Batu CBD (Common Bile Duct) : Oleh: Elsa Amimi 102118077 Pembimbing: Dr. M. Hazrawan Martanta, SP.B
Batu CBD (Common Bile Duct) : Oleh: Elsa Amimi 102118077 Pembimbing: Dr. M. Hazrawan Martanta, SP.B
Oleh:
Elsa Amimi
102118077
Pembimbing:
dr. M. Hazrawan Martanta, Sp.B
Choledocholithiasis (batu CBD) adalah adanya batu dalam saluran empedu dan
merupakan suatu kondisi umum dan bisa menimbulkan berbagai komplikasi. Pada
umumnya komposisi utama batu adalah kolesterol dan terdapat di saluran empedu
yaitu di saluran empedu utama atau di duktus choledochus (choledocholithiasis).
EPIDEMIOLOGI
Sekitar 20 - 25% dari pasien diatas usia 60 tahun dengan gejala batu empedu memiliki
batu pada CBD sama seperti pada kandung empedu. Pada penelitian lainnya disebutkan
bahwa 8 sampai 18 persen pasien dengan batu kandung empedu yang bergejala memiliki
batu pada CBD, koeksistensi antara batu kandung empedu serta batu pada CBD
berhubungan dengan peningkatan usia, faktor ras (keturunan asia), kondisi inflamasi
kronis dan kemungkinan hipotiroid.
ETIOLOGI
Tipe kolesterol
Batu kolesterol di mana komposisi kolesterol melebihi 70%. Terjadinya batu kolesterol adalah
akibat gangguan hati yang kenaikan sekresi kolesterol hingga kadarnya di atas nilai kritis
kelarutan kolesterol dalam empedu dan penurunan produksi empedu.
Tipe pigmen empedu
Batu pigmen coklat atau batu calcium bilirubinate yang mengandung Ca-bilirubinate sebagai
komponen utama dan Batu pigmen hitam yang kaya akan residu hitam tak terekstraksi,terbentuk
di dalam kandung empedu dan disertai hemolisis kronik/sirosis hati tanpa infeksi.
Tipe campuran
PATOFISIOLOGI
GEJALA:
GEJALA: Rasa nyeri (kolik empedu), Tempat : abdomen bagian atas (mid epigastrium),
Rasa nyeri (kolik empedu) yang menetap. Sifat : terpusat di epigastrium menyebar ke arah skapula kanan.
Mual dan muntah. Nausea dan muntah.
Febris (38,5C). Intoleransi dengan makanan berlemak.
Flatulensi.
Eruktasi (bersendawa).
Penegakkan Diagnosis
1) Pemeriksaan Laboratorium
↑serum kolesterol, ↑fosfolipid,
↓ester kolesterol, ↑protrombin
serum time.
2) USG : menunjukkan adanya
bendungan /hambatan
Gambar 2 : Gambaran batu empedu di ductus koledokus dengan ERCP Gambar 3 : Gambaran Batu Empedu di Duktus
Koledokus dengan MRCP.
Penegakkan Diagnosis
a. Pancreatitis
b. Sclerosing Cholangitis
c. Abses hati
PENATALAKSANAAN
Secara umum, batu saluran empedu harus dikeuarkan, bahkan pada pasien tanpa gejala. Penderita
choledocholithiasis yang mengalami kolik perlu diberi spasmoanalgetik untuk mengurangi nyeri atau serangan
kolik. Bila memperlihatkan peradangan, dapat diberi antibiotik.
1.Konservatif
a) Lisis batu dengan obat-obatan
Terapi disolusi dengan asam ursodeoksilat untuk melarutkan batu empedu kolesterol dibutuhkan waktu pemberian
obat 6-12 bulan dan diperlukan monitoring hingga dicapai disolusi.
b) Disolusi kontak
Metode ini didasarkan pada prinsip PTC dan instilasi langsung pelarut kolesterol ke kandung empedu.
c) Litotripsi (Extarcorvoral Shock Wave Lithotripsy =ESWL)
Litotripsi gelombang elektrosyok meskipun sangat populer beberapa tahun yang lalu, analisis biaya-manfaat pada
saat ini hanya terbatas untuk pasien yang benar-benar telah dipertimbangkan untuk menjalani terapi ini.
Efektifitas ESWL memerlukan terapi adjuvant asam ursodeoksilat.
2. Penanganan operatif
a) Open kolesistektomi
Operasi ini merupakan standar untuk penanganan pasien
dengan batu empedu simtomatik. Indikasi yang paling
umum untuk kolesistektomi adalah kolik biliaris rekuren,
diikuti oleh kolesistitis akut. Komplikasi yang berat jarang
terjadi, meliputi trauma CBD, perdarahan, dan infeksi.
b) Kolesistektomi laparoskopik
Kelebihan tindakan ini meliputi nyeri pasca operasi lebih c) Kolesistektomi minilaparatomi.
minimal, pemulihan lebih cepat, hasil kosmetik lebih baik, Modifikasi dari tindakan kolesistektomi
menyingkatkan perawatan di rumah sakit dan biaya yang
terbuka dengan insisi lebih kecil dengan efek
lebih murah. Indikasi tersering adalah nyeri bilier yang
berulang. nyeri pasca operasi lebih rendah.
PROGNOSIS & KOMPLIKASI
Prognosis Komplikasi
DUBIA AD BONAM 1) Kolangitis
2) Pankreatitis
Kesimpulan
Batu empedu dapat ditemukan di dalam kandung empedu itu sendiri, atau dapat juga ditemukan di
saluran-saluran empedu, seperti duktus sistikus atau duktus koledokus. Sekitar 80% pasien dengan batu
empedu, biasanya asimtomatis. Sedangkan pada yang simtomatik, keluhan utamanya biasa berupa
nyeri di daerah epigastrium, kuadran kanan atas atau prekordium, dan kolik bilier. Penyebab dari batu
empedu ini belum diketahui secara pasti, tetapi diperkirakan ada 3 faktor predisposisi terpenting, yaitu:
Gangguan metabolisme yang menyebabkan perubahan komposisi empedu, stasis empedu, dan infeksi
kandung empedu. Adanya faktor resiko terbentuknya batu empedu dikenal dengan 4F yaitu fatty,
fourty, fertile dan female.
Ada banyak cara untuk mendeteksi batu saluran empedu, tetapi yang paling akurat dan sering
digunakan adalah ultrasonografi. Tindakan operatif atau kolesistektomi merupakan terapi pilihan pada
pasien dengan batu saluran empedu.