Case Report PPT Luka Bakar
Case Report PPT Luka Bakar
Nama : An. K
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 5 tahun
Hari tanggal Jenazah masuk : 15 Agustus 2023
Tanggal pemeriksaan Luar : 15 Agustus 2023
Waktu Pemeriksaan Luar : 23.20 WIB
Lokasi ditemukan : Rumah Korban di Kec. Pondok Melati
Pengirim : Kepolisian Sektor Pondok Gede
RIWAYAT KEJADIAN
Pada hari Selasa tanggal 15 Oktober 2023 pukul 17.45 WIB ditemukan mayat seorang
anak perempuan yang sudah dalam kondisi hangus dengan posisi telentang di dalam rumah di
daerah Pondok Melati, Bekasi. Menurut keterangan penyidik, rumah korban terbakar saat
korban tengah sendirian di rumahnya. Mayat tersebut kemudian dibawa oleh DAMKAR ke RS
Polri.
PEMERIKSAAN LUAR
e. Gigi geligi berjumlah dua puluh empat buah, dengan deskripsi sebagai berikut:
i. Pada rahang atas sisi kanan, rahang atas sisi kiri, rahang bawah sisi kanan, dan rahang bawah sisi
kiri, gigi geligi berjumlah enam buah.
f. Dari lubang hidung, lubang mulut, lubang telinga kiri, tidak keluar apa-apa.
g. Luka-luka: Jenazah dalam kondisi tidak utuh, hangus terbakar pada seluruh tubuh.
h. Pada area kepala dan wajah tampak seluruhnya hangus terbakar menjadi arang, berwarna kehitaman
dengan sebagian tulang tengkorak telah hilang, dengan dasar berupa otak.
i. Pada daerah leher, dada, dan lapang perut tampak seluruh kulit hangus terbakar, mengarang.
j. Pada area punggung, bokong, dan kemaluan tampak seluruhnya hangus terbakar menjadi arang,
berwarna kehitaman dengan kulit dan otot tampak menghilang, dengan dasar berupa hati, ginjal, usus,
tulang belakang, tulang usus, tulang ekor, dan kandung kemih.
k. Pada lengan atas kanan tampak hangus terbakar menjadi arang, berwarna kehitaman, hanya tersisa satu
per tiga bagian atas.
l. Pada lengan atas kiri tampak seluruh kulit hangus terbakar, mengarang.
m. Paha kanan tampak hangus terbakar menjadi arang, berwarna kehitaman, hanya tersisa satu per tiga
bagian atas. Lutut hingga tungkai bawah kanan tidak ditemukan.
n. Seluruh paha kiri tampak hangus terbakar menjadi arang, berwarna kehitaman. Lutut hingga tungkai
bawah kiri tidak ditemukan.
o. Patah tulang: Paha kanan tampak patah pada satu per tiga atas dengan tepi tulang berwarna kehitaman
mengarang.
p. Lain-lain:
Luka bakar dapat diklasifikasikan berdasarkan luas luka bakar dan derajat luka bakarnya, dan harus objektif.
Patokan yang masih dipakai dan diterima luas adalah mengikuti Rules of Nines dari Wallace.
Berdasarkan dalamnya jaringan yang rusak akibat luka bakar tersebut, luka bakar dapat diklasifikasikan menjadi
derajat I, II, III dan IV.
1. Luka bakar derajat 1 (superficial burn), kerusakan hanya terjadi di permukaan kulit. Kulit akan tampak
kemerahan, tidak ada bulla, sedikit edema dan nyeri, dan tidak akan menimbulkan jaringan parut setelah
sembuh.
2. Luka bakar derajat 2 (partial thickness burn) mengenai sebagian dari ketebalan kulit yang melibatkan semua
epidermis dan sebagian dermis. Pada kulit akan ada bulla, sedikit oedem, dan nyeri berat.
3. Luka bakar derajat 3 (full thickness burn), kerusakan terjadi pada semua lapisan kulit dan ada nekrosis. Lesi
tampak putih dan kulit kehilangan sensasi rasa, dan akan menimbulkan jaringan parut setelah luka sembuh.
4. Luka bakar derajat 4 disebut charring injury. Pada luka bakar ini kulit tampak hitam seperti arang karena
terbakarnya jaringan. Terjadi kerusakan seluruh kulit dan jaringan subkutan begitu juga pada tulang
Beratnya luka bakar berdasarkan derajat dan luasnya kulit yang terkena dan dapat dikategorikan menjadi 3 yaitu ringan,
sedang dan berat.
1. Luka bakar ringan jika terdapat luka bakar derajat I seluas <15% atau derajat II seluas <2%.
2. Luka bakar sedang adalah luka bakar derajat I seluas 10-15% atau derajat II seluas 5-10%.
3. Luka bakar berat merupakan luka bakar derajat II seluas >20% atau derajat III seluas >10% atau mengenai wajah,
tangan-kaki, alat kelamin/persendian sekitar ketiak atau akibat listrik tegangan tinggi (>1000V) atau dengan
komplikasi patah tulang/kerusakan jaringan lunak/gangguan jalan nafas.
Pada pemeriksaan ditemukan luka bakar derajat empat dikarenakan kulit tampak hitam seperti arang dengan luas
permukaan seluas seratus persen dari total luas permukaan tubuh akibat paparan panas atau api.
Penyebab kematian utama pada luka bakar
1. Kematian cepat adalah kematian yang dilihat menurut waktunya dalam beberapa menit sampai berapa jam dari
kecelakaan yang dapat terjadi dari syok neurogenik (nyeri yang sangat parah), luka akibat panas (menyebabkan terjadinya
hipovolemia, shock dan kegagalan ginjal akut), luka pada pernafasan, dsb.
2. Kematian lambat terjadi sebagai hasil beberapa kemungkinan komplikasi, antara lain kehilangan cairan berkelanjutan
sehingga terjadi shock yang tertunda atau gagal ginjal, kegagalan respirasi yang terjadi sebagai akibat dari komplikasi
kerusakan epithelium pernapasan dan acute respiratory distress syndrome (ARDS), sepsis yang terjadi terutama karena
pneumonia, serta kematian karena emboli paru sebagai akibat imobilisasi yang lama.
Kematian karena luka bakar dapat dibagi menjadi 2 yaitu kematian cepat dan kematian lambat.
Kematian akibat luka bakar pada kebakaran yang hebat yang terjadi pada gedung-
gedung atau rumah-rumah biasanya disebabkan oleh CO poisoning dan smoke inhalation
dibanding dengan luka bakar itu sendiri. CO poisoning merupakan aspek yang penting
dari penyebab kematian pada luka bakar, biasanya korban menjadi tidak sadar dan
meninggal sebelum api membakarnya, ini dapat menjawab pertanyaan mengapa korban
tidak melarikan diri pada waktu terjadi kebakaran.
Sehingga dalam menentukan penyebab dari kematian, maka luas dan derajat luka
bakar serta saturasi darah yang mengandung CO harus dinilai secara hati – hati. CO dalam
darah merupakan indikator yang paling berharga yang dapat menunjukkan bahwa korban
masih hidup pada waktu terjadi kebakaran.
Pada bidang pemeriksaan forensik, uji dilusi alkali sering digunakan untuk memeriksa ada atau
tidaknya kandungan CO dalam darah. CO lebih mudah mengikat Hb daripada O2. Saat CO berikatan
dengan Hb, terbentuklah COHb yang resisten terhadap alkali sehingga menghambat pembentukan hematin
alkali dalam darah. Reaksi inilah yang menjadi prinsip dasar uji dilusi alkali. Uji dilusi alkali dilakukan
dengan membandingkan darah sampel dengan darah normal (darah kontrol).
Pada korban didapatkan hasil pemeriksaan alkali dilusi positif yang menandakan jenazah masih
bernafas saat terpapar asap. Namun, sebab pasti kematian jenazah ini tidak dapat ditentukan karena tidak
dilakukan pemeriksaan bedah mayat.
BAB 3
03 TINJAUAN
PUSTAKA
Definisi
Kontraksi dari jaringan ikat yang terbakar menyebabkan terbelahnya Bila kepala terpapar cukup lama dengan panas dapat menyebabkan
kulit dari epidermis dan korium yang sering menyebabkan artefak pembentukan uap di dalam rongga kepala yang lama kelamaan akan
yang menyerupai luka sayat dan sering disalah-artikan sebagai mengakibatkan kenaikan tekanan intrakranial yang dapat menyebabkan
Kebakaran parsial dari dinding abdomen bagian depan akan Koagulasi dari otot-otot oleh karena panas akan menyebabkan kontraksi
menyebabkan keluarnya sebagian dari jaringan usus melalui defek serabut otot otot fleksor dan mengakibatkan ekstremitas atas mengambil
yang terjadi ini. sikap seperti posisi seorang boxer dengan tangan terangkat di depannya,
paha dan lutut yang juga fleksi sebagian atau seluruhnya.
Pemeriksaan Dalam Korban ( Temuan Otopsi )
Gambaran mikroskopis · Terdapat serbukan sel PMN · Terdapat sedikit atau tidak
terdapat serbukan sel PMN
Aspek Medikolegal
Pada pasal 133 KUHAP (ayat 2 dan 3) menyatakan permintaan keterangan ahli sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1) dilakukan secara tertulis, yang dalam surat itu disebutkan dengan tegas untuk
pemeriksaan luka atau pemeriksaan mayat dan atau pemeriksaan bedah mayat; dan mayat yang dikirim
kepada ahli kedokteran kehakiman atau dokter pada rumah sakit harus diperlakukan secara baik dengan
penuh penghormatan terhadap mayat tersebut dan diberi label yang memuat identitas mayat, dilakukan
dengan diberi cap jabatan yang dilekatkan pada ibu jari kaki atau bagian lain badan mayat. Pernyataan ini
menjadi dasar pembuatan visum et repertum (laporan bertulis) pada kasus tindak pidana.
Pada persidangan kasus pidana, dokter forensik akan dipanggil sebagai saksi ahli. Pasal 179 ayat 1
KUHAP yang menyatakan setiap orang yang diminta pendapatnya sebagai ahli kedokteran kehakiman atau
dokter atau ahli lainnya wajib memberikan keterangan ahli demi keadilan.
Menentukan cara kematian berdasarkan temuan berupa :
2. Pembunuhan
Pada kasus pembunuhan, biasanya ditemukan tanda-tanda post mortem. Pada tubuh manusia
yang sudah mati terbakar tidak akan berwarna kemerahan oleh reaksi intravital. Tubuh mayat akan tampak
keras dan kekuningan. Gelembung yang terdapat akan mengandung sangat sedikit albumin yang
memberikan kekeruhan bila dipanaskan serta sangat sedikit atau tidak ditemukan sel PMN.
THANK YOU