Anda di halaman 1dari 55

SEMINAR PROPOSAL

“PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN BLENDED LEARNING UNTUK MOTIVASI BELAJAR SISWA DI SMA
SYKEH YUSUF TANGERANG”

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI-TATA NIAGA
UNIVERSITAS ISLAM SYEKH-YUSUF TANGERANG
TAHUN AJARAN 2019-2020

Disusun oleh:
Vony Fourtuna Wulan Dari (1705010020)
A. Latar Belakang
Berbicara tentang pendidikan pastinya tidak terlepas dari sebuah perkembangan teknologi yang semakin pesat dan mempunyai beberapa
manfaat untuk mencapai masyarakat yang modern, alangkah baiknya jika dapat dimanfaatkan secara optimal salah satunya dalam
meningkatkan perkembangan pendidikan.
Ekosiswoyo (2016) mengatakan bahwa pendidikan yang berkualitas tercipta dari sebuah penggabungan antara sistem, aturan, dan
sumber daya manusianya sehingga dapat menghasilkan sebuah prestasi.
Kemudian Raharjo dalam Mu’arif, (2019) mengatakan bahwa pendidikan yang berkualitas dapat berperan besar terhadap keberhasilan
siswa, bahkan sistem pendidikan yang berkualitas dapat mendorong motivasi peserta didik, sehingga dapat meraih penghargaan nasional
dan internasional dengan mudah.
Rafiola et al., 2(020).
Motivasi merupakan suatu gejala yang menimbulkan usaha atau
kekuatan pada diri seseorang yang mengakibatkan timbulnya keinginan
untuk melakukan suatu aktivitas untuk mencapai suatu tujuan

Kemudian siswa yang termotivasi dalam mengikuti pelajaran akan


menggunakan proses pengetahuan yang lebih tinggi dalam
mempelajari materi tersebut, dengan demikian siswa dapat
mencerna dan mengedepankan materi yang diterima dengan baik
(Sudibyo dkk., 2016)
Dari hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti kepada Wakil
Kepala Sekolah bidang kurikulum di SMA Syekh Yusuf Tangerang,
yang beralamatkan di Jl. Syekh Yusuf No. 20, Pasar Lama,
Kecamatan Sukasari, Kota Tangerang, Banten. menujukkan bahwa
jumlah guru di SMA Yekh Yusuf yaitu sebanyak 20 orang guru
sekaligus pegawai yang memiliki gelar atau jenjang pendidikan yang
berbeda yaitu, 3 orang guru yang miliki gelar S2, 14 guru yang
memiliki gelar S1, dan 3 orang pegawai yang tidak memiliki gelar
karena hanya tamatan sekolah menengah atas (SMA). Meskipun
banyak guru yang sudah memiliki gelar, tetapi dari hasil wawancara
bersama salah satu guru di SMA Syekh Yusuf, mendapatkan
pertanyaan bahwa masih ada guru yang belum bisa mengakses
teknologi digital maupun aplikasi learning dengan baik.
Metode pembelajaran sangat dibutuhkan
dalam sekolah, khususnya untuk
pembelajaran di dalam kelas. Sutikno
dalam (Yusuf Aditya, 2016) , mengatakan
bahwa metode pembelajaran merupakan
suatu cara yang digunakan untuk
menyajikan materi yang telah disiapkan
oleh guru untuk melakukan proses
pengajaran pada siswa guna mencapai
suatu tujuan.

Kemudian Pupuh dan Sobry S dalam


(Nasution, 2017) berpendapat semakin tepat
suatu metode yang digunakan oleh seorang
guru dalam mengajar, diharapakan semakin
efektif pula dalam mencapai tujuan
pembelajaran. Dalam menerapkan metode
pembelajaran di sekolah seorang guru dapat
menggunakan metode pembelajaran yang
bervariasi antara kelas yang satu dengan
kelas yang lain, dengan demikian diperlukan
adanya kemampuan guru dalam menguasai
dan menggunakan berbagai macam metode
pembelajaran.
Bryan & Volchenkova, (2016) mengatakan bahwa blended learning
merupakan suatu bentuk pembelajaran yang di dalamnya terdapat
lebih dari satu metode pembelajaran yang mengaktifkan hasil
belajar melalui interaksi antara guru dan siswa. Kemudian
(Dwiyogo 2014) berpendapat tentang pembelajaran berbasis
Blended Learning merupakan pembelajaran yang di dalamnya
terdapat strategi untuk mengaplikasikan pembelajaran yang bisa
dilakukan dengan melalui proses tatap muka, pembelajaran
berbasis computer (offline), dan computer dengan penggunakaan
internet didalamnya (e-learning)
Kemudian dari beberapa pendapat di atas diperkuat
dengan hasil penelitian tentang Pedekatan pembelajaran
campuran yang memiliki pengaruh positif yang signifikan
terhadap kinerja pembelajaran, dan telah terbukti bahwa
kepuasan siswa ditemukan lebih tinggi pada mata
pelajaran yang menggunakan metode pembelajaran
campuran dari pada pengajaran di kelas tradisional, dan
pembelajaran campuran menigkatkan proses belajar
siswa (Law et al., 2019)
Identifikasi Masalah
Berdasarkan Konteks penelitian di atas, maka peneliti merumuskan beberapa
identifikasi masalah sebagai berikut :

1 1 2

Kurangnya Dibutuhkan
motivasi pada metode
diri siswa pembelajaran
menyebabkan yang tepat untuk
tidak dapat dapat
memperoleh meningkatkan
hasil yang baik motivasi belajar
dari proses siswa secara
belajar yang signifikan
dilakukan
Pembatasan Masalah

Mengingat keterbatasan waktu dan ruang lingkupnya pembatasan masalah


agar penelitian ini lebih terarah dan tidak keluar dari pembahasan ini maka
penulis membatasi permasalahan ini pada “ Penerapan Metode
Pembelajaran Blended Learning Untuk Meningkatkan Kualitas
Mengajar Guru Dan Motivasi Belajar Siswa di SMA Sykeh Yusuf
KotaTangerang”
Perumusan Masalah

1 2
Apakah terdapat
Apakah ada pengaruh yang
perbedaan signifikan
penggunaan terhadap
metode pengembangan
konvensional metode
dengan metode pembelajaran
Blended Learning Blended Learning
dalam dalam
meningkatakan meningkatkan
motivasi belajar kualitas mengajar
siswa? guru dan motivasi
belajar siswa?
Tujuan Penelitian :
Berdasarkan uraian pembatasan masalah
di atas, maka tujuan penelitian ini untuk
mengetahui dan menganalisis:
1. Untuk meningkatkan motivasi belajar
siswa dengan menggunakan metode
pembelajaran Blended Learning
2. Untuk mengetahui apakah metode
pembelajaran Blended Learning
sudah digunakan dalam pelaksaan
proses pembelajaran
3. Untuk mengetahui apakah terdapat
pengaruh yang signifikan terhadap
motivasi belajar siswa dengan
penerapan metode pembelajaran
Blended Learning
Kegunaan Hasil Penelitian :
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat baik
dari segi teoritis maupun praktis :
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan
dalam menambah pengetahuan khususnya dalam bidang
pendidikan. melalui penerapan metode pembelajaran Blended
Learning dalam meningkatkan kualitas mengajar guru dan
motivasi belajar siswa
2. Manfaat Praktis :
a. Bagi guru
b. Bagi siswa
c. Bagi sekolah
d. Bagi peneliti
BAB II
KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR
DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

A. Kajian Teori
1. Motivasi
Belajar

a. Pengertian Motivasi Belajar

Motivasi merupakan proses psikologi yang berhubungan


dengan aktivitas saraf, pemerolehan pengetahuan, ranah
emosional, dan kepribadian seseorang yang sifatnya
memberikan dorongan kepada seseorang untuk
berinteraksi dengan lingkungannya, kemudian motivasi
juga sebagai sumber kekuatan yang aktif mendorong,
mengarahkan, dan mengontrol tingkah laku yang
mengarah pada suatu tujuan. (Escobar Fandiño et al.,
2019) .
Menurut Law et al (2019) Motivasi belajar
merupakan sesuatu yang dapat memberikan
semangat, mengarahkan, dan menopang
kegiatan yang mendorong diri siswa untuk
terlibat di dalamnya, dan dapat membantu
mereka untuk meeksplorasi diri.
Kemudian dalam penelitiannya Rafiola et
al (2020) mengatakan motivasi ialah suatu
dorongan yang terdapat pada diri peserta didik
dan berperan sebagai usaha untuk mendapatkan
tujuan dan prestasi yang ingin dicapai.
b. Sumber motivasi peserta didik
Teori motivasi yang biasa digunakan untuk menjelaskan sumber
motivasi peserta didik menurut Priansa (2019) digolongkan
menjadi dua yaitu sebagai berikut:

a. Motivasi Intrinsik (Rangsangan dari dalam diri peserta didik):


1) minat
2) Sikap positif
3) Kebutuhan

b. Motivasi ekstrinsik (rangsangan dari luar peserta didik)


Motivasi ekstrinsik ini tumbuh karena adanya rangsangan dari
luar, baik karena ajakan, perintah, ataupun tekanan dari orang
Text Here Text Here
lain sehingga siswa berminat untuk melakukan suatu aktivitas
Easy to change Easy to change
yang berkaitan dengan proses belajar.
colors. colors.
C. indikator Motivasi Belajar Siswa

Menurut Handoko dalam Suprihatin, (2019) dan


Saputra (2018) indikator motivasi belajar siswa yaitu
sebagai berikut :
1. Kemauan yang kuat untuk belajar
2. Ulet dalam menghadapi kesulitan (tidak mudah
merasa putus asa)
3. Kerelaan meninggalkan aktivitas/ tugas yang lain
4. Mandiri dalam belajar
5. Dapat mempertahankan pendapatnya
Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar siswa
Menurut Priansa (2019) Motivasi siwa dapat dipengaruhi oleh
beberapa faktor, diantaranya sebagai berikut:

Konsep diri
Upaya guru dalam
01 memberikan
motivasi

02
Pengakuan

03 Kemampuan belajar

Cita-cita Kondisi siswa


05
04
06
3. Metode Pembelajaran Blended Learning

a. Pengertian Metode Blended Learning


Dalam penelitian yang dilakukan oleh (Hidayat et al., 2020)
mengatakan bahwa metode pembelajaran Blended Learning
sebuah metode yang memberikan kemudahan kepada proses
pembelajaran yang menggabungkan berbagai macam cara
pengajaran, model pengajaran, gaya pembelajaran, memberikan
berbagai pilihan media dialog antara fasilitator dengan orang yang
mendapat pengajaran sehingga membuat siswa aktif dalam belajar.

Bryan & Volchenkova, (2016) mengatakan,


pembelajaran campuran merupakan suatu
kombinasi yang efektif dari berbagai cara
penyampaian seorang guru, model pengajaran dan
gaya belajar yang akan diterapkan oleh siswa.
b. Prosedur Pembelajaran Blended Learning

c. Langkah-langkah Penerapan
Pembelajaran Blended Learning

d. Karakteristik Blended Learning

e. Manfaat Blended Learning

10%
40%
20% f. Kelebihan Blended Learning

30%
g. Kekurangan Blended Learning
Penelitian yang Relevan

Penelitian yang dilakukan oleh Law et al., (2019) menunjukkan Lina Rihatul Hima (2017) dengan judul penelitian
hasil penelitian tentang Pedekatan pembelajaran campuran “Pengaruh Pembelajaran Bauran (Blended
yang memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap kinerja Learning) Terhadap Motivasi Siswa Pada Materi
pembelajaran, dan telah terbukti bahwa kepuasan siswa Relasi Dan Fungsi“ meperoleh hasil penelitian
ditemukan lebih tinggi pada mata pelajaran yang terbukti dapat meningkatkan motivasi belajar
menggunakan metode pembelajaran campuran dari pada siswa dalam mengampu mata pelajaran
pengajaran di kelas tradisional, dan pembelajaran campuran matematika. Hal ini dapat dilihat dari munculnya
menigkatkan proses belajar siswa indikator-indikator motivasi belajar siswa di kelas
setelah menggunakan metode pembelajaran
Blended Learning
Hipotesis Penelitian

motivasi belajar siswa dapat meningkat dengan


menggunakan metode pembelajaran Blended
Learning dari pada hanya menggunakan metode
konvensional pada mata pelajaran ekonomi di
SMA Syekh Yusuf Tangerang.
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian
Penelitian ini diilaksanakan di 2. Waktu penelitian
SMA Syekh Yusuf Tangerang
yang beralamat di Jl. Syekh Penelitian ini dilaksanakan
Yusuf No. 20 Pasar Lama, Kec mulai dari pengajuan judul
Sukasari, Kota Tangerang, sampai dengan sidang skripsi
Banten. Subjek penelitian ini selama 8 (Delapan) bulan
adalah siswa kelas X IPS terhitung dari bulan Januari
Semester genap Tahun Ajaran 2021 sampai Agustus 2021.
2020-2021.
Jadwal Pelaksanaan
Penelitian
No. Kegiatan Bulan

Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus

1. Pengajuan                                                             
Judul
2 Penyusunan                                                             
Proposal

3. Seminar                                                             
Proposal
4. Uji Validitas                                                             
Instrumen
5. Pengumpulan                                                             
Data
6. Pengelolaan                                                             
dan Analisis
Data
7. Penyusunan Bab VI                                                             
dan
Bab V
B. METODE PENELITIAN DAN DESIGN PENELITIAN

1. Metode Penelitian
Dalam penelitian ini menggunakan penelitian Kuantitatif
dengan metode Quasi Experimental Design. Penelitian
Eksperimen diartikan sebagai metode penelitian yang
digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu
terhadap yang lain dalam kondisi yang
dikendalikan(Sugiyono,2019).

2. Desain Penelitian
Desain penelitian ini menggunakan desain Nonequlavent
Control Grup Desain. yaitu pemilihan sampel dalam kelas
kontrol dan kelas eksperimen tidak dipilih secara random
(Sugiyono, 2019).
C POPULASI DAN SAMPEL

1. Populasi
Pada penelitian ini yang menjadi populasi adalah siswa
kelas 11 IPA dan IPS di SMA Syekh Yusuf Kota
Tangerang.
2. Sampel
Sampel sebanyak 50 siswa
D. TEKNIK PENGUMPULAN DATA

 TES

 KUESIONER

 DOKUMENTASI
E. TEKNIK ANALISIS DATA

1. Uji Coba Instrumen


 Uji Validitas
 Uji Reabilitias
2. Uji Persyarat Analisis
3. Uji Normalitas
4. Uji Homogenitas
5. Analisis Data
6. Uji Hipotesis
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Pelaksanaan Pmebelajaran


Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui “ Penerapan metode
pembelajaran Blended Learning untuk meningkatkan motivasi belajar siswa di
SMA Syekh Yusuf Tangerang”. Penelitian ini untuk mengetahui apakah penerapan
metode pembelajaran Blended Learning dapat meningkatkan motivasi belajar
siswa dalam pembelajaran di kelas eksperimen, sedangkan di kelas kontrol
menggunakan pembelajaran konvensional. Data yang
dikumpulkan dalam penelitian ini diperoleh dari hasill tes, dalam metode tes,
siswa di kelas eksperimen dan kontrol diberikan pre-tes dan pos-tes. Pre-tes
diberikan pada pertemuan pertama di kedua kelompok untuk mengukur prestasi
siswa sebelum melakukan pembelajaran. Pos-tes dilakukan pada pertemuan
terakhir untuk melihat peningkatan siswa setelah menerima pembelajaran.
B. Uji Instrumen
1. Uji Validitas

Dapat dilihat dari hasil tabel diatas bahwa seluruh item


pernyataan adalah valid. Kesimpulan ini dihasilkan dari
perbandingan r hitung masing-masing item dengan r tabel yang
menunjukkan adanya nilai yang lebih besar di hasil r hitung dari
semua item, Terlihat tidak ada r hitung yang lebih rendah dari
nilai r tabel yaitu 0,284 artinya r hitung ≥ r tabel sehingga dapat
dianggap semua item di variabel religiusitas adalah valid.
2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dilakukan untuk mengukur suatu kuesioner handal atau


tidak, kuesioner dikatakan reliabel jika jawaban seseorang terhadap
pernyataan yang diajukan tetap stabil dan konsisten jika dilakukan
pengisian ulang pada kuesioner tersebut. Hasil uji reliabilitas dapat dilihat
pada tabel 4 dibawah ini :

Suatu variabel akan dikatakan reliabel jika nilai Cronbach’s Alpha > 0.60.
pada hasil analisis diatas dapat dilihat bahwa nilai Cronbach’s Alpha dari
variabel motivasi 0,700 sehingga dapat dinyatakan reliabel.
C. Deskripsi Data
1. Deskripsi Hasil Tes

a. Hasil Data Tes Kelas Eksperimen

D
D D
D
D
Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) di sekolah
adalah 65. Berdasarkan table di atas, tidak ada
siswa yang mendapatkan nilai dibawah KKM.
Semua siswa mendapatkan nilai di atas nila
KKM. Kita dapat melihat persentase siswa
sebagai berikut:

Berdasarkan gambar di atas, 100%


siswa dapat mencapai KKM. Dapat
disimpulkan hampir semua siswa di
kelas eksperimen memiliki skor
lebih dari KKM.
b. Hasil Data Tes Kelas Kontrol

Tabel di atas menunjukkan pre-test dan pos-test di Kelas Kontrol.


Berdasarkan prestasi belajar siswa dalam pre-test, yang tertinggi adalah 80
dan skor terendah adalah 20 dengan rata-rata 55, standar deviasi 18,88 dan
varian 356,52. Sedangkan pada hasil pos-tes, skor tertinggi pada tes ini
adalah 100 dan skor terendah adalah 60 dengan rata-rata 81,67, standar
deviasi 16,59 dan varian 275,36.
4. Deskripsi Hasil Observasi Motivasi Sebelum
dan Setelah
Skor Jawaban Skor Jawaban Skor
Item 5 4 3 2 1
Item No
No 5 4 3 2 1 Skor Pernyataan
Pernyataan F % F % F % F % F %
F % F % F % F % F %
1 Pertanyaan 1 31 62% 16 32% 3 6% 0 0% 0 0% 228
1 Pertanyaan 1 2 4% 30 60% 18 36% 0 0% 0 0% 184
2 Pertanyaan 2 26 52% 20 40% 4 8% 0 0% 0 0% 222
2 Pertanyaan 2 3 6% 28 56% 15 30% 4 8% 0 0% 180
3 Pertanyaan 3 22 44% 22 44% 5 10% 1 2% 0 0% 215
3 Pertanyaan 3 0 0% 15 30% 31 62% 4 8% 0 0% 161
4 Pertanyaan 4 18 36% 18 36% 14 28% 0 0% 0 0% 204
4 Pertanyaan 4 0 0% 6 12% 21 42% 23 46% 0 0% 133
5 Pertanyaan 5 15 30% 26 52% 8 16% 1 2% 0 0% 205
5 Pertanyaan 5 0 0% 8 16% 31 62% 11 22% 0 0% 147
6 Pertanyaan 6 12 24% 20 40% 17 34% 1 2% 0 0% 193
6 Pertanyaan 6 0 0% 11 22% 24 48% 15 30% 0 0% 146

7 Pertanyaan 7 0 0% 15 30% 30 60% 5 10% 0 0% 160 7 Pertanyaan 7 17 34% 26 52% 7 14% 0 0% 0 0% 210

8 Pertanyaan 8 2 4% 11 22% 33 66% 4 8% 0 0% 161 8 Pertanyaan 8 18 36% 26 52% 6 12% 0 0% 0 0% 212

9 Pertanyaan 9 2 4% 7 14% 25 50% 16 32% 0 0% 145 9 Pertanyaan 9 14 28% 24 48% 11 22% 1 2% 0 0% 201

Pertanyaan Pertanyaan
10 2 4% 15 30% 31 62% 2 4% 0 0% 167 10 12 24% 24 48% 14 28% 0 0% 0 0% 198
10 10
Pertanyaan Pertanyaan
11 0 0% 7 14% 26 52% 17 34% 0 0% 140 11 6 12% 27 54% 15 30% 2 4% 0 0% 187
11 11
Pertanyaan Pertanyaan
12 2 4% 6 12% 26 52% 16 32% 0 0% 144 12 10 20% 20 40% 20 40% 0 0% 0 0% 190
12 12
  Skor Aktual   1868   Skor Aktual   2465

Skor Ideal : 5
    3000 Skor Ideal : 5
x 12 x 50     3000
x 12 x 50
D. Uji Persyaratan Analisis
1. Tes Normalitas

a. Motivasi Belajar Siswa


Untuk mengetahui apakah data
terdistribusi normal atau tidak, peneliti
harus menghitung uji normalitas. Setelah
menghitung uji normalitas data dengan
menggunakan rumus Liliefors dengan
sampel adalah 50 siswa pada tingkat
signifikan adalah 0,05. Hasil lengkap
pengujian normalitas data dapat dilihat
pada tabel sebagai berikut:
Kriteria pengujian untuk uji normalitas Shapiro wilk adalah sebagai berikut:
H0 : Data kelas berdistribusi normal
Ha : Data Kelas tidak berdistribusi normal
Jika nilai sig > 0,05 maka H0 diterima dan Ha Ditolak
Jika nilai sig < 0,05 maka H0 Ditolak dan Ha Diterima
 
Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa hasil uji normalitas menggunakan Shapiro Wilk
menghasilkan nilai signifikan untuk kelas eksperimen pada saat pre test kuesioner 0,107 yang
menunjukkan bahwa nilai 0,107 > 0,005, maka data distribusi normal. Sedangkan untuk nilai
signifikan untuk kelas eksperimen pada saat post test kuesioner 0,094 yang menunjukkan bahwa
nilai 0,094 > 0,005, maka data distribusi normal
Sedangkan hasil uji normalitas menggunakan Kolmogrove-Smirnov menghasilkan nilai
signifikan untuk kelas kontrol pada saat pre test kuesioner 0,037 yang menunjukkan bahwa nilai
0,037 < 0,005, maka data tidak distribusi normal. Sedangkan untuk nilai signifikan untuk kelas
kontrol pada saat post test kuesioner 0,137 yang menunjukkan bahwa nilai 0,137 > 0,005, maka
data distribusi normal
2 Tes Homogenitas

Tujuan dari uji normalitas adalah untuk


mengetahui varians sampel yang homogen atau
tidak. Setelah menghitung uji homogenitas
dengan menggunakan uji Fisher, ditemukan
bahwa hasil uji homogenitas dapat dilihat sebagai
berikut: Jika signifikansinya <0,05, varian kelompok data
tidak sama. Jika signifikansi > 0,05 maka varians
kelompok data adalah sama (homogen).
Berdasarkan tabel 4.9 dapat diketahui bahwa
nilai signifikan 0,39 > 0,05, sehingga dapat
disimpulkan bahwa varians dari kedua kelompok
data, kelas kontrol dan eksperimen adalah sama
(homogen).
3 . Tes Hipotesis
Hipotesis statistik:
H0 : Tidak terdapat peningkatan motivasi belajar mata pelajaran ekonomi dengan metode
pembelajaran Blended Learning di kelas X IPS dan X MM SMA Syekh Yusuf Tagerang
Ha : Terdapat peningkatan prestasi belajar mata pelajaran prakarya kewirausahaan
dengan metode pembelajaran Blended Learning di kelas X IPS dan X MM SMA Syekh
Yusuf Tagerang.
Ketentuan
Jika thitung < ttabel maka terima H0 dan H1 ditolak , sedangkan
Jika thitung ≥ ttabel maka tolak H0 dan H1 diterima
Berdasarkan data di atas, dapat dilihat bahwa nilai t hitung adalah 9,764. Sementara nilai
t tabel dapat dilihat dari sisi DF 50 taraf sig 5% maka didapat nilai t tabel sebesar 2,008.
Sehingga nilai T Hitung > T tabel (9,764 > 2,008) yang artinya adalah H0 ditolak dan Ha
diterima. Maka dari itu hal ini menunjukan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan
peningkatan motivasi belajar mata pelajaran ekonomi dengan metode pembelajaran
Blended Learning di kelas X IPS dan X MM SMA Syekh Yusuf Tagerang
E. Pembahasan

1. Perbedaan Penggunaan Metode Konvensional Dengan Metode Blended Learning


Dalam Meningkatakan Motivasi Belajar Siswa

Hasil tes dihitung dengan menggunakan SPSS 25 yang


dapat dilihat berdasarkan hasil penilaian prestasi Hasil tes dihitung dengan menggunakan SPSS 25
belajar siswa nilai tertinggi saat pre test adalah 70 dan Berdasarkan prestasi belajar siswa dalam pre-test,
nilai terendah adalah 0 dengan rata-rata 42,69, standar yang tertinggi adalah 80 dan skor terendah adalah
deviasi 21,08 dan varians 444,46. Sedangkan untuk 20 dengan rata-rata 55, standar deviasi 18,88 dan
hasil post test yang diadakan setelah pembelajaran varian 356,52. Sedangkan pada hasil pos-tes, skor
dengan menggunakan PBL, nilai tertinggi pada tes ini tertinggi pada tes ini adalah 100 dan skor terendah
adalah 100 dan skor terendah adalah 80 dengan rata- adalah 60 dengan rata-rata 81,67, standar deviasi
rata 97,69, standar deviasi 5,87 dan varian 34,46. 16,59 dan varian 275,36.
2.Terdapat Pengaruh Yang Signifikan Terhadap Penerapan Metode Pembelajaran
Blended Learning Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa

Untuk hasil pretest dan postest pada kelas eksperimen Penelitian ini sesuai dengan penelitian Lina
dan kelas kontrol dapat diketahui bahwa nilai t hitung Rihatul Hima (2017) bahwa Penerapan
adalah 9,764. Sementara nilai t tabel dapat dilihat dari Pembelajaran Bauran (Blended Learning) ini
sisi DF 50 taraf sig 5% maka didapat nilai t tabel terbukti dapat meningkatkan motivasi belajar
sebesar 2,008. Sehingga nilai T Hitung > T tabel (9,764 siswa. Kemudian sesuai juga dengan
penelitian Thela Iqab Oweis (2018) yang
> 2,008) yang artinya adalah H0 ditolak dan Ha
menunjukkan peningkatan prestasi dan
diterima. Maka dari itu hal ini menunjukan bahwa motivasi belajar siswa secara signifikan, hal
terdapat perbedaan yang signifikan peningkatan tersebut dapat dilihat secara statistik ( α 0,05)
motivasi belajar mata pelajaran ekonomi dengan pada post test prestasi bahasa Inggris adalah
metode pembelajaran Blended Learning di kelas X IPS dikaitkan dengan metode pengajaran, di mana
dan X MM SMA Syekh Yusuf Tagerang. siswa masuk kelompok eksperimen (mean
aritmatika yang dimodifikasi 32.269), yang
diajarkan rmenggunakan metode Blended
Learning dan tradisional metode, berkinerja
lebih baik daripada rekan mereka di kelompok
kontrol (dimodifikasi rata-rata 29.456), yang
diajar hanya menggunakan metode tradisional.
BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN
SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan rumusan masalah, tujuan penelitian, pengajuan hipotesis


dan hasil analisis, dapat disimpulkan bahwa:
1. Terdapat perbedaan dalam penggunaan metode konvensional dan
metode belended learning
2. Terdapat hasil yang signifikan dalam penerapan metode
pembelajaran Blended Learning terhadap peningkatan motivasi
belajar siswa. Karena dari hasil penelitian ini, siswa lebih aktif dan
responsif sehingga terjadi penigkatan hasil belajar yang lebih
tinggi dibandingkan dengan nilai siswa sebelum dilakukannya
treatment.
B. Implikasi C. Saran

Implikasi diambil dari temuan penelitian. Penelitian Untuk peneliti lain yang akan melakukan
ini datang dengan temuan bahwa terdapat hasil yang penelitian serupa, peneliti sarankan untuk
signifikan dalam penigkatan motivasi belajar siswa. menerapkan metode ini pada level siswa yang
Karena, setelah siswa melakukan proses berbeda karena setiap sekolah memiliki level
pembelajaran dengan menggunakan metode siswa yang berbeda. Peneliti lain harus aktif,
pembelajaran Blended Learning siswa lebih
kreatif dan inovatif untuk memodifikasi
semangat dan aktif dalam mengikuti pembelajaran
sehari-hari, dan diketahui dari hasil postest kuesioner metode pembelajaran ini. Peneliti lain dapat
motivasi belajar siswa, didapati sebuah peningkatan mengambil kekuatan dari metode ini dan
dari motivasi belajar siswa sebelum belajar mencoba memperbaiki jika ada kelemahan dari
menggunakan metode Blended Learning. metode ini sehingga teknik ini mendekati
kesempurnaan.
DOKUMENTASI PENELITIAN
https://www.youtube.com/watch?v=P41q-5Vm-V0
TERIMAKASIH
WASSALAMU’ALAIKUM WR.
WB

Anda mungkin juga menyukai