LAMBANG NEGARA Lambang garuda dirancang oleh Syarif Abdul Hamid Al Kadrie, yang dikenal sebagai Sultan Hamid II Putra sulung Sultan Pontianak ke-6 yang kemudian disempurnakan oleh Presiden Soekarno. Secara resmi pemakaian garuda pancasila sebagai lambang negara pertama kali pada sidang kabinet Republik Indonesia Serikat tanggal 11 Februari 1950. Panitia Perancang
Tanggal 10 Januari 1950 dibentuk panitia teknis dengan nama
Panitia Lencana Negara dibawah koordinator menteri negara Zonder Portofolio Sultan Hamid II dengan susunan Panitia Teknis Muhammad Yamin sebagai ketua. Ki Hajar Dewantara, M.A Pellau Pesy, Muhammad Natsir, dan R.M Poerbatjaraka sebagai anggota. Filosofi
Garuda pancasila adalah burung garuda yang sudah dikenal
melalui mitologi sejarah kuno dalam sejarah bangsa Indonesia, yaitu kendaraan wishnu yang menyerupai burung elang rajawali. Garuda digunakan sebagai lambang negara untuk menggambarkan bahwa indonesia adalah bangsa yang besar dan negara yang kuat. Arti Filosofi Warna Keemasan : Keagungan dan Kejayaan Paruh, sayap, ekor, dan cakar : kekuatan dan tenaga pembangunan Jumlah bulu garuda melambangkan hari proklamasi kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945, antara lain: a. 17 helai bulu pada masing-masing sayap b. 8 helai bulu pada ekor c. 19 helai bulu dibawah perisai atau pada pangkal ekor d. 45 helai bulu di leher. Perisai : perjuangan, pertahanan, dan perlindungan diri untuk mencapai tujuan. Garis hitam tebal : garis khatulistiwa Warna dasar perisai : merah putih adalah warna bendera Indonesia Lima buah ruang perisai : dasar negara pancasila SEMBOYAN NEGARA Secara harfiah Bhinneka tunggal ika memiliki arti “Beraneka satu itu”, namun secara universal Bhinneka tunggal ika juga dapat diartikan sebagai “Berbeda tetapi tetap satu jua”. Sejarah Bhineka Tunggal Ika
Semboyan Bhinneka tunggal ika merupakan sebuah karya
sastra agama yang termuat dalam kitab Sutasoma yang dibuat oleh Mpu Tantular, dimana karya sastra tersebut sudah ada sejak abad ke-14 pada masa Kerajaan Majapahit Karya sastra ini mempunyai beberapa bait yang berisi tentang toleransi beragama pada masa itu, mengingat masa Kerajaan Majapahit terdapat perbedaan agama antara Buddha dan Siwa. Karya sastra yang dibuat oleh Mpu Tantular ini bahkan digunakan oleh Kerajaan Majapahit dalam menyatukan sebuah wilayah yang sangat besar yang kini bernama Nusantara. Bhinneka Tunggal Ika mulai menjadi bahan diskusi terbatas antara Muhammad Yamin, I Gusti Bagus Sugriwa, dan Bung Karno di sela-sela sidang BPUPKI sekitar 2,5 bulan sebelum Proklamasi Kemerdekaan Indonesia(Kusuma R.M. A.B, 2004) Secara resmi lambang ini digunakan dalam Sidang Kabinet Republik Indonesia Serikat yg dipimpin oleh Bung Hatta pada tanggal 11 Februari 1950 berdasarkan rancangan yang diciptakan oleh Sultan Hamid ke-2 (1913-1978) BENDERA MERAH PUTIH Bendera Indonesia memiliki makna filosofis. Merah berarti keberanian, putih berarti kesucian. Merah melambangkan raga manusia, sedangkan putih melambangkan jiwa manusia. Keduanya saling melengkapi dan menyempurnakan jiwa dan raga manusia untuk membangun Indonesia Sejarah Bendera Merah Putih Kerajaan Majapahit. Warna merah-putih bendera negara diambil dari warna panji atau pataka yang berpusat di Jawa Timur pada abad ke-13. Catatan paling awal yang menyebut penggunaan bendera merah putih dapat ditemukan dalam Pararaton. Menurut sumber ini disebutkan balatentara Jayakatwang dari Gelang-gelang mengibarkan panji berwarna merah dan putih saat menyerang Singasari. Aceh. Ketika terjadi perang di Aceh, pejuang – pejuang Aceh telah menggunakan bendera perang berupa umbul-umbul dengan warna merah dan putih, di bagian belakang diaplikasikan gambar pedang, bulan sabit, matahari, dan bintang serta beberapa ayat suci Al Quran. Kerajaan Bugis Bone, Sulawesi Selatan sebelum Arung Palakka, bendera Merah Putih, adalah simbol kekuasaan dan kebesaran kerajaan Bone. Bendera Bone itu dikenal dengan nama Woromporang. Kerajaan Badung yang berpusat di Puri Pamecutan juga memakai warna merah dan putih, panji mereka berwarna merah, putih, dan hitam yang mungkin juga berasal dari warna Majapahit. Perang Jawa (1825-1830 M) Pangeran Diponegoro memakai panji-panji berwarna merah putih dalam perjuangannya melawan Belanda. Sejarah Bendera Merah Putih Pra Kemerdekaan
Saat menjelang Indonesia merdeka, Ki Hajar Dewantara
ditugaskan membentuk tim panitia untuk meneliti bendera dan lagu kebangsaan Indonesia. Panitia tersebut memutuskan, Bendera Merah-Putih harus berukuran panjang 3 meter dan lebar 2 meter. Sedangkan maknanya; merah itu berani, dan putih itu suci atau benar sehingga arti Bendera Merah-Putih adalah Berani atas Kebenaran. Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia dikumandangkan pada hari Jumat Legi tanggal 17 Agustus 1945, pukul 10.00 di Jalan Pegangsaan Timur No. 56, Jakarta. Setelah pernyataan kemerdekaan tersebut, untuk kali pertamanya secara resmi Bendera Kebangsaan Merah-Putih berkibar di bumi Indonesia merdeka, dikibarkan oleh Latief Hendaningrat dan Suhud. S serta satu perempuan bernama Ibu Sri. LAGU KEBANGSAAN Lagu Kebangsaan Indonesia Raya menggambarkan pengumuman, pernyataan (deklarasi) peneguhan kepada dunia akan ada dan keberadaan (kedaulatan) serta arah jalan negara Indonesia. Sejarah Lagu Kebangsaan Indonesaia Raya
Penulisan lagu Indonesia Raya dimulai sejak tahun 1924
dimana ketika itu Wage Rudofl Soepratman mendapatkan anjuran dari H. Agus Salim untuk menuliskan sebuah lagu kebangsaan. Anjuran ini ditujukan secara umum kepada komponis-komponis yang ada di Indonesia untuk menciptakan lagu kebangsaan yang diumumkan pada sebuah harian Fajar Asia. Lagu Indonesia Raya merupakan lagu yang ia ciptakan setelah ia membaca sebuah surat kabar yang menantang para ahli musik Indonesia menciptakan lagu kebangsaan. Kemudian ia mulai membuat sebuah lagu pada tahun 1924. Saat Soepratman berusia 21 tahun ia telah melahirkan lagu Indonesia Raya tersebut. Indonesia Raya yang memiliki ejaan lama yang ditulis dengan Indonesia Raja ini pertama kali diperkenalkan pada saat Kongres Pemuda II di Batavia pada 28 Oktober 1928 di Batavia. Pada saat pertama kali diperdengarkan, Lagu Indonesia raya hanya diperdengarkan secara instrumental dengan menggunakan biola saja. Sejak Lagu Indonesia Raya ini diperdengarkan kemudian sejak itu jika ada partai politik Indonesia yang mengadakan kongres kemudian Lagu Indonesia Raya menjadi lagu yang wajib untuk diputar dan dinyanyikan Lagu Indonesia Raya diumumkan ke publik pada 10 November 1928 dengan menggunakan surat kabar Tionghoa yang berbahaya Melayu Sin Po. Indonesia Raya dipilih sebagai lagu kebangsaan ketika Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya pada tanggal 17 Agustus 1945. SIMPULAN Lambang Negara Garuda Pancasila, Semboyan Bhineka Tunggal Ika, Bendera Merah Putih, dan Lagu Kebangsaan Indonesia Raya merupakan identitaas bangsa Indonesia yang mempunyai makna sakral bagi kehidupan bangsa Indonesia sendiri.