Anda di halaman 1dari 11

PERAN PEMERINTAH DALAM

KERANGKA EKONOMI ISLAM


TENTANG KEBIJAKAN FISKAL
DAN MONETER

YUYUN MELIYA SIWI


LATAR BELAKANG
Sektor industri dipandang sebagai sektor yang memiliki tingkat produktivitas yang tinggi,
sehingga dengan keunggulan sektor industri akan didapat nilai tambah yang tinggi, yang pada
akhirnya tujuan menciptakan kesejahteraan masyarakat secara ekonomi lebih cepat terwujud.
Oleh karena itu, dengan berkembangnya industri maka semakin banyak pula tenaga kerja yang
dibutuhkan.

Kebijakan fiskal dan moneter merupakan komponen fundamental ekonomi yang berkelanjutan.
Keberhasilan fungsi ekonomi tergantung pada koordinasi kedua kebijakan tersebut.
TUJUAN
1. Memahami peran pemerintah dalam rangka ekonomi islam tentang kebijakan fiskal dan
moneter.

2. Mampu menjelaskan dan mempraktikkan kebijakan ekonomi fiskal dan moneter pada
konteks kekinian di Indonesia dalam koridor dual economic system yang berlaku.
KEBIJAKAN FISIKAL DALAM ISLAM
Kebijakan fiskal merupakan kebijakan yang dibuat oleh suatu pemerintah untuk dapat
mengarahkan ekonomi suatu negaramelalui pengeluaran dan pendapatan (berupa pajak)
pemerintah.
Kebijakan Fiskal diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu :
1. Kebijakan yang menyangkut pembelian (pengeluaran)pemerintah atas barang dan jasa.
2. Kebijakan yang menyangkut perpajakan.
3. Kebijakan yang menyangkut pembayaran transfer, meliputi kompensasi pengangguran,
tunjangankeamanan sosial, dan tunjangan pension.
FUNGSI UTAMA KEBIJAKAN FISKAL
1. Fungsi alokasi, yaitu untuk mengalokasikan faktor-faktor produksi yang tersedia dalam
masyarakat.
2. Fungsi distribusi, yaitu fungsi yang mempunyai tujuan agar pembagian pendapatan nasional
dapat lebih merata untuk semua kalangan dan tingkat kehidupan.
3. Fungsi stabilisasi, yaitu agar terpeliharanya keseimbangan ekonomi terutama berupa kesempatan
kerja yang tinggi.
KARAKTERISTIK KEBIJAKAN FISKAL
1. Pengeluaran negara dilakukan berdasarkan pendapatan, sehingga jarang terjadi defisit
anggaran.
2. Sistem pajak proporsional, pajak dalam ekonomi Islam dibebankan berdasarkan tingkat
produktivitas. Misalnya kharaj, besarnya pajak ditentukan berdasarkan tingkat kesuburan
tanah, metode irigasi maupun jenis tanaman.
3. Penghitungan zakat berdasarkan hasil keuntungan bukan pada jumlah barang. Misalnya zakat
perdagangan, yang dikeluarkan zakatnya adalah hasil keuntungan, sehingga tidak ada
pembebanan terhadap biaya produksi.
KEBIJAKAN MONETER DALAM
ISLAM
Kebijakan moneter adalah tindakan yang dilakukan oleh otoritas moneter (biasanya bank
sentral) untuk mempengaruhi jumlah uang beredar dan kredit yang pada gilirannya akan
mempengaruhi kegiatan ekonomi masyarakat.
Parameter untuk menentukan keberhasilan kebijakan moneter, dipengaruhi oleh tiga indikator :
1. Uang Beredar
2. Pengendalian pergerakan nilai tukar
3. Target Inflasi
TUJUAN KEBIJAKAN MONETER
ISLAM
1. Stabilitas nilai uang
a. Bank sentral dapat melakukan ekspansi moneter untuk meningkatkan stabilitas nilai uang
melalui pertumbuhan ekonomi yang tinggi.
b. Ekspansi moneter dilakukan bukan dengan fiat money creation, tetapi realokasi likuiditas
dari pihak yang mengalami surplus likuiditas kepada pihak.
c. Relokasi likuiditas dilakukan melalui mekanisme operasi moneter dengan menggunakan
instrumen moneter Islam.
2. Kesejahteraan ekonomi optimal dengan pemenuhan lapangan kerja dan
tingkat pertumbuhan ekonomi yang optimal (economic growth and
employment).
a) Kebijakan moneter berkomitmen untuk meningkatkanpertumbuhan
ekonomi dan menurunkan tingkat pengangguran.
b) Hal di atas dilakukan bersamaan dengan pemerataan kesejahteraan.
c) Relokasi likuiditas di atas berakibat kepada meningkatnya
kesejahteraan, meningkatnya kebutuhan tenaga kerja, dan
menurunnya inflasi.
d) Distributive justice
KESIMPULAN
1. Kebijakan Fiskal merupakan kebijakan yang dibuat oleh suatu pemerintah untuk dapat mengarahkan
ekonomi suatu negara melalui pengeluaran dan pendapatan (berupa pajak) pemerintah.
2. Kebijakan fiskal memiliki tiga prioritas
3. Kebijakan fiskal dalam kerangka ekonomi Islam di Indonesia dianalisis dengan pendekatan
kontemporer
4. Kebijakan moneter dalam kerangka ekonomi Islam di Indonesia dianalisis dengan pendekatan
kontemporer
5. Setting institusi keuangan Islam kontemporer tidak jauh berbeda dengan setting institusi keuangan
konvensional yang sudah established
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai