Syafira Rosa Amelia Observasi Bu Shofi
Syafira Rosa Amelia Observasi Bu Shofi
Pada dasarnya, Islam memberikan kesempatan yang sama antara laki-laki dan perempuan. Terbuka kesempatan bagi
perempuan untuk meniti karir sebagaimana laki-laki, juga diberi kebebasan untuk mengembangkan diri. Jika seorang
perempuan menjadi TKW karena himpitan ekonomi, maka ada celah untuk diperbolehkan. Pada saat suami atau keluarganya
tidak mampu memberikan nafkah.
MUI memfatwakan tentang kebolehan pengiriman TKW ke luar negeri dalam keadaan darurat yang
dapat dipertanggungjawabkan menurut syar’i, qouniy, adly. Fatwa MUI menyebutkan perempuan yang
meninggalkan keluarga untuk bekerja di luar kota atau luar negeri pada prinsipnya boleh sepanjang
disertai mahram keluarga atau lembaga atau kelompok perempuan yang terpercaya. Jika tidak disertai
mahram (keluarga) hukumnya haram kecuali tidak dalam keadaan darurat yang benar-benar bisa
dipertanggungjawabkan secara syar’i, serta dapat menjamin keamanan dan kehormatan tenaga kerja
wanita. Kewajiban tentang penjaminan keamanan ini diwajibkan kepada pemerintah, lembaga, dan
pihak lain dalam pengiriman TKW untuk melindunginya
Istri sebagai TKW banyak di sandang oleh perempuan di Desa Palengaan Daya Kecamatan Palengaan
Kabupaten Pamekasan, hal ini di dorong oleh faktor ekonomi masyarakat yang lemah. Istri bekerja sebagai TKW
tidak memungkinkan bagi perempuan di Desa Palengaan Daya untuk bertemu dengan keluarganya karena pekerjaan
ini mengakibatkan terpisahnya jarak, waktu dan tempat tinggal dengan anak dan suami walaupun sifatnya hanya
sementara. Dalam pandangan hukum Islam, Istri sebagai TKW merupakan salah satu pekerjaan yang diperbolehkan.
Kebolehan ini ada beberapa ketentuan yang mengaturnya yaitu :
1. Apabila ada jaminan keamanan dari negara bagi diri TKW. Hal ini untuk mengantisipasi jika seorang perempuan
bekerja tanpa ditemani mahramnya.
2. Dengan mempertimbangkan manfaat dan mudharatnya ketika perempuan memilih bekerja sebagai TKW.
3. Mendapatkan restu atau izin dari seuami maupun keluarganya.
Berdasarkan hal tersebut maka bekerja sebagai TKW bagi perempuan (istri) di Desa Palengaan Daya
Kecamatan Palengaan Kabupaten Pamekasan diperbolehkan.
Dampak Istri Bekerja sebagai TKW dalam Kerukunan
Rumah Tangga
Demi menjaga stabilitas keluarga, para suami di Desa Palengaan Daya yang ditinggalkan para istri yang
bekerja sebagai TKW tetap melakukan peranannya sebagai kepala rumah tangga, mereka tetap berkomunikasi
dengan sang istri, mengurusi keluarga dengan baik dan ikhlas, serta selalu mengingatkan sang istri untuk tetap
beribadah dan mengingat keluarganya dirumah. Semua dilakukan berdasarkan musyawarah keluarga, suami dan
istri yang mengambil keputusan untuk istri bekerja diluar negeri yang meninggalkan keluarganya.
Dari hasil wawancara dengan para responden, ada beberapa hal yang harus dimiliki agar kehidupan rumah
tangga dapat terjaga ketika istri bekerja sebagai TKW, diantaranya adalah memiliki iman yang kuat, komitmen
dengan perkataannya, saling mempercayai, menjaga komunikasi dengan baik dan saling mengerti. Baik suami
maupun istri, jika tidak memiliki sifat tersebut maka besar kemungkinan jika rumah tangga yang mereka jalani
bisa hancur dan berakhir dengan perceraian. Berdasarkan hasil wawancara, dapat dilihat bahwa istri memiliki
peran penting di dalam keluarga. Dengan memilih menjadi TKW maka kebutuhan hidup sehari-hari, kebutuhan
anak untuk sekolah ataupun lainnya, kebutuhan tempat tinggal bisa terpenuhi dengan layak.
TERIMA KASIH