Anda di halaman 1dari 12

Tinjauan Hukum Islam

Terhadap Peran Istri


Sebagai TKW guna
Mencari Nafkah Untuk
Keluarga
“Studi Kasus di Desa”
Palengaan Daya, Kec. Palengaan, Kab.
Pamekasan

SYAFIRA ROSA AMELIA (190711100118)


NAFKAH
Nafkah merupakan suatu hak yang wajib dipenuhi oleh seorang suami
terhadap istrinya. Nafkah ini bermacam-macam, bisa berupa makanan,
tempat tinggal, pelajaran (perhatian), pengobatan dan juga pakaian
meskipun wanita itu kaya.
Keempat Imam Madzhab yaitu Imam Maliki, Imam Hanafi, Imam
Syafi’i, dan Imam Hambali sepakat bahwa memberikan nafkah itu
hukumnya wajib setelah adanya ikatan dalam sebuah perkawinan.
Tenaga Kerja Wanita
Tenaga Kerja Indonesia (TKI) adalah sebutan bagi warga negara Indonesia yang bekerja keluar negeri seperti
Arab Saudi, Malaysia, Hongkong, Brunei Darusalam, dan negara-negara lainnya. Istilah TKI seringkali dikonotasikan
dengan pekerja kasar, TKI perempuan sering disebut dengan TKW.
Sebelumnya seluruh kegiatan operasional dibidang TKI di luar negeri dilaksanakan oleh Ditjen Pembinaan
Tenaga Kerja Luar Negeri (PPTKLN). Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia
(BNP2TKI) adalah sebuah lembaga Pemerintahan non departemen di Indonesia yang mempunyai fungsi pelaksanaan
kebijakan di bidang penempatan dan perlindungan TKI di luar negeri secara terkoordinir dan terintegritas. Lembaga ini
dibentuk berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 81 Tahun 2006. Namun, pada tahun 2017 keluarlah Undang-Undnag
Nomor 18 Tahun 2017 tentang Perlindungan Pekerja Migran Indonesia dan disusul Peraturan Presiden Nomor 90 Tahun
2019 tentang Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia
Bentuk Hak Suami Istri
1. Hak Istri atas Suami
Hak Istri atas suami terdiri dari dua macam. Pertama, hak finansial yaitu mahar dan nafkah. Kedua,
hak nonfinansial,
a. Mahar, Diantara bentuk pemeliharaan dan penghormatan Islam kepada perempuan adalah dengan
memberikan hak kepadanya untuk memiliki. Hak-Hak yang harus diterima oleh istri, pada hakikatnya
merupakan upaya Islam untuk mengangkat harkat dan martabat kaum perempuan pada umumnya.
b. Belanja (Nafkah), Yang dimaksud dengan belanja (nafkah) yaitu suami berkewajiban untuk
memenuhi makan, tempat tinggal, pakaian, pengobatan istri dan pembantu rumah tangga jika ia
seseorang yang kaya.
c. Hak Nonfinancial, Diantara hak istri sebagaimana yang telah disebutkan yang berupa hak
kebendaan yaitu mahar dan nafkah. Sedangkan hak istri yang lainnya seperti :
• Mendapat pergaulan secara baik dan patut
• Mendapatkan perlindungan dari segala sesuatu yang mungkin melibatkannya pada suatu
perbuatan dosa dan maksiat atau ditimpa oleh suatu kesulitan dan mara bahaya. Mendapatkan
rasa tenang, kasih sayang, dan rasa cinta dari suami.
• Pembatasan kelahiran, Islam tidak menghalangi pembatasan kelahiran dengan cara pengobatan
guna mencegah kehamilan atau cara-cara lain. Pembatasan kelahiran ini dibolehkan bagi laki-laki
yang sudah banyak anaknya sehingga tidak mampu memikul beban pendidikan anaknya dengan
baik.
2. Hak Suami atas Istri
Hak-hak suami yang wajib dipenuhi oleh istri adalah hak-hak yang
sifatnya bukan benda, sebab menurut ketentuan Hukum Islam istri tidak
dibebani kewajiban kebendaan yang diperlukan untuk mencukupkan
kebutuhan hidup keluarga. Bahkan lebih diutamakan istri tidak bekerja
mencari nafkah, jika suami memang mampu memenuhi kewajiban nafkah
keluarga dengan baik. Hal ini dimaksudkan karena agar istri dapat lebih
memperhatikan dan dapat melaksanakan kewajibannya sebagai seorang istri
dan ibu.
3. Hak Bersama
• Halal saling bergaul dan bersenang-senang diantara keduanya,
• Haram melakukan perkawinan
• Hak untuk saling mendapat warisan
• Akibat dari ikatan perkawinan yang sah adalah apabila salah seorang
meninggal dunia sesudah ikatan perkawinan maka akan mendapatkan
warisan.
Bentuk Kewajiban Suami Istri
1. Kewajiban Suami
Seorang suami adalah kepala keluarga, suami memiliki tanggung jawab yang besar untuk dirinya sendiri,
keluarganya, dan agamanya. Oleh karena itu keseimbangan harus dicapai agar tugas yang satu tidak
mengurangi tugas yang lainnya. Kewajiban suami adalah :
• Menjadi pemimpin yang baik.
• Memberi nafkah,
• Meperlakukan keluarga dengan baik,
• Mendidik dan membimbing keluarga.
2. Kewajiban Istri
Kewajiban seorang perempuan yang sudah menkah adalah menjadi istri dan ibu rumah tangga yang baik
bagi keluarga. Adapun kewajiban istri yang menjadi hak suami adalah :
• Mentaati dan mematuhi suami,
• Melayani suami dengan baik,
• Menyenangkan hati suami,
• Menjaga kehormatan dan harta suami.
3. Kewajiban Suami Istri
Dalam Kompilasi Hukum Islam (KHI) disebutkan bahwa, kewajiban
suami istri secara rinci adalah sebagai berikut :
• Suami istri memikul kewajiban yang luhur untuk menegakkan rumah
tangga yang sakinah, mawwadah dan rahmah yang menjadi sendi
dasar dari susunan masyarakat.
• Suami istri wajib saling mencintai, saling menghormati, setia dan
memberi bantuan lahir batin yang satu kepada yang lain.
• Suami istri memikul kewajiban untuk mengasuh dan memelihara anak-
anak meraka, baik mengenai pertumbuhan jasmani, rohani, maupun
kecerdasan dan pendidikan agamanya.
• Suami istri wajib memelihara kehormatannya.
Tinjauan Hukum Islam terhadap Istri yang Bekerja
sebagai TKW guna Mencari Nafkah untuk Keluarga
Jika dicermati dalam perspektif Islam, ada tiga hal menarik mengenai persoalan TKW, antara lain yaitu :
1. Terkait asumsi bahwa agama melarang seorang wanita keluar rumah kecuali bersama dengan mahramnya.
2. Urusan nafkah dalam keluarga merupakan tanggung jawab suami atau keluarganya. Jadi, praktis wanita hanya menerima
saja sebagai imbangan dari kesetiannya menjaga rumah dan anak-anaknya.
3. Daftar hitam tentang kesewenangan para majikan atau tindak kekerasan selalu menghiasi berita tentang TKW kita di negeri
orang.

Pada dasarnya, Islam memberikan kesempatan yang sama antara laki-laki dan perempuan. Terbuka kesempatan bagi
perempuan untuk meniti karir sebagaimana laki-laki, juga diberi kebebasan untuk mengembangkan diri. Jika seorang
perempuan menjadi TKW karena himpitan ekonomi, maka ada celah untuk diperbolehkan. Pada saat suami atau keluarganya
tidak mampu memberikan nafkah.
MUI memfatwakan tentang kebolehan pengiriman TKW ke luar negeri dalam keadaan darurat yang
dapat dipertanggungjawabkan menurut syar’i, qouniy, adly. Fatwa MUI menyebutkan perempuan yang
meninggalkan keluarga untuk bekerja di luar kota atau luar negeri pada prinsipnya boleh sepanjang
disertai mahram keluarga atau lembaga atau kelompok perempuan yang terpercaya. Jika tidak disertai
mahram (keluarga) hukumnya haram kecuali tidak dalam keadaan darurat yang benar-benar bisa
dipertanggungjawabkan secara syar’i, serta dapat menjamin keamanan dan kehormatan tenaga kerja
wanita. Kewajiban tentang penjaminan keamanan ini diwajibkan kepada pemerintah, lembaga, dan
pihak lain dalam pengiriman TKW untuk melindunginya
Istri sebagai TKW banyak di sandang oleh perempuan di Desa Palengaan Daya Kecamatan Palengaan
Kabupaten Pamekasan, hal ini di dorong oleh faktor ekonomi masyarakat yang lemah. Istri bekerja sebagai TKW
tidak memungkinkan bagi perempuan di Desa Palengaan Daya untuk bertemu dengan keluarganya karena pekerjaan
ini mengakibatkan terpisahnya jarak, waktu dan tempat tinggal dengan anak dan suami walaupun sifatnya hanya
sementara. Dalam pandangan hukum Islam, Istri sebagai TKW merupakan salah satu pekerjaan yang diperbolehkan.
Kebolehan ini ada beberapa ketentuan yang mengaturnya yaitu :
1. Apabila ada jaminan keamanan dari negara bagi diri TKW. Hal ini untuk mengantisipasi jika seorang perempuan
bekerja tanpa ditemani mahramnya.
2. Dengan mempertimbangkan manfaat dan mudharatnya ketika perempuan memilih bekerja sebagai TKW.
3. Mendapatkan restu atau izin dari seuami maupun keluarganya.
Berdasarkan hal tersebut maka bekerja sebagai TKW bagi perempuan (istri) di Desa Palengaan Daya
Kecamatan Palengaan Kabupaten Pamekasan diperbolehkan.
Dampak Istri Bekerja sebagai TKW dalam Kerukunan
Rumah Tangga

Demi menjaga stabilitas keluarga, para suami di Desa Palengaan Daya yang ditinggalkan para istri yang
bekerja sebagai TKW tetap melakukan peranannya sebagai kepala rumah tangga, mereka tetap berkomunikasi
dengan sang istri, mengurusi keluarga dengan baik dan ikhlas, serta selalu mengingatkan sang istri untuk tetap
beribadah dan mengingat keluarganya dirumah. Semua dilakukan berdasarkan musyawarah keluarga, suami dan
istri yang mengambil keputusan untuk istri bekerja diluar negeri yang meninggalkan keluarganya.
Dari hasil wawancara dengan para responden, ada beberapa hal yang harus dimiliki agar kehidupan rumah
tangga dapat terjaga ketika istri bekerja sebagai TKW, diantaranya adalah memiliki iman yang kuat, komitmen
dengan perkataannya, saling mempercayai, menjaga komunikasi dengan baik dan saling mengerti. Baik suami
maupun istri, jika tidak memiliki sifat tersebut maka besar kemungkinan jika rumah tangga yang mereka jalani
bisa hancur dan berakhir dengan perceraian. Berdasarkan hasil wawancara, dapat dilihat bahwa istri memiliki
peran penting di dalam keluarga. Dengan memilih menjadi TKW maka kebutuhan hidup sehari-hari, kebutuhan
anak untuk sekolah ataupun lainnya, kebutuhan tempat tinggal bisa terpenuhi dengan layak.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai