Anda di halaman 1dari 31

TEKNIK BUDIDAYA TANAMAN JAHE (Zingiber

officinale)

Dr. SUPRIYONO

PRGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS ISLAM KADIRI


UNISKA KEDIRI
• Terna berbatang semu
• Tinggi 30 cm - 1 m
• Daun sempit, panjang 15 – 23 mm,
lebar 8 – 15 mm
• Bunga berupa malai tersembul
dipermukaan tanah, berbentuk tongkat
atau bundar telur yang sempit, panjang
malai 3,5 – 5 cm, lebar 1,5 – 1,75 cm
• Mahkota bunga berbentuk tabung
berwarna kuning kehijauan, panjang
1,5 – 2,5 mm, lebar 3 – 3,5 mm
• Rimpang bila dipotong berwarna kuning
atau jingga
Klasifikasi ilmiah :
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub-divisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledonae
Ordo : Zingiberales
Famili : Zingiberaceae
Genus : Zingiber
Species : Zingiber officinale
Jenis jahe
1. Jahe putih/kuning besar (jahe gajah atau jahe badak )
Rimpangnya lebih besar dan gemuk, berwarna kuning
muda,berserat halus dan beraroma kurang tajam. Jenis jahe ini
umumnya dimanfaatkan sebagai bahan baku makanan atau
minuman
2. Jahe putih/kuning kecil (jahe sunti atau jahe emprit)
Rimpangnya tergolong berukuran sedang agak pipih, berwarna
putih, berserat lembut, dan beraroma serta berasa tajam. Jenis
jahe ini biasanya digunakan sebagai bahan baku makanan atau
minuman
3. Jahe merah
Rimpangnya berwarna merah dan lebih kecil dari pada jahe putih
kecil, berserat kasar, beraroma serta berasa sangat tajam (pedas).
Jahe ini umumnya digunakan untuk bahan baku obat-obatan
Jahe gajah Jahe emprit

Jahe merah
Kegunaan jahe
1. Rimpang jahe dapat digunakan sebagai bumbu masak,
pemberi aroma dan rasa pada makanan dan berbagai
minuman
2. Jahe juga dapat digunakan pada industri obat, minyak
wangi, industri jamu tradisional, diolah menjadi asinan
jahe, sirup
3. Jahe bisa digunakan sebagai pestisida alami
4. Adapun manfaat secara pharmakologi antara lain adalah
sebagai karminatif (peluruh kentut), anti muntah, pereda
kejang, anti pengerasan pembuluh darah, peluruh
keringat, anti inflamasi, anti mikroba dan parasit, anti
rematik, serta merangsang pengeluaran getah lambung
dan getah empedu.
Untuk meredakan
masuk angin
Kandungan gizi dalam setiap 100 g rimpang
jahe segar
NO KANDUNGAN GIZI PROPORSI (BANYAKNYA)
1 Kalori 51,00 kal
2 Protein 1,50 g
3 Lemak 1,00 g
4 Karbohidrat 10,10 g
5 Kalsium 21,00 mg
6 fosfor 39,00 mg
7 Zat besi 1,60 mg
8 Vitamin A 30,00 SI
9 Vitamin B 0,02 mg
10 Vitamin C1 4,00 mg
11 Air 86,20 g
12 Bagian yan dapat dimakan 97,00 %

Sumber : Direktorat Gizi, Depkes RI, (1981)


Syarat tumbuh jahe
• ketinggian tempat 1.200 m dpl
• curah hujan 2.500 – 4.000 mm per tahun
• suhu udara 20 oc – 30 oc
• kelembaban udara 60 % - 90 %
• tanah gembur, subur, banyak BO dengan pH
5,5 – 7,0
TEKNIK BUDIDAYA JAHE

Penyiapan bibit

Penyiapan lahan

Penanaman

Pemeliharaan tanaman
Penyiapan bibit
1. Cara I
a. Patahkan rimpang menjadi potongan dengan
panjang 3 – 7 cm
b. Jemur potongan rimpang selama ½ - 1 hari
c. Siapkan larutan bakterisida
d. Kemas rimpang dalam karung
e. Rendam rimpang selama kurang lebih 5 menit
f. Jemur kembali rimpang hingga kering
g. Kecambahkan rimpang pada peti kayu yang disusun
secara berlapis dan tiap lapis di taburi abu dapur atau
sekam
h. setelah 2 – 4 minggu angkat rimpang yang telah
mempunyai berkecambah sepanjang 3 – 5 cm
2. Cara II
a. Siapkan gubug berukuran 10 x 8 m
b. Buat bedengan – bedengan di dalam gubug dari
jerami setebal 3 cm
c. Susun rimpang jahe diatas bedengan jerami tersebut
sampai ketebalan 10 cm, kemudian tutup lagi dengan
jerami demikian seterusnya hingga 4 lapis dan paling
atas ditutup dengan jerami
d. penyiraman dilakukan setiap hari dan sesekali
disemprot dengan fungisida
e. Setelah 2 minggu biasanya rimpang sudah bertunas,
pilih bibit agar tidak terbawa bibit berkualitas rendah.
Bibit hasil seleksi itu dipatahkan dengan setiap
potongan memiliki 3-5 mata tunas
Penyiapan lahan
1. Bersihkan lahan dari rumput – rumput liar,
semak, dan kerikil
2. Mengolah lahan sedalam 30 cm hingga gembur
3. Kering anginkan tanah selama 2 minggu
4. Buat bedengan dengan ukuran lebar 60 – 70
cm, tinggi 25 – 30 cm, panjang menyesuaikan
lahan dan jarak antar bedeng 30 – 40 cm
5. Taburkan sekam padi sebanyak 5 ton/Ha
6. Taburkan pupuk kandang sebanyak 5ton/Ha
kemudian mencampurkannya dengan tanah
lapisan atas
Penanaman
1. Buat lubang tanam berupa alur – alur sedalam 10 –
15 cm
2. Tanam bibit jahe pada lubang tanam yang tersedia
sedalam 3 – 5 cm
3. Timbun lubang tanam yang telah ditanami bibit jahe
dengan tanah
4. Buat alur dangkal sejauh 10 cm dari lubang tanam baik
alur melingkarmaupun arah panjang mengikuti
bedengan
5. Taburkan pupuk dasar berupa pupuk SP – 36 dengan
dosis 150 – 400 kg/Ha
6. Menghamparkan mulsa jerami atau sekam padi setebal
3 – 5 cm pada permukaan tanah
Pemeliharaan tanaman
1. Pengairan
• 3 – 5 hari skali (fase vegetatif)
• dilakukan dengan cara dileb selama 15 menit
2. Penyulaman
• penyulaman dilakukan maksimal 15 hst
3. Penyiangan
• dilakukan secara kontinyu
4. Pembumbunan
• dilakukan pada saat jahe berumur 4 – 6
minggu, 8 – 10 minggu, 10 – 12 minggu
5. Pemupukan
NO JENIS PUPUK DOSIS (Kg/Ha) WAKTU DAN DOSIS PEMBERIAN
1 P. Kandang 20.000 – 30.000 Sebelum atau saat tanam
2 Urea (N) 400 – 800 a. Pada umur 4 – 6 mst
sebanyak ¼ dosis
b. Pada umur 8 – 10 mst
sebanyak 1/3 dosis
c. Pada umur 10 – 12 mst
sebanyak sisa dosis

3 TSP (P) 150 – 400 Sebelum tanam atau saat tanam,


seluruh dosis pupuk
4 KCl (K) 200 – 600 a. Pada umur 4 – 6 mst
sebanyak ½ dosis
b. Pada umur 8 – 10 mst
sebanyak ½ dosis
6. Proteksi tanaman
a. pengolahan tanah yang baik
b. pangapuran tanah yang ber pH asam
c. Perbaikan drainase tanah
d. Perlakuan bibit dengan pestisida
e. penggunaan bibit yang sehat
f. Pencabutan bibit yang terserang HP cukup
berat
g. Pengaplikasian pestisida selektif
h. Pelaksanaan pergiliran tanaman
Hama tanaman jahe
1. Kepik (Epilachna sp.)
menyerang daun tanaman hingga berlubang –
lubang.
2. Ulat penggerek akar (Dichocrosis puntiferalis)
menyerang akar tanaman jahe hingga
menyebabkan tanaman jahe menjadi kering dan
mati.
kepik

Ulat penggerek akar


Penyakit tanaman jahe
1. Penyakit layu bakeri
– Gejala: Mula-mula helaian daun bagian bawah menggulung
kemudian terjadi perubahan warna dari hijau menjadi kuning
dan mengering. Kemudian tunas batang menjadi busuk dan
akhirnya tanaman mati rebah. Rimpang yg sakit berwarna
gelap dan sedikit membusuk, kalau rimpang dipotong akan
keluar lendir berwarna putih susu sampai kecoklatan. Penyakit
ini menyerang tanaman jahe pada umur 3-4 bulan
– Pengendalian:
• jaminan kesehatan bibit jahe
• karantina tanaman jahe yg terkena penyakit
• pengendalian dengan pengolahan tanah yg baik
• pengendalian fungisida dithane M-45 (0,25%), Bavistin
(0,25%)
2. Penyakit busuk rimpang
– Penyakit ini dapat masuk ke bibit rimpang jahe
melalui lukanya. Ia akan tumbuh dengan baik pada
suhu udara 20 – 25 oC dan terus berkembang
akhirnya menyebabkan rimpang menjadi busuk.
– Gejala: Daun bagian bawah yg berubah menjadi
kuning lalu layu dan akhirnya tanaman mati.
– Pengendalian :
• penggunaan bibit yg sehat
• penerapan pola tanam yg baik
• penggunaan fungisida
3. Penyakit bercak daun
– Penyakit ini dapat menular dengan bantuan angin,
akan masuk melalui luka maupun tanpa luka.
– Gejala: Pada daun yg bercak-bercak berukuran 3 – 5
mm, selanjutnya bercak-bercak itu berwarna abu-abu
dan ditengahnya terdapat bintik-bintik berwarna
hitam, sedangkan pinggirnya busuk basah. Tanaman
yg terserang bisa mati.
– Pengendalian: baik tindakan pencegahan maupun
penyemprotan penyakit bercak daun sama halnya
dengan cara-cara yg dijelaskan di atas.
panen jahe
A. Panen rimpang muda
Ciri – ciri tanaman jahe siap panen :
1.Tanaman jaheberumur 3,5 – 4 bulan stelah
tanam
2.Rimpangnya gemuk dan berukuran besar
3.Tampilan rumpun masih hijau segar tetapi
telah beranak banyak
4.Bila rimpang muda dipotong atau dibelah
masih belum berserat
B. Panen rimpang tua
Ciri – ciri tanaman jahe siap panen
1. Tanaman jahe berumur 8 – 12 bulan setelah
tanam
2. Tampilan tanaman ditandai dengan layu atau
matinya batang semu,daun – daun sudah mulai
menguning
3. Rimpang jahe berukuran maksimal dan beranak
banyak
Pasca panen jahe segar
1. Kumpulkan rimpang jahe ditempat yang strategis yakni terlindung
dari sinar matahari dan dekat dengan fasilitas angkutan
2. Angkut rimpang jahe dengan karung ke tempat penampungan hasil
3. Hamparkan rimpang jahe di lantai yang telah dialasi terpal atau
anyaman bambu
4. Bersihkan rimpang jahe dari batang, akar – akarnya atau tanah yang
menempel
5. Sortir rimpang yang busuk, rusak atau cacat dari rimpang yang baik
6. Klasifikasikan rimpang berdasarkan varietas atau ukuran rimpang
7. Cuci rimpang dengan air mengalir atau air yang bertekanan hinggaa
rimpang bersih
8. Kering anginkan rimpang di tempat yang teduh selama beberapa
waktu hingga rimpang tidak mengandung air bekas pencucian
9. Mengemas rimpang segar dalam kardus atau wadah lain yang
berkapasitas tertentu.
Jahe siap dipasarkan

Anda mungkin juga menyukai