Anda di halaman 1dari 26

UU NO. 2 TH.

2002 TTG POLRI


- PSL 2 : FUNGSI KEPOL ADLH SALAH SATU FUNGSI PEMERINTAH
NEGARA DIBIDANG :
- PEMELIHARAAN KAMTIBMAS
- PENEGAKAN HUKUM
- PERLINDUNGAN
- PENGAYOMAN DAN
- PELAYANAN MASYARAKAT

- PSL 3 : (1) PENGEMBAN FUNGSI KEPOL ADALAH POLRI YG


DIBANTU OLEH :
A. KEPOLISIAN KHUSUS (POLSUS)
B. PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL (PPNS)
C. BENTUK-BENTUK PAM SWAKARSA.
(2)
PENGEMBAN FUNGSI KEPOL TSB DIATAS (A B C)
MELAKS FUNGSI KEPOL SESUAI DGN
PERATURAN PERUNDANG - UNDANGAN YANG
MENJADI DSR HKMNYA MASING-MASING :
PASAL 36 , UU NO. 2 TH. 2002 TTG POLRI :
(1) SETIAP PEJABAT POLRI DAN PENGEMBAN FUNGSI
KEPOLISIAN LAINNYA WAJIB MENUNJUKKAN TANDA
PENGENAL SEBAGAI KEABSAHAN WEWENANG DAN
TANGGUNG JAWAB DALAM MENGEMBAN FUNGSINYA.
(2) KETENTUAN MENGENAI BENTUK, UKURAN,
PENGELUARAN, PEMAKAIAN DAN PENGGUNAAN TANDA
PENGENAL SEBAGAIMANA DIMAKSUD DALAM AYAT (1)
DIATUR DENGAN KEPUTUSAN KAPOLRI

GUNA MELAKS AMANAT PASAL 36, UU NO. 2 TH. 2002 TTG


POLRI TERSEBUT DITERBITKANLAH PERKAP NO 14 TAHUN
2009 TENTANG TANDA PENGENAL POLSUS
RESTRUKTURISASI POLRI :
- PERKAP NO 21 TAHUN
2010 (MABES POLRI)
BIRO BINPOLSUS/PPNS
SDEOPS POLRI
DIHILANGKAN, BIN PPNS
DIBAWAH BARESKRIM
POLRI DAN BINPOLSUS
DIBAWAH DITBINMAS
BAHARKAM POLRI.
- PERKAP NO 22 TAHUN 2010 SEHINGGA PERKAP NO 14
(POLDA) TAHUN 2009 TENTANG
TANDA PENGENAL POLSUS
TDK SESUAI LAGI, KARENA
TERBITNYA PERATURAN
ITU PERLU DI REVISI
PEMERINTAH NO 43 TAHUN
2012 TENTANG TATA CARA
PELAKSANAAN
KORWASBINNIS POLSUS,
PPNS DAN BENTUK-BENTUK
PAM SWAKARSA
Tanda pengenal Kepolisian Khusus adalah
bukti identitas diri anggota Kepolisian Khusus
yang digunakan dalam bertugas untuk
menunjukkan keabsahan wewenang dan
tanggung jawabnya dalam mengemban fungsi
kepolisian khusus sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang menjadi dasar
hukumnya.
JENIS TANDA PENGENAL POLSUS
TERDIRI DARI :
 KARTU TANDA ANGGOTA (KTA);
 LENCANA KEWENANGAN;
 PAKAIAN SERAGAM DINAS;
 ATRIBUT, YG MELIPUTI :
o PAPAN NAMA ANGGOTA POLSUS YG MENGENAKAN;
o PAPAN NAMA INSTITUSI POLSUS;
o BADGE LOKASI KESATUAN POLRI;
o BADGE LOKASI KESATUAN POLSUS;
o TANDA PANGKAT POLSUS;
o TANDA JABATAN POLSUS;
o TANDA KEMAHIRAN/KEAHLIAN.
(1) Bentuk KTA Polsus sebagai berikut :
a. segi empat;
b. terbuat dari kertas berbahan linen berwarna kuning gading
dengan ukuran 80 gsm (gram square meter);
c. di bagian depan dan belakang terdapat tulisan “Kepolisian Negara Republik

Indonesia” yang terlihat samar-samar, berukuran font 8;


d. isi bagian depan :
1. sebelah kiri atas terdapat lambang Tribrata berwarna emas ukuran 2x2 cm;
2. sebelah kiri tengah terdapat pasfoto ukuran 2 x 3 cm;
3. sebelah kiri bawah terdapat sidik jari jempol kanan;
4. sebelah kanan atas terdapat tulisan kopstuk kesatuan Polri;
5. di bawah kopstuk kesatuan Polri terdapat tulisan ” Kartu Tanda Anggota
Kepolisian Khusus ”;
6. di bagian bawah berikutnya terdapat nomor registrasi KTA, identitas
pemegang terdiri dari nama, NIP, Jabatan, Instansi, masa berlaku, tanggal
dikeluarkan, jabatan, nama, pangkat, NRP, dan cap tanda tangan pejabat
yang menerbitkan;
7. di bawah tengah terdapat nomor seri KTA berwarna merah sebanyak tujuh
digit;
e. isi bagian belakang :
1. sebelah kiri atas terdapat tulisan ”SINYALEMEN” yang berisi tinggi badan,
berat badan, golongan darah, tempat/tanggal lahir, agama,
rumus sidik jari;
2. sebelah kiri bawah terdapat kolom tanda tangan pemegang KTA;
3. sebelah kanan terdapat kolom peraturan perundang-undangan yang di
tegakkan.
(2) Ukuran KTA panjang 8 cm dan lebar 6 cm.
(3) Contoh gambar KTA Polsus sebagaimana tercantum dalam lampiran 1 peraturan
ini.
(1) Persyaratan untuk memperoleh KTA baru:
a. pasfoto berwarna ukuran 2 x 3 cm sebanyak dua lembar dengan latar belakang
warna biru berpakaian seragam Polsus tanpa tutup kepala;
b. fotokopi Surat Tanda Lulus Pendidikan dan Pelatihan (STLPP) Polsus;
c. fotokopi kartu rumus sidik jari anggota Polsus;
d. formulir isian sinyalemen anggota Polsus; dan
e. surat permohonan dari pimpinan Instansi atau Badan Pemerintah/Badan Usaha
Milik Negara (BUMN) yang membawahi/memiliki Polsus yang bersangkutan.
(2) Persyaratan untuk memperpanjang KTA:
a. pasfoto berwarna ukuran 2 x 3 cm sebanyak dua lembar dengan
latar belakang warna biru berpakaian seragam dinas Polsus tanpa
tutup kepala;
b. fotokopi KTA lama; dan
c. surat permohonan dari pimpinan Instansi atau Badan
Pemerintah/Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang membawahi/memiliki
Polsus yang bersangkutan.
a. Kabaharkam Polri c.q. Dirbinmas Baharkam
Polri u.b. Kasubdit Binpolsus Ditbinmas
Baharkam Polri bagi anggota Polsus yang
berada di Instansi atau Badan
Pemerintah/Badan Usaha Milik Negara
(BUMN) tingkat pusat atau yang berada di
instansi vertikal.

b. Kapolda c.q. Dirbinmas Polda, bagi anggota


Polsus yang berada pada Instansi atau
Badan Pemerintah/Badan Usaha Milik Negara
(BUMN) di tingkat Provinsi, Kabupaten/Kota.
a. Instansi atau Badan Pemerintah / Badan Usaha Milik
Negara (BUMN) di tingkat pusat/vertikal yang
memiliki/membawahi Polsus, mengajukan permohonan
penerbitan/ perpanjangan KTA Polsus kepada Kabaharkam
Polri U.p. Dirbinmas Baharkam Polri;

b. Instansi atau Badan Pemerintah/Badan Usaha Milik Negara


(BUMN) yang memiliki / membawahi Polsus di tingkat
Provinsi atau Kabupaten / Kota, mengajukan surat
permohonan penerbitan / perpanjangan KTA Polsus kepada
Kapolda U.p. Dirbinmas Polda;

c. dalam hal lokasi pemohon jauh dari Markas Besar Polri


(Mabes Polri) atau Kepolisian Daerah (Polda), permohonan
penerbitan dan perpanjangan KTA dapat melalui
Polres/Polresta, yang selanjutnya diteruskan kepada
kesatuan atas secara berjenjang.
SKEMA MEKANISME PENERBITAN KTA POLSUS
OLEH MABES POLRI
SKEMA MEKANISME PENERBITAN KTA POLSUS
OLEH POLDA
SKEMA MEKANISME PENERBITAN KTA POLSUS OLEH POLDA
MELALUI POLRES/POLRESTA

KAJI
(LOLOS/TDK LOLOS)

SATBINMAS DITBINMAS
INST/BADAN POLDA
POLRES/POLRESTA
PEMERINTAH/
BUMN

SUBDIT
SATPAM/POLSUS

- FORMULIR
- PASFOTO
- FOTOKOPI KAJI
(LOLOS/TDK LOLOS)
ST TPL
- RUMUS
SIDIK JARI
PROSES

PENOMORAN
REGISTRASI
ANGGOTA
POLSUS
PENERBITAN
KTA
PENGGUNAAN DAN PEMBERLAKUAN KTA
(1) KTA digunakan sebagai :
a. identitas diri bagi setiap anggota Polsus;
b. kelengkapan administrasi dalam mengurus hak-hak Polsus.
(2) KTA berlaku selama tiga tahun dan dapat diperpanjang;
(3) KTA hanya diberikan kepada :
a. Pegawai negeri sipil (PNS) atau pegawai tetap pada BUMN yang
diangkat sebagai anggota Polsus;
b. Pejabat struktural yang membawahi anggota Polsus.
(4) KTA dinyatakan tidak berlaku apabila:
a. telah habis masa berlakunya;
b. dicabut atas permintaan pimpinan Polsus yang berwenang;
c. rusak tidak dapat dipergunakan lagi;
d. pemegang KTA meninggal dunia;
e. tidak bertugas lagi sebagai anggota Polsus;
f. tidak bertugas lagi di wilayah hukum Polda yang menerbitkan;
g. dimiliki oleh orang yang tidak berhak.
(5) anggota Polsus hanya diperbolehkan memiliki satu KTA Polsus
(1) KTA dicabut apabila pemegangnya:
a. melakukan tindak pidana;
b. melanggar kode etik profesi;
c. melanggar disiplin berat kepegawaian.

(2) Mekanisme pencabutan KTA :


a. Pimpinan Instansi atau Badan Pemerintah/Badan Usaha Milik Negara
(BUMN) yang membawahi Polsus yang bersangkutan mengajukan
surat permohonan pencabutan KTA kepada Pejabat Polri yang menerbitkan
KTA;
b. Pejabat Polri yang menerbitkan KTA meneliti permohonan pencabutan KTA;
Setelah dilakukan penelitian dan ternyata memenuhi kriteria sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), Pejabat Polri yang menerbitkan
KTA mengeluarkan surat keputusan pencabutan KTA yang dimohonkan.
(1) Lencana kewenangan Polsus berbentuk perisai segi enam seperti bentuk
lencana kewenangan Polri, dengan makna melindungi dan mengayomi
masyarakat, yang di dalamnya terdapat :
a. empat puluh lima garis yang berpusat di titik tengah dan menyebar
ke
segala arah dengan makna semangat proklamasi kemerdekaan Negara
Republik Indonesia tahun 1945;
b. Gambar padi dan kapas yang melingkar, dengan makna kemakmuran
dan kesejahteraan masyarakat;
c. Gambar trisula di dalam lingkaran padi dan kapas dengan makna Polsus
mempunyai wewenang kepolisian yang bersifat preemtif, preventif dan
represif non yustisiil; dan
d. tulisan ” Kepolisian Khusus ” di bawah trisula.
(2) Lencana kewenangan terbuat dari :
a. bahan logam berwarna kuning emas dengan ukuran :
1. besar : tinggi 6 cm dan lebar 5 cm;
2. kecil : tinggi 3 cm dan lebar 2 cm.
b. bahan kain bordir dengan warna yang disesuaikan dengan pakaian
dinas lapangan (PDL) Polsus, dengan ukuran tinggi 6 cm dan lebar 5
cm;

KEPOLISIAN
KHUSUS KEPOLISIAN
KHUSUS
PEMASANGAN DAN PENGGUNAAN
Lencana kewenangan dipasang di dada sebelah
kiri di atas papan nama institusi Polsus yang
bersangkutan.

1. Lencana kewenangan terbuat dari logam


ukuran besar digunakan pada Pakaian Dinas
Harian (PDH);
2. Lencana kewenangan terbuat dari logam
ukuran kecil digunakan pada Pakaian Sipil
Harian (PSH); dan
3. Lencana kewenangan terbuat dari kain
(bordir) digunakan pada Pakaian Dinas
Lapangan (PDL)
 Pakaian seragam dinas Polsus merupakan pakaian seragam resmi
anggota Polsus yang wajib dipakai pada saat melaksanakan tugas
Polsus.

 Ketentuan tentang bentuk, jenis, warna, dan cara pemakaian


pakaian seragam dinas Polsus ditetapkan oleh pimpinan Instansi
atau Badan Pemerintah/Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang
memiliki / membawahi Polsus.

 Pakaian seragam dinas Polsus dilengkapi dengan tutup kepala yang


bentuk, jenis, dan warnanya ditetapkan oleh pimpinan Instansi atau
Badan Pemerintah/BUMN yang memiliki/membawahi Polsus.

 Tembusan ketetapan tentang bentuk, jenis, warna, dan cara


pemakaian pakaian seragam dinas Polsus dan ketetapan tentang
tutup kepala dikirimkan kepada Kapolri Cq. Kabaharkam Polri U.p.
Dirbinmas Baharkam Polri.
 Atribut Polsus merupakan kelengkapan tanda pengenal yang dipasang pada
pakaian seragam dinas Polsus.

 Atribut Polsus sebagaimana dimaksud pada Pasal 16 meliputi :


a. papan nama anggota Polsus yang mengenakan;
b. papan nama institusi Polsus;
c. badge lokasi kesatuan Polri;
d. badge lokasi kesatuan Polsus;
e. tanda pangkat Polsus;
f. tanda jabatan Polsus;
g. tanda kemahiran/keahlian Polsus.

 Badge lokasi kesatuan dipasang di lengan baju sebelah kanan;

 Ketentuan tentang pemasangan atribut lainnya diatur oleh pimpinan Instansi


atau Badan Pemerintah/BUMN yang memiliki/membawahi Polsus sesuai
peraturan perundang-undangan.
PASAL 7
Polri melakukan koordinasi dengan:
a. instansi, lembaga, atau badan pemerintah/BUMN yang
memiliki dan/atau membawahi Anggota Kepolisian Khusus;
b. instansi, lembaga, atau badan pemerintah yang memiliki
PPNS; atau
c. instansi, badan, lembaga pemerintah atau non pemerintah
yang memiliki Pam Swakarsa dan semua bentuk
pengamanan swakarsa yang dilaksanakan oleh
masyarakat.
PASAL 8
(1)Koordinasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 huruf
a, dilaksanakan dlm bidang opsnal pengamanan, pencegahan
dan penangkalan, serta penindakan nonyustisiil.

(2)Koordinasi opsnal di bidang pengamanan, pencegahan dan


penangkalan, serta penindakan nonyustisiil dilaksanakan
dengan cara:
a. mengkaji dan/atau merumuskan perencanaan di
bidang pengamanan, pencegahan dan penangkalan,
serta penindakan nonyustisiil; dan
b. pelaksanakan kegiatan bersama.
PASAL 11
Polri melaksanakan pengawasan bersama dengan
pimpinan:
a. instansi, lembaga, atau badan pemerintah /
BUMN yang memiliki Anggota Kepolisian Khusus;
b. instansi, lembaga, atau badan pemerintah yang
memiliki PPNS; dan
c. instansi, badan, lembaga pemerintah atau non
pemerintah yang memiliki Pam Swakarsa dan semua
bentuk pengamanan swakarsa yang dilaksanakan
oleh masyarakat.
PASAL 13

(1)Pengawasan terhadap pelaksanaan tugas dan fungsi


Kepolisian yang diemban oleh Polsus sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 12 huruf a meliputi:
a. pengawasan di bidang teknis; dan
b. pengawasan di bidang operasional.
(2) Pengawasan di bidang teknis, meliputi:
a. pendataan anggota Polsus;
b. penerbitan kartu tanda anggota Polsus;
c. pendataan senjata api dan amunisi yang digunakan
Polsus; dan
d. penggunaan dan penyimpanan senjata api dan
amunisi.
(3) Pengawasan di bidang operasional meliputi:
a. evaluasi pelaksanaan tugas; dan
b. supervisi bersama.

Anda mungkin juga menyukai