Pengertian AIDS
AIDS
A = Acquired (didapat) I = Immuno (sistem kekebalan) D = Deficiency (kekurangan) S = Syndrome (kumpulan gejala) Pengertian: Kumpulan gejala penyakit akibat menurunnya sistem kekebalan tubuh manusia oleh HIV.
PENYEBAB
HIV (Human Immunodeficiency Virus)
1. Virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia dan kemudian menimbulkan AIDS. 2. Tergolong retrovirus yang membawa materi genetiknya dalam asam ribonukleat. 3. Menyerang sel Limfosit-T (CD4) yg berfungsi sbg salah satu sistem kekebalan tubuh manusia.
1. Hubungan seksual dg orang terinfeksi HIV (tanpa kondom) 2. Kontak darah (transfusi, Organ transplant, Tatoo, IDUs/Nafsa Suntik 3. Ibu dengan HIV+ kepada Janin/Bayi
Virus masuk kedalam tubuh menyerang sel target yaitu sel T helper fungsi sistem imun menjadi rusak tidak mampu membentuk antibody daya tahan tubuh menurun Penderita mudah terserang infeksi, alergi dan mudah terkena kanker. Masa inkubasi HIV 6 sampai lebih dari 10 tahun.
stadium
stadium I : HIV positif tidak akan menununjukkan gejala klinis yang berarti sehingga penderita akan tampak sehat seperti orang normal dan mampu untuk melakukkan aktivitasnya seperti biasa. stadium II : sudah mulai menunjukkan gejala yang ringan seperti terjadi penurunan berat badan kurang dari 10%, infeksi yang berulang pada saluran nafas dan kulit. stadium III : penderita HIV sudah tampak lemah dimana gejala dan infeksi sudah mulai bermunculan,mengalami penurunan berat badan yang lebih berat, diare yang tidak kunjung sembuh, demam yang hilang timbul dan mulai mengalami infeksi jamur pada rongga mulut bahkan infeksi sudah menjalar sampai ke paru-paru. stadium IV : pasien akan menjadi AIDS dimana aktivitas akan banyak dilakukan di tempat tidur, karena kondisi dan keadaanya sudah mulai lemah selain itu infeksi mulai bermunculan dimana mana dan cenderung berat. Stadium ini merupakan stadium terakhir dari infeksi HIV.
Dosis ARV
Nama Dosis pada orang dewasa Zidovudine (AZT) 2 x 300 mg Stavudine (d4T) <60 kg: 2 x 30 mg 60 kg: 2 x 40 mg Lamivudine (3TC) 2 x 150 mg Nevirapine (NVP) 1 x 200 mg selama 14 hari, jika dapat ditoleransi ditingkatkan menjadi 2 x 200 mg. Efavirenz (EFV) 1 x 600 mg menjelang tidur
Monitoring laboratorium
DPL, hitung jenis SGOT, SGPT CD4 (jika tersedia) Viral load (jika tersedia)
Keberhasilan terapi
Kriteria klinik:
Peningkatan berat badan Gejala berkurang Menurunnya frekuensi/beratnya infeksi oportunistik
Kegagalan terapi
Kriteria klinik:
Timbul kembali infeksi oportunistik lama Timbul infeksi oportunistik atau kanker terkait HIV baru HIV wasting syndrome, prolonged febris, infeksi rekuren
Paparan
Perkutan
Tertusuk jarum Teriris pisau/skalpel
Paparan
Kontak dengan membran mukosa
Terpercik darah ke mata tertelan
Barier/ proteksi
Sarung tangan Apron Masker Kaca mata Sepatu tertutup Plester kedap air
Petugas kesehatan
pasien
Penilaian Risiko
1. Sumber penularan
Darah OPIM (other potentially infectious material)
Cairan pleura Cairan serebrospinal Jaringan Instrumen yang terkontaminasi, dll
Penilaian Risiko
2. Jenis Paparan
perkutan meningkat jika:
Tusukan dalam Jarum berukuran besar Darah terlihat pada jarum/alat tajam Setelah prosedur pada arteri/vena
Penilaian Risiko
3. Sumber penularan (status HIV)
Positif:
simtomatik/tidak Jumlah virus tinggi/tidak Pemakaian antiretroviral dan kemungkinan resistensi
Tidak diketahui
Tes rapid
Follow up
Efek samping obat Modifikasi regimen jika diperlukan Infeksi HIV akut:
Demam Mialgia Flu like illness Limfadenopati
Rujukan
IPKI, Kebijakan HIV-AIDS di Indonesia, 2007 Div. Imunologi RSCM, Penatalaksanaan HIV-AIDS di Indonesia Pokdisus AIDS RSCM, Pencegahan dan Penatalaksanaan Pasca Paparan HIV pada Petugas Kesehatan