Anda di halaman 1dari 10

Aplikasi Teknik Kultur Jaringan Dalam Bioteknologi

Tumbuhan: "Seleksi Planlet Cabe Merah (Capsicum


annum L) Dengan Asam Salisilat Secara In Vitro”

PRAKTIKUM KE-11
TUJUAN PRAKTIKUM
Setelah mahasiswa mengikuti praktikum ini mahasiswa dapat memahami dalam
mengaplikasikan teknik kultur jaringan dalam bioteknologi tumbuhan.
PENDAHULUAN
● Bioteknologi tumbuhan adalah salah satu bidang bioteknologi yang
memfokuskan diri pada bidang pertanian (bioteknologi hijau).

● Penerapan bioteknologi tumbuhan bertujuan untuk meningkatkan hasil


dan kualitas tanaman (budidaya) dengan cara mendapatkan tanaman
dengan nilai gizi tinggi, tahan hama dan penyakit

● Teknik kultur jaringan telah dimanfaatkan secara luas pada tahaman


hortikultura, seperti perbanyakan klonal yang dikombinasikan dengan
teknik bebas virus pada kentang, pisang, anggur, apel, pear dan berbagai
jenis tanaman hias, serta penyelamatan embrio untuk mendapatkan
tanaman hibrida dari hasil persilangan interspecies. Ex: Tomat FlavSavr.
BAHAN DAN ALAT
BAHAN ALAT
Laminar Air Flow Cabinet (LAF) autoklaf,
benih cabai merah keriting (Capsicum
pinset, scalpel, mata pisau scalpel, syringe
annum L),asam salisilat, alkohol 70%,
filter berdiameter 0,4 cm. Erlenmeyer
aquades, Benzine Amino Purine (BAP),
berukuran 100 ml, 500 ml, dan 1000 ml,
Indole3Acetic Acid (IAA),
cawan petri berdiameter 10 cm, botol kultur
sukrosa, Kalium Hidroksida (KOH),
berukuran 250 ml, gelas ukur bervolume
Hidrogen Chlorida (HCl) dan medium MS
100 ml dan 500 ml, mikropipet, pipet tip,
(Murashige
mikroskop, penggaris, kamera digital.
& Skoog) padat.
TATA
KERJA
Persiapan medium tanam untuk perkecambahan dan seleksi

1. Medium yang digunakan adalah Murashige & Skoog (MS) padat. Pembuatan medium tanam MS sebanyak 1 liter adalah
dengan cara memipet sejumlah larutan stok, kemudian dimasukkan ke dalam labu takar 1 liter.
2. Aquades ditambahkan sampai tanda (1 liter) dan pH diatur sampai 5,5. Untuk mendapatkan pH 5,5 dilakukan
penambahan KOH 1 N atau HCI 1 N. Larutan tersebut kemudian dipindahkan ke dalam wadah yang lebih besar
kemudian ditambahkan agar-agar sebanyak 7 g/l, sukrosa 30 g/l, penambahan zat pengatur tumbuh (ZPT).
3. Larutan medium dipanaskan untuk melarutkan agar-agar (sambal diaduk) sampai mendidih kemudian dituangkan ke
dalam botol kultur sebanyak 20 ml/botol.
4. Sterilisasi medium dengan menggunakan autoklaf dengan tekanan 17,5 psi, 121 derajat celcius selama 15 menit.
5. Setelah disterilkan, medium MS yang sudah ditambah ZPT tersebut kemudian ditambah asam salisilat (AS) dengan
konsentrasi (kontrol), 50%, 60%, 70%, dan 80%.
6. Sebelum digunakan, asam salisilat dilarutkan terlebih dahulu dengan akuades steril pada konsentrasi tertentu lalu
disaring menggunakan syringe filter yang mempunyai diameter 0,45 cm. Penyaringan dilakukan dalam ruang steril
didalam LAF Cabinet. Selanjutnya AS ditambahkan ke dalam medium MS.
Sterilisasi benih
1. Benih cabai dicuci dengan aquades dan dikocok, lalu dimasukkan ke
dalam larutan chlorox 10% dan dikocok selama 10 menit.
2. Benih dibilas dengan aquades, pembilasan dilakukan dua kali dan
dikocok masing-masing 2 menit.
3. Setelah itu dipindahkan ke dalam cawan petri yang berisi betadine (bahan
aktif: Povidoneiodine 10%) ditambah aquades dan dibiarkan selama 30
menit.
Penanaman benih dan seleksi planlet cabai
dengan asam salisilat
1. Benih kemudian ditanam pada medium MS yang sudah ditambah asam salisilat dan
ZPT. Penanaman benih dilakukan di dalam LAF Cabinet. Setiap botol kultur
ditanami 5 benih, sehingga total benih yang ditanam sebanyak 25 dalam 5 botol
kultur.
2. Benih-benih cabai tersebut di kecambahkan pada medium MS sampai terbentuk
planlet.
3. Inkubasi kultur dilakukan pada ruangan dengan penyinaran ± 1000 lux, 24 jam/hari
dan suhu ± 20 oC. Semua kegiatan-kegiatan di muka dilakukan secara aseptis.
4. Selanjutnya botol kultur dipelihara di dalam ruang inkubasi dengan suhu 20 oC, di
sinari dengan lampu TL dengan intensitas penyinaran lebih kurang 1000 lux selama
8 minggu.
Pengamatan
Pengamatan dllakukan minggu ke-3 setelah penanaman, dengan parameter:
• Persentase jumlah planlet yang hidup
• Jumlah daun
• Tinggi planlet yang diukur dari pangkal batang sarnpai ujung daun yang tertinggi
dengan satuan sentimeter (cm).
• Pada akhir minggu ke-3 dievaluasi untuk mengetahui konsentrasi AS yang
menyebabkan pertumbuhan planlet paling optimum.
ANALISIS DATA
1. Data yang diperoleh dari pertumbuhan planlet cabai selama seleksi dengan AS berupa data
kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif disajikan dalam bentuk deskriptif komparatif dan
di dukung foto.
2. Data kuantitatif dari setiap parameter seperti jumiah daun, tinggi pianlet, dan seterusnya
ditabulasi dengan factor konsentrasi yang berbeda dan ulangan 5 eksplan per perlakuan.
3. Analisis data pada penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL), sedangkan
data kuantitatif dari setiap parameter dianalisis dengan menggunakan Analisis Ragam (Analysis
of Variance) atau Anova dengan tingkat kepercayaan 95%. Apabila ada beda nyata dilanjutkan
dengan Uji Jarak Berganda dari Duncan atau DMRT (Duncan Multiple Range Test) pada taraf
kepercayaan 95% (Gomes & Gomes, 1984).

Anda mungkin juga menyukai