Kelompok 2 Hitungan Perluasan & Moment Inersia
Kelompok 2 Hitungan Perluasan & Moment Inersia
Perhitungan Luas
Perhitungan Eksak Untuk Perhitungan luas secara eksak, dilakukan dengan alat yang bernama
Planimeter. Planimeter digunakan secara manual, dilakukan dengan mengukur tiap station pada
body plan. Sedangkan untuk menghitung Volume Displacement secara eksak, dilakukan
dengan menggunakan rumus:
Vd = Lpp x BT x Cb ( m³ )
Dimana nilai-nilai Lpp,B,T dan Cb diperoleh dari data-data awal kapal. Formulasi numerik
dilakukan dengan menggunakan metode trapesium dan metode simpson.
Metode Trapesium adalah metode yang paling sederhana
dan sebenarnya untuk menghitung luas suatu trapesium
yaitu segi empat dimana sisi-sisi yang berhadapanya
sejajar.
Metode Simpson juga mempunyai faktor
simpson (FS) .Pada metode simpson,
nilai y = f (x)
Seperti halnya metode Trapesium, metode simpson juga mempunyai faktor
simpson (FS). Pada metode simpson, nilai untuk station-station pada body
plan (body plan metode simpson) diperoleh dengan mengukur jarak dari
garis tengah sampai bagian tepi kapal. Untuk station-station selain station
AP dan 0.25, nilai y = f (x), diperoleh dengan mengukur jarak tiap-tiap WL
(Waterline) pada station tersebut. Sedangkan untuk station AP dan 0.25,
dibuat pias baru dan nilai y diperoleh dengan mengukur jarak pias-pias
tersebut dari garis tengah kapal ke bagian tepi kapal.
Dari teori metode trapesium, untuk menghitung luas badan kapal yang tercelup
air laut dilakukan dengan menghitung luas tiap station pada body plan.
Pada metode trapezium nilai y f x , untuk station-station pada body plan (body
plan metode trapesium) diperoleh dengan mengukur jarak dari garis tengah
sampai bagian tepi kapal. Untuk station-station selain station AP dan 0.25, nilai
y f x, diperoleh dengan mengukur jarak tiap-tiap WL (Waterline) pada station
tersebut. Nilai-nilai waterline untuk tiap station dapat dilihat pada Lampiran
(data-data kapal). Sedangkan untuk station AP dan 0.25, dibuat pias baru dan
nilai y diperoleh dengan mengukur jarak pias-pias tersebut dari garis tengah
kapal ke bagian tepi kapal.
Hasil Pengukuran Secara Eksak
2 81.4 8 94.45
Dari hasil pengukuran Planimeter diperoleh nilai-nilai luas dari tiap
station. Dan luas Midship (luas station 5) dari hasil pengukuran dengan
Planimeter diperoleh nilai 108,445 m2 . Nilai luas Midship (luas station
5) ini digunakan sebagai acuan dalam menghitung nilai koreksi. Volume
badan kapal yang tercelup air laut, dapat diukur dengan menggunakan
rumus :
Vd = Lpp x BT x Cb ( m³ )
Dimana dari data-data kapal diperoleh:
LPP :102,04 m
B : 16,4 m
T : 6,72 m
Cb : 0,74 m
Sehingga diperoleh : Vd = 8321.762 m³
Hasil Pengukuran Metode Trapesium
9 72.2512 1 54.2
Σ 1746.77
FT : Faktor Trapesium
Dari hasil perhitungan dengan menggunakan metode trapesium diperoleh nilai luas
midship (luas station 5) sebesar 104.384 m2 dan Volume Displacement adalah sebesar
8912.021 m³.
Dari hasil perhitungan dengan metode trapesium diperoleh nilai koreksi adalah sebagai
berikut :
1. Nilai koreksi Luas midship sebesar 3.745 % > 0,5% (tidak memenuhi syarat).
2. Nilai koreksi Vd sebesar 6.623 % > 0,5% (tidak memenuhi syarat).
Hasil Pengukuran Metode Simpson
FP 0 0.25 0.0
Σ 2434.7
Moment inersia
MOMENT INERSIA ADALAH HASIL PENGGANDAAN ANTARA LUASANN TERSEBUT, DENGAN KUADRAT JARAK TITIK
BERAT LUASAN TERSEBUT TERHADAP SUMBUNYA.
A
Y
x
O x B
Perhitungan stabilitas kapal, memerlukan penentuan tinggi meta center, yang akan digunakan
untuk menhitung periode oleng kapal
Perhitungan konntruksi, memerlukan ukuran profil yang akan dipergunakan sebagai rangka,
dengan menghitung kekuatan lentur maupun kekuatan tekanannya.
Bentuk Dasar Perhitungan Moment Inersia, Yang Dipergunakan Untuk Menghitung Kekuatan
Beberapa Kemungkinan Bentuk Kuntruksi.
N
O
G
h A
O
Sebuah luasan A mempunyai titik berat di G. melalui titik berat ini dibuat sebuah sumbu netral, Neutral
axis NA. sejajar dengan NA dibuat sebuah sumbu baru OO, yang berjarak h terhadap NA. dengan menggunakan
teori sumbu sejajar maka moment inersia luasan A ini terhadap sumbu OO dapat ditentukan sebagai berikut.
I = Iᴳ + A.
Penampang melintang kontruksi, yang banyak
digunakan dalam dunia perkapalan
B Iᵧᵧ = . B .
Penampang melintang kontruksi, yang banyak
digunakan dalam dunia perkapalan
Penampang Segitiga
Iₓᵧ = . B .
B
Moment inersia terhadap tepi bidang
Iᵧᵧ = . B .
Penampang melintang kontruksi, yang banyak
digunakan dalam dunia perkapalan
Penampang Lingkaran
Iₓₓ = . .
Penampang melintang kontruksi, yang banyak
digunakan dalam dunia perkapalan
Penampang Ellyps
I = . . a.
a
Moment Inersia Bidang Air Terhadap Center Line
Diketahui sebuah kapal Panjang L = 48 m, yang mempunyai data half breadth seperti berikut Y0 = 0 Y1 = 2,1
0 - - 1 -
1 2,1 9,261 4 37,044
2 3,8 54,872 2 109,744
3 5,2 140,608 4 562,431
4 5,1 132,651 2 265,302
5 4,7 103,823 4 415,292
6 3,5 42,875 2 85,750
7 1,9 6,859 4 27,436
8 - - 1 -
Iₓₓ = 2.1/3.h.
Suatu keadaan yang membuat kapal tetap tegak dipermukaan air, yang pada umumnya
diperhitungkan hanya untuk keolengan kapal stabilitas kapal ditentukan dari letak titik
meta centre kapal terhadap dasar kapal, yang pada umumnya tergantung dari bentuk
geometri badan kapal
- Stabilitas statis, yang berlaku untuk sudut keolengan kapal hanya sebesar 5 ⸰
- Stabilitas dinamis, yang berlaku untuk sudut keolengan kapal lebih besar dari 5 ⸰
titik meta center M adalah sebuah titik maya yang terletak di atas
• M badan kapal, yang pada umumnya tergantung dari bentuk geometri
badan kapal.
Dengan adanya titik M ini, pada kapal terdapat empat titik yaitu: