Anda di halaman 1dari 42

PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT

By Prodi Keperawatan
STIKES Abdi Nusantara Jakarta
Suatu kesatuan organisasi fungsional yang langsung
memberikan pelayanan secara menyeluruh kepada
masyarakat dalam suatu wilayah kerja tertentu dalam
usaha-usaha kesehatan pokok (Azrul A, 80)

Suatu kesatuan organisasi fungsional yang


merupakan pusat pengembangan masyarakat dan
juga membina peran serta masyarakat dalam
memberikan pelayanan secara menyeluruh dan
terpadu di wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan
pokok (Depkes, 91)
 Fasilitas Pelayanan Kesehatan adalah suatu tempat yang
digunakan untuk menyelenggarakan upaya pelayanan
kesehatan, baik promotif, preventif, kuratif, maupun rehabilitatif
yang dilakukan oleh pemerintah, pemerintah daerah dan / atau
masyarakat.

 Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang


menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya
kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih
mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai
derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di
wilayah kerjanya.
Permenkes 75-2014
Pendahuluan

 Puskesmas mulai dikembangkan 1971


 Peraturan mendagri no 5/74 :
 secara administratif berada di bawah Pemda
Kabupaten
 Secara medis teknis di bawah Dinkes kab /
kota dan propinsi
 UU no 22 dan 25 tahun 1999 tentang
desentralisasi Puskesmas
Situasi nasional dan regional

 Krisis ekonomi dan moneter, 1998 


WTC  bom bali  krisis global
 Gerakan reformasi 1998  reformasi
kesehatan
 Otda Januari 2001, sentralisasi 
desentralisasi
 1999 dicanangkan Indonesia sehat 2010
Situasi puskesmas
 Hasil kajian manajemen puskesmas di Bali
th 2001-2002
 Visi dan misi puskesmas di era globalisasi
kurang dihayati; promotif dan promotif
 Hampir semua puskesmas di Bali
mengalami penurunan kunjungan s/d 50%
 Waktu kerja efektif beberapa puskesmas
jam 08.00-11.00
 Ketidakefisienan pemanfaatan ranap
 Jumlah petugas kesehatan (termasuk
paramedis) yang melakukan praktik swasta
semakin bertambah
Situasi puskesmas
 Puskesmas dibebani dengan program pusat
 Transisi epidemiologi dan demografi belum
diantisipasi
 Belum ada puskesmas di Bali yang mampu
mengembangkan PJKM, dan belum ada
perangkat hukum operasional
 Simpus hanya melaporkan data kegiatan
program tanpa mampu melaporkan dampak
terhadap peningkatan kesehatan masyarakat
 Lemahnya kemampuan advokasi pemimpin
puskesmas terhadap sektor lainnya di tingkat
kecamatan terutama camat setempat
Lingkungan
wilayah kerja puskesmas
 Gakin terus bertambah
 Kemiskinan dan pengangguran terselubung
menimbulkan masalah baru : seks bebas,
narkoba, miras, kenakalan remaja 
penyebaran PMS, kehamilan pra nikah,
abortus, bunuh diri,
 Kabupaten/kota terus terjadi peningkatan
migran
 Masalah sampah
 Pesatnya pembangunan  perlu analisa
dampak kesehatan pembangunan
Upaya pengembangan Pelayanan Puskesmas

 Didasarkan pada misi puskesmas sebagai pusat


pengembangan kesehatan, penjabaranya sbb:
• Meluaskan jangkauan pelayanan kesehatan
sampai ke desa-desa  adanya puskesmas baru,
pustu, pos kesehatan, polindes, bidan desa,
posyandu
• Pengadaan peralatan dan obat-obatan sesuai
kebutuhan masyarakat
• Aspek mutu pelayanan di Puskesmas ; quality of
care dan quality of service
• Memperkuat sistem rujukan
• Peran serta masyarakat dalam PKMD
Paradigma baru Puskesmas
 Reformasi puskesmas berarti harus ada
upaya yang berkelanjutan, menyeluruh,
terpadu, sistematis, dan objektif 
masyarakat mendapat pelayanan bermutu
 Pendekatan pengembangan reformasi
puskesmas :
 Penentuan prioritas program puskesmas
 Pengembangan program menjaga mutu
 Pengembangan swadana puskesmas
Prioritas program kesehatan
 Pelayanan kesehatan dimulai dengan
program basic seven (WHO, 70) basic
twelve,  2003  18 program pokok
 Program prioritas : dipilih sesuai dengan
masalah di wilayah kerja
 Penyusunan rencana sesuai SDM, waktu,
dana, metode
 Pimpinan dinkes kab / kota menetapkan
indikator outcome program untuk mengukur
keberhasilan
 Perlu Badan Penyantun Puskesmas (BPP)
Program menjaga mutu

 Fakta : kunjungan puskesmas sejak 1971 terus


menurun  meningkat
 Meningkatkan keterampilan staf dalam
melakukan identifikasi masalah mutu
pelayanan kesehatan
 Analisa input, proses (prosedur, sistem), output
 Perlu meningkatkan efektifitas sistem informasi
puskesmas (simpus) untuk mendukung
pengambilan keputusan pimpinan  proses
pencatatan dan pelaporan perlu ditingkatkan,
based line data  untuk memantau
perkembangan status kesehatan
Puskesmas swadana
 Analisa : pelayanan medis (private goods) dan
pelayanan kesehatan masyarakat (public goods)
mana yang paling dibutuhkan oleh masyarakat
setempat?
 Cost and revenue/tahun? Rata-rata pendapatan
masyarakat? Dukungan politisi dan pemerintahan
 Analisa biaya  langkah awal
 Swadana puskesmas diarahkan untuk
peningkatan mutu private goods, public goods
dibiayai oleh pemda
 Perlu adanya perda tentang Puskesams swadana
terutama berkaitan dengan audit keuangan
puskesmas
Visi dan Misi Puskesmas Reformasi
 Visi : terwujudnya kecamatan sehat tahun 2010
 Misi :
 Menggerakan pembangunan berwawasan
kesehatan
 Memberdayakan masyarakat dan keluarga
dalam pembangunan kesehatan
 Menyelenggarakan pelayanan kesehatan dasar
yang bermutu
 Setiap Puskesmas dapat menambah misinya
sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan
masyarakat setempat
 Sesuai dengan misinya, Puskesmas memiliki fungsi
sebagai penggerak pembangunan berwawasan
kesehatan, pusat pemberdayaan masyarakat dan
keluarga dalam pembangnunan kesehatan, dan
sebagai pusat pelayanan kesehatan tingkat
pertama
 Semua bentuk pelayanan yang diberikan oleh
Puskesmas tercakup dalam program kesehatan
dasar atau program pokok Puskesmas
 Secara organisasi kedudukan Puskesmas
merupakan Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD),
dipimpin oleh seorang kepala
 Kepala puskesmas berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada Kadinkes kabupaten /
kota dan secara operasional dikoordinasikan oleh
camat
Program pokok Puskesmas

 Semua program pokok Puskesmas


didasarkan pada Basic Seven oleh WHO :
 Maternal and child health care
 Medical care
 Environmental sanitation
 Health education
 Simple laboratory
 Communicable disesase
 Simple statistic
Program Pokok Puskesmas
 KIA
 KB
 P2M
 Peningkatan gizi
 Kesling
 Pengobatan
 PKM
 Laboraorium
 Kesehatan sekolah
 Perkesmas
 Kesehatan jiwa
 Kesehatan gigi
Penerapan manajemen
di Puskesmas
 Microplanning
 Lokmin Puskesmas
 Local area monitoring atau Pemantauan
Ibu dan Anak Setempat-Pemantauan
Wilayah Setempat (PIAS-PWS KIA)
 SP2TP
 Stratifikasi
 Supervisi
SISTEM RUJUKAN
PKMD

 Kegiatan diusahakan masyarakat


bersama pemerintah
 Peran serta masyarakat : sikap yang
secara sadar / aktif untuk turut serta
mewujudkan program/kegiatan
 Swadaya : kemampuan kelompok/
masyarakat berikhtiar memenuhi
kebutuhannya
CIRI-CIRI PKMD

 Berdasaraka kesadaran dan swadaya


masyarakat
 Bersifat Lintas Program / Lintas Sektoral
 Didasarai atas musyawarah serta mampu
memacu penggalian, penggunaan,
pengembangan potensi wilayah setempat
 Tenaga pelaksanan adalah berasal dan
diterima oleh masyarakat setempat
 Penerapan teknologi tepat guna
PROSES SURVEY MAWAS DIRI
(SMD)
 Susun kartu keluarga
  Diisi anggota keluarga
  Dikumpulkan dan direkap ka RW
  Direkap di tingkat desa
 Hasil diketahui
 Kesepakatan prioritas dan kegiatan
  Lokakarya kecamatan
 Hasil diketahui
 Bentuk kader kelompok
 Sosialisasi rencana kegiatan
Pos pelayanan terpadu
Definisi posyandu
Adalah
 Suatu forum komunikasi, alih teknologi, dan
pelayanan kesehatan masyarakat oleh dan untuk
masyarakat yang mempunyai nilai strategis
dalam mengembangakan sumberdaya manusia
sejak dini
 Pusat kegiatan masyarakat dalam upaya
pelayanan kesehatan masyarakat dan keluarga
berencana
 Pusat pelayanan keluarga berencana dan
kesehatan yang dikelola dan diselenggarakan
untuk dan oleh maysarakat dengan dukungan
teknis dari petugas kesehatan dalam rangka
pencapaian NKKBS
TUJUAN
 Mempercepat penurunan angka kematian ibu dan anak
 Meningkatkan pelayanan kesehatan ibu untuk
menurunkan IMR
 Mempercapat penerimaan NKKBS
 Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk
mengembangkan kegiatan kesehatan dan kegiatan-
kegiatan lain yang menunjang peningkatan kemampuan
hidup sehat
 Pendekatan dan pemerataan pelayanan kesehatan
kepada masyarakat dalam usaha meningkatkan
cakupan pelayanan kesehatan kepada penduduk
berdasarkan letak geografi
 Meningkatkan dan pembinaan PSM dalam rangka alih
teknologi untuk swakelola usaha-usaha kesehatan
masyarakat
SASARAN

 Bayi berusia kurang dari 1 tahun


 Anak balita usia 1 sampai 5 tahun
 Ibu hamil, ibu menyusui, dan ibu nifas
 Wanita usia subur
KEGIATAN

Panca krida posyandu


 KIA
 KB
 Imunisasi
 Peningkatan gizi
 Penanganan diare
Sapta Krida Posyandu
Sapta krida posyandu
 KIA
 KB
 Imunisasi
 Peningkatan gizi
 Penanganan diare
 Sanitasi dasar
 Penyediaan obat esensial
PEMBENTUKAN
 Posyandu dibentuk dari pos
kesehatan / pos kegiatan warga
yang sudah ada seperti :
 Pos penimbangan balita
 Pos imunisasi
 Pos KB desa
 Pos kesehatan
 Pos lain - lain
PERSYARATAN

 Penduduk RW terdapat 50 – 100 balita


 Terdiri 50 – 120 KK
 Disesuaikan dengan kemampuan petugas
kesehatan
 Jarak antar rumah, jumlah KK dalam satu
tempat atau kelompok tidak terlalu jauh
ALASAN PENDIRIAN

 Posyandu dapat memberikan pelayanan


kesehatan terutama dalam upaya
pencegahan penyakit dan PPPK
sekaligus dengan pelayanan KB
 Posyandu dari dan untuk masyarakat
sehingga menimbulkan ras memiliki
terhadapa upaya kesehatan dan KB
PENYELENGGARA

 Pelaksana kegiatan
Adalah masyarakat yang telah dilatih menjadi
kader kesehatan setempat dibawah
bimbingan puskesmas

 Pengelaola posyandu
Adalah pengurus yang dibentuk oleh ketua
RW yang berasal dari kader PKK, tomas
formal dan informal, kader kesehatan
setempat
LOKASI

 Berada di tempat yang mudah didatangi


oleh masyarakat
 Ditentukan masyarakat sendiri
 Dapat merupakan lokal tersendiri
 Bila tidak memungkinkan dapat
dilaksanakan dirumah penduduk, balai
rakyat, pos RT/RW atau pos lain yang ada
PELAYANAN

Pemeliharaan kesehatan bayi dan balita


 Penimbangan bulanan
 PMT bagi yang BB kurang
 Imunisasi bayi 3 – 14 bulan
 Pemberian oralit untuk pennggulangan
diare
 Pengobatan penyakit dan pertolongan
pertama
PELAYANAN
Pemeliharaan kesehatan ibu hamil, ibu menyusui,
dan pus
 Pemeriksaan kesehatan umum
 Pemeriksaan kehamilan dan nifas
 Pelayanan peningkatanan gizi melalui pemberian
vitamin dan pil penambah darah
 Imunisasi TT untuk ibu hamil
 Penyuluhan kesehatan dan KB
 Pemberian alat kontrasepsi
 Pemberian oralit pada ibu yang diare
 Pengobatan dan pertolongan pertama
 PPPK
SISTEM 5 MEJA
 Meja I : pendaftaran, perencanaan : bayi,
balita, bumil, buteki, pus
 Meja II : penimbangan balita dan bumil
 Meja III : pengisian KMS
 Meja IV : diketahui BB naik/turun, bumil
dengan risiko, pus belum KB, penyuluhan
kesehatan, pelayanan PMT, oralit, vit A,
tablet besi, KB pil, kondom
 Meja V : pemberian imunisasi, pemeriksaan
kehamilan, pemeriksaan penyakit dan
pengobatan
TINGKAT POSYANDU
 Posyandu pratama
 Posyandu madya
 Posyandu purnama
 Posyandu mandiri
Isu strategis 1
 Mutu pelayanan keperawatan dan sarana
kesehatan dasar maupun rujukan belum optimal
 Belum semua pelayanan keperawatan di sarana
kesehatan berstandar
 Standar/pedoman pelayanan keperawatan dan
kebidanan belum semua didukung aspek legal
sehingga belum semua diimplementasikan di
sarana kesehatan
 Jumlah dan kualitas tenaga keperawatan di
sarana kesehatan belum memenuhi standar
terutama di daerah sulit terjangkau
 Keperawatan belum terlibat secara optimal
dalam penetapan kebijakan kesehatan nasional
Isu strtegi 2
 Kemampuan teknis dan manajerial tenaga
keperawatan masih rendah
 Dengan dilaksanakan desentaralisasi, struktur
organisasi keperawatan di RS bervariasi,
sehingga tidak menjamin adanya keterlibatan
perawat dalam proses pengambilan keputusan
 Belum diakomodasi jasa pelayanan
keperawatan di RS
 Perlindungan hukum dan kewenagnan perawat
dan bidan belum terumuskan dalam peraturan
perundang-undangan yang lebih tinggi
Isu strategis 3
 Pelayanan keperawatan belum didukung dengan
jenjang karir profesional, yang jelas dan terstruktur
 Kompetensi tenaga keperawatan belum
memenuhi standar
 Sistem informasi, pelayanan keperawatan dan
kebidanan belum semua terakomodasi dalam
sistem informasi kesehatan
 Belum optimal pelayanan keperawatan dalam
pemberdayaan keluarga rawan kesehatan
 Masih lemahnya koordinasi keperawatan dengan
unit terkait lainnya
 Pembinaan dan pengendalian mutu pelayanan
keperawatan dan kebidanan belum optimal
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai