Anda di halaman 1dari 47

Keselamatan dan

Kesehatan Kerja (K3)


Pengenalan & Penerapan Dasar Di Tempat Kerja
Lambang K3 ( kepmenaker 1135 Tahun 1987)

Arti (Makna) Tanda Palang


Bebas dari kecelakaan dan penyakit akibat kerja (PAK).

Arti (Makna) Roda Gigi


Bekerja dengan kesegaran jasmani dan rohani.

Arti (Makna) Warna Putih


Bersih dan suci.

Arti (Makna) Warna Hijau

Bentuk lambang berupa palang Selamat, sehat dan sejahtera.


berwarna hijau dengan roda
bergerigi sebelas dengan warna
dasar putih
Arti (Makna) 11 (sebelas)
Gerigi Roda
Sebelas Bab Undang-Undang No 1 Tahun
1970 tentang Keselamatan Kerja.
Lambang K3 ( kepmenaker 1135 Tahun 1987)
I.Istilah
I “ pengertian “
XI II II.Ruang Lingkup
“ Batasan penerapan K3 tempat kerja”
X III III.Syarat K3
“ Syarat-syarat K3 di tempat dan cakupannya”
IV.Pengawasan
IX IV “ yang berhak melakukan pengawasan terhadap K3”
V.Pembinaan
VIII “ penyelenggaraan pembinaan K3”
V VI.P2K3
VII VI “ panitia pembinaan K3”
VII.Kecelakaan
“ pelaporan Kecelakaan kerja”
VIII.Kewajiban dan Hak Tenaga kerja
Bentuk lambang berupa palang “ kewajiban dan hak tenaga kerja yang harus penuhi”
berwarna hijau dengan roda IX.Kewajiban memasuki Tempat kerja
bergerigi sebelas dengan warna
“ kewajiban jika memasuki area tempat kerja”
dasar putih
X.Kewajiban Pengurus
“ yang harus dilakukan pengurus selaku orang bertanggung jawab K3 di tempat
kerja”
XI.Penutup
“ Sanksi-sanki jika peraturan tidak dijalankan”
Pengertian K3

Filosofi
Suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan
kesempurnaan jasmani maupun rohani tenaga kerja
khususnya dan manusia pada umumnya serta hasil karya
dan budaya untuk menuju masyarakat adil dan makmur.

Keilmuan
Semua ilmu dan penerapannya untuk mencegah terjadinya
kecelakaan kerja, penyakit akibat kerja (PAK), kebakaran,
peledakan dan pencemaran lingkungan.
Dasar Hukum Penerapan K3 Di Tempat Kerja
UU No 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja
1. Tempat dimana dilakukan pekerjaan bagi suatu usaha.
2. Adanya tenaga kerja yang bekerja di sana.
3. Adanya bahaya kerja di tempat itu.

Permenaker No 50 Tahun 2012 Tentang Sistem Manajemen K3


Setiap perusahaan yang memperkerjakan 100 tenaga kerja atau lebih dan atau yang
mengandung potensi bahaya yang ditimbulkan oleh karakteristik proses atau bahan produksi
yang dapat mengakibatkan kecelakaan kerja seperti peledakan, kebakaran, pencemaran
lingkungan dan penyakit akibat kerja (PAK).

Permenaker No 4 Tahun 1987 Tentang Panitia Pembina


Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3)
4. Tempat kerja dimana pengusaha atau pengurus memperkerjakan 100 orang atau lebih.
5. Tempat kerja dimana pengusaha memperkerjakan kurang dari 100 orang tetapi
menggunakan bahan, proses dan instalasi yang memiliki resiko besar akan terjadinya
peledakan, kebakaran, keracunan dan pencemaran radio aktif.
Tujuan K3

1. Melindungi dan menjamin


keselamatan setiap tenaga kerja
dan orang lain di tempat kerja.

2. Menjamin setiap sumber produksi


dapat digunakan secara aman dan
efisien.

Berdasarkan Undang-Undang No 1 Tahun 1970 3. Meningkatkan kesejahteraan dan


tentang Keselamatan Kerja
produktivitas Nasional.
Keselamatan kerja

Keselamata kerja.
“Sarana untuk pencegahan
kecelakaan,cacat atau kefatalan
sebagai akibat kecelakaan kerja”

Tempat kerja
“ ruangan terbuka atau
tertutup,bergerak atau tetap
dimana tenaga kerja bekerja dan
terdapat sumber bahaya “
Insiden ,Accident dan Nearmiss

Insiden
“ yang berkaitan dengan pekerjaan dimana
cedera,PAK dan kefatalan dapat terjadi. ”

Accident
Insiden yang menyebabkan cedera, penyakit akibat
Kecelakaan Kerja
kerja (PAK) ataupun kefatalan (kematian).

Nearmiss
Insiden yang tidak menyebabkan cedera, penyakit
akibat kerja (PAK) ataupun kefatalan (kematian).

Nearmiss (hampir celaka)


Faktor Penyebab Kecelakaan

30

600
Kerugian Kecelakaan Kerja

Biaya Langsung
1. Biaya Pengobatan & Perawatan.
Rp. 1 Juta 2. Biaya Kompensasi (Asuransi).
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Biaya Tidak Langsung

{
1. Kerusakan Bangunan.
Teori Gunung Es Kecelakaan Kerja 2. Kerusakan Alat dan Mesin.
Rp. 5 – 50 Juta 3. Kerusakan Produk dan Bahan/Material.
(Biaya Kerusakan Aset 4. Gangguan/Terhentinya Produksi.
Yang Tidak Diasuransikan) 5. Biaya Administrasi.
6. Pengeluaran Sarana dan Prasarana Darurat.

{
7. Waktu untuk Investigasi.
8. Pembayaran Gaji untuk Waktu Hilang .
Rp. 5 – 3Juta 9. Biaya Perekrutan dan Pelatihan.
(Biaya Lain-lain 10. Biaya Lembur.
Yang Tidak Diasuransikan) 11. Biaya Ekstra Pengawas.
12. Waktu untuk Administrasi.
13. Penurunan Kemampuan Tenaga Kerja
yang Kembali karena Cedera.
14. Kerugian Bisnis dan Nama Baik.
Contoh Kecelakaan Kerja
Contoh Kecelakaan Kerja
FALSAFAH SAFETY

Bukan bagaimana bisa keluar


dari BAHAYA, tetapi
bagaimana bisa
MENDUGA BAHAYA
MENDUGA BAHAYA PREVENTIF ACTION
MENDUGA BAHAYA PREVENTIF ACTION
Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja

Identifikasi dan Pengendalian Bahaya Di


Tempat Kerja
1. Pemantauan Kondisi Tidak Aman.
2. Pemantauan Tindakan Tidak Aman.

Pembinaan dan Pengawasan


3. Pelatihan dan Pendidikan.
4. Konseling & Konsultasi.
5. Pengembangan Sumber Daya.

Sistem Manajemen
6. Prosedur dan Aturan.
7. Penyediaan Sarana dan Prasarana.
8. Penghargaan dan Sanksi.
Sumber Bahaya

Manusia
Lingkungan

Bahaya

Alat/Mesin

Metode

Material
Identifikasi Bahaya

Cara identifikasi Bahaya diantaranya : Dalam identifikasi Bahaya ada


beberapa dokument yang sering
Beberapa metoda yang dapat diaplikasikan untuk digunakan :
mengidentifikasi bahaya-bahaya di tempat kerja,
antara lain; 1.HIRADC
 Inspection “ penilaian terhadap
 Survey bahaya/skala prioritas”
 Audit
 Questionnaire 2.JSA
 Etc. “menjabarkan bahaya dan
resiko secara detail”
Pengendalian Resiko Bahaya
Hirarki Pengendalian Resiko/Bahaya

Eliminasi Eliminasi Bahaya

Penggantian Tempat kerja /


Substitusi Alat/Mesin/Bahan/Tempat Kerja Pekerjaan Aman
yang Lebih Aman (Mengurangi
Bahaya)

PERLINDUNGAN
Modifikasi Alat/Mesin/Tempat
Perancangan
Kerja yang Lebih Aman

Prosedur, Aturan, Pelatihan,


Administrasi Tenaga Kerja
Durasi Kerja, Tanda Bahaya,
Aman
Rambu, Poster, Label
(Mengurangi
Menyediakan APD kepada Paparan)
Alat Pelindung Diri
Tenaga Kerja
Pengawasan K3 di tempat kerja

1.K3 Lingkungan Kerja


2.K3 Bahan Kimia berbahaya dan beracun
3.K3 Mekanik
4.K3 Bejana tekan
5..K3 Pekerjaan ditempat ketinggian

PERLINDUNGAN
6.K3 Listrik
7.K3 kebakaran (penanggulangan
kebakaran)
8.K3 Kesehatan dan pelayanan kesehatan
Pengawasan K3 Lingkungan kerja

K3 Lingkungan Kerja
“ untuk menjamin dan melindungi K3
melalui pengendalian lingkungan
kerja dan penerapan higieni sanitasi
ditempat kerja”

PERLINDUNGAN
DASAR HUKUM
Permenaker No.5 tahun 2018
Pengawasan K3 Lingkungan kerja

Pelaksanaan syarat K3 Lingkungan :


a.Pengukuran dan pengendalian
lingkungan kerja
-faktor fisika
- faktor biologi
- faktor kimia

PERLINDUNGAN
- faktor ergonomi
-faktor psikologi
b.Penerapan sanitasi dan higieni
- bangunan tempat kerja
- fasiltas kebersihan
- kerumahtanggaan
Pengawasan K3 Bahan kimia berbahaya dan beracun

Dasar hukum :
Kepmenaker no.187 tahun 1999

Bahan kimia berbahaya salah satu


pengendaliannya

PERLINDUNGAN
Label atau MSDS
Pengawasan K3 Bahan kimia berbahaya dan beracun

PERLINDUNGAN
MSDS :
a. Ada 16 item pada MSDS
b. MSDS harus bahasa indonesia
c. MSDS di tempatkan pada yang
mudah terlihat
Pengawasan K3 Mekanik

a.Pesawat angkat angkut


- Crane
-forklift
-hand lift
- trolley

PERLINDUNGAN
b.Pesawat tenaga dan produksi
- perkakas
-mesin produksi
Dasar Hukum :
Permenaker 38 tahun 2016
Pengawasan K3 Mekanik

PERLINDUNGAN
Pengawasan K3 Bejana tekan
Bejana Tekan “ bejana yang bertekanan “

Contoh :
Tabung gas,tabung sealing, tabung compresor

Dasar hukum :
Permenaker 37 tahun 2016

PERLINDUNGAN
Harus dicek secara berkala
Pengawasan K3 ditempat ketinggian

Bekerja di tempat tinggi “ aktifitas


yang dilakukan pada area
permukaan yang berbeda dan
memiliki potensi jatuh “

Dasar hukum “permenaker 9

PERLINDUNGAN
tahun 2016
Pengawasan K3 ditempat ketinggian

YA TIDA
K
BEKERJA PADA
BEKERJA WAJIB
KETINGGIAN
1. APAKAH TERDAPAT APAKAH DAPAT 1. MEMBUAT
PERBEDAAN KETINGGIAN DILAKUKAN PADA PERENCANAAN
DARI PERMUKAAN TANAH LANTAI DASAR ? 2. MENYUSUN PROSEDUR
ATAU PERAIRAN ? KERJA
2. APAKAH ADA POTENSI 3. MELAKUKAN TEKNIK
JATUH ORANG ATAU BENDA

PERLINDUNGAN
BEKERJA AMAN
? 4. MENYEDIAKAN APD,
3. APAKAH MENGAKIBATKAN PERANGKAT PELINDUNG
CEDERA, KEMATIAN ATAU YA JATUH DAN ANGKUR
KERUGIAN HARTA BENDA ? 5. MEMPEKERJAKAN
TENAGA KERJA YANG
KOMPETEN DAN
BERWENANG

TIDAK WAJIB
Pengawasan K3 ditempat ketinggian

PERLINDUNGAN
Pengawasan K3 Listrik dan petir

Tujuan K3 Listrik
1.Melindungi K3 pekerja dan orang lain yang berada didalam
lingkungan tempat kerja dari potensi bahaya listrik.
2. Menciptakan Instalasi listrik yang aman, handal dan memberikan
keselamatan bangunan beserta isinya.
3.Mencitakan tempat kerja yang aman dan sehat untuk mendorong
produktifitas.

PERLINDUNGAN
Dasar hukum :
Permenaker 12 tahun 2015
Permanaker 33 tahun 2015
standar instalasi Listrik mengacu pada PUIL 2011
Permenaker 31 tahun 2015
Pengawasan K3 Listrik

Persyaratan K3 Listrik pada kegiatan.


Pembangkit listrik.
Distribusi Listrik.
Tranmisi Listrik.

PERLINDUNGAN
Pemanfaatan listrik.
Pengawasan K3 Listrik

PERLINDUNGAN
LOTO (Lockout – Tagout)

Pengertian
Suatu prosedur untuk menjamin mesin/alat
berbahaya secara tepat telah dimatikan dan
tidak akan menyala kembali selama
pekerjaan berbahaya ataupun pekerjaan
perbaikan dan perawatan berlangsung
sampai dengan pekerjaan tersebut berakhir.

Prosedur Umum
1. Mengidentifikasi sumber energi.
Peralatan LOTO
2. Mengisolasi dan mematikan sumber
energi.
3. Mengunci dan memberi tanda bahaya
pada sumber energi.
4. Memastikan keefektifan isolasi sumber
energi.

Tanda LOTO Penerapan LOTO


Pengawasan K3 pengendalian kebakaran

Dasar hukum

a.Permen 4 1980 APAR

b.Kepmen 186 1999 Unit penanggulangan


kebakaran
Metode Pemadaman Api

Pendinginan
1. Menghilangkan unsur panas.
2. Menggunakan media bahan dasar air.

Isolasi
3. Menutup permukaan benda yang terbakar untuk menghalangi unsur O2 menyalakan api.
4. Menggunakan media serbuk ataupun busa.

Dilusi
5. Meniupkan gas inert untuk menghalangi unsur O2 menyalakan api.
6. Menggunakan media gas CO2.

Pemisahan
7. Memisahkan bahan mudah terbakar dari unsur api.
8. Memindahkan bahan-bahan mudah terbakar jauh dari jangkauan api.

Pemutusan
9. Memutus rantai reaksi api dengan menggunakan bahan tertentu untuk mengikat radikal
bebas pemicu rantai reaksi api.
10.Menggunakan bahan dasar Halon (Penggunaan Halon sekarang dilarang karena
menimbulkan efek rumah kaca).
Tabung Pemadam / APAR (Alat Pemadam Api Ringan) Permenaker
4 1980
Alat yang ringan serta mudah dilayani untuk satu orang
untuk memadamkan api pada mula terjadi kebakaran.

Tuas

Pin
Petunjuk Penggunaan :
Tanda Pemasangan APAR Manometer 1. Tarik pin pengunci tuas.
2. Arahkan selang ke
Selang
pusat api.
Nozzle / Corong
3. Tekan tuas pegangan
tabung pemadam.
4. Sapukan secara
merata.

Pemasangan Tanda APAR Pada Tiang Bagian-Bagian APAR


Hidran

Perlengkapan Hidran Pilar Hidran Nozzle

Hidran digunakan untuk mengatasi kebakaran besar


dengan sistem serupa keran air dengan tekanan air yang
tinggi.
Formasi Penggunaan Hidran
Penggunaan hidran sebagai pemadaman kebakaran harus
memastikan bahwa aliran listrik dimatikan supaya tidak
membahayakan petugas pemadam.

Tekanannya maksimal 4.5 bar.


Penyakit Akibat Kerja (PAK)

Pengertian
Gangguan kesehatan baik jasmani maupun rohani yang ditimbulkan dan
atau diperparah karena aktivitas kerja atau kondisi yang berhubungan
dengan pekerjaan.

Contoh
Anthrax, Silicosis, Asbestosis, Low Back Pain, White Finger Syndrom, dsb.

Faktor Penyebab
Biologi (Bakteri, Virus Jamur, Binatang, Tanaman) ; Kimia (Bahan Beracun
dan Berbahaya/Radioaktif) ; Fisik (Tekanan, Suhu, Kebisingan, Cahaya) ;
Biomekanik (Postur, Gerakan Berulang, Pengangkutan Manual) ; Psikologi
(Stress, dsb).

Pencegahan
1. Pemeriksaan Kesehatan Berkala.
2. Pemeriksaan Kesehatan Khusus.
3. Pelayanan Kesehatan.
4. Penyedian Sarana dan Prasarana.
Kesehatan Kerja

Pengertian
Penyelenggaraan dan pemeliharaan derajat
yang setinggi-tingginya dari kesehatan fisik,
mental dan sosial dari tenaga kerja pada
semua pekerjaan, pencegahan gangguan
kesehatan pada tenaga kerja yang disebabkan
oleh kondisi kerjanya, perlindungan tenaga
kerja dari resiko akibat faktor-faktor yang
mengganggu kesehatan, penempatan dan
pemeliharaan tenaga kerja dalam suatu
lingkungan kerja yang sesuai dengan
kemampuan fisik dan psikologisnya, dan
sebagai kesimpulannya merupakan
penyesuaian pekerjaan kepada manusia dan
manusia kepada pekerjaanya.
Sumber : Joint ILO-WHO Committee 1995
Kesehatan Kerja (Lanjutan)

Dasar Hukum
1. Undang-Undang No 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja pasal 8.
2. Permenakertrans 02/MEN/1980 tentang Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja Dalam
Penyelenggaraan Keselamatan Kerja.
3. Permenakertrans 1/MEN/1981 tentang Kewajiban Melapor Penyakit Akibat Kerja.
4. Permenakertrans 3/MEN/1982 tentang Pelayanan Kesehatan Tenaga Kerja.
5. Kepmenaker 333/MEN/1989 tentang Diagnosis dan Pelaporan Penyakit Akibat Kerja.
6. Kepmenaker 51/MEN/1999 tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika di Tempat Kerja.
7. Undang-Undang No 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial.
8. Permenaker 1/MEN/1998 tentang Penyelenggaraan Pemeliharaan Kesehatan Bagi Tenaga
Kerja Dengan Manfaat Lebih Dari Paket Jaminan Pemeliharaan Dasar Jaminan Sosial Tenaga
Kerja.
9. Surar Edaran Menakertrans 01/MEN/1979 tentang Pengadaan Kantin dan Ruang Tempat
Makan.
10. Peraturan Menteri Perburuhan tentang Syarat Kesehatan, Kebersihan serta Penerangan
dalam Tempat Kerja.
Kesehatan Kerja (Selesai)

Ruang Lingkup
1. Penyelenggaraaan pelayanan kesehatan kerja :
o Sarana.
o Tenaga (dokter pemeriksa kesehatan tenaga kerja, dokter perusahaan dan paramedis
perusahaan).
o Organisasi (pimpinan unit PKK, pengesahan penyelenggaraan PKK).
2. Pelaksanaan pemeriksaan kesehatan kerja tenaga kerja (Awal, Berkala, Khusus dan Purna
Bakti)
3. Pelaksanaan P3K (Petugas P3K, Kotak P3k dan Isi Kotak P3K).
4. Pelaksanaan gizi kerja (pemeriksaan gizi dan makanan tenaga kerja, kantin, katering
pengelola makanan tenaga kerja , pengelola dan petugas katering).
5. Pelaksanaan pemeriksaan syarat-syarat ergonomi.
6. Pelaksanaan pelaporan (Pelayanan Kesehatan Kerja, Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja,
Penyakit Akibat Kerja)
Alat Pelindung Diri (APD)

Kelengkapan
wajib yang
digunakan saat Pelindung Kepala Pelindung Mata dan Muka Pelindung Pendengaran

bekerja sesuai
dengan bahaya
dan resiko kerja
untuk menjaga Pelindung Pernafasan Pelindung Tangan Pelindung Kaki

keselamatan
tenaga kerja itu
sendiri maupun
orang lain di Rompi Nyala

tempat kerja. Pelindung Jatuh


Pelampung

Jas Hujan
Pelindung Tubuh
Sabuk Keselamatan
Kewajiban Pengusaha (Pengurus)

1. Menulis dan memasang semua syarat keselamatan kerja


yang diwajibkan pada tempat-tempat yang mudah dilihat
dan terbaca menurut petunjuk pegawai pengawas atau
Ahli K3 di tempat kerja yang dipimpinnya.
2. Memasang semua gambar keselamatan kerja yang
diwajibkan dan semua bahan pembinaan lainnya pada
tempat-tempat yang mudah dilihat dan terbaca menurut
petunjuk pegawai pengawas atau Ahli K3 di tempat kerja
yang dipimpinnya.
3. Menyediakan Alat Pelindung Diri (APD) yang diwajibkan
pada tenaga kerja yang dipimpin maupun orang lain yang
Undang-Undang No 1 Tahun 1970 memasuki tempat kerja disertai petunjuk-petunjuk yang
tentang Keselamatan Kerja pasal 14 diperlukan menurut pegawai pengawas atau Ahli K3 di
tempat kerja yang dipimpinnya.
Kewajiban Tenaga Kerja

1. Memberi keterangan yang benar apabila diminta


pegawai pengawas/keselamatan kerja.
2. Menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) yang
diwajibkan.
3. Memenuhi dan menaati semua syarat-syarat K3 yang
diwajibkan.
4. Meminta pada Pengurus agar dilaksanakan semua
syarat-syarat K3 yang diwajibkan.
5. Menyatakan keberatan kerja dimana syarat K3 dan
APD yang diwajibkan diragukan olehnya kecuali dalam
Undang-Undang No 1 Tahun 1970 hal khusus ditentukan lain oleh pegawai pengawas
tentang Keselamatan Kerja pasal 12
dalam batas yang dapat dipertanggungjawabkan.
Kewajiban Tenaga Kerja

TAKES :
1 menit untuk membuat rule keselamatan
1 Jam untuk mengadakan meeting keselamatan
1 minggu untuk merencanakan keselematan
1 bulan untuk melaksanakan keselamatan
1 tahun untuk mendapatkan penghargaan keselamatan
Seumur hidup untuk membuat pekerja selamat

BUT IT TAKES ONLY :


1 detik untuk menghancurkan semuanya dengan kecelakaan
UTAMAKAN
K ESELAMATAN & K ESEHATAN K ERJA

Anda mungkin juga menyukai