Anda di halaman 1dari 12

Manajemen bencana yang berkaitan dengan bahaya

dan resiko
NAMA KELOMPOK 2 :
M FARIZ HUSAINI (1713201021)
M KAUSAR (1713201023)
MEISYE HERLEN SELFIA (1713201019)
YEDI SAPUTRA (1713201042)
Pengertian Resiko Bencana, Bahaya,
dan Kerentanan
• Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang
mengancamdan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat
yangdisebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau non-alam maupun
faktormanusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa
manusia,kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak
psikologis (UU No. 24 tahun 2007)
• Bencana (disaster) adalah suatu gangguan serius
terhadapkeberfungsian suatu masyarakat, sehingga menyebabkan
kerugian yang meluas pada kehidupan manusia dari segi materi,
ekonomi atau lingkungandan yang melampaui kemampuan masyarakat
yang bersangkutan untukmengatasi dengan menggunakan sumberdaya
mereka sendiri.(ISDR, 2004dalam MPBI, 2007).Bencana dapat
dibedakan menjadi dua yaitu bencanaoleh faktor alam (natural
disaster) seperti letusan gunungapi, banjir,gempa, tsunami, badai,
longsor, dan bencana oleh faktor non alam ataupunfaktor manusia
(man-made disaster) seperti konflik sosial dan kegagalanteknologi.
• Bahaya (hazard) adalah suatu fenomena fisik, fenomena, atauaktivitas manusia yang
berpotensi merusak, yang bisa menyebabkanhilangnya nyawa atau cidera, kerusakan
harta-benda, gangguan sosial danekonomi atau kerusakan lingkungan (ISDR, 2004
dalam MPBI, 2007) atau peristiwa kejadian potensial yang merupakan ancaman
terhadap kesehatan,keamanan, atau kesejahteraan masyarakat atau fungsi ekonomi
masyarakatatau kesatuan organisasi pemerintah yang selalu luas (Lundgreen, 1986).
• Kerentanan (vulnerability) adalah kondisi-kondisi yang ditentukanoleh faktor-faktor
atau proses-proses fisik, sosial, ekonomi, danlingkungan yang meningkatkan
kecenderungan (susceptibility) sebuahkomunitas terhadap dampak bahaya (ISDR,
2004 dalam MPBI, 2007).Kerentanan lebih menekankan aspek manusia di tingkat
komunitas yang langsung berhadapan dengan ancaman (bahaya) sehingga kerentanan
menjadi faktor utama dalam suatu tatanan sosial yang memiliki
risiko bencana lebih tinggi apabila tidak di dukung oleh kemampuan (capacity
)seperti kurangnya pendidikan dan pengetahuan, kemiskinan, kondisisosial,
dan kelompok rentan yang meliputi lansia, balita, ibu hamil dancacat fisik atau
mental. Kapasitas (capacity) adalah suatu kombinasi semuakekuatan dan
sumberdaya yang tersedia di dalam sebuah komunitas,masyarakat atau
lembaga yang dapat mengurangi tingkat risiko ataudampak suatu bencana
(ISDR, 2004 dalam MPBI, 2007).
Tanggap Darurat Bencana 
Serangkaian tindakan yang diambil secara cepat menyusul terjadinya suatu
peristiwa bencana, termasuk penilaian kerusakan, kebutuhan (damage and needs
assessment), penyaluran bantuan darurat, upaya pertolongan, dan pembersihan
lokasi bencana
Tujuan :
• Menyelamatkan kelangsungan kehidupan manusia;
• Mengurangi penderitaan korban bencana;
• Meminimalkan kerugian materia
Rehabilitasi
• Serangkaian kegiatan yang dapat membantu korban bencana untuk kembali
pada kehidupan normal yang kemudian diintegrasikan kembali pada fungsi-
fungsi yang ada di dalam masyarakat.  Termasuk didalamnya adalah
penanganan korban bencana yang mengalami Trauma Psychologis; Misalnya :
renovasi atau perbaikan sarana-sarana umum, perumahan dan tempat
penampungan sampai dengan penyediaan lapangan kegiatan untuk memulai
hidup baru.
Rekonstruksi
•  Serangkaian kegiatan untuk mengembalikan situasi seperti sebelum
terjadinya bencana, termasuk pembangunan infrastruktur, menghidupkan
akses sumber-sumber ekonomi, perbaikan lingkungan, pemberdayaan
masyarakat; Berorientasi pada pembangunan – tujuan : mengurangi dampak
bencana, dan di lain sisi memberikan manfaat secara ekonomis pada
masyarakat
Prevensi 
• Serangkaian kegiatan yang direkayasa untuk menyediakan sarana yang dapat
memberikan perlindungan permanen terhadap dampak peristiwa alam, yaitu
rekayasa teknologi dalam pembangunan fisik;
• Upaya memberlakukan ketentuan-ketentuan -Regulasi- yang memberikan
jaminan perlindungan terhadap lingkungan hidup, pembebasan lokasi rawan
bencana dari pemukiman penduduk; Pembangunan saluran pembuangan
lahar;
• Pembangunan kanal pengendali banjir;
• Relokasi penduduk
Kesiapsiagaan Bencana
• Upaya-upaya yang memungkinkan masyarakat (individu, kelompok,
organisasi) dapat mengatasi bahaya peristiwa alam, melalui pembentukan
struktur dan mekanisme tanggap darurat yang sistematis;
• Tujuan : untuk meminimalkan korban jiwa dan kerusakan sarana-sarana
pelayanan umum;
• Kesiapsiagaan Bencana meliputi : upaya mengurangi tingkat resiko,
formulasi Rencana Darurat Bencana (Disasters Plan), pengelolaan sumber-
sumber daya masyarakat, pelatihan warga di lokasi rawan bencana
Mitigasi 
Serangkaian tindakan yang dilakukan sejak dari awal untuk menghadapi suatu
peristiwa alam – dengan mengurangi atau meminimalkan dampak peristiwa
alam tersebut terhadap kelangsungan hidup manusia dan lingkungan hidupnya
(struktural); Upaya penyadaran masyarakat terhadap potensi dan kerawanan
(hazard) lingkungan dimana mereka berada, sehingga mereka dapat mengelola
upaya kesiapsiagaan terhadap bencana;
• Pembangunan dam penahan banjir atau ombak;
• Penanaman pohon bakau;
• Penghijauan hutan;
Sistem Peringatan Dini
Informasi-informasi yang diberikan kepada masyarakat tentang kapan suatu
bahaya peristiwa alam dapat diidentifikasi dan penilaian tentang kemungkinan
dampaknya pada suatu wilayah tertentu
• Pengantar Tanggap Darurat.
• FASE TANGGAP DARURAT
• Tujuan dari fase tanggap darurat adalah :
• ☻ Membatasi korban dan kerusakan
• ☻ Mengurangi penderitaan
• ☻ Mengembalikan kehidupan dan sistem masyarakat
• ☻ Mitigasi kerusakan dan kerugian
• ☻ Sebagai dasar untuk pengembalian kondisi
• Namun, keberhasilan pencapaian tujuan dipengaruhi oleh dua faktor
lain, yaitu :
• ☻ Informasi è Seberapa banyak informasi yang kita dapatkan
mengenai bencana dan akibat yang ditimbulkan
• ☻ Sumber Daya è Seberapa kuat sumber daya yang dimiliki oleh
organisasi dan sumber daya lokal

Anda mungkin juga menyukai