Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN KASUS

G3P0A2 Gravida 19 Minggu+ Abortus Habitualis

Oleh : Martafina Sembai


0100840172

Pembimbing :
dr. Apter Eriskus Patai, SpOG

SMF OBSTETRI DAN GINEKOLOGI


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS CENDERAWASIH
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DOK II JAYAPURA
2018
BAB I
PENDAHULUAN

Keguguran atau abortus adalah berakhirnya kehamilan sebelum janin dapat


hidup di dunia luar, tanpa mempersoalkan sebabnya. Menurut WHO , aborsi
berarti keluarnya janin dengan berat badan <500 gram atau usia kehamilan
<20 minggu.

Abortus habitualis digunakan kalau seorang wanita mengalami tiga kali


atau lebih abortus spontan yang terjadi berturut-turut. Sedangkan
pengertian abortus spontan adalah keluarnya hasil konsepsi tanpa
intervensi medis maupun mekanis.3

Angka kejadian abortus sulit ditentukan karena terkadang seorang


wanita dapat mengalami abortus tanpa mengetahui bahwa ia
hamil dan tidak menunjukkan gejala yang hebat sehingga hanya
dianggap sebagai menstruasi yang terlambat (siklus memanjang).
Di amerika serikat, <12
usia kehamilan angka kejadian
minggu; abortus,
hanya secara
sekitar nasionalyang
4 % abortus berkisar
terjadi
pada10-20
antara trimester keduaSadikin
%RS Hasan .sekitarBandung18-19
5 % abortus %.
yang terjadi setelah
bunyi jantung.
Faktor-faktor yang dapat meningkatkan terjadinya
abortus

 faktor janin
 faktor maternal
 faktor eksternal
BAB II
LAPORAN KASUS
Identitas Penderita

Nama : Ny. R
Umur : 22 tahun (5 Juli 1995)
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat : Dok IX
Pekerjaan : IRT
Pendidikan : SMA
No RM : 422243
Tanggal Masuk : 06 Maret 2018
Jam Masuk : 17.00 wit
HPHT : 16/10/2017
TP : 23/07/2018
UK : 19 minggu (USG dr. Daniel tanggal 06 maret 2018)
Keluhan Utama : Pasien Kiriman dari Praktek dr. Daniel Sp.OG dengan Diagnosa
G3P0A2+Missed Abortion (abortion Tertunda).

Riwayat Penyakit Sekarang :


Pasien datang ke IGD kebidanan RSUD Dok II jayapura pada tanggal 06 maret 2018 pukul
17.50 WIT membawa pengantar dari praktek dr. Daniel Sp.OG dengan diagnosa G3P0A2
gravida 19 minggu+Missed abortion. Pasien mengaku keluar flek-flek disertai dengan
keluarnya gumpalan darah sejak ±1hari SMRS yang disertai pula dengan nyeri perut sejak 1
hari sebelumnya, gerak janin dirasakan negatif. Menurut pasien perdarahan ditandai dengan
keluarnya flek-flek yang semakin sering dan bertambah banyak kemudian keluar darah
gumpalan. Pasien mengaku perdarahan dialami secara tiba-tiba tanpa ada riwayat jatuh
sebelumnya. Pada Satu hari sebelum keluar flek-flek pasien merasakan nyeri perut bagian
bawah yang tidak tertahankan.
Riwayat Penyakit Dahulu

Riwayat DM : Disangkal
Riwayat Asma : Disangkal
Riwayat Sakit Jantung : Disangkal
Riwayat Hipertensi : Disangkal
Riwayat Alergi obat/makanan : Disangkal
Riwayat penyakit Ginekologi : Abortus 2x
Riwayat operasi :-
Riwayat Obstetri
RiwayatKehamilan G3P0A2

No Jenis Persalinanan Usia Kehamilan Penolong Tindakan

I
Abortus 3 bulan (2016) Dokter Obat-obatan

I
Abortus 1 Bulan (2017) Dokter Kurtase

III
Hamil ini
Riwayat ANC : tidak ada
Riwayat Haid
Menarche : 15 tahun

Siklus menstruasi : Teratur 28 hari

Lama menstruasi : 3-4 hari

HPHT : 16 Oktober 2017

TP : 23 Juli 2018

Riwayat Perkawinan

Menikah 1 kali, belum sah, usia pernikahandengan suami


sekarang 2 tahun.

Riwayat KB : Tidak ada


PEMERIKSAAN FISIK

Status Generalis

Tanggal 06 Maret 2018


Keadaan Umum : baik, compos mentis
BB: 44 Kg TB : 149 cm
Tanda vital :
T : 110/80mmHg Rr : 22 x/ menit
N : 98x/menit S : 36,5 0C
Kepala
Mata : Conjungtiva subnemis (-/-), Sclera Ikterik (-/-)
THT : Tonsil tidak membesar, pharing hiperemis (-)
Leher : Gld. thyroid tidak membesar, limfonodi tidak membesar
Thorax : Glandula mammae hipertrofi (-), areola mammae
hiperpigmentasi (-)
Pulmo
Inspeksi : simetris
Palpasi : Fremitus raba kanan =kiri
Perkusi : Sonor / sonor
Auskultasi : SD vesikuler (+/+), RBK basal paru
(-/-)
Abdomen
Inspeksi : Dinding perut > dinding dada,
stria gravidarum (-)
Auskultasi : Peristaltik (+) normal
Palpasi : Supel, nyeri tekan (+ ), hepar
tidak membesar, lien tidak membesar.
Perkusi :Timpani pada daerah bawah
processus xyphoideus, redup pada daerah
uterus
Genital : Keluar darah disertai gumpalan darah
Ekstremitas : Oedema

- -

+ +

Akral dingin

- -

- -
Status Ginekologis

Inspekulo : portio licin,lunak, OUE tertutup,


Pemeriksaan Luar fluxus ada sedikit valsava (-)
Abdomen   Pemeriksaan Dalam
Vulva/Vagina :Tidak ada kelainan, tampak
  sisa-sisa darah di vagina dan
vulva
Portio : lunak, fluxus ada sedikit
tumor(-), Laserasi (-).
Pembukaan : OUE tertutup, belum ada
pembukaan.
Corpus Uteri: antefleksi, lebih kecil dari usia
kehamilan, lembek padat nyeri
tekan ada.
Kiri Uterus : Dalam batas normal
Kanan Uterus : Dalam batas normal
Parametrium Kanan/Kiri : Dalam batas normal
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan rutin Darah Lengkap, DDR, CTBT


Tanggal 06 Februari 2018
Lab Darah
Hb : 12,4 g/dl
Hct : 34,4 %
WBC : 13.05 mm3
PLT : 342 mm3
CT :11’1’’
BT :26’09”
GLU-H : 77 mg/dl
DDR : negatif
Golda : O
USG : G3P0A2 Gravida 19 minggu + Missed Abortion (Praktek dr.
Daniel,Sp.OG pada tanggal06/03/2018)
RESUME

Pasien Ny. R usia 22 tahun membawa pengantar dari dr. Daniel Sp.OG
dengan diagnosa G3P0A2 gravida 19 minggu+Missed abortion. HPHT :
16/10/2017 TP: 23/07/2018. telah keluar flek-flek dan gumpalan darah
sejak kemarin yang disertai dengan nyeri perut bagian bawah.
Pemeriksaan fisik abdomen : nyeri tekan (+), vagina : keluar darah (+).
Inspekulo :Perdarahan dari kavum uteri, OUE tertutup tidak teraba
jaringan dan tidak berbau. Pemeriksaan dalam ditemukan Perdarahan
dari kavum uteri, OUE tertutup tidak teraba jaringan dan tidak berbau
dan pemeriksaan luar nyeri tekan abdomen Pemeriksaan laboratorium
Hb: 12,4 g/dl Hct: 34,4 % WBC: 13.05 mm3
DIAGNOSIS

G3P0A2 Gravida 19 minggu+Mised


abortion

RENCANA TERAPI

Lapor dr. Daniel H. Usmani Sp.OG


Instruksi:
 Anamnesa
 Cek Laboratorium
 Rencana pemasangan Folley Cateter 50 cc
 Rencana Terapi Gastrol 1/8 tab (/ 6 jam)
 Alih rawat ke VK
Tanggal : 06/03/2018 Jam 17.00 Wit
S : Pasien kiriman dari praktek dr. Daniel Sp.OG dengan Diagnosa G3P0A2
gravida 19 minggu +missed abortion
 
 

O : KU : Baik, Kes : CM
TD : 110/70 mmHg
N : 98 x/menit
S : 36,5°C
RR : 22 x/m
St. Gen : Dalam Batas Normal

A : G3P0A2 gravida 19 minggu + missed abortion


P : 1. Anamnesa
2. Cek Laboratorium
3. Rencana pemasangan Folley Cateter 50 cc
4. Rencana Terapi Gastrol 1/8 tab (/ 6 jam)
5. Alih rawat ke VK
 
Laporan Partus

Pukul 06.00 WIT Lahir Janin dalam keadaan masih


terbungkus selaput ketuban
Dilakukan injeksi oksitosin 1 ampul IM.
Perdarahan ±10 cc
Kontraksi Uterus Baik
Observasi 2 jam Post Partum
Jam 07.00 WIT. TD : 110/70 mmHg N:80x/m R:20x/m
Tanggal : 07/03/2018 Jam 08.00 WIT

S : Pasien mengatakan perut masih mules-mules.

O : KU : Baik, Kes : CM
TD : 110/ 70mmHg
N : 86 x/menit
S : 36,5°C
RR : 22 x/m
St. Gen : Dalam Batas Normal

A : P0A3 Post partum+ missed abortion

P : 1. Observasi KU,TTV,Perdarahan
2. Terapi oral Lanjut
3. Rencana USG konfirmasi
4. Rencana Kuretase
Tanggal : 07/03/2018 Jam 08.00 WIT

S : Pasien mengatakan perut masih mules-mules.


O : KU : Baik, Kes : CM
TD : 110/ 70mmHg
N : 86 x/menit
S : 36,5°C
RR : 22 x/m
St. Gen : Dalam Batas Normal

A : P0A3 Post partum+ missed abortion


P : 1. Observasi KU,TTV,Perdarahan
2. Terapi oral Lanjut
3. Rencana USG konfirmasi
4. Rencana Kuretase
Tanggal : 07/03/2018 Jam 11.00 WIT

S : -

O : KU : Baik, Kes : CM
TD : 120/ 60mmHg
N : 69x/menit
S : 36,5°C
RR : 19 x/m
St. Gen : Dalam Batas Normal

A : P0A3 Post kuretase+ abortus habitualis

P : 1. Observasi KU,TTV,perdarahan
2. Terapi oral Lanjut
3. Rencana boleh Pulang Besok
BAB III
PEMBAHASAN

Untuk mengetahui faktor-faktor penyebab abortus


habitualis yang terjadi pada kasus ini ?

Istilah abortus habitualis digunakan kalau seorang wanita mengalami tiga kali
atau lebih abortus spontan yang terjadi berturut-turut. Sedangkan pengertian
abortus spontan adalah keluarnya hasil konsepsi tanpa intervensi medis
maupun mekanis.1
Penyebab Abortus
yang berulang yaitu

 Kelainan Zygote: kelainan genetik (kromosomal)


 Gangguan Hormonal
 Autoimmune Disorder
 Kelainan pada serviks dan uterus
 Faktor Psikologis
 Gangguan Nutrisi
 Penyakit infeksi
Apakah Diagnosis dan Penatalaksanaan pada kasus
ini tepat ?

Diagnosis

Menurut WHO diagnosis Abortus adalah janin yang mati dalam


rahim dengan berat janin kurang dari 500 gram pada usia
kehamilan 20 minggu atau kurang.

Pada kasus ini ini telah missed abortion yaitu kehilangan buah
kehamilan pada usia kurang dari 20 minggu dan telah terjadi
kematian janin kurang dari 8 minggu. Diagnosa yang ditegakkan
adalah Abortus Habitualis.
Pengelolaan
Abortus habitualis bergantung pada etiologi. Pada kelainan anatomi misalnya,
inkompetensi serviks, dapat dilakukan operasi shirodkar atau Mcdonald.
Penatalaksanaan abortus habitualis tidak diberikan pada kasus ini karena etiologi
belum diketahui dengan pasti. Penyebab abortus habitualis untuk sebagian besar
tidak diketahui. Oleh karena itu, penanganannya terdiri atas: memperbaiki keadaan
umum, pemberian makanan yang sempurna, anjuran istirahat cukup banyak,
larangan koitus dan olah raga. Terapi dengan hormon progesteron, vitamin, hormon
tiroid, dan lainnya mungkin hanya mempunyai pengaruh psikologis. Risiko
perdarahan pervaginam yang hebat maka perlu diperhatikan adanya tanda-tanda
syok dan hemodinamik yang tidak stabil serta tanda-tanda vital. Jika pasien
hipotensi, diberikan secara intravena-bolus salin normal (NS) untuk stabilisasi
hemodinamik, memberikan oksigen, dan mengirim jaringan yang ada, ke rumah sakit
untuk diperiksa1.
Tatalaksana yang diberikan pada kasus ini adalah tatalaksana missed abortion .
observasi keadaan Umum, tanda-tanda vital. Pemasangan folley kateter ±50 cc
untuk induksi persalinan. Pemberian Gastrul 1/8 tablet dan pemberian antibiotic
amoxicillin. Terapi oral diberikan untuk memperbaiki keadaan umum dari pasien.
 
Kesimpulan

1. Abortus habitualis adalah abortus yang terjadi tiga kali atau lebih abortus
spontan yang terjadi berturut-turut.
2. Etiologi dari abotus habitualis adalah kelainan zigot, gangguan hormonal,
ganguan nutrisi, penyakit infeksi, autoimun disorder, kelainan servik dan uterus,
dan faktor psikologis.
3. Patofisiologi terjadinya abortus mulai dari terlepasnya sebagian atau seluruh
jaringan plasenta, yang menyebabkan perdarahan sehingga janin kekurangan
nutrisi dan O2. Bagian yang terlepas dianggap benda asing, sehingga rahim
berusaha untuk mengeluarkan dengan kontraksi.
4. Gambaran klinis abortus habitualis adalah kontraksi uterus, perdarahan uterus,
dilatasi servix, dan presentasi atau ekspulsi seluruh atau sebagian hasil
konsepsi
5. Etilogi pasti pada kasus ini tidak dapat diketahui, karena pemeriksaan
penunjang yang tidak mendukung
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai