Anda di halaman 1dari 26

Teknologi Beton

Bahan Campuran Beton


What is concrete ?

• suatu campuran yang terdiri dari bahan-bahan


air, semen portland, agregat halus, agregat
kasar dan apabila perlu, bahan tambahan
(admixture), dengan sifat-sifat tertentu serta
komposisi perbandingan tertentu
• bersifat plastis dan basah saat permulaan
dibuat, kemudian perlahan-lahan berubah
menjadi keras dan kaku seperti batu
Komposisi campuran beton

Air
10%

Agregat Semen
Kasar 15%
40%

Agregat
Halus
35%
What is concrete
SEMEN PORTLAND AIR AGREGAT
Bahan pengikat Hidrolis Media pencampur HALUS
Bahan pengisi
How much ? How much ?
Quality ? Quality ? How much ?
Kriteria Campuran Beton

• Mudah dikerjakan (workable) tanpa


kehilangan keseragaman campuran.
• Kuat menahan beban yang direncanakan.
• Awet (durable) mempertahankan
kekuatan.
• Kedap air (Impermeable)
• Ekonomis
Air

• Air yang dapat diminum dapat digunakan


untuk campuran beton

• Spesifikasi umum:
Tidak Berbau
Tidak Berasa
Tidak Berwarna
Air

• Air berfungsi untuk melangsungkan proses


hidrasi antara air dengan semen
• Pemakaian air kira-kira 10 – 15 % dari
volume beton
 terlalu banyak air pengikatan dengan semen
terhalang
 terlalu sedikit air, proses hidrasi tidak selesai
dengan sempurna
Air

Jenis Pemeriksaan Spesifikasi Standar


- pH 4,5 – 8,5 PB – 0301 – 76

- Bahan Padat Max .2000 ppm PB – 0302 - 76

- Bahan Tersuspensi Max .2000 ppm PB – 0303 - 76


- Bahan Organik Max .2000 ppm PB – 0304 - 76

- Minyak Mineral Max. 2 % berat PB – 0305 - 76


semen
- ion Sulfat (Na2SO4) Max 10000 ppm PB – 0306 – 76

- ion Klorida (NaCl) Max 20000 ppm PB – 0307 - 76


Air
Apabila pemeriksaan air tidak dapat
dilaksanakan, dapat ditempuh cara:
• Menggunakan air dari sumber air minum.
• Mengadakan percobaan perbandingan kuat
tekan mortar (semen +pasir dalam
perbandingan tertentu), antara mortar yang
menggunakan air setempat, pada umur 28
hari, kekuatan tekan harus > 95 % dari mortar
yang menggunakan air suling, dan perbedaan
waktu pengikatan kedua mortar tidak signifikan
Semen

• Semen berfungsi sebagai bahan pengikat


hidrolis ketika bereaksi dengan air
• Semen adalah komponen beton yang
paling mahal
• Kadar semen minimum diperlukan untuk
mencapai keawetan beton
Semen
Jenis-jenis semen portland (P.C) yang umum
di lapangan
Tipe I
Tipe II
Tipe III
Tipe IV
Tipe V
*Pozzolan
Semen
Jenis semen Pemakaian
portland
TIPE I P.C Pembuatan beton umum dimana sifat khas dari jenis semen lain tidak diperlukan,
Normal Portland dan tidak ada serangan sulfat
Cement

TIPE II P.C Pembuatan beton yang memerlukan panas hidrasi lebih rendah dari panas hidrasi
Modified Portland semen tipe I dan tahan terhadap pengaruh sulfat berkadar sedang. Misalnya pada
Cement konstruksi berukuran besar karena dapat memperkecil kenaikan suhu terutama bila
pengecoran dilakukan pada cuaca / suhu yang panas.

TIPE III P.C Pembuatan beton yang memerlukan pengerasan yang lebih cepat / kekuatan awal
Early Strength yang tinggi. Panas yang dikeluarkan + 50 % > dibandingkan tipe I.
Portland Cement

TIPE IV P.C Pembuatan beton massif yang luas dan besar seperti dam yang memerlukan panas
Low Heat hidrasi rendah, + 45 % < dibandingkan tipe I. Kekuatan biasanya dicapai dalam
waktu yang lebih lama.
Portland Cement

TIPE V P.C Pembuatan beton yang memerlukan ketahanan terhadap pengaruh sulfat yang
Sulphate Resistance tinggi, menimbulkan panas hidrasi yang + 30 % lebih rendah dari tipe I dan
Portland Cement pencapaian kekuatan yang lebih lama.

•Pozzolan Semen ini adalah semen Portland yang dicampur pozzolan alam atau buatan,
•Portland Cement sehingga memiliki sifat tahan sulfat dan panas hidrasi yang lebih rendah, cocok
untuk bangunan air, lingkungan air laut, atau ditempat yang basah/lembab.
Semen Jenis Pengujian Spesifikasi
Tipe I Tipe II Tipe III Tipe IV Tipe V
Kadar Udara, Volume, Max % 12 12 12 12 12

Kehalusan, Luas Permukaan Spesifik, m2/kg


- Pengujian Turbidimeter, Min 160 160 160 160

- Pengujian Permiabilitas Udara, Min 280 280 280 280

Pengembangan Autoclave, Max % 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8

Kuat Tekan, Min, MPa


- 1 hari 12,4

- 3 hari 12,4 10,3 24,1 8,3

- 7 hari 19,3 17,2 6,9 15,2

- 28 hari 27,6 27,6 17,2 20,7

Waktu Pengikatan, menit


* Alat Vicat (menit)
- Pengikatan Awal, Min 45 45 45 45 45

- Pengikatan Akhir, Max 50 - 375 50 - 375 50 - 375 50 - 375 50 - 375

* Alat Gillmore (menit)


- Pengikatan Awal, Min 60 60 60 60 60

- Pengikatan Akhir, Max 600 600 600 600 600

Konsistensi Normal semen


Agregat

Proses terjadinya
• Agregat alam
• Agregat buatan
Proses pembentukannya
• batuan beku
• Batuan endapan
• Batuan metamorf
Agregat
Proses produksinya
• agregat pecah (crushed)
• agregat alamiah (uncrushed)
Dari bentuknya
• Bulat (rounded)
• Pipih (Flaky)
• Panjang (elongated)
• Bersudut (angular)
• Tidak beraturan (irregular)
Agregat
Dari ukurannya
• Agregat halus
• Agregat kasar dan
• Agregat Campuran
Agregat halus adalah agregat dengan ukuran butir yang
lewat saringan no. 4 dan dapat berupa pasir alam atau batu
pecah kecil dengan butiran < 5 mm

Agregat kasar adalah agregat dengan ukuran butir yang


tertahan saringan no. 4 dan dapat berupa kerikil atau batu
pecah dengan butiran > 5 mm
Agregat

Fungsi utamanya sebagai bahan pengisi


• Memberikan nilai ekonomis.
• Memberikan kekuatan dan keawetan.
• Memberikan stabilitas dan kekakuan
terhadap beton keras.
Agregat

• Untuk menjamin pekerjaan yang mudah


dan menghasilkan beton yang ekonomis,
diperlukan suatu gradasi yang sesuai dari
suatu campuran agregat.
• Agregat yang bergradasi baik akan
menghasilkan beton yang lebih kuat dan
ekonomis dari pada beton yang dibuat
dengan gradasi agregat yang buruk
Agregat
Gradasi menerus (continuous/wellgraded)

Gradasi senjang (gap graded)


Ukuran butiran yang tidak ada

Gradasi seragam (uniformly graded)


Agregat
Umumnya campuran beton yang paling ekonomis
diperoleh dengan menggunakan ukuran agregat
sebesar mungkin dengan syarat beton yang
dihasilkan masih memenuhi ketentuan dan dapat
dikerjakan

Untuk hal-hal yang praktis, maka makin besar


ukuran agregat kasar, makin sedikit pasta yang
dibutuhkan per meter kubik beton
Agregat
Modulus kehalusan adalah suatu istilah yang
dipakai sebagai indeks untuk menyatakan tingkat
kehalusan atau kekasaran suatu agregat

•2,0 – 3,5 untuk agregat halus


•5,5 – 8,0 untuk agregat kasar
•4,0 – 7,0 untuk agregat campuran
Nilai yang lebih besar menunjukkan susunan
agregat yang lebih kasar
Agregat
 Kadar air dalam agregat halus sangat
berpengaruh terhadap volumenya

 Makin halus butiran agregat halus, makin besar


pengembangannya, disebabkan adanya lapisan
air diantara butiran-butiran agregat halus
Agregat
40

30 Pasir Halus
Penambahan volume (%)

20 Pasir Sedang
Pasir Kasar

10

0
0 5 10 15 20
Persentase air dalam ukuran berat (%)
Agregat
Jenis Pengaruh pada beton
Bentuk partikel, gradasi dan tekstur Kekuatan, kemudahan dikerjakan,
kepadatan, segregasi
Jenis agregat (bentuk, crushed, Sifat ikatan (interlocking), kekuatan
uncruched)
Berat jenis dan peresapan Mutu agregat, penentuan f.a.s
Bahan organik Setting time, pelapukan
Butiran lebih halus dari 0,0075 mm Ikatan, Keperluan air
(silt / lempung)
Bahan ringan Keawetan, kerusakan
Partikel lunak/mudah pecah Keawetan, kemudahan pengerjaan
Bahan kimia reaktif Kekuatan, keawetan, ekspansi, retak
pada beton
Agregat
“it is impossible to get representative samples”
Faktor yang mempengaruhi frekuensi pengambilan
sample :
•Keseragaman deposit.
•Luas daerah quarry
•Frekuensi perubahan lokasi pengambilan material di
quarry.
•Metode penanganan agregat dari tempat produksi ke
proyek.
Agregat
oPenyimpanan dan penanganan agregat harus dilakukan
sedemikian rupa, sehingga tidak menimbulkan
pemisahan-pemisahan
oTimbunan agregat harus dibangun perlapis dengan tebal
yang seragam;
oTimbunan tidak boleh dibangun berbentuk kerucut yang
tinggi.
oBahan agregat harus diambil secara mendatar lapis demi
lapis dari timbunannya.

Anda mungkin juga menyukai