Kelompok 7 Asia Tenggara
Kelompok 7 Asia Tenggara
Secara umum, nasionalisme adalah suatu paham atau ajaran untuk mencintai bangsa dan
negara. Mengetahui apa itu nasionalisme merupakan sebuah bukti kesetiaan dan kecintaan
seseorang terhadap bangsanya sendiri. Sifat nasionalisme ini bisa dibuktikan dengan sikap
dan tingkah laku masyarakat dalam berbangsa dan bernegara. Seperti mempelajari budaya
sendiri, membeli produk lokal, menghargai perbedaan budaya, melakukan aksi nyata untuk
membela negara dan lain sebagainya.
Pembahasan :
Asia Tenggara adalah kawasan yang terdiri dari Indonesia, Filipina, Malaysia, Thailand,
Vietnam, Kamboja, Laos, Myanmar, Brunei darussalam, dan Singapura. Proses munculnya
gerakan nasionalisme di Asia tenggara merupakan gerakan yang ditandai dengan bangunan
bangsa-bangsa Asia tenggara sebagai reaksi terhadap imperialisme bangsa Barat Eropa di tanah
mereka saat itu, kecuali Thailand. Proses gerakan nasionalisme di Asia Tenggara sangat
dipengaruhi oleh kondisi setiap negara karena akar budaya dan proses yang berbeda, sehingga
gerakan tersebut muncul tidak bersamaan.
Indonesia oleh Belanda ll menyebabkan adanya perlawanan dari rakyat. Nasionalisme di awali oleh
munculnya kaum terpelajar yang berpendidikan yang membawa paham-paham dari barat seperti
nasionalisme sehingga mereka memiliki kesadaran nasional yang menyadarkan satu sama lain akan
pentingnya berbangsa dan juga bernegara tanpa dijajah oleh bangsa lain.
Dengan demikian, proses lahirnya gerakan nasionalisme di Asia Tenggara berawal dari adanya
perlawanan terhadap imperialisme oleh bangsa barat Eropa di tanah mereka, selanjutnya munculnya
golongan elit dan juga terpelajar yang membawa paham paham dari barat seperti nasionalisme sehingga
mereka memiliki kesadaran nasional yang menyadarkan satu sama lain akan pentingnya berbangsa dan juga
bernegara tanpa dijajah oleh bangsa lain.
C. Pembentukan dan Perkembangan Negara – Negara Nasional di Asia Tenggara
Sebelum kedatangan bangsa Barat, Asia Tenggara menjadi ajang perebutan pengaruh
antara India dan Cina. Dalam pergulatan pengaruh tersebut, pengaruh India lebih tersebar
luas ketimbang Cina. Keberhasilan India tersebut tercermin dari munculnya kekuasaan besar
di Asia Tenggara yang berpolakan India, yaitu Funan, Sriwijaya, dan Majapahit.
Dengan masuknya Islam, kekuasaan tunggal di Asia Tenggara berakhir, yakni ditandai
dengan runtuhnya Majapahit. Sejak itu Asia Tenggara dikuasai kerajaan-kerajaan kecil yang
saling bertikai sehingga dengan mudah dikuasai oleh bangsa Barat. Ketika itu Asia Tenggara
dikuasai oleh Inggris (Myanmar, Malaysia, Singapura, dan Brunei Darussalam), Prancis
(Vietnam, Laos, dan Kamboja), Spanyol dan Amerika Serikat (Filipina), dan Belanda (Indonesia).
Setelah mengalami penindasan yang cukup lama, maka lahirlah kesadaran nasional
(nasionalisme) di kalangan bangsa-bangsa di Asia Tenggara. Perkembangan nasionalisme
Asia Tenggara memuncak pada pembentukan negara nasional di Asia Tenggara.
Perkembangan nasionalisme di Asia Tenggara itu berbeda dalam corak dan iramanya. Hal ini
disebabkan oleh karena bermacam-macamnya penjajah di Asia Tenggara, bahkan ada pula
bangsa yang tidak pernah dijajah. Nasionalisme di negara-negara terjajah berbeda-beda pula
karena politik penjajahannya berbeda. Di samping itu, masing-masing daerah jajahan juga
mempunyai karakter yang berbedabeda, baik sifat penduduk pribuminya maupun kondisi
daerahnya.
a. Filipina
Nasionalisme di Filipina tergolong nasionalisme tertua di Asia
Tenggara dalam arti menentang penjajahan. Hal ini disebabkan karena
Filipina mendapat pendidikan modern tertua di luar Eropa. Pendidikan
tersebut diselenggarakan oleh Ordo Yesuit yang berkarya di Filipina.
Karya Ordo tersebut dilindungi oleh pemerintah Spanyol sebab di- nilai
turut mengkonsolidasi kekuasaan pemerintah.
Singapura dan Brunei Darussalam adalah juga bekas rumpun jajahan Inggris
di Malaya. Namun sewaktu Malaya merdeka tanggal 31 Agustus 1957 sebagai
PTM (Persekutuan Tanah Melayu), Singapura dan Brunei tidak ikut merdeka.
Setelah PTM berkembang menjadi Malysia (16 Sepetember 1963), Singapura
bergabung dengan Malaysia tetapi Brunei tetap menjadi protektorat Inggris.
Pada tanggal 9 Agustus 1965 Singapura di bawah Perdana Menteri Lee Kuan
Yew memisahkan diri dari Malaysia, dan Singapura berdiri sendiri sebagai
negara republik. Kini Singapura tidak takut akan kekecilannya, tetapi justru
memanfaatkan kekecilannya untuk maju.
Sementara itu raja Brunei yang ditolak oleh Malaysia untuk menjadi Raja Malaysia,
akhirnya tidak mau bergabung dengan Malaysia. Setelah melalui berbagai perundingan
dengan Inggris, pada tanggal 1 Januari 1984 Brunei memproklamasikan
kemerdekaannya.
Gerakan nasional di Singapura dan Brunei memang tidak sehebat di Indonesia
maupun di Vietnam, namun proses nasionalisme tetap ada, yang akhirnya terwujud
sebagai negara nasional Singapura dan Brunei Darussalam.
F. Thailand
3. Bangsa yang dijajah oleh penjajah yang kolot, ternyata setelah merdeka sulit
berkembang akibat warisan penjajah (Indonesia, Vietnam, Laos, Kamboja, Filipina).
Sebaliknya, bangsa yang dijajah oleh penjajah liberal cepat berkembang (Singapura,
Malaysia). Myanmar, meski dijajah oleh penjajah liberal, tapi karena selalu melawan
penjajah, maka setelah merdeka juga sulit berkembang.
Sekian dari presentasi
kami, maaf jika ada
kekurangan Karena
kesempurnaan itu lagu milik
Rizky Febian.
TERIMAKASIH