Penggunaan Anggaran Dalam Mencapai Tujuan Organisasi - Kelompok 2
Penggunaan Anggaran Dalam Mencapai Tujuan Organisasi - Kelompok 2
Proses penganggaran yang dideskripsikan untuk Oxford Tole Art dilakukan pada
siklus anggaran tahunan atau, secara umum, siklus anggaran periodik. Gael, pemiliknya,
menyiapkan anggaran secara periodic untuk setiap periode perencanaan. Meskipun
perencana dapat memperbaharui atau merevisi anggaran kapan pun selama periode
anggaran, penganggaran periodik biasanya dilakukan sekali per periode anggaran.
ZBB timbul, sebagian, untuk meawan anggaran yang meningka yang tidak mendeskripsikan, yang berdasarkan pada
penyesuaian presentase dari anggaran periode sebelumnya. Karena pengganggran inkremental hanya membutuhkan
sedikit pemikiran, hal tersebut seringmenghasilkan alkasi sumber daya yang tidak tepatt.
Menurut ZBB, perencana mengalokasikan sumber daya langka yang dimiliki organisasi kedalam proposal pengeluaran
yang mereka pikir dapat mencapai sasaran organisasi yang terbaik. Mesk\pun terlihat masukakal, pendekatan berbasis
nol untuk merencanakan pengeluaran bebas merupakan pendekatan yang kontoversial.
Secara tradisionl, gagasan ZBB tidak diterpkanke biaya perekayasaaan (engineered cost) –yaitu, biaya jangka pendk yang
diidentifikasi memiliki hubungan dengan beberapa tingkat kegiatan. Meskipun demikian, bahkan untuk biaya
perekayasaan, ZBB dapat efektif jika dikombinasikan dengan pendekatan perekayasaan ulang. Sebagai contoh,
merekayasa ualng produk atau roses melibatkan penyusunan visi tentang bagaimana produk harus berkinerja atau
bagaimana prosee harus bekerja sevata independen dari kondisi sekarang.
Penganggaran Proyek
Kritik terhadap ZBB mengeluhkan bahwa pendekatan tersebut mahal karena
pendekatan tersebut membutuhkan banyak waktu bagi karyawan untuk
menyiapkannya. Kritik ini telah mengajukan solusi penengah antara 2 ekstrem ZBB
dan peganggaran inkremental unuk mengurangi keemahan masing-masing
pendekatan itu. Solusi penengah itu disebut pendanaan proyek ( project funding)
dan solusi tersebut merupakan proposal untuk pengeluaran bebas dengan
pengeluaran bebas waktu tertebtu atau sunset provision (peraturan yang
menetapkan berakhirnya seluruh atau sebagian hukum yang berlaku setelah periode
waku tertentu). Manfaat dari adanya sunset orovision adalah peraturan tersebut
mnyetujui keseimbangan antara biaya tinggi yang berasal dari perlunya melakukan
penelitian yang cermat dan dan jauh lebih rendahnya biaya penganggaran
inkremental.
Penganggaran Otoritatif
Penganggaran otoritatif (authoritative budgeting) terjadi ketika supervisor memberitahu
bawahannya akan seperti apa anggarannya tanpa meminta masukan. Manfaat bagi perusahaan
adalah prosesnya langsung dan efisien – penganggaran ini memungkinkan atasan menetapkan
anggaran dan meningkatkan koordinasi menyeluruh di antara subunit organisasi karena
penganggaran ini dibuat berdasarkan perspektif tunggal. Manajer yang ingin menetapkan anggaran
dengan cara dari atas ke bawah ini sering ingin mengendalikan dan memiliki sifat kepribadian yang
otoriter. Salah satu masalah lebih sedikit tentang proses yang menetapkan anggaran dengan cara ini
adalah atasan biasanya memiliki informasi yang sedang dianggarkan daripada bawahannya. Dalam
situasi penganggaran otoritatif, atasan menunjukkan sasaran kepada bawahannya dan bawahan yang
memiliki aspirasi tinggi terhadap sasaran baru tahun mendatang dapat menjadi frustrasi dan patah
semangat. Masalah kedua adalah kurangnya motivasi dan komitmen terhadap sasaran anggaran
karena kurangnya partisipasi karyawan ke dalam penetapan anggaran. Lebih buruk lagi, jika atasan
menetapkan sasaran yang tinggi dan hanya menyediakan sedikit anggaran penggunaan sumber daya,
motivasi dapat turun signifikan, serta individu dan organisasi dapat gagal dalam mencapai sasaran
mereka.
Penelitian menunjukkan bahwa jenis anggaran yang paling memberikan motivasi adalah
anggaran yang ketat, yaitu, anggaran dengan target yang dirasakan ambisius namun masih dapat
dicapai seperti Perusahaan Boeing dan General Electric telah menerapkan apa yang dikenal
dengan target dalam jangkauan (stretch targets). Di masa perusahaan lalu, kedua perusahaan itu
menggunakan pendekatan yang meningkat di mana targetnya akan sedikit meningkat dari tahun
sebelumnya. Target dalam jangkauan melebihi target sebelumnya dengan jumlah yang signifikan
dan biasanya membutuhkan kenaikan sasaran yang cukup banyak selama periode anggaran di
masa mendatang. Penganggaran dalam jangkauan (stretch budgeting) artinya bahwa organisasi
akan berupaya mencapai sasaran yang lebih tinggi daripada anggaran sekarang. Dasar
penalarannya adalah anggaran dalam jangkauan mendorong organisasi ke batas kemampuannya.
Penganggaran Partisipatif
Penganggaran partisipatif (participative budgeting) adalah pendekatan untuk menyusun
anggaran yang menggunakan proses pembuatan keputusan gabungan di mana seluruh pihak
setuju tentang penetapan target anggaran. Mengizinkan karyawan untuk berpartisipasi ke dalam
pembuatan keputusan memberikan kesempatan bagi mereka untuk menggunakan informasi yang
mereka kembangkan melalui pelatihan atau pengalaman di pekerjaan mereka untuk bersama-
sama menetapkan sasaran dan bernegosiasi tentang tingkat anggarannya. Partisipasi memiliki
banyak manfaat bagi karyawan, seperti rasa komitmen yang tinggi terhadap anggaran dan, oleh
karena itu, tingkat motivasi yang lebih tinggi untuk mencapai sasaran dan menjaga agar tetap
berada di dalam anggaran. Penelitian terkait anggaran partisipatif menunjukkan secara umum
karyawan merasakan kepuasan bekerja yang lebih besar dan moral yang lebih tinggi karena
mereka merasa mempunyai kendali yang lebih besar atas pekerjaan mereka.
Penganggaran Konsultatif
Penerapan konsep Beyond Budgeting memperlihatkan kerangka efisien yang menitikberatkan pada
pengawasan yang nyata bagi keberhasilan perusahaan, karena efisiensi merupakan ukuran yang
paling tepat dalam melihat kinerja perusahaan.
Sebagai alternatif, kritik tersebut membuat beberapa proposal yang terdiri dari hal-hal sebagai berikut:
4. Menggunakan penganggaran tradisional untuk merencanakan kebutuhan sumber daya yang
tersirat di rencana produksi.
5. Mengikatkan penganggaran ke inisiatif strategis dengan memasukkan ketetapan tentang
pengeluaran strategis, seperti pengembangan produk baru, pelatihan karyawan, dan perbaikan
proses anggaran.
6. Meninggalkan penggunaan variansi untuk menilai kinerja dan menggunakan variansi bukannya
mengidentifikasi kebutuhan akan perbaikan proses.
7. Menggunakan ukuran kinerja multidimensi, seperti yang terdapat pada balance scorecard, untuk
mengevaluasi kinerja individu atau unit bedasarkan kontribusi mereka terhadap kemampuan
organisasi mencapai hasil strategis, seperti perbaikan kualitas, penurunan biaya, dan peningkatan
pelayanan kepada pelanggan.
Referensi
- Buku Akuntansi Manajemen, edisikelima, jilid 2, Indeks.
- BEYOND BUDGETING
https://accounting.binus.ac.id/2021/12/20/beyond-
budgeting/