Anda di halaman 1dari 23

PRESENTASI

KASUS
TINEA
VERSIKOLOR
Disusun oleh
dr. I Gede Sugiana Karaeng
IDENTITAS PASIEN

Nama : A.R
Jenis kelamin : Laki- Laki
Umur : 13 tahun
Pekerjaan : Siswa
Status : Belum menikah
Agama : Islam
Alamat : Buko Poso
ANAMNESIS (autoanamnesis)

Keluhan Utama.

Bercak-bercak keputihan pada punggung pasien, yang terasa


gatal saat berkeringat.
Riwayat Penyakit Sekarang.

Pasien datang ke poli Umum dengan keluhan timbul


bercak-bercakpada punggung pasien, yang terasa gatal saat
berkeringat sejak 1 bulan yang lalu.
Pada awalnya, bercak-bercak keputihan ini cuma sedikit pada
punggung pasien dan sebesar sekitar biji jagung saja. Namun,
makin lama bercak keputihan ini makin bertambah banyak dan
menyebar hampir ke punggung pasien serta pada wajah pasien
juga terdapat lesi hipopikmentasi. Bercak keputihan ini juga
bervariasi dari ukurannya.
Pasien mengeluh sering terasa gatal pada
punggung pasien terutama pada saat waktu siang ketika
di tengah panas dan berkeringat. Karena sering gatal,
pasien sering menggaruk punggung pasien dan pipi
kananya, dan lama kelamaan bercak putih semakin
bertambah banyak. Tidak ada keluhan nyeri pada
punggung pasien. Pasien selama ini sudah berobat ke
perawat dekat rumah dan di beri salep namun tak
kunjuung membai. Pasien memiliki kebiasaan
menggunakan baju dobel dan berkeringat sehingga
lembab pada badan. Pasien tidak merokok dan tidak
minum alkohol. Pasien tidak sedang mengkonsumsi
obat-obatan dalam jangka waktu yang lama.
Riwayat Penyakit Dahulu.
Pasien tidak pernah menderita penyakit ini sebelumnya. Pasien
juga menyangkal adanya alergi.

Riwayat Penyakit Keluarga.


Di keluarga tidak ada yang menderita seperti pasien. Tidak
mempunyai alergi.
PEMERIKSAAN FISIK.

Status Generalis
Keadaan Umum : baik
Kesadaran : Compos mentis
Tanda Vital : Tekanan darah : 120/80 mmHg
Nadi : 82 kali/menit
Respirasi : 20 kali/menit
Suhu : Afebris
Tinggi Badan : 160 cm
Berat Badan : 52 kg
Kepala : Normocephali
Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
Hidung : Deviasi septum (-), sekret (-), mukosa hiperemis (-)
Telinga : Normotia, serumen (-/-), sekret (-/-),
Mulut : Kering (-), faring hiperemis (-), tonsil hiperemis (-)
Leher : Tidak terdapat pembesaran KGB

Thoraks
Inspeksi : Bentuk simetris, gerak nafas simetris,
Perkusi : Batas atas : Sela iga II garis parasternal sinistra
Batas kanan : Sela iga IV garis sternal dekstra
Batas kiri : Sela iga IV garis midclavicula sinistra
Palpasi : Iktus cordis teraba
Auskultasi :Bunyi Jantung I Normal, Reguler. Bunyi Jantung II Normal,
Reguler. Gallop (-) Murmur (-)
Abdomen
Inspeksi : Datar , tidak ada bercak pada kulit
Palpasi : Supel
Perkusi : Timpani di seluruh kuadran abdomen
Auskultasi : Bising usus (+) Normal

Ekstremitas : Akral hangat, tidak edem pada keempat ekstremitas


STATUS DERMATOLOGIKUS

Distribusi : regional
Ad regio : regio torakalis posterior.
Lesi : multipel, diskret, bentuk anular, bentuk lesi
teratur dengan batas tegas, tepi tidak menimbul dan tidak
aktif, ukuran lentikular.
Efloresensi : makula hipopigmentasi.
STATUS DERMATOLOGIKUS

Distribusi : regional
Ad regio : regio fasialis.
Lesi : multipel, diskret, bentuk anular, bentuk lesi
teratur dengan batas tegas, tepi tidak menimbul dan tidak
aktif, ukuran lentikular.
Efloresensi : makula hipopigmentasi.
RESUME.

Seorang laki- laki berumur 15 tahun, belum menikah,


beragama Islam pekerjaan sebagai mahasiswa, datang dengan
keluhan utama bercak-bercak punggung pasien yang terasa gatal,
yang semakin lama makin bertambah bercaknya dengan ukuran
yang variatif, gatal terutama jika di tengah panas dan berkeringat,
serta timbul bercsk putih juga pada wajah pasien.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan dalam batas normal.
Pada pemeriksaan dermatologikus, didapatkan efloresensi
makula hipopigmentasi di region torakalis posterior, dengan lesi
multipel, diskret, bentuk anular, bentuk lesi teratur dengan batas
tegas, tepi tidak menimbul dan tidak aktif, ukuran variatif di
mana yang terbesar ukuran numular dan terkecil ukuran
lentikular.
 PEMERIKSAAN USULAN
 Pemeriksaan sediaan langsung dengan larutan KOH 20%
 Pemeriksaan dengan Wood lamp
 Pemeriksaan histopatologi

 DIAGNOSIS KERJA
Tinea Versikolor

 DIAGNOSIS BANDING
Vitiligo
Pitiriasis alba
PENATALAKSANAAN
PENATALAKSANAAN
Tatalaksana umum.
Patuh pengobatan
Meningkatkan kebersihan badan dan menghindari berkeringat yang
berlebihan.
Mengurangi kelembaban dari tubuh pasien dengan menghindari
pakaian panas yang tidak menyerap keringat.
Menjaga kebersihan diri dan keluarga

Tatalaksana khusus.
Ketokonazole 2% salep kulit oleskan tipis2 pada wajah.
Ketokonazole tablet 1x200 mg
Ceterizine tab 2x4mg
PROGNOSIS

Ad vitam : Dubia ad bonam


Ad functionam : Dubia ad bonam
Ad sanationam : Dubia ad bonam
TINJAUAN PUSTAKA
Pendahuluan
DEFINISI

Pititiasisversikolor = kulit yang terinfeksi berubah warna


menjadi lebih terang atau lebih gelap daripada sekitarnya
Etiologi : malassezia furfur
sering terjadi di daerah tropis dan mempunyai kelembaban
tinggi.
Angka kejadian : sama di semua ras, pria = wanita
Pendahuluan

EPIDEMIOLOGI

Amerika Serikat : >>usia 15-24 thn


negara tropis : >> 10-19 th
Pitiriasis versikolor disebabkan oleh Pityrosporum orbiculare
atau Malassezia furfur
Manifestasi klinis :
 lMakula hipopigmentasi, hiperpigmentasi,
eritematus berbatas tegas, kadang difus berbentuk
oval sering menyatu jadi daerah luas. pada
permukaan terdapat skuama halus
 Khas lokasi : daerah seborrheic
Diagnosis
1. gejala klinis.
2. pemeriksaan sediaan kerokan kulit dengan KOH
20%  spaghetti and meatballs
3. pemeriksaan fluoresensi lesi kulit dengan lampu
wood  lesi jd warna kuning belerang atau emas
Diagnosis banding
 lesi hipopigmentasi : Vitiligo dan pityriasis alba
 lesi hiperpigmentasi : Ephelides, lentigines, dan
café-au-lait.macules.
 Lesi eritematus : tinea corporis, pityriasis rosea,
secondary syphilis, dan dermatitis seboroik
Terapi dan prognosa
 sampo selenium sulfide 2.5 %
 anti jamur golongan azole
 Sampo Ketokonazol 2 %
 Terbinafine topikal 1% Solutio
 pengobatan sistemik  gejala berat, sering
kambuh, terapi topikal gagal : ketokonazol 200
mg, Itraconazole 400 mg, Fluconazole 400 mg.
 Prognosa baik

Anda mungkin juga menyukai