Buku Panduan P3K
Buku Panduan P3K
Pertolongan Pertama
Pada Kecelakaan ( P3K )
ISPO / RSPO
Daftar Isi Halaman
A. Pengertian P3K 2
B. Prinsip P3K 3
C. Tujuan P3K 5
D. RJP (Resusitasi Jantung Paru) 6
E. Prioritas Pertolongan 8
F. Tindakan Saat menemukan Korban 9
G. Keluhan dan Gejala yang diderita 10
H. Tindakan Lanjutan 11
I. Pertolongan Korban 12
1. Tersedak 12
2. Tenggelam 13
3. Menghirup gas 13
4. Astma 14
5. Shock 15
6. Pingsan 16
7. Luka 17
8. Pendarahan 18
9. Pendarahan luar yang hebat 19
10. Pendarahan Dalam 20
11. Mimisan 21
12. Luka Bakar 22
13. Tidak Sadar karna terhambat jalan napas 24
14. Hipotermis (suhu tubuh menurun) 25
15. Kelelahan akibat kepanasan 27
16. Patah tulang / fraktur 28
17. Patah tulang 29
18. Kram 30
19. Memar 31
20. Keseleo 32
21. Keracunan makanan / minuman 33
22. Tertelan benda asing 34
23. Maag / mual 35
24. Gigitan Ular 36
25. Gigitan Lipan 38
26. Gigitan Lintah dan Pacet 38
27. Sengatan Lebah / Tawon dan penyengat 39
A. Pengertian P3K
Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K)
adalah upaya pertolongan dan perawatan
sementara terhadap korban kecelakaan sebelum
mendapat pertolongan yang lebih sempurna dari
dokter atau paramedik. Ini berarti pertolongan
tersebut bukan sebagai pengobatan atau
penanganan yang sempurna, tetapi hanyalah
berupa pertolongan sementara yang dilakukan
oleh petugas P3K (petugas medik atau orang
awam) yang pertama kali melihat korban.
B. Prinsip P3K
a. Bersikaplah tenang, jangan pernah panik. Anda diharapakan menjadi penolong
bukan pembunuh atau menjadi korban selanjutnya (ditolong)
b. Gunakan mata dengan jeli, kuatkan hatimu karna anda harus tega melakukan
tindakan yang membuat korban menjerit kesakitan untuk keselamatannya,
lakukan gerakan dengan tangkas dan tepat tanpa menambah kerusakan.
d. Perhatikan keadaan penderita apakah pingsan, ada perdarahan dan luka, patah
tulang, merasa sangat kesakitan dll
e. Periksa pernafasan korban. Kalau tidak bernafas, periksa dan bersihkan jalan
nafas lalu berikan pernafasan bantuan (A, B = Airway, Breathing management)
f. Periksa nadi atau denyut jantung korban. Kalau jantung berhenti, lakukan pijat
jantung luar. Kalau ada perdarahan berat segera hentikan (C = Circulatory
management)
g. Apakah penderita Shock? Kalau shock cari dan atasi penyebabnya
h. Setelah A, B, dan C stabil, periksa ulang cedera penyebab atau penyerta. Kalau ada
patah tulang lakukan pembidaian pada tulang yang patah, Jangan buru-buru
memindahkan atau membawa ke klinik atau rumah sakit sebelum tulang yang
patah dibidai.
1. Mengadakan diagnose
2. Menangani korban dengan prioritas yang logis
3. Memperhatikan kondisi atau keadaan (penyakit) yang tersembunyi.
c. Menunjang penyembuhan
• Airways
Untuk membuka saluran napas, letakkan satu tangan di dahi pasien, dan dua jari
tangan di bawah dagunya. Dengan lembut dongakkan kepalanya dengan menekan
dahi sambil sedikit mendorong dagu pasien.
• Breathing
Memeriksa ada tidaknya napas, dengarkan bunyi napasnya atau rasai dengan pipi
anda sampai 10 detik. Bila tak ada tanda bernafas, mulailah pernapasan buatan.
• Circulation
Untuk memeriksa peredaran darah, raba denyut nadi dengan dua jari selama 10
detik. Untuk bayi rabalah denyut brakhial di bagian dalam lengan. Untuk orang
dewasa atau anak-anak, raba denyut karotid di leher di rongga antara
trakhea(saluran udara)dengan otot besar leher. Periksa tanda-tanda lain
peredaran darah, misalnya kewajaran warna kulitnya. Bila tak ada tanda-tanda
peredaran darah, segera lakukan CPR.
E. Prioritas Pertolongan
Ada beberapa prioritas utama yang harus dilakukan oleh penolong
dalam menolong korban yaitu:
a. Henti napas
b. Henti jantung
c. Pendarahan berat
d. Shock
e. Ketidak sadaran
f. Pendaraahan ringan
Gejala :
a. Kesulitan bicara dan bernapas (biasa henti napas)
b. Kulit biru (sianosis) dan biasanya memegang leher
Tindakan :
a. Ketika mengangkat korban kepala harus lebih rendah dari badan, ini
bertujuan untuk mengurangi resiko menghirup air.
b. Baringkan korban pada tempat yang hangat (atasi Hipothermia) dan siap-
siap untuk RJP
3. Menghirup gas
Tindakan :
a. Singkirkan korban dari bahaya dan bawa ketempat yang berudara segar
Gejala :
a. Sesak napas, ditandai fase ekspirasi yang memanjang
b. Suara mencicit ketika menghirup napas
c. Tegang dan cepat, korban susah diajak bicara, banyak berbisik
d. Kulit membiru (sianosis)
e. Kesadaran menurun (gelisah/meracau)
f. Pada serangan berat usaha untuk bernapas dapat menyebabkan
kelelahan hebat
g. Otot bantu napas di leher terlihat menonjol
Tindakan :
a. Tenangkan korban
b. Dudukkan pasien bersandar ke depan dengan posisi ½ duduk
dan istirahat sambil berpegangan. Pastikan pasien cukup mendapat
udara segar
c. Suruh pasien untuk mengatur napasnya
d. Beri oksigen (bantu) bila diperlukan
e. Bila pasien mempunyai obat, suruh ia menggunakannya /
meminumnya
5. Shock
Gejala :
a. Lemah dan pening
b. Mual dan mungkin muntah dan haus
c. Napas cepat dan dangkal
d. Nadi cepat dan tidak teratur
Tujuan :
a. Mengenali tanda-tanda shock
b. Menangani penyebabnya bila jelas
c. Memperbaiki suplai darah ke otak, jantung ydan paru-paru
Tindakan :
a. Atasi setiap penyebab shock yang mungkin dapat anda tangani
b. Pasien dibaringkan dengan posisi kepala harus lebih rendah
c. Kaki ditinggikan dan ditopang. Hati-hati kalau anda menduga ada patah tulang
d. Longgarkan pakaian yang mengikat agar tekanan pada keher, dada, dan punggang
berkurang
e. Pasien diselimuti agar tidak kedinginan
f. Periksa dan catat pernapasan, nadi dan tingkat reaksi tiap 10 menit
6. Pingsan
Gejala :
a. Perasaan limbung g. Biji mata melebar
b. Menguap berlebihan h. Lemas
c. Pandangan berkunang-kunang i. Keringat dingin
d. Telinga berdenging j. Tak respon (beberapa menit)
e. Nafas tidak teratur k. Denyut nadi lambat
f. Muka pucat
Tujuan : Memperbaiki aliran darah ke otak, menenangkan dan menyamakan korban
setelah sadar
Tindakan :
a. Pasien dibaringkan dengan posisi kaki di tinggikan dan ditopang
b. Baringkan korban dalam posisi terlentang
c. Tinggikan tungkai melebihi tinggi jantung
d. Longgarkan pakaian yang mengikat dan hilangkan barang yang menghambat
pernafasan
e. Beri udara segar
f. Periksa kemungkinan cedera lain
g. Selimuti korban
h. Korban diistirahatkan beberapa saat
i. Bila tak segera sadar , periksa nafas dan nadi, posisi stabil, Rujuk ke instansi
kesehatan
7. Luka
Tindakan :
a. Bersihkan luka dengan antiseptic (alcohol/boorwater)
b. Tutup luka dengan kasa steril/plester
c. Balut tekan (jika pendarahannya besar)
d. Jika hanya lecet, biarkan terbuka untuk proses pengeringan luka
a. Anda harus memperhatikan dan mengecek apakah ada benda asing pada
luka, bila ada:
b. Bila sudah ada bekuan darah pada suatu luka ini berarti luka mulai
menutup. Bekuan tidak boleh dibuang, jika di buang maka luka akan
berdarah lagi.
8. Pendarahan
Jenis-jenis Pendarahan :
a. Pendarahan arteri
b. Pendarahan vena
c. Pendarahan Kapiler
Tujuan :
a. Mengatasi pendarahan
b. Mengatasi shock
c. Mengurangi resiko infeksi
Tindakan :
a. Pakaian dilepas atau digulung supaya luka terlihat
b. Tekan luka secara langsung dengan jari atau telapak tangan anda,
sebaiknya dengan perban steril atau bantalan kain bersih
c. Anggota tubuh yang luka ditinggikan sampai diatas jantung,
ditopang dan dipegangi secara hati-hati kalau ada patah tulang
d. Baringkan korban agar aliran darah ke daerah luka lebih lambat
untuk mencegah infeksi
e. Biarkan bantalan semula pada tempatnya. Tutupi dengan perban
steril. Balut dengan ketat tapi jangan terlalu keras agar tidak
menghambat sirkulasi.
f. Bagian yang terluka ditopang seperti pada patah tulang.
10. Pendarahan Dalam
yaitu pecahnya pembuluh darah di dalam lubang hidung karena suhu ekstrim
(terlalu panas/terlalu dingin/kelelahan/benturan).
Gejala :
a. Dari lubang hidung keluar darah dan terasa nyeri
b. Korban sulit bernafas dengan hidung karena lubang hidung tersumbat oleh
darah
c. Kadang disertai pusing
Tindakan :
a. Bawa korban ke tempat sejuk/nyaman
b. Tenangkan korban
c. Korban diminta menunduk sambil menekan cuping hidung
d. Diminta bernafas lewat mulut
e. Bersihkan hidung luar dari darah
f. Buka setiap 5/10 menit. Jika masih keluar ulangi tindakan Pertolongan Pertama
12. Luka Bakar
Tujuan :
a. Menghentikan proses terbakar dan meredakan nyeri
b. Melakukan resusitasi bila perlu
c. Menangani cedera yang ikut terjadi
d. Mengurangi resiko infeksi
Tindakan :
a. Matikan api dengan memutuskan suplai oksigen
b. Perhatikan keadaan umum penderita
c. Pasien dibaringkan. Kalau bisa bagian yang luka jangan menyetuh tanah
d. Luka disiram dengan air dingin sebanyak-banyaknya
e. Sementara mendinginkan luka, periksa jalan napas, pernapasan dan nadi. Siap-
siap melakukan resusitasi jika perlu.
f. Lepaskan cincin, arloji, ikat pinggang, sepatu dan pakain yang bekas terbakar secara
hati-hati sebelum luka membengkak. Kalau melekat pada luka, pakaian tidak perlu di
lepas.
g. Luka dibalut dengan pembalut luka atau bahan lainya (luka pada wajah tidak perlu
ditutup, tapi harus terus didinginkan dengan air untuk meredakan nyeri)
h. Untuk mencegah terjadinya infeksi:
a. Luka ditutup dengan perban atau kain bersih kering yang tak dapat melekat
pada luka
b. Jangan mengoleskan apapun ke luka bakar seperti pasta gigi, minyak goreng,
mentega karena akan memicu munculnya infeksi.
c. Jika timbul gelembung, jangan dipecahkan. Segera tutup luka dengan penutup
yang bersih atau kasa
i. Transportasi kefasilitas yang lebih lengkap sebaiknya dilakukan dalam satu jam bila
tidak memungkinkan masih bisa dilakukan dalam 24-48 jam pertama dengan
pengawasan ketat selama perjalanan.
j. Khusus untuk luka bakar daerah wajah, posisi kepala harus lebih tinggi dari tubuh
13. tidak sadar karna terhambat jalan napas dll
Tujuan :
a. Mempertahankan agar jalan napas tetap terbuka
b. Menilai dan mencatat tingkat reaksi
c. Menangani cedera yang menyertai
Tindakan :
a. Buka jalan napas, periksa nadi dan napasnya siap-siap resusitasi
b. Atasi pendarahan luar yang berat maupun patah tulang, jangan melangkahi korban
yang yang tidak sadar
c. Cari cedera atau kelainan yang tidak jelas, cium bau pernapasan
d. Baringkan korban dalam posisi pemulihan
14. Hipotermia ( Suhu tubuh menurun )
Hipotermia merupakan suatu kedaan dimana korban dalam keadaan dingin atau
suhu badan korban menurun karena lingkungan yang dingin.
Gejala :
a. Menggigil atau gemetar
b. Kulit dingin, pucat dan kering, kulit terasa dingin seperti marmer
c. Apatis, konfusi atau perilaku yang tidak masuk akal, sering menjadi agresif
d. Mengantuk
e. Gangguan kesadaran
f. Pernapasan dangkal, cepat dan nadi lambat
g. Pada kasus yang eksterna henti jantung
h. Pandangan terganggu.
i. Reaksi manik mata terhadap rangsangan cahaya lambat
Tujuan : Mencegah agar panas yang hilang tidak bertambah dan menghangatkan
badan
Tindakan :
a. Bawa korban ketempat hangat
b. Korban dibaringkan dan diselimuti
c. Jaga jalan nafas tetap lancar
d. Korban yang sadar di beri minuman hangat, sup atau makan yang berenergi
tinggi seperti coklat dll
e. Jaga korban agar tetap sadar
15. Kelelahan akibat kepanasan
Gejala :
a. Sakit kepala, pening dan konfusi
b. Tidak ada nafsu makan dan mual
c. Berkeringat, kulit pucat dan lembap
d. Kejang pada kaki atau tangan dan perut
e. Denyut nadi cepat kemudian lemah.
Tujuan : Memindahkan korban ke tempat yang sejuk, mengganti kehilangan garam dan cairan
Tindakan :
a. Baringkan korban di tempat sejuk, kaki di tinggikan ydan ditopang
b. Kalau korban sadar, berikan minuman cairan yang memiliki kandungan garam rendah (1 sendok
garam per liter air) sebanyak munugkin.
c. kalau korban segera pulih kembali, sarankan agar berobat ke dokter
d. Jika korban menjadi tidak sadar, barinigkan tdalam posisi pemulihan, minta bantuan. Periksa
dan catat nadi dan pernapasan serta tingkat reaksinya setiap 10 menit.
16. Patah Tulang/fraktur
Gejala :
a. Perubahan bentuk
b. Nyeri bila ditekan dan kaku
c. Bengkak
d. Terdengar/terasa (korban) derikan tulang yang retak/patah
e. Ada memar (jika tertutup)
f. Terjadi pendarahan (jika terbuka)
Tindakan :
1. Bagian yang sakit di topang dengan tangan
2. Agar dapat ditopang dengan baik, bagian yang sakit di satukan dengan bagian tubuh
yang sehat
3. Minta bantuan, tangani shock kalau ada. Bila mungkin bagian yang cedera
ditinggikan, diperiksa sirkulasi di bawah balutan tiap 10 menit.
17. Patah tulang
Periksa Gerakan (apakah bagian tubuh yang luka bisa
digerakan/diangkat),Sensasi (respon nyeri), Sirkulasi (peredaran darah)
Tindakan :
a. Ukur bidai (Jalinan bilah bambu atau rotan untuk kerai) disisi yang sehat
b. Pasang kain pengikat bidai melalui sela-sela tubuh bawah
c. Pasang bantalan didaerah patah tulang
d. Pasang bidai meliputi 2 sendi disamping luka
e. Ikat bidai
f. Periksa GSS (Gerakan, Sensasi (respon nyeri) dan Sirkulasi (peredaran
darah)
18. Kram
yaitu otot yang mengejang/kontraksi berlebihan.
Gejala :
a. Nyeri pada otot
b. Kadang disertai bengkak
Tindakan :
a. Istirahatkan penderita
b. Posisikan penderita pada posisi yang nyaman
c. Relaksasi
d. Pijatlah penderita pada arah berlawanan dengan kontraksi
19. Memar
yaitu pendarahan yang terjadi di lapisan bawah kulit akibat dari benturan keras.
Gejala :
a. Warna kebiruan/merah pada kulit
b. Nyeri jika di tekan
c. Kadang disertai bengkak
Tindakan :
a. Kompres penderita dengan air dingin
b. Balut dan tekanlah pada bagian yang memar
c. Tinggikan bagian luka
20. Keseleo
Gejala :
a. Bengkak
b. Nyeri bila tekan
c. Kebiruan/merah pada derah luka
d. Sendi terkuncingan
e. Ada perubahan bentuk pada sendi
Tindakan :
a. Korban diposisikan nyaman
b. Kompres es/dingin
c. Balut tekan dengan ikatan 8 untuk mengurangi pergerakan
d. Tinggikan bagian tubuh yang luka
21. KERACUNAN MAKANAN ATAU MINUMAN
Keracunan yanug dialami oleh penderita akibat makanan atau minuman yang mengandung
racun.
Gejala :
1. Mual, muntah 5. Kejang-kejang seluruh badan
2. Keringat dingin 6. Kadang-kadang mencret
3. Wajah pucat/kebiruan 7. Kalau terlalu berat bisa pingsang
4. Pusing
Tindakan :
1. Bawa korban ke tempat yang teduh dan segar
2. Jika korban tidak sehat, pastikan jalan napas selalu terbuka dan amati pernapasan dan
sirkulasinya
3. Cegah cedera lebih lanjut
4. Untuk racun yang tertelan, jangan berusaha agar korban muntah karena bisa
membahayakan korban, ada baik korban di beri susu atau obat norit kalau ada
5. Untuk racun yang terhirup, Singkirkan korban dari bahaya dan bawa ke tempat yang
udaranya segar
6. Untuk racun yang terserap, sisa-sisa zat kimia yang masih ada pada kulit di bilas dengan
air megalir.
7. Istirahatkan
8. Jangan diberi air minum sampai kondisinya lebih baik.
23. MAAG/MUAL
Gejala :
1. Perut terasa nyeri/mual
2. Berkeringat dingin
3. Lemas
Tindakan :
1. Istirahatkan korban dalam posisi duduk ataupun berbaring sesuai kondisi korban
Tidak semua ular berbisa, akan tetapi hidup penderita atau korban tergantung
pada ketepatan diagnosa, maka pada keadaan yang meragukan ambillah sikap
menganggap ular tersebut berbisa.
Nyeri yang sangat dan pembengkakan dapat timbul pada gigitan, penderita dapat
pingsan, sukar bernafas dan mungkin disertai muntah. Sikap penolong yaitu
menenangkan penderita adalah sangat penting karena rata-rata penderita
biasanya takut mati.
Oleh karena itu kita harus cepat mengambil bertindak:
a. Telentangkan atau baringkan penderita dengan bagian yang tergigit lebih
rendah dari jantung.
b. Tenangkan penderita, agar penjalaran bisa ular tidak semakin cepat
c. Cegah penyebaran bisa penderita dari daerah gigitan
Perawatan luka:
Cuci luka dengan cairan steril
Balut luka dengan kain kasa
Bawa segera ke dokter atau rumah sakit untuk dilakukan penanganan lebih lanjut
25. Gigitan Lipan
Ciri-ciri :
a. Ada sepasang luka bekas gigitan
b. Sekitar luka bengkak, rasa terbakar, pegal dan sakit biasanya hilang dengan
sendirinya setelah 4-5 jam
Tindakan :
a. Kompres dengan yang dingin dan cuci dengan obat antiseptik
b. Beri obat pelawan rasa sakit, bila gelisah bawa ke paramedic
Tindakan :
a. Lepaskan lintah/pacet dengan bantuan air tembakau/air garam
b. Bila ada tanda-tanda reaksi kepekaan, gosok dengan obat atau salep anti gatal
27. Sengatan Lebah/Tawon dan Hewan Penyengat lainnya
Catatan:
a. Dalam hal sengatan lebah, pertama cabutlah sengat-sengat itu tapi
jangan menggunakan kuku atau pinset, Anda justru akan lebih banyak
memasukkan racun kedalam tubuh. Cobalah mengorek sengat itu dengan
mata pisau bersih atau dengan mendorongnya ke arah samping
10 gram kapas putih 10 buah plester cepat (mis. Tensoplast,
1 rol pembalut gulung lebar 2.5 dll.)
cm 1 buah gunting
1 rol pembalut gulung lebar 5 cm 1 buku catatan
1 pembalut segitiga (mitella) 1 buku pedoman P3K
1 pembalut cepat 1 daftar isi kotak P3K
steril/snelverband
10 buah kassa steril ukuran 5×5
cm
1 rol plester lebar 2.5 cm
Obat-obatan untuk Kotak P3K Bentuk I