Anda di halaman 1dari 32

Tradition of Excellenc

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA KLIEN


DENGAN DIAGNOSA PSIKOSOSIAL :
KEHILANGAN DAN BERDUKA
Kelompok 3/D2020
Wahyu Dwi Utomo 202310101069
Nur Fitria Ulfa 202310101080
Anindi Tri Enabella 202310101181
Maya Mustika Sari 212310101156
KONSEP KEHILANGAN Tradition of Excellenc

Kehilangan merupakan sebuah perasaan pada diri individu yang diakibatkan dari peristiwa tidak adanya suatu
hal dari yang sebelumnya ada. Peristiwa ini dapat berupa kematian, perceraian, bencana alam, kecelakaan,
PHK, dan sebagainya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi reaksi kehilangan
1. Arti dari kehilangan
2. Sosial budaya
3. Kepercayaan atau spiritual
4. Jenis kelamin
5. Status sosial ekonomi
6. Kondisi fisik dan psikologi individu
Tradition of Excellenc
Tipe-Tipe Kehilangan

1. Kehilangan aktual atau nyata


Kehilangan aktual atau nyata sangat mudah dikenal atau diidentifikasi oleh
orang lain.
2. Kehilangan persepsi
Kehilangan persepsi biasanya hanya akan dialami oleh seseorang dan sulit
untuk dapat dibuktikan.
Jenis-Jenis Kehilangan Tradition of Excellenc

1. Kehilangan seseorang yang dicintai


• Kematian akan menimbulkan perasaan kehilangan bagi orang yang dicintai karena hilangnya keintiman,
intensitas, dan ketergantungan dari ikatan atau jalinan yang ada, kematian pasangan suami istri atau anak
biasanya akan memberikan dampak emosional yang luar biasa dan tidak dapat ditutupi.

2. Kehilangan yang ada pada diri sendiri (loss of self)


• Kehilangan jenis ini dapat meliputi kehilangan keatraktifan, diri sendiri, kemampuan fisik dan mental, serta
kehilangan akan peran dalam kehidupan.

3. Kehilangan objek eksternal


• Kehilangan objek eksternal merupakan kehilangan benda milik sendiri atau bersama-sama, perhiasan, uang
atau pekerjaan.
Jenis-Jenis Kehilangan Tradition of Excellenc

4. Kehilangan lingkungan
• Kehilangan jenis ini dapat diartikan dengan terpisahnya individu dari
lingkungan yang sangat dikenal termasuk dari kehidupan latar belakang
keluarga dalam waktu satu periode atau bergantian secara menetap

5. Kehilangan kehidupan atau meninggal


• Seseorang dapat mengalami mati baik secara perasaan, pikiran, dan respon
pada kegiatan dan orang sekitarnya sampai pada kematian yang
sesungguhnya.
Rentang Respon Kehilangan Tradition of Excellenc

Denial Anger Bergaining Depresi Acceptance


Tanda dan Gejala Tradition of Excellenc

Tanda yang dapat timbul pada pasien kehilangan antara lain:


1. Isolasi sosial atau menarik diri
2. Gagal untuk mengembangkan hubungan atau minat-minat baru
3. Gagal untuk menyusun kembali kehidupan setelah kehilangan

Gejala yang timbul pada pasien kehilangan antara lain:


4. Adaptasi terhadap kehilangan yang tidak berhasil
5. Depresi, menyangkal yang berkepanjangan
6. Reaksi emosional yang lambat
7. Tidak mampu menerima pola kehidupan yang normal
Konsep Berduka Tradition of Excellenc

Berduka merupakan suatu respon emosi yang diekspresikan terhadap kehilangan yang dimanifestasikan
adanya perasaan sedih, cemas, sesak nafas, susah tidur dan lain-lain. Berduka merupakan satu respon
yang normal yang merupakan akibat dari kejadian kehilangan.

Berduka dapat dikategorikan menjadi 2 tipe, yaitu:


1. Berduka diantisipasi
Suatu pengalaman individu dalam merespon kehilangan yang aktual ataupun yang dirasakan seseorang,
hubungan atau kedekatan, objek atau ketidakmampuan fungsional sebelum terjadinya kehilangan.
2. Berduka disfungsional
Suatu status individu dalam merespon suatu kehilangan dimana respon kehilangan dibesar-besarkan
pada saat individu kehilangan secara actual maupun potensial, hubungan, objek, dan ketidakmampuan
fungsional.
Teori dan Proses Berduka Tradition of Excellenc

Menurut Engel (1964) proses berduka memiliki beberapa fase, yaitu:


• Fase I (Shock dan tidak percaya)
Pada fase ini individu seringkali menolak dalam menerima kenyataan akan kehilangan yang dialaminya.
Mereka akan menarik diri dari lingkungan sekitar, duduk malas, atau memilih untuk pergi tanpa tujuan.
Reaksi fisik yang seringkali timbul pada fase ini adalah pingsan, diaphoresis, mual, diare, detak jantung
cepat, tidak bisa istirahat, insomnia dan kelelahan.
• Fase II (berkembangnya kesadaran)
Pada fase ini individu akan merasakan adanya kehilangan secara nyata atau akut dan mungkin mengalami
putus asa, marahan, perasaan bersalah, frustasi, depresi, dan kekosongan jiwa yang terjadi secara tiba-tiba
• Fase III (restitusi)
Pada fase ini individu akan berusaha untuk damai dengan perasaan yang kosong. Biasanya individu masih
tetap tidak dapat menerima perhatian yang baru dari seseorang yang bertujuan untuk mengalihkan perasaan
kehilangannya
Teori dan Proses Berduka Tradition of Excellenc

• Fase IV
Pada fase ini individu akan mulai menekan seluruh perasaan yang negatif dan
bermusuhan terhadap almarhum. Jika merasa bersalah dan sangat menyesal karena
kurangnya perhatian di masa lalu terhadap almarhum
• Fase V (Kehilangan yang tidak dapat dihindari)
Pada fase ini individu harus mulai meyadari arti kehilangan. Hal ini bertujuan pada fase
ini seseorang sudah dapat menerima kondisinya dan kesadaran baru dapat berkembang
Tradition of Excellenc
Menurut Worden (2018) dalam proses grief terdapat 4 tugas yang harus diselesaikan
selama proses berduka, antara lain:

Tugas 1: Menerima Kenyataan atas Kehilangan


Tugas pertama dalam berduka adalah menghadapi realita secara keseluruhan
bahwa seseorang sudah tiada, sudah pergi dan tidak akan Kembali

Tugas 2: Untuk Mengatasi Rasa Sakit dan Kesedihan


Mengatasi rasa sakit dan kesedihan saat berduka merupakan hal yang penting.
Tidak semua orang merasakan rasa sakit yang sama, namun hampir mustahil jika
kehilangan seseorang tanpa mengalami tingkat rasa sakit.
Tradition of Excellenc
Tugas 3: Untuk Beradaptasi Pada Lingkungan Baru
Beradaptasi dengan lingkungan yang baru tanpa almarhum dapat menimbulkan makna yang
berbeda bagi setiap individu, tergantung hubungan almarhum dengan orang yang berduka.
Membutuhkan beberapa periode waktu guna menyadarkan orang yang berduka terkait
bagaimana rasanya hidup tanpa almarhum. Kesadaran ini biasanya terjadi pada 3 hingga 4 bulan
setelah kepergian almarhum (Worden, 2018)

Tugas 4: Untuk Mencari dan Mempertahankan Hubungan dengan Almarhum Selagi Maju Terus
dalam Kehidupan
Tugas keempat adalah guna mencari cara mengingat almarhum selagi memulai perjalanan sisa
kehidupan individu tersebut. Tugas konselor pada tugas ini adalah membantu individu yang
berduka dalam mencari tempat yang sesuai untuk elmarhum tinggal dalam kehidupan
emosionalnya, dimana sebuah tempat yang mengizinkan bagi yang berduka untuk melanjutkan
hidup secara efektif di dunia (Worden, 2018)
Menurut Schulz (1978) proses berduka meliputi 3 tahap, yaitu: Tradition of Excellenc

1. Fase awal
Fase awal akan terjadi pada beberapa minggu dan pada fase ini seseorang akan menunjukkan reaksi
syok, tidak yakin, tidak percaya, perasaan dingin, perasaan kebal, dan bingung.

2. Fase pertengahan
Fase pertengahan biasanya akan dimulai pada minggu ketiga dan akan ditandai dengan adanya
perilaku obsesif (perilaku yang terus mengulangulang peristiwa kehilangan)

3. Fase pemulihan
Pada fase ini biasanya akan terjadi pada tahun pertama kehilangan. Individu akan memutuskan untuk
tida mengenang masa lalu dan akan melanjutkan kehidupannya. Individu juga akan sudah mulai
berpartisipasi dengan kegiatan awalnya
Tradition of Excellenc

ASUHAN KEPERAWATAN
A. IDENTITAS KLIEN iii. Sosiokultural
Nama panggilan : Ny D Klien maih percaya dengan diagnose dukun. Hal tersebut
Umur/TTL : 28 Tahun dibuktikan dengan klien sempat bertanya kepada Tradition of Excellenc
dukun
Jenis kelamin : Perempuan mengenai kondisinya dan dukun mengatakan bahwa klien
Agama : Islam tidak hamil tetapi ada yang hidup di dalam rahimnya.
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga b. Faktor Presipitasi
Suku bangsa : Sunda i. Sifat
Status marital : - Tidak terkaji
ii. Sumber
Alamat lengkap :- Internal : klien merasa merasa cemas dengan
keadaanya karena baru pertama kali mengalami
RIWAYAT KESEHATAN kejadian ini sedangkan kehamilan kedua ini di tunggu
tunggu oleh kien dan pasanganya untuk memberikan
a. Faktor Predisposisi anak pertamanya adik.
i. Biologis Eksternal : tidak terkaji
Ibu mengalami intra uterine fetal death (iufd) iii. Waktu
Klien mengalami cemas saat klien sadar bahwa
ii. Psikologis janinnya tidak bergerak selama beberapa hari.
Ibu sangat mengharapkan kehadiran anak keduanya untuk iv. Jumlah
memberikan adik kepada anak pertamanya. Tidak terkaji
c. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan
Tidak terkaji
d. Keluhan saat ini Tradition of Excellenc
Klien cemas dengan kondisinya dikarenakan janin pad arahimnya tidak bergerak dalam beberapa hari terakhir.
e. Pengobatan sebelumnya
Tidak terkaji

C. PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum : Klien tampak lemah, kesadaran kompos mentis
Tanda tanda vital :
a. Tekanan darah : 120/80 mmhg
b. Nadi : 80x/menit
c. Pernafasan : 22x/menit
d. Suhu : 36,70OC
e. Berat badan : 54,5 kg
f. Tinggi badan : 155 cm
Analisis Data Tradition of Excellenc
Tradition of Excellenc
Rencana Asuhan Keperawatan
Tradition of Excellenc
Tradition of Excellenc
Tradition of Excellenc
Tradition of Excellenc
Implementasi dan Evaluasi
Tradition of Excellenc
Tgl/ No. Implementasi Evaluasi Nama/
Jam Dx Paraf
4-04- 1. 1. Membina hubungan saling percaya S : Klien mengatakan sudah muali ikhlas
2021 • Menyapa klien dengan ramah, baik verbal dan non verbal atas kematian bayinya dan tidak
09.00 • Perkenalkan diri dengan sopan menyangka bahwa bayinya sudah
WIB • Menanyakan nama lengkap dan nama panggilan yang disukai meninggal, klien mengatakan mampu
klien. mengindentifikasi faktorfaktor yang dapat
• Menjelaskan tujuan pertemuan berpengaruh terhadap kehilangan
• Memberikan perhatian kepada klien, memperhatik an
kebutuhan dasar klien O : Pasien tampak tenang setelah
2. Mendengarkan ucapan dengan empati mengungkapakan perasaannya dan
3. Memberikan respon yang tidak bersifat menghakimi mampu melakukan teknik relaksasi
4. Membantu klien untuk latihan pengendalian kehilangan
5. Membantu klien mengenal penyebab kehilangan A : Repon berduka klien di tahap Fase
6. Membantu klien untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang dapat tawar menawar (Bargaining) , rasa sedih
berpengaruh terhadap kehilangan dan cemas klien berkurang setelah
7. Membantu klien untuk meningkatkan pikiran positif melakukan teknik relaksasi
8. Mengajarkan teknik relaksasi
P : Masalah belum teratasi, lanjutkan
intervensi dan libatkan keluarga/suami
sebagai sosial support
Implementasi dan Evaluasi
Tradition of Excellenc
Tgl/ Jam No. Dx Implementasi Evaluasi Nama/
Paraf
5-04- 2021 1. 1. Menyapa kembali klien dengan ramah dan baik S : klien mengatakan berusaha ikhlas dan
09.00 WIB 2. Mengadakan kontak mata, sering dan singkat secara mungkin ini yang terbaik bagi dirinya. Klien
bertahap mengatakan merasa lebih tenang.
3. Menanyakan perasaan klien
4. Mendorong klien untuk mengungkapkan pikiran dan O : wajah klien nampak lebih segar, rileks
perasaannya dan didampingi oleh suami. Klien dapat
5. Memotivasi klien untuk mengikuti aktivitas kelompok menjawab pertanyaan perawat dengan
dan kegiatan yang klien sukai lebih santai
6. Memberikan klien pujian setiap kali klien melakukan
kegiatan dengan benar A :respon berduka klien memasuki tahapan
bargaining

P : lanjutkan intervensi, tetap libatkan


social support (suami dan keluarga)
Implementasi dan Evaluasi
Tradition of Excellenc
Tgl/ Jam No. Dx Implementasi Evaluasi Nama/
Paraf
6-04- 2021 1. 1. Menyapa kembali klien dengan ramah dan baik S : Klien mengatakan sudah ikhlas akan
09.00 WIB 2. Mengadakan kontak mata, sering dan singkat secara kematian bayinya, klien mengatakan
bertahap perasaannya sudah lebih tenang dari
3. Menanyakan perasaan klien sebelumnya
4. Mengevaluiasi kemampuan pasien dalam melakukan
latihan pengendalian kehilangan O : Klien mampu melakukan latihan
5. mengajarkan klien cara meminum obat dengan benar pengendalian kehilangansecara mandiri,
6. Memasukan ke jadwal harian klien klien berkontak mata dengan perawat

A : Tingkat berduka pada klien membaik

P : lanjutkan intervensi, tetap libatkan


social support (suami dan keluarga)
Implementasi dan Evaluasi
Tradition of Excellenc
Tgl/ Jam No. Dx Implementasi Evaluasi Nama/
Paraf
7-04- 2021 2. 1. Mengidentifikasi saat tingkat anxietas berubah (mis. S : Klien mengatakan cemasnya
09.00 Kondisi, waktu, stressor) berkurang, sudah mengetahui
2. Menciptakan suasana terapeutik untuk kemungkinan penyebab janinnya
menumbuhkan kepercayaan meninggal. Klien juga mengatakan masih
3. Menemani pasien untuk mengurangi kecemasan , jika teringat janinnya jika melihat orang lain
memungkinkan menggendong bayi
4. Memahami situasi yang membuat anxietas
5. Menginformasikan secara factual mengenai O :klien nampak tenang, dan senang saat
diagnosis, pengobatan, dan prognosis dijelaskan tentang penanganan serta lama
6. Melatih kegiatan pengalihan, untuk mengurangi hari rawat.
ketegangan
7. Melatih penggunaan mekanisme pertahanan diri yang A :kecemasan klien berkurang
tepat 8. Melatih teknik relaksasi
P :intervensi dilanjutkan dengan
menganjurkan ibu tetap rileks mengikuti
prosedur pengobatan
Implementasi dan Evaluasi
Tradition of Excellenc
Tgl/ Jam No. Dx Implementasi Evaluasi Nama/
Paraf
08-04- 3. 1. Mengidentifikasi harapan untuk mengendalikan S : klien mengatakan seharusnya tidak
2021 perilaku perlu merasa bersalah dan harusnya
09.30 2. Mendiskusikan tanggung jawab terhadap perilaku mengikhlaskan
3. Menjadwalkan kegiatan terstruktur
4. Menciptakan dan pertahankan lingkungan dan O : keadaan umum klien cukup tenang
kegiatan perawatan konsisten setiap dinas
5. Meningkatkan aktivitas fisik sesuai kemampuan A : klien mulai mengungkapkan harga diri
6. Berbicara dengan nada rendah dan tenang positif dan perencanaan
7. Menginformasikan keluarga bahwa keluarga sebagai
dasar pembentukan kognitif P : intervensi dilanjutkan dan berikan
reinforcement positif pada klien terhadap
kemajuan yang dicapai
Terapi Modalitas Keperawatan Jiwa (TAK)
Tradition of Excellenc
Tradition of Excellenc
Kesimpulan Tradition of Excellenc

Kehilangan adalah perasaan pada diri individu yang diakibatkan dari peristiwa
tidak adanya suatu hal dari yang sebelumnya ada. Peristiwa ini dapat berupa
kematian, perceraian, bencana alam, kecelakaan, PHK, dan sebagainya.
Kehilangan dapat terjadi kepada objek yang bersifat aktual, dipersepsikan, atau
sesuatu yang diantisipasi. Tahapan kehilangan yakni denial, anger, bergaining,
depresi dan acceptance. Sedangkan berduka adalah suatu respon emosi yang
diekspresikan terhadap kehilangan yang dimanifestasikan adanya perasaan
sedih, cemas, sesak nafas, susah tidur dan lain-lain. Berduka merupakan satu
respon yang normal yang merupakan akubat dari kejadian kehilangan. Berduka
dapat dikategorikan menjadi 2 tipe yakni berduka diantisipasi dan berduka
disfungsional.
DAFTAR PUSTAKA Tradition of Excellenc

Apriliza, G. (2022). Pengaruh Kematian Orangtua Terhadap Kecerdasan Emosional Anak Di Jorong
Simarasok Kecamatan Baso. PESHUM: Jurnal Pendidikan, Sosial dan Humaniora, 1(2), 48-54.
Dwiartyani, A.,Aliah B., dan Hanifah A. 2021. Gambaran Proses Grieving Pada Dewasa Awal yang
Mengalami Kehilangan Anggota Keluarga Akibat Virus Covid-19. Jurnal Psikologi Prima. Vol. 04 (01)
Nurhalimah. (2016). Keperawatan Jiwa. Pusdik SDM Kesehatan. Jakarta Selatan
Patricia A. Potter, Anne Griffin Perry, Patricia A. Stockert, Amy Hall. 2017. DASAR DASARA
KEPERAWATAN, Vol 2, 9th Indpnesia ke-9. Singapore. Elsevier dengan APINI dan AIPVIKI
Sari, R., Tintin S., dan Iceu A. 2020. Gambaran Fase Berduka Pada Pasien Stroke di Wilayah
Kerja Puskesmas Pembangunan. Jurnal Keperawatan Komprehensif. Vol. 6(2)
Yusuf, A., Rizky F., dan Hanik Endang. 2014. Buku Ajar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta Selatan
Tradition of Excellenc

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai