Anda di halaman 1dari 29

OPINI AUDITOR

Sumber: SA 700, 705, 706

Free akses: www.iapi.or.id


TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Menjelaskan bagian-bagian laporan auditor tanpa
modifikasian (wajar tanpa pengecualian) (bentuk baku)
[SA 700]

2. Menjelaskan Jenis dan kondisi yang diperlukan untuk


menerbitkan Laporan Audit Modifikasian. [SA705]

3. Menjelaskan Jenis dan kondisi yang diperlukan ketika


auditor memandang perlu memberikan informasi
tambahan. [SA706]
 Penekanan suatu hal
 Paragraft hal lain
JENIS OPINI
 OPINI TANPA MODIFIKASIAN
 OPINI MODIFIKASIAN
Opini Tanpa Modifikasian
[Opini wajar tanpa pengecualian]
 Diberikan jika auditor menyimpulkan bahwa LK
disusun, dalam semua hal material, sesuai
kerangka pelaporan keuangan yang berlaku
 Bebas dari kesalahan penyajian material
 Bukti audit yang cukup dan tepat untuk
menyimpulkan bahwa LK bebas dari salah saji
material, dapat diperoleh

Jika Tidak, Auditor harus memodifikasi Opininya


berdasar SA 705
Contoh Isi Laporan Auditor
 Lihat ilustrasi 1a, 2a dan 3a dari SA 700
Bagian-bagian Laporan Auditor
Terdapat 10 bagian :
1. Judul laporan, harus mengindikasikan dengan jelas bahwa
laporan tsb adalah “laporan auditor independen”
2. Pihak yang dituju, yaitu pihak yang diharuskan menurut ketentuan
perikatan [Pemegang saham atau pihak yang bertanggung jawab atas tata
kelola entitas]
3. Paragraf pendahuluan, berisi 5 hal :
a) mengidentifikasi entitas yang LK diaudit
b) Menyatakan bahwa LK telah diaudit
c) Mengindentifikasi judul setiap laporan yang menjadi bagian LK
d) Merujuk pada ikhtisar kebijakan akuntansi signifikan dan informasi penjelasan
lainnya
e) Menyebutkan tanggal atau periode yang dicakup
4. Tanggung Jawab Manajemen atas Laporan Keuangan, :
menjelaskan tanggung jawab pihak-pihak dalam organisasi yang
bertanggung jawab atas penyusunan LK
5. Tanggung Jawab Auditor, harus menyatakan:
a) Bahwa tanggung jawab auditor adalah untuk
menyatakan pendapat atas LK yang diaudit
b) Bahwa audit dilaksanakan berdasar standar audit
yang ditetapkan IAPI
c) Bahwa audit melibatkan prosedur untuk
memperoleh bukti audit atas angka2 dan
pengungkapan, penilaian risiko salah saji material
dan evalusi ketepatan kebijakan akuntansi dan
kewajaran estimasi akuntansi
d) LK disusun berdasar kerangka penyajuan wajar
e) Bahwa auditor meyakini bahwa bukti yang diperoleh
cukup dan tepat untuk memberikan opini
6. Opini Auditor, menyatakan kesimpulan hasil audit.
 Frasa “Laporan keuangan menyajikan secara wajar, dalam
semua hal material, ………..sesuai dengan Standar Akuntansi
Keuangan di Indonesia”
7. Tanggung jawab pelaporan lainnya, digunakan jika ada
tambahan tanggung jawab auditor selain berdasar SA.
8. Tanda tangan auditor, nama rekan yang memiliki ijik
AP, no reg. rekan, dan mencantumkan nama KAP,
nomor reg. KAP,
9. Tanggal Laporan Audit, tanggal ketika prosedur audit
telah secara substansial selesai dilaksanakan dan
kesimpulan berdasar bukti audit yang cukup dan tepat
telah ditarik. Tanggal surat pernyataan manajemen tidak
boleh melewati tanggal laporan auditor
10. Alamat Auditor, lokasi dalam yurisdiksi tempat auditor
berpraktik
Jika ada Informasi Tambahan yang
Disajikan Bersamaan dengan LK
 Contoh:
 Pengumgkapan sukarela atau diharuskan undang2 namun tidak
diharuskan oleh kerangka pelaporan keuangan yang berlaku
 Untuk meningkatkan pemahaman pengguna
 Dalam bentuk daftar tambahan atau bagian dari catatan atas LK
 Perlakuan auditor:
 Auditor harus mengevaluasi apakah informasi tsb dibedakan
dari LK auditan
 Jika tidak dibedakan auditor minta mgt untuk mengubah
bagaimana informasi yang tidak diaudit tsb disajikan
 Jika manajemen menolak auditor harus menjelaskan dalam
laporan auditor bahwa informasi tambahan tsb tidak diaudit.
SA 705: Modifikasi terhadap Opini dalam Laporan
Auditor Independen

TIPE OPINI MODIFIKASIAN


Sifat hal-hal yang Pertimbangan Auditor tentang seberapa pervasif
menyebabkan dampak atau kemungkinan dampak terhadap LK
modifikasi opini
Material tetapi tidak Material dan pervasif
pervasif

LK mengandung
kesalahan penyajian Opini Wajar dengan
Opini Tidak Wajar
material Pengecualian

Ketidakmampuan untuk
memperoleh bukti audit Opini Wajar dengan Opini Tidak Menyatakan
yang cukup dan tepat Pengecualian Pendapat
ISTILAH - ISTILAH
 PERVASIF: istilah untuk menggambarkan dampak
kesalahan penyajian LK yang tidak dapat terdeteksi
karena ketidakmampuan memperoleh bukti audit yang
cukup dan tepat.
 Dampak yang pervasif adalah dampak yang menurut
auditor:
 Tidak terbatass pada unsur,akun atau pos tertentu dalam LK
 Merupakan suatu proporsi yang substansial dari LK
 Dalam hubungannya dengan pengungkapan, bersifat
fundamental bagi pemahaman pengguna LK
 Opini modifikasian:
 Opini wajar dengan pengecualian
 Opini tidak wajar
 Opini tidak menyatakan pendapat
ISTILAH - ISTILAH

 KESALAHAN PENYAJIAN = selisih antara angka,


klasifikasi, penyajian, pengungkapan dari suatu pos
dalam LK dengan apa yang diharuskan sesusi dengan
kerangka pelaporan keuangan yang berlaku
 Kesalahan penyajian dapat timbul dalam kaitannya
dengan:
 Ketepatan kebijakan akuntansi yang dipilih [SA705 :A4]
 Penerapan kebijakan akuntansi yang dipilih[SA705:A6], atau
 Ketepatan atau kecukupan pengungkapan dalam LK [SA705:
A7]
Kondisi yang mengharuskan dilakukan
modifikasi terhadap opini auditor
 Auditor menyimpulkan bahwa LK secara
keseluruhan tidak bebas dari kesalahan
penyajian material
 Auditor tidak dapat memperoleh bukti
audit yang cukup dan tepat untuk
menyimpulkan bahwa LK secara
keseluruhan bebas dari kesalahan
penyajian material
Opini Wajar dengan
Pengecualian
Diberikan ketika:
 Auditor, setelah memperoleh bukti yang cukup dan
tepat, menyimpulkan bahwa kesalahan penyajian
adalah material, tetapi tidak pervasif, terhadap LK,
atau
 Auditor tidak memperoleh bukti yang cukup dan
tepat, yang dampak kesalahan penyajian yang tidak
terdeteksi, bersifat material tetapi tidak pervasif.
Opini Tidak Wajar
Diberikan ketika:
 Auditor, setelah memperoleh bukti yang
cukup dan tepat, menyimpulkan bahwa
kesalahan penyajian adalah material dan
pervasif, terhadap LK
Opini Tidak Menyatakan
Pendapat
Diberikan ketika:
 Auditor tidak memperoleh bukti yang cukup dan
tepat untuk mendasari opininya, yang dampak
kesalahan penyajian yang tidak terdeteksi,
bersifat material dan pervasif.
 Adanya banyak ketidakpastian dan auditor tidak
dapat merumuskan suatu opini karena interasksi
yang potensial dari ketidakpastian tersebut dan
kemungkinan dampak kumulatif dari
ketidakpastian tersebut terhadap LK
Ketidakmampuan Auditor
memperoleh bukti yang cukup dan
tepat (pembatasan ruang lingkup
audit)
Dapat timbul dari:
 Kondisi di luar kendali entitas
 Kondisi yang berkaitan dengan sifat atau
waktu dari pekerjaan auditor, atau
 Pembatasan yang dilakukan manajemen
Kondisi di luar kendali entitas
Contoh:
 Catatan akuntansi entitas telah musnah
 Catatan akuntansi suatu komponen
signifikan disita oleh otoritas pemerintah
hingga waktu yang tidak dapat ditentukan
Kondisi yang berkaitan dengan
sifat atau waktu dari pekerjaan
auditor
Contoh:
 Auditor tidak dapat memperolah informasi keuangan
perusahaan terasosiasi untuk mengevaluasi apakah
metode ekuitas yang diterapkan entitas telah tepat
 Waktu penunjukkan auditor yang menyebabkan tidak
dapat melakukan observasi perhitungan fisik
 Auditor menentukan bahwa prosedur substantif saja
tidak cukup, namun pengendalian entitas tidak efektif
Pembatasan yang dilakukan
manajemen
Contoh:
 Manajemen mencegah auditor untuk
mengobservasi perhitungan fisik
persediaan
 Manajemen mencegah auditor untuk
melakukan konformasi eksternal atas
saldo akun tertentu
Bentuk dan Isi Laporan Auditor ketika
Opini Dimodifikasi
 Adanya tambahan Paragraf: Basis untuk opini Wajar
dengan pengecualian / tidak wajar / tidak menyatakan
pendapat
 Paragraf opini harus diberi subjudul:
 “Opini wajar dengan pengecualian”
 “Opini tidak wajar”
 “Opini tidak menyatakan pendapat”
 Untuk opini tidak menyatakan pendapat, dalam paragraf
Tanggung Jawab Auditor, ditambahkan kalimat:
 “Namun, karena hal yang dijelaskan dalam paragraf basis untuk
opini tidak menyatakan pendapat, kami tidak dapat memperoleh
bukti audit yang cukup dan tepat untuk menyediakan suatu
basis bagi opini audit”
Bentuk dan Isi Laporan Auditor
ketika Opini Dimodifikasi
 Opini Wajar dengan Pengecualian
(ilustrasi 1a SA 705)
 Opini Tidak Wajar (ilustrasi 2a SA 705)
 Opini Tidak Menyatakan Pendapat
(ilustrasi 4a SA 705)
SA 706 – Paragraf Penekanan suatu Hal dan
Paragraf Hal Lain dalam Laporan Auditor
Independen

SA ini mengatur komunikasi tambahan dalam laporan


auditor ketika auditor menganggap perlu untuk:
 Menarik perhatian pengguna LK pada suatu hal yang
disajikan atau diungkapkan dalam LK yang sedemikian
penting bahwa hal tersebut adalah fundamental bagi
pemahaman pengguna LK
 Menarik perhatian pengguna LK pada suatu hal SELAIN
yang disajikan atau diungkapkan dalam LK yang relevan
bagi pengguna atas audit, tanggung jawab auditor atau
laporan auditor
Ketentuan: Paragraf Penekanan
Suatu Hal
Auditor harus:
 Meletakkan paragraf penekanan suatu hal segera setelah
paragraf opini
 Menggunakan judul “Penekanan Suatu Hal” atau judul lain
yang tepat
 Mencantumkan suatu pengacuan yang jelas tentang
penekanan yang ditekankan dan acuan pada catatan atas
LK tempat hal tsb diungkapkan
 Mengindikasikan bahwa opini auditor tidak dimodifikasi
sehubungan dengan hal yang ditekankan tersebut
Paragraf Penekanan Suatu Hal
 Contoh kondisi diperlukannya paragraf
penekanan suatu hal:
 Suatu ketidakpastian hasil di masa depan atas
perkara litigasi atau tindakan yang akan
dilakukan oleh regulator
 Peenrapan dini atas SAK baru yang berdampak
pervasif
 Bencana alam besar yang mempunyai dampak
signifikan terhadap posisi keuangan entitas
Paragraf Penekanan Suatu Hal
 Pencantuman paragraf penekanan suatu hal, tidak
mempengaruhi opini auditor
 Paragraf penekanan suatu hal, BUKAN
merupakan pengganti bagi hal-hal sbb:
 Auditor menyatakan opini wajar dengan pengecualian,
opini tidak wajar, atau opini tidak menyatakan
pendapat
 Pengungkapan dalam LK yang diharuskan untuk dibuat
oleh manajemen menurut kerangka pelaporan
keuangan yang berlaku.
Ketentuan: Paragraf Hal Lain
Auditor harus:
 Mencantumkan suatu paragraf dalam laporan
auditor dengan judul “Hal Lain” atau judul lain
yang tepat
 Mencantumkan paragraf tsb segera setelah
paragraf Opini dan paragraf Penekanan Suatu
Hal, atau di tempat lain dalam laporan auditor
jika isi paragraf Hal Lain tsb relevan dengan
paragraf Tanggung Jawab Pelaporan Lain.
Kondisi yang Memerlukan Paragraf
Hal Lain
 Relevan bagi pemahaman pengguna LK atas Audit (misal: adanya
kondisi auditor tidak dapat menarik diri dari perikatan meskipun ada
pembatasan ruang lingkup audit)
 Relevan bagi pemahaman pengguna LK atas Tanggung Jawab
Auditor atas laporan auditor, misal:
 adanya tambahan tanggung jawab auditor berdasar SA (lihat seksi
Tanggung Jawab Pelaporan Lain dalam SA 700 )
 Auditor diminta melakukan prosedur tambahan tertentu, atau
menyatakan opini atas hal-hal tertentu
 Pelaporan atas lebih dari satu Set Laporan Keuangan, Misal: saat
entitas harus menyusun LK berdasar SAK di Indonesia dan IFRS
 Pembatasan atas Distribusi atau Penggunaan Laporan Auditor
Ilustrasi Opini
 Ilustrasi Laporan Auditor yang
mencantumkan paragraf penekanan suatu
hal: Ilustrasi 1a SA 706

Anda mungkin juga menyukai