -1 18,2
Y4=9,1 Y5=9,2 Y6=9,1 Y7=8,6 5 9,2 4 34,8 0 0 0
Y8=7,8 Y9=5,1 Y10=0,0 6 9,1 2 18,2 1 18,2 1 18,2
7 8,6 4 34,4 2 68,8 2 137,6
8 7,8 2 15,6 3 45,8 3 140,4
9 5,1 4 20,4 4 81,6 4 326,4
10 0 1 0 5 0 5 0
=226,8 =10,4
Luas bidang AWL = 2.1/3. 1
= 2 x 1/3 x 10,5 x 226,8 = 1.588
Letak centre of floatation terhadap
F=h
= 10,5 x = -0,48m
Tanda (-) didepan harga tersebut menunjukan posisi F di belakang midship
I = moment inersia bidang air terhadap
= 2.1/3.hᵌ.Y.S.l.n
= 2 x 1/3 x 10,5ᵌ x 1420,0 = 1.095,885 m⁴
ICF = I – A.
= 1.095,885 – 1.588 x – 0, = 1095519,1248 m⁴
Penggunaan Moment Inersia Pada Perhitungan Stabilitas

Suatu keadaan yang membuat kapal tetap tegak dipermukaan air, yang pada umumnya
diperhitungkan hanya untuk keolengan kapal stabilitas kapal ditentukan dari letak titik
meta centre kapal terhadap dasar kapal, yang pada umumnya tergantung dari bentuk
geometri badan kapal

Macam bentuk stabilitas

- Stabilitas statis, yang berlaku untuk sudut keolengan kapal hanya sebesar 5 ⸰
- Stabilitas dinamis, yang berlaku untuk sudut keolengan kapal lebih besar dari 5 ⸰
titik meta center M adalah sebuah titik maya yang terletak di atas
• M badan kapal, yang pada umumnya tergantung dari bentuk geometri
badan kapal.
Dengan adanya titik M ini, pada kapal terdapat empat titik yaitu:

• G K – keel, adalah sebuah titik pada dasar kapal


B – center of buoyancy, adalah titik tangkap gaya tekan ke atas badan
kapal
• B
G – center of gravity, adalah titik tangkap gaya berat kapal
M – meta centre, titik tangkap putaran kapal
• K

MG = KB + MB – KG, harga MG dipergunakan untuk menentukan periode oleng kapal.


Harga MB, di tentukan dengan memperhitungkan besarnya momen inersua bidang air
MB =

Anda mungkin juga menyukai