Anda di halaman 1dari 95

Laporan Keuangan Pemerintah Daerah

Berbasis Akrual
Dasar Hukum

 PP 71/2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan


 Lampiran I Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis
Akrual
KOMPONEN LK Berbasis Akrual

1. Laporan Realisasi Anggaran


2. Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih (SAL)
3. Neraca
4. Laporan Arus Kas
5. Laporan Operasional
6. Laporan Perubahan Ekuitas
7. Catatan atas Laporan Keuangan

Page 3 www.ksap.org 08/10/2023


Laporan Realisasi Anggaran
 PSAP 02 tentang LRA Berbasis Kas
 LRA menyajikan informasi realisasi pendapatan-LRA,
belanja, transfer, surplus/defisit-LRA, dan pembiayaan,
yang masing-masing diperbandingkan dengan
anggarannya dalam satu periode.
 Entitas pelaporan menyajikan klasifikasi pendapatan
menurut jenis pendapatan-LRA dalam LRA, dan rincian
lebih lanjut jenis pendapatan disajikan pada CALK.
 Entitas pelaporan menyajikan klasifikasi belanja menurut
jenis belanja dalam LRA. Klasifikasi belanja menurut
organisasi disajikan dalam LRA atau di CALK. Klasifikasi
belanja menurut fungsi disajikan dalam CALK.
LAPORAN REALISASI ANGGARAN
BERBASIS KAS-PSAP 02
CASH TOWARDS ACCRUAL ACCRUAL
AKUNTANSI PENDAPATAN AKUNTANSI PENDAPATAN-LRA

Pengecualian asas bruto – Tidak ada Pengecualian asas bruto - Dalam hal
pengecualian. besaran pengurang terhadap pendapatan-LRA
bruto (biaya) bersifat variabel terhadap
pendapatan dimaksud dan tidak dapat
dianggarkan terlebih dahulu dikarenakan
proses belum selesai, maka asas bruto dapat
dikecualikan. (Par 25)

AKUNTANSI SILPA/SIKPA AKUNTANSI SILPA/SIKPA


SILPA/SIKPA pada akhir periode pelaporan SILPA/SIKPA pada akhir periode pelaporan
dipindahkan ke Neraca – Ekuitas Dana dipindahkan ke Laporan Perubahan SAL.
Lancar (Par 62)

5
2. LAPORAN REALISASI ANGGARAN
BERBASIS KAS-PSAP 02
CASH TOWARDS ACCRUAL ACCRUAL
TRANSAKSI PENDAPATAN, BELANJA, TRANSAKSI PENDAPATAN, BELANJA,
DAN PEMBIAYAAN BERBENTUK DAN PEMBIAYAAN BERBENTUK
BARANG DAN JASA BARANG DAN JASA

Transaksi pendapatan, belanja, dan --Tidak disajikan dalam LRA


pembiayaan dalam bentuk barang dan jasa
harus dilaporkan dalam Laporan Realisasi
Anggaran dengan cara menaksir nilai barang
dan jasa tersebut pada tanggal transaksi.
Contoh transaksi berwujud barang dan jasa
adalah hibah dalam wujud barang, barang
rampasan, dan jasa konsultansi

6
PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA
LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 20X1 dan 20X0

Anggaran Realisasi Realisasi


NO. URAIAN (%)
20X1 20X1 20X0
1 PENDAPATAN
2 PENDAPATAN ASLI DAERAH
3 Pendapatan Pajak Daerah xxx xxx xx xxx
4 Pendapatan Retribusi Daerah xxx xxx xx xxx
5 Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan xxx xxx xx xxx
6 Lain-lain PAD yang sah xxx xxx xx xxx
7 Jumlah Pendapatan Asli Daerah (3 s/d 6) xxxx xxxx xx xxxx
8
9 PENDAPATAN TRANSFER
10 TRANSFER PEMERINTAH PUSAT - DANA PERIMBANGAN
11 Dana Bagi Hasil Pajak xxx xxx xx xxx
12 Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam xxx xxx xx xxx
13 Dana Alokasi Umum xxx xxx xx xxx
14 Dana Alokasi Khusus xxx xxx xx xxx
15 Jumlah Pendapatan Transfer Dana Perimbangan (11 s/d 14) xxxx xxxx xx xxxx
16
17 TRANSFER PEMERINTAH PUSAT - LAINNYA
18 Dana Otonomi Khusus xxx xxx xx xxx
19 Dana Penyesuaian xxx xxx xx xxx
20 Jumlah Pendapatan Transfer Pemerintah Pusat - Lainnya (18 s/d 19) xxxx xxxx xx xxxx
21
22 TRANSFER PEMERINTAH PROVINSI
23 Pendapatan Bagi Hasil Pajak xxx xxx xx xxx
24 Pendapatan Bagi Hasil Lainnya xxx xxx xx xxx
25 Jumlah Transfer Pemerintah Provinsi (23 s/d 24) xxxx xxxx xx xxxx
26 Total Pendapatan Transfer (15 + 20 + 25) xxxx xxxx xx xxxx
27
28 LAIN-LAIN PENDAPATAN YANG SAH
29 Pendapatan Hibah xxx xxx xx xxx
30 Pendapatan Dana Darurat xxx xxx xx xxx
31 Pendapatan Lainnya xxx xxx xx xxx
32 Jumlah Lain-lain Pendapatan yang Sah (29 s/d 31) xxx xxx xx xxx
33 JUMLAH PENDAPATAN (7 + 26 + 32) xxxx xxxx xx xxxx
34
35 BELANJA
36 BELANJA OPERASI
37 Belanja Pegawai xxx xxx xx xxx
38 Belanja Barang xxx xxx xx xxx
39 Bunga xxx xxx xx xxx
40 Subsidi xxx xxx xx xxx
41 Hibah xxx xxx xx xxx
42 Bantuan Sosial xxx xxx xx xxx
43 Jumlah Belanja Operasi (37 s/d 42) xxxx xxxx xx xxxx
44
45 BELANJA MODAL
46 Belanja Tanah xxx xxx xx xxx
47 Belanja Peralatan dan Mesin xxx xxx xx xxx
48 Belanja Gedung dan Bangunan xxx xxx xx xxx
49 Belanja Jalan, Irigasi dan Jaringan xxx xxx xx xxx
50 Belanja Aset Tetap Lainnya xxx xxx xx xxx
51 Belanja Aset Lainnya xxx xxx xx xxx
52 Jumlah Belanja Modal (46 s/d 51) xxxx xxxx xx xxxx
53
54 BELANJA TAK TERDUGA
55 Belanja Tak Terduga xxx xxx xx xxx
56 Jumlah Belanja Tak Terduga (55 s/d 55) xxx xxxx xx xxxx
57 JUMLAH BELANJA (43 + 52 + 56) xxxx xxxx xx xxxx
58
59 TRANSFER
60 TRANSFER/BAGI HASIL KE DESA
61 Bagi Hasil Pajak xxx xxx xx xxx
62 Bagi Hasil Retribusi xxx xxx xx xxx
63 Bagi Hasil Pendapatan Lainnya xxx xxx xx xxx
64 JUMLAH TRANSFER/BAGI HASIL KE DESA (61 s/d 63) xxx xxxx xx xxxx
65 JUMLAH BELANJA DAN TRANSFER (57 + 64)
66
67 SURPLUS/DEFISIT (33 - 65) xxx xxx xxx xxx
68
69 PEMBIAYAAN
70
71 PENERIMAAN PEMBIAYAAN
72 Penggunaan SiLPA xxx xxx xx xxx
73 Pencairan Dana Cadangan xxx xxx xx xxx
74 Hasil Penjualan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan xxx xxx xx xxx
75 Pinjaman Dalam Negeri - Pemerintah Pusat xxx xxx xx xxx
76 Pinjaman Dalam Negeri - Pemerintah Daerah Lainnya xxx xxx xx xxx
77 Pinjaman Dalam Negeri - Lembaga Keuangan Bank xxx xxx xx xxx
78 Pinjaman Dalam Negeri - Lembaga Keuangan Bukan Bank xxx xxx xx xxx
79 Pinjaman Dalam Negeri - Obligasi xxx xxx xx xxx
80 Pinjaman Dalam Negeri - Lainnya xxx xxx xx xxx
81 Penerimaan Kembali Pinjaman kepada Perusahaan Negara xxx xxx xx xxx
82 Penerimaan Kembali Pinjaman kepada Perusahaan Daerah xxx xxx xx xxx
83 Penerimaan Kembali Pinjaman kepada Pemerintah Daerah Lainnya xxx xxx xx xxx
84 Jumlah Penerimaan (72 s/d 83) xxxx xxxx xx xxxx
85
86 PENGELUARAN PEMBIAYAAN
87 Pembentukan Dana Cadangan xxx xxx xx xxx
88 Penyertaan Modal Pemerintah Daerah xxx xxx xx xxx
89 Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam Negeri - Pemerintah Pusat xxx xxx xx xxx
90 Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam Negeri - Pemerintah Daerah Lainnya xxx xxx xx xxx
91 Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam Negeri - Lembaga Keuangan Bank xxx xxx xx xxx

92 Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam Negeri - Lembaga Keuangan Bukan Bank xxx xxx xx xxx
93 Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam Negeri - Obligasi xxx xxx xx xxx
94 Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam Negeri - Lainnya xxx xxx xx xxx
89 Pemberian Pinjaman kepada Perusahaan Negara xxx xxx xx xxx
90 Pemberian Pinjaman kepada Perusahaan Daerah xxx xxx xx xxx
91 Pemberian Pinjaman kepada Pemerintah Daerah Lainnya xxx xxx xx xxx
92 Jumlah Pengeluaran (87 s/d 91) xxx xxx xx xxx
93 PEMBIAYAAN NETO (84 - 92) xxxx xxxx xx xxxx
94
Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (67 + 93)
95 Xxxx xxxx xx xxxx
Laporan Perubahan SAL

 Saldo Anggaran Lebih adalah gunggungan saldo yang berasal dari


akumulasi SiLPA/SiKPA tahun-tahun anggaran sebelumnya dan tahun
berjalan serta penyesuaian lain yang diperkenankan.
 LP SAL menyajikan secara komparatif dengan periode sebelumnya pos-
pos berikut:
a) SAL awal;
b) Penggunaan SAL;
c) SILPA/SIKPA tahun berjalan;
d) Koreksi Kesalahan Pembukuan tahun Sebelumnya; dan
e) Lain-lain;
f) SAL Akhir.
 Entitas pelaporan menyajikan rincian lebih lanjut dari unsur-unsur yang
terdapat dalam LP SAL dalam CALK.
PEMERINTAH DAERAH
LAPORAN PERUBAHAN SALDO ANGGARAN LEBIH
PER 31 DESEMBER 20X1 DAN 20X0

NO URAIAN 20X1 20X0

1 Saldo Anggaran Lebih Awal XXX XXX


2 Penggunaan SAL sebagai Penerimaan Pembiayaan Tahun (XXX) (XXX)
Berjalan
3 Subtotal (1 - 2) XXX XXX
4 Sisa Lebih/Kurang Pembiayaan Anggaran (SiLPA/SiKPA) XXX XXX
5 Subtotal (3 + 4) XXX XXX
6 Koreksi Kesalahan Pembukuan Tahun Sebelumnya XXX XXX
7 Lain-lain XXX XXX
8 Saldo Anggaran Lebih Akhir (5 + 6 + 7) XXX XXX
Laporan Operasional

Laporan Operasional (LO) menyajikan pos-pos:


a) Pendapatan-LO dari kegiatan operasional;
b) Beban dari kegiatan operasional ;
c) Surplus/defisit dari Kegiatan Non Operasional;
d) Pos luar biasa;
e) Surplus/defisit-LO.

Penambahan pos-pos, judul dan subtotal disajikan dalam LO


jika standar ini mensyaratkannya, atau jika diperlukan untuk
menyajikan dengan wajar hasil operasi suatu entitas pelaporan.
HUBUNGAN LAPORAN OPERASIONAL
DALAM PERUBAHAN EKUITAS

PP 24/2005 CTA PP 71/2010 AKRUAL


Opsional Melaporkan perubahan ekuitas dan surplus/defisit

LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS

Surplus/defisit LO
pada periode
bersangkutan

Dampak kumulatif
perubahan
Ekuitas awal
kebijakan/kesalahan
Ekuitas mendasar
akhir
13
STRUKTUR LAPORAN OPERASIONAL

• Hak pemerintah • Penurunan manfaat


• Diakui sebagai ekonomi/potensi jasa
penambah ekuitas dalam periode
• Dalam periode pelaporan
tahun anggaran yg • menurunkan ekuitas
bersangkutan
Pendapatan- Beban (dari • berupa pengeluaran/
• Tidak perlu LO (dari kegiatan konsumsi
dibayar kembali kegiatan operasional) aset atau
operasional) timbulnya kewajiban

Surplus/Defisit LO
Selisih lebih/kurang antara pendapatan dan beban
selama satu periode pelaporan

• Pendapatan/Beban yg
• Sifatnya tidak rutin, Kegiatan Non bukan merupakan
termasuk surplus/defisit Pos Luar Biasa operasi biasa
Operasional
dari penjualan aset non • Tidak diharapkan
lancar dan penyelesaian sering/rutin terjadi
kewajiban jangka • Di luar kendali/
panjang pengaruh entitas ybs
14 • Sifat & jumlah
diungkap dalam CalK
AKUNTANSI PENDAPATAN PADA
LAPORAN OPERASIONAL
• Pada saat timbul hak
atas pendapatan (hak
untuk menagih) atau Berdasarkan azas
• Pada saat pendapatan bruto
direalisasi

Pengakuan
.
Pencatatan
.

Pendapatan LO

Pengungkapan
.
Klasifikasi
.

Rincian lebih
lanjut sumber Menurut sumber
pendapatan pendapatan
disajikan dalam
CaLK
15
AKUNTANSI BEBAN PADA
LAPORAN OPERASIONAL
• Saat timbul kewajiban
• Terjadinya konsumsi • Penyusutan dapat
aset dilakukan dengan
• Terjadinya penurunan metode garis lurus,
manfaat saldo menurun, dan
ekonomi/potensi jasa unit produksi

Pengakuan
. Pencatatan
.

Beban LO

Beban berdasarkan
Pengungkapan
.
Klasifikasi
.

• Menurut
klasifikasi organisasi dan
klasifikasi lain yang klasifikasi
dipersyaratkan menurut ekonomi
ketentuan perundangan
disajikan dalam CaLK
16
PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA
LAPORAN OPERASIONAL
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 20X1 dan 20X0

Kenaikan/
No URAIAN 20X1 20X0 (%)
Penurunan
KEGIATAN OPERASIONAL
1PENDAPATAN
2 PENDAPATAN ASLI DAERAH
3 Pendapatan Pajak Daerah xxx xxx xxx xxx
4 Pendapatan Retribusi Daerah xxx xxx xxx xxx
5 Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan xxx xxx xxx xxx
6 Pendapatan Asli Daerah Lainnya xxx xxx xxx xxx
7 Jumlah Pendapatan Asli Daerah( 3 s/d 6 ) xxx xxx xxx xxx
8
9 PENDAPATAN TRANSFER
10 TRANSFER PEMERINTAH PUSAT-DANA PERIMBANGAN
11 Dana Bagi Hasil Pajak xxx xxx xxx xxx
12 Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam xxx xxx xxx xxx
13 Dana Alokasi Umum xxx xxx xxx xxx
14 Dana Alokasi Khusus xxx xxx xxx xxx
15 Jumlah Pendapatan Transfer Dana Perimbangan (11 s/d 14) xxx xxx xxx xxx
16
17 TRANSFER PEMERINTAH PUSAT LAINNYA
18 Dana Otonomi Khusus xxx xxx xxx xxx
19 Dana Penyesuaian xxx xxx xxx xxx
20 Jumlah Pendapatan Transfer Lainnya (18 s/d 19 ) xxx xxx xxx xxx
21
22 TRANSFER PEMERINTAH PROVINSI
23 Pendapatan Bagi Hasil Pajak xxx xxx xxx xxx
24 Pendapatan Bagi Hasil Lainnya xxx xxx xxx xxx
25 Jumlah Pendapatan Transfer Pemerintah Provinsi (23 s/d 24) xxx xxx xxx xxx
26 Jumlah Pendapatan Transfer (15 + 20 + 25) xxx xxx xxx xxx
27
28 LAIN-LAIN PENDAPATAN YANG SAH
29 Pendapatan Hibah xxx xxx xxx xxx
30 Pendapatan Dana Darurat xxx xxx xxx xxx
31 Pendapatan Lainnya xxx xxx xxx xxx
32 Jumlah Lain-lain Pendapatan yang sah (29 s/d 31) xxx xxx xxx xxx
33 JUMLAH PENDAPATAN (7 + 26 + 32) xxx xxx xxx xxx
34
35BEBAN
36 Beban Pegawai xxx xxx xxx xxx
37 Beban Persediaan xxx xxx xxx xxx
38 Beban Jasa xxx xxx xxx xxx
39 Beban Pemeliharaan xxx xxx xxx xxx
40 Beban Perjalanan Dinas xxx xxx xxx xxx
41 Beban Bunga xxx xxx xxx xxx
42 Beban Subsidi xxx xxx xxx xxx
43 Beban Hibah xxx xxx xxx xxx
44 Beban Bantuan Sosial xxx xxx xxx xxx
45 Beban Penyusutan xxx xxx xxx xxx
46 Beban Transfer xxx xxx xxx xxx
47 Beban Lain-lain xxx xxx xxx xxx
48 JUMLAH BEBAN (36 s/d 47) xxx xxx xxx xxx
49
50 SURPLUS/DEFISIT DARI OPERASI (33-48) xxx xxx xxx xxx
51
52SURPLUS/DEFISIT DARI KEGIATAN NON OPERASIONAL
53 Surplus Penjualan Aset Nonlancar xxx xxx xxx xxx
54 Surplus Penyelesaian Kewajiban Jangka Panjang xxx xxx xxx xxx
55 Defisit Penjualan Aset Nonlancar xxx xxx xxx xxx
56 Defisit Penyelesaian Kewajiban Jangka Panjang xxx xxx xxx xxx
57 Surplus/Defisit dari Kegiatan Non Operasional Lainnya xxx xxx xxx xxx
58 JUMLAH SURPLUS/DEFISIT DARI KEGIATAN NON OPERASIONAL(53 s/d 57) xxx xxx xxx xxx
59 SURPLUS/DEFISIT SEBELUM POS LUAR BIASA (50 + 58) xxx xxx xxx xxx
60
61POS LUAR BIASA xxx xxx xxx xxx
62 Pendapatan Luar Biasa xxx xxx xxx xxx
63 Beban Luar Biasa xxx xxx xxx xxx
64 POS LUAR BIASA ( 62-63) xxx xxx xxx xxx
65 SURPLUS/DEFISIT-LO ( 59 + 64) xxx xxx xxx xxx
Laporan Perubahan Ekuitas

LPE menyajikan sekurang-kurangnya pos-pos:


a) Ekuitas awal
b) Surplus/defisit-LO pada periode bersangkutan;
c) Koreksi-koreksi yang langsung menambah/ mengurangi
ekuitas, yang antara lain berasal dari dampak kumulatif yang
disebabkan oleh perubahan kebijakan akuntansi dan koreksi
kesalahan mendasar, misalnya:
a) koreksi kesalahan mendasar dari persediaan yang terjadi pada
periode-periode sebelumnya;
b) perubahan nilai aset tetap karena revaluasi aset tetap.
d) Ekuitas akhir.;
Entitas pelaporan menyajikan rincian lebih lanjut dari unsur-unsur
yang terdapat dalam LPE dalam CALK.
PEMERINTAH PROVINSI/KABUPATEN/KOTA

LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS

UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 20X1 DAN 20X0

NO URAIAN 20X1 20X0

1 EKUITAS AWAL XXX XXX


2 SURPLUS/DEFISIT-LO XXX XXX
DAMPAK KUMULATIF PERUBAHAN
3 KEBIJAKAN/KESALAHAN MENDASAR:
4 KOREKSI NILAI PERSEDIAAN XXX XXX
5 SELISIH REVALUASI ASET TETAP XXX XXX
6 LAIN-LAIN XXX XXX
7 EKUITAS AKHIR XXX XXX
Neraca
 Neraca menggambarkan posisi keuangan suatu entitas
pelaporan mengenai aset, kewajiban, dan ekuitas pada
tanggal tertentu.
 Setiap entitas pelaporan mengklasifikasikan asetnya
dalam aset lancar dan nonlancar serta
mengklasifikasikan kewajibannya menjadi kewajiban
jangka pendek dan jangka panjang dalam neraca.
ISI SINGKAT NERACA DAERAH
Cash Towards Accrual

 Aset Lancar  Kewajiban Jangka Pendek 50


 Kas dan Setara Kas 100  Kewajiban Jangka Panjang 600
 Investasi Jangka Pendek 200 Jumlah Kewajiban 650
 Piutang 300
 Persediaan 200
Jumlah Aset Lancar 800  Ekuitas
 Aset Non Lancar:  Ekuitas Dana Lancar 800
 Investasi Jangka Panjang 200  Ekuitas Dana Investasi 700
 Aset Tetap 400  Ekuitas Dana Cadangan 500
 Dana Cadangan 500
Jumlah Ekuitas 1.350
 Aset Lainnya 100
Jumlah Kewajiban
Jumlah Aset Non Lancar 1.200
& Ekuitas 2.000
Jumlah Aset 2.000
Neraca Basis Kas Menuju Akrual
 Idealnya sudah menerapkan Penyusutan sebagaimana diatur pada
PSAP dan Bultek CTA
 Sudah Memperhitungkan Penyisihan Piutang
 Sudah Melakukan Penyusutan/Amortisasi
 Sudah Melakukan Penyesuaian pada Pos-pos Neraca
 Ekuitas pada Neraca CTA merupakann pasangan dari Pos
Aset/Kewajiban
Neraca Basis Akrual
Ekuitas pada Neraca merupakan selisih antara aset
dan kewajiban pemerintah pada tanggal laporan.
Saldo ekuitas di Neraca berasal dari saldo akhir ekuitas
pada Laporan Perubahan Ekuitas.
Kondisi LK Pemda dan
Langkah korektif SAAT ini:
1. Sudah melakukan akrualisasi pos-pos neraca-> tidak perlu
menghitung dampak kumulatif perubahan basis akuntansi
2. Belum melakukan akrualisasi pos-pos neraca
Langkahnya:
Jika belum melakukan akrualisasi, maka yang mungkin dilakukan:
3. Melakukan perhitungan dampak kumulatif perubahan basis
akuntansi terhadap pos-pos neraca yang memerlukan
akrualisasi.
4. Hasil penghitungan dampak kumulatif akrualisasi pos neraca
untuk tahun-tahun sampai dengan 2014 disajikan pada LPE dan
diungkapkan pada CALK. Sesuai PSAP 10 par 42.
Neraca
Neraca menyajikan secara komparatif dengan periode sebelumnya pos-pos
berikut:
a. kas dan setara kas;  PSAP 01, 03
b. investasi jangka pendek;  PSAP 06
c. piutang pajak dan bukan pajak;  Bultek 16
d. persediaan;  PSAP 05
e. investasi jangka panjang;  PSAP 06
f. aset tetap;  PSAP 07, 08, Bultek 15, 17
g. kewajiban jangka pendek;  PSAP 09
h. kewajiban jangka panjang;  PSAP 09
i. ekuitas. PSAP 01

Pos-pos selain yang disebutkan pada paragraf 49 disajikan dalam Neraca


jika SAP mensyaratkan, atau jika penyajian demikian perlu untuk
menyajikan secara wajar posisi keuangan.
ISI SINGKAT NERACA DAERAH
BASIS AKRUAL

 Aset Lancar  Kewajiban Jangka Pendek 50


 Kas dan Setara Kas 100  Kewajiban Jangka Panjang 600
 Investasi Jangka Pendek 200 Jumlah Kewajiban 650
 Piutang 300
 Persediaan 200
Jumlah Aset Lancar 800
 Aset Non Lancar:  Ekuitas 1.350
 Investasi Jangka Panjang 200
 Aset Tetap 400
 Dana Cadangan 500
 Aset Lainnya 100
Jumlah Aset Non Lancar 1.200
Jumlah Kewajiban
Jumlah Aset 2.000
& Ekuitas 2.000
PEMERINTAH PROVINSI/KABUPATEN /KOTA
NERACA
PER 31 DESEMBER 20X1 DAN 20X0

No. Uraian 20X1 20X0

1 ASET
2
3 ASET LANCAR
4 Kas di Kas Daerah xxx xxx
5 Kas di Bendahara Pengeluaran xxx xxx
6 Kas di Bendahara Penerimaan xxx xxx
7 Investasi Jangka Pendek xxx xxx
8 Piutang Pajak xxx xxx
9 Piutang Retribusi xxx xxx
10 Penyisihan Piutang (xxx) (xxx)
11 Belanja Dibayar Dimuka xxx xxx
12 Bagian Lancar Pinjaman kepada Perusahaan Negara xxx xxx
13 Bagian Lancar Pinjaman kepada Perusahaan Daerah xxx xxx
14 Bagian Lancar Pinjaman kepada Pemerintah Pusat xxx xxx
15 Bagian Lancar Pinjaman kepada Pemerintah Daerah Lainnya xxx xxx
16 Bagian Lancar Tagihan Penjualan Angsuran xxx xxx
17 Bagian lancar Tuntutan Ganti Rugi xxx xxx
18 Piutang Lainnya Xxx xxx
19 Persediaan Xxx xxx
20 Jumlah Aset Lancar (4 s/d 19) xxx xxx
PEMERINTAH PROVINSI/KABUPATEN /KOTA
NERACA
PER 31 DESEMBER 20X1 DAN 20X0

21
22 INVESTASI JANGKA PANJANG
23 Investasi Nonpermanen
24 Pinjaman Jangka Panjang xxx xxx
25 Investasi dalam Surat Utang Negara xxx xxx
26 Investasi dalam Proyek Pembangunan xxx xxx
27 Investasi Nonpermanen Lainnya xxx xxx
28 Jumlah Investasi Nonpermanen (24 s/d 27) xxx xxx
29 Investasi Permanen
30 Penyertaan Modal Pemerintah Daerah xxx xxx
31 Investasi Permanen Lainnya xxx xxx
32 Jumlah Investasi Permanen (30 s/d 31) xxx xxx
33 Jumlah Investasi Jangka Panjang (28 + 32) xxx xxx
34
35 ASET TETAP
36 Tanah xxx xxx
37 Peralatan dan Mesin xxx xxx
38 Gedung dan Bangunan xxx xxx
39 Jalan, Irigasi, dan Jaringan xxx xxx
40 Aset Tetap Lainnya xxx xxx
41 Konstruksi dalam Pengerjaan xxx xxx
42 Akumulasi Penyusutan (xxx) (xxx)
43 Jumlah Aset Tetap (36 s/d 42) xxx xxx
44
PEMERINTAH PROVINSI/KABUPATEN /KOTA
NERACA
PER 31 DESEMBER 20X1 DAN 20X0
45 DANA CADANGAN
46 Dana Cadangan xxx xxx
47 Jumlah Dana Cadangan (46) xxx xxx
48
49 ASET LAINNYA
50 Tagihan Penjualan Angsuran xxx xxx
51 Tuntutan Ganti Rugi xxx xxx
52 Kemitraan dengan Pihak Ketiga xxx xxx
53 Aset Tak Berwujud xxx xxx
54 Aset Lain-Lain xxx xxx
55 Jumlah Aset Lainnya (50 s/d 54) xxx xxx
56
57 JUMLAH ASET (20+33+43+47+55) xxxx xxxx
58
59 KEWAJIBAN
60
61 KEWAJIBAN JANGKA PENDEK
62 Utang Perhitungan Pihak Ketiga (PFK) xxx xxx
63 Utang Bunga xxx xxx
64 Bagian Lancar Utang Jangka Panjang xxx xxx
65 Pendapatan Diterima Dimuka xxx xxx
66 Utang Belanja xxx xxx
67 Utang Jangka Pendek Lainnya xxx xxx
68 Jumlah Kewajiban Jangka Pendek (62 s/d 67) xxx xxx
69
PEMERINTAH PROVINSI/KABUPATEN /KOTA
NERACA
PER 31 DESEMBER 20X1 DAN 20X0
59 KEWAJIBAN
60
61 KEWAJIBAN JANGKA PENDEK
62 Utang Perhitungan Pihak Ketiga (PFK) xxx xxx
63 Utang Bunga xxx xxx
64 Bagian Lancar Utang Jangka Panjang xxx xxx
65 Pendapatan Diterima Dimuka xxx xxx
66 Utang Belanja xxx xxx
67 Utang Jangka Pendek Lainnya xxx xxx
68 Jumlah Kewajiban Jangka Pendek (62 s/d 67) xxx xxx
69
70 KEWAJIBAN JANGKA PANJANG
71 Utang Dalam Negeri - Sektor Perbankan xxx xxx
72 Utang Dalam Negeri - Obligasi xxx xxx
73 Premium (Diskonto) Obligasi xxx xxx
74 Utang Jangka Panjang Lainnya xxx xxx
75 Jumlah Kewajiban Jangka Panjang (71 s/d 74) xxx xxx
76 JUMLAH KEWAJIBAN (68+75) xxx xxx
77
78 EKUITAS
79 EKUITAS xxx xxx
80 JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS DANA (76+79) xxxx xxxx
LAPORAN ARUS KAS

Menyajikan informasi mengenai sumber,


penggunaan, perubahan kas dan setara kas
pada tanggal pelaporan.

Laporan Arus Kas


diatur dalam PSAP 03
LAPORAN ARUS KAS

KAS MENUJU AKRUAL AKRUAL

Diperlukan, karena merupakan Tetap diperlukan, karena


laporan pertanggungjawaban dari merupakan laporan
unit yang mempunyai fungsi pertanggungjawaban dari unit yang
perbendaharaan mempunyai fungsi
perbendaharaan umum

Definisi aktivitas operasi, Definisi aktivitas operasi, investasi,


investasi aset non keuangan, pendanaan dan transitoris dalam
pembiayaan dan non anggaran paragraf PSAP
dalam bagian definisi
Tidak ada Penegasan :
Kas dan setara kas harus disajikan
dalam laporan arus kas
(PSAP 03 par 9, PP 71/2010)
32
LAPORAN ARUS KAS

KAS MENUJU AKRUAL AKRUAL

Pengklasifikasian LAK Pengklasifikasian LAK


berdasarkan aktivitas: berdasarkan aktivitas:
1. operasi, 1. operasi,
2. investasi aset non 2. investasi,
keuangan Termasuk Investasi dan
Divestasi aset keuangan
3. pembiayaan 3. pendanaan dan
Termasuk Investasi dan
Divestasi aset keuangan
4. non anggaran 4. transitoris

(PSAP 03par 14, PP 24/2005) (PSAP 03 par 15, PP 71/2010)

33
PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA
LAPORAN ARUS KAS
Untuk Tahun Yang Berakhir Sampai Dengan 31 Desember 20X1 dan 20X0
Metode Langsung
(Dalam Rupiah)
No. Uraian 20X1 20X0
1 Arus Kas dari Aktivitas Operasi
2 Arus Masuk Kas
3 Penerimaan Pajak Daerah XXX XXX
4 Penerimaan Retribusi Daerah XXX XXX
5 Penerimaan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan XXX XXX
6 Penerimaan Lain-lain PAD yang sah XXX XXX
7 Penerimaan Dana Bagi Hasil Pajak XXX XXX
8 Penerimaan Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam XXX XXX
9 Penerimaan Dana Alokasi Umum XXX XXX
10 Penerimaan Dana Alokasi Khusus XXX XXX
11 Penerimaan Dana Otonomi Khusus XXX XXX
12 Penerimaan Dana Penyesuaian XXX XXX
13 Penerimaan Pendapatan Bagi Hasil Pajak XXX XXX
14 Penerimaan Bagi Hasil Lainnya XXX XXX
15 Penerimaan Hibah XXX XXX
16 Penerimaan Dana Darurat XXX XXX
17 Penerimaan Lainnya XXX XXX
18 Penerimaan dari Pendapatan Luar Biasa XXX XXX
19 Jumlah Arus Masuk Kas (3 s/d 18) XXX XXX
20 Arus Keluar Kas
21 Pembayaran Pegawai XXX XXX
22 Pembayaran Barang XXX XXX
23 Pembayaran Bunga XXX XXX
24 Pembayaran Subsidi XXX XXX
25 Pembayaran Hibah XXX XXX
26 Pembayaran Bantuan Sosial XXX XXX
27 Pembayaran Tak Terduga XXX XXX
28 Pembayaran Bagi Hasil Pajak XXX XXX
29 Pembayaran Bagi Hasil Retribusi XXX XXX
30 Pembayaran Bagi Hasil Pendapatan Lainnya XXX XXX
31 Pembayaran Kejadian Luar Biasa XXX XXX
32 Jumlah Arus Keluar Kas (21 s/d 31) XXX XXX
33 Arus Kas Bersih dari Aktivitas Operasi (19 - 32) XXX XXX
PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA
LAPORAN ARUS KAS
Untuk Tahun Yang Berakhir Sampai Dengan 31 Desember 20X1 dan 20X0
Metode Langsung
(Dalam Rupiah)
No. Uraian 20X1 20X0
34 Arus Kas dari Aktivitas Investasi
35 Arus Masuk Kas
36 Pencairan Dana Cadangan XXX XXX
37 Penjualan atas Tanah XXX XXX
38 Penjualan atas Peralatan dan Mesin XXX XXX
39 Penjualan atas Gedung dan Bangunan XXX XXX
40 Penjualan atas Jalan, Irigasi dan Jaringan XXX XXX
41 Penjualan Aset Tetap XXX XXX
42 Penjualan Aset Lainnya XXX XXX
43 Hasil Penjualan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan XXX XXX
44 Penerimaan Penjualan Investasi Non Permanen XXX XXX
45 Jumlah Arus Masuk Kas (36 s/d 44) XXX XXX
46 Arus Keluar Kas
47 Pembentukan Dana Cadangan XXX XXX
48 Perolehan Tanah XXX XXX
49 Perolehan Peralatan dan Mesin XXX XXX
50 Perolehan Gedung dan Bangunan XXX XXX
51 Perolehan Jalan, Irigasi dan Jaringan XXX XXX
52 Perolehan Aset Tetap Lainnya XXX XXX
53 Perolehan Aset Lainnya XXX XXX
54 Penyertaan Modal Pemerintah Daerah XXX XXX
55 Pengeluaran Pembelian Investasi Non Permanen XXX XXX
56 Jumlah Arus Keluar Kas (47 s/d 55) XXX XXX
57 Arus Kas Bersih dari Aktivitas Investasi (45 - 56) XXX XXX
58 Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan
59 Arus Masuk Kas
60 Pinjaman Dalam Negeri - Pemerintah Pusat XXX XXX
61 Pinjaman Dalam Negeri - Pemerintah Daerah Lainnya XXX XXX
62 Pinjaman Dalam Negeri - Lembaga Keuangan Bank XXX XXX
63 Pinjaman Dalam Negeri - Lembaga Keuangan Bukan Bank XXX XXX
64 Pinjaman Dalam Negeri - Obligasi XXX XXX
65 Pinjaman Dalam Negeri - Lainnya XXX XXX
66 Penerimaan Kembali Pinjaman kepada Perusahaan Negara XXX XXX
67 Penerimaan Kembali Pinjaman kepada Perusahaan Daerah XXX XXX
68 Penerimaan Kembali Pinjaman kepada Pemerintah Daerah Lainnya XXX XXX
69 Jumlah Arus Masuk Kas (60 s/d 68) XXX XXX
PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA
LAPORAN ARUS KAS
Untuk Tahun Yang Berakhir Sampai Dengan 31 Desember 20X1 dan 20X0
Metode Langsung
(Dalam Rupiah)
No. Uraian 20X1 20X0
70 Arus Keluar Kas
71 Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam Negeri - Pemerintah Pusat XXX XXX
Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam Negeri - Pemerintah Daerah
72 Lainnya XXX XXX
Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam Negeri - Lembaga Keuangan
73 Bank XXX XXX
74 Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam Negeri - Lembaga Keuangan Bukan Bank XXX XXX
75 Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam Negeri - Obligasi XXX XXX
76 Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam Negeri - Lainnya XXX XXX
77 Pemberian Pinjaman kepada Perusahaan Negara XXX XXX
78 Pemberian Pinjaman kepada Perusahaan Daerah XXX XXX
79 Pemberian Pinjaman kepada Pemerintah Daerah Lainnya XXX XXX
80 Jumlah Arus Keluar Kas (71 s/d 79) XXX XXX
81 Arus Kas Bersih dari Aktivitas Pendanaan (69 - 80) XXX XXX
82 Arus Kas dari Aktivitas Transitoris
83 Arus Masuk Kas
84 Penerimaan Perhitungan Fihak Ketiga (PFK) XXX XXX
85 Jumlah Arus Masuk Kas (84) XXX XXX
86 Arus Keluar Kas
87 Pengeluaran Perhitungan Fihak Ketiga (PFK) XXX XXX
88 Jumlah Arus Keluar Kas (87) XXX XXX
89 Arus Kas Bersih dari Aktivitas transitoris (84 - 87) XXX XXX
90 Kenaikan/Penurunan Kas (33+57+81+89) XXX XXX

91 Saldo Awal Kas di BUD & Kas di Bendahara Pengeluaran XXX XXX
92 Saldo Akhir Kas di BUD & Kas di Bendahara Pengeluaran (90+91) XXX XXX
93 Saldo Akhir Kas di Bendahara Penerimaan XXX XXX
94 Saldo Akhir Kas (92+93) XXX XXX
Komparasi Laporan
Keuangan 2015
No Laporan Keuangan Komparasi Keterangan
1 Laporan Realisasi Anggaran Ya,, 2015 dan 2014 Basis CTA ada
2 Laporan Perubahan SAL Tidak Basis CTA tidak ada
3 Laporan Operasional Tidak Basis CTA tidak ada
4 Laporan Perubahan Ekuitas Tidak Basis CTA tidak ada
5 Neraca Ya, 2015 dan 2014 Basis CTA ada
6 Laporan Arus Kas Ya, 2015 dan 2014 Basis CTA ada
7 Catatan Atas Laporan Menyesuaikan Basis CTA ada
Keuangan
Catatan Atas Laporan Keuangan

 CALK disajikan secara sistematis. Setiap pos dalam


LRA, LP SAL, Neraca, Laporan Operasional, LAK, dan
LPE harus mempunyai referensi silang dengan
informasi terkait dalam CALK.
 CALK meliputi penjelasan atau daftar terinci atau
analisis atas nilai suatu pos yang disajikan dalam LRA,
LP SAL, Neraca, Laporan Operasional, LAK, dan LPE.
 Termasuk pula penyajian informasi yang diharuskan dan
dianjurkan oleh SAP serta pengungkapan lainnya yang
diperlukan untuk penyajian yang wajar atas LK, seperti
kewajiban kontinjensi dan komitmen-komitmen lainnya.
Catatan Atas Laporan Keuangan

 Setiap entitas pelaporan mengungkapkan setiap pos aset


dan kewajiban yang mencakup jumlah-jumlah yang
diharapkan akan diterima atau dibayar dalam waktu 12
(dua belas) bulan setelah tanggal pelaporan dan jumlah-
jumlah yang diharapkan akan diterima atau dibayar
dalam waktu lebih dari 12 (dua belas) bulan
APLIKASI AKRUAL DI DAERAH

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA


NOMOR 64 TAHUN 2013 PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI
PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PADA PEMERINTAH DAERAH

• Tujuan  pedoman bagi pemerintah daerah Ketentuan Umum


dalam rangka penerapan SAP berbasis akrual.
Tujuan
• Ruang lingkup  kebijakan akuntansi
pemerintah daerah; . SAPD; dan BAS. Ruang Lingkup
• Permendagri dilengkapi dengan : Kebijakan Akuntansi
• Lampiran I : Panduan penyusunan Pemerintah Daerah
kebijakan akuntansi pemerintah Sistem Akuntansi
daerah Pemerintah Daerah
• Lampiran II : Panduan penyusunan
SAPD Bagan Akun Standar
• Lampiran III : Bagan Akun Standar Ketentuan Lain-lain
• Lampiran IV : Format konversi
penyajian LRA
LAPORAN KEUANGAN Pendapatan-LRA
1 4 7
Belanja
PEMDA LRA SAL
Transfer
Pembiayaan

PP Pendapatan-LO 2 5
71/2010
Beban LO LPE C
Kas & Setara Kas A
Permen Kebijakan Piutang L
dagri Akt &
Persediaan K
64/2013 SAPD 3
Investasi Jangka
Neraca
Panjang **)
Aset Tetap & 6
Penyusutan LAK
Dana Cadangan
Aset Lainnya
Kewajiban Transaksi
Koreksi Kesalahan Transitoris
*)

**)
Konsolidasi

***)
ReStatement Laporan
Keuangan
LAPORAN KEUANGAN SKPD

1 5
Pendapatan-LRA
LRA
Belanja

Pendapatan-LO 2 4
Beban
LO LPE
C
A
PP Permendagri Kas & Setara Kas
71/2010 64/2013 L
Piutang K
Persediaan 3
Aset Tetap & Neraca
Penyusutan
Aset Lainnya
Kewajiban
Koreksi Kesalahan

Konsolidasi
Laporan Pemda
TRANSAKSI AKRUAL
TRANSAKSI DALAM SAP AKRUAL

• TRANSAKSI KAS  PELAKSANAAN ANGGARAN

TRANSAKSI AKRUAL
• Pendapatan masih harus diterima
• Pendapatan diterima dimuka
• Beban yang masih harus dibayar
• Beban dibayar dimuka
• Beban Penyusutan
• Beban Penyisihan piutang
• Transaksi belanja modal dan pembiayaan langsung ke pos
dalam neraca
PENYESUAIAN KAS - AKRUAL
Pendapatan LRA dan Pendapatan LO Belanja dan Beban

LRA LO LRA LO

Pendapatan-LO Belanja
Sekaligus Sekaligus
Pendapatan-LRA Beban

Pendapatan LO Beban sudah Utang atas


Pend. Diterima Piutang Belanja Dibayar
sudah diterima dikeluarkan Belanja
Dimuka Pendapatan Dimuka
Kas-nya Kas-nya/ Dibayar (YMHD)
TRANSAKSI KAS

• Transaksi Kas dicatat sebagai pendapatan LRA dan Belanja  LRA


• Beberapa transaksi kas sebenarnya juga mencerminkan akrual 
sehingga sama dengan Pendapatan atau Beban dalam LO
• Pembayaran gaji pada periode anggaran atas seorang yang telah
bekerja
• Pembayaran beban sewa selama satu periode anggaran
• Penerimaan pendapatan untuk periode tersebut  retribusi
• Beberapa transaksi kas yang bukan transaksi akrual
• Pembiayaan
• Belanja modal
• Pembayaran belanja untuk dimanfaatkan jangka panjang
• Penerimaan pendapatan untuk jasa di masa datang
ANGGARAN - SKPD

• Jurnal anggaran digunakan untuk mencatat penetapan anggaran.


• Jurnal ini tidak harus secara formaal dibuat.

Tanggal 1 Januari 20X5 ditetapkan bahwa Estimasi Pendapatan SKPD A untuk tahun
20X5 adalah Rp500.000.000, sedangkan belanjanya dianggarkan sebesar
Rp650.000.000.

Tanggal Finansial Anggaran


2 Jan Estimasi Pendapatan 500.000.000
20x5 Estimasi SAL 150.000.000
Aproriasi Belanja 650.000.000
PENDAPATAN

• Pendapatan yang diterima akan diakui sebagai pendapatan ketika


kas sudah diterima – pajak, retribusi, transfer, pendapatan lain.
• Pada akhir tahun akan dilakukan penyesuaian jika ada pajak yang
belum dibayar  akan diakui sebagai piutang.

Pada tanggal 1 Juni 20X2 diterima pendapatan pajak sebesar 300.000.000. Pada 31
Desember masih ada pajak yang belum dibayar 50.000.000

Tanggal Finansial Anggaran


2 Juni Kas 300.000.000 Perubahan SAL 300.000.000
20x2 Pendapatan pajak – LO 300.000.000 Pendapatan – LRA 300.000.000
31 Des Piutang Pajak 50.000.000 Tidak dicatat
Pendapatan pajak – LO 50.000.000
PENDAPATAN - SKPD

• Tanggal 28 Mei 20X5 Surat Ketetapan Pajak (SKP) daerah terbit dan dinyatakan
bahwa SKPD Aman memiliki pendapatan pajak hotel atas Hotel Bulan sebesar
Rp50.000.000
• Tanggal 10 Juni 20X5 Hotel Bulan membayar pajak hotel ke SKPD Tentram
Rp50.000.000.
• Tanggal 11 Juni 20X5 Bendahara Penerimaan SKPD Aman menyetorkan uang
pajak tersebut ke rekening Kas Daerah.

Tanggal Finansial Anggaran


28 Mei Piutang pajak hotel 50.000.000 - -
20X5 Pendapatan LO 50.000.000
10 Juni Kas di Bendahara 50.000.000 Perubahan SAL 50.000.000
20X5 Penerimaan 50.000.000 Pendapatan pajak 50.000.000
Piutang pajak hotel hotel - LRA
11 Juni RK PPKD 50.000.000
20X5 Kas di 50.000.000
Bendahara
Penerimaan
PENDAPATAN - SKPD
• Tanggal 29 Mei 20X5 Surat Ketetapan Pajak (SKP) daerah terbit dan dinyatakan
bahwa SKPD Aman memiliki pendapatan pajak hiburan atas Bioskop71 sebesar
Rp400.000.000
• Tanggal 14 Juni 20X5 Bioskop71 membayar pajak hiburan ke kas daerah Tentram
Rp360.000.000.
• Tanggal 30 Juni 20X5 masih terdapat saldo piutang pajak hiburan Rp 40.000.000

Tanggal Finansial Anggaran


28 Mei Piutang pajak hiburan 400.000.000 - -
20X5 Pendapatan pajak 400.000.000
hiburan - LO
14 Juni RK PPKD 360.000.000 Perubahan SAL 360.000.000
20X5 Piutang pajak 360.000.000 Pendapatan pajak 360.000.000
hiburan hiburan - LRA
14 Juni PPKD
20X5 Kas 360.000.000
RK SKPD 360.000.000
PENDAPATAN YANG MASIH HARUS DITERIMA

Des. 20X2

Pembayaran
1 Februari 20X3 Rp.
250 Jt.
Pendapatan tahun 20X2

Diakui sebagai pendapatan Pembayaran atas piutang


pada tahun 20X2 dan dicatat yang telah diakui pada 31
sebagai “Pendapatan yang Des 20X2
masih harus diterima =
Aset”

51
PENDAPATAN MASIH HARUS DITERIMA

Pada tanggal 31 Desember 20X2 terdapat SKP yang telah dikirimkan ke pengusaha restoran dan
hotel namun belum diterima pelunasannya. Sebesar 250.000.000. Pelunasan baru dilakukan pada 1
Februari 20X3
Pada 31 Desember 20X2, terdapat deposito Pemda tertanggal 1 Nopember 20X2 sebesar
500.000.000 berbunga 6%, jangka waktu 3bulan, jatuh tempo 1 Februari 20X3

Tanggal Finansial Anggaran


31 Des Piutang Pendapatan 250.000.000 Tidak dicatat
20X2 Pendapatan Pajak – LO 250.000.000
31 Des Piutang Bunga 5.000.000 Tidak dicatat
20X2 Pendapatan Bunga – LO 5.000.000
1 Feb Kas 250.000.000 Perubahan SAL 250.000.000
20X3 Piutang Pendapatan 250.000.000 Pendapatan Pajak-LRA 250.000.000
1 Feb Kas 7.500.000 Perubahan SAL 7.500.000
20X3 Piutang Bunga 5.000.000 Pendapatan bunga- 7.500.000
Pendapatan Bunga – LO 2.500.000 LRA
PENYESUAIAN PENDAPATAN LO
CTA  AKRUAL
 Pendapatan LO =
 Pendapatan LRA tahun berjalan
 -/- Piutang awal periode
 +/+ Piutang akhir periode
 Pendapatan LO = Pendapatan LRA + kenaikan piutang pendapatan atau –
penurunan piutang
20X5 20X4Pendapatan LO
Pendapatan LRA 300.000 300.000
Piutang 25.000 20.000 5.000 kenaikan
Pendapatan LRA + kenaikan piutang 305.000
20X5 20X4Pendapatan LO
Pendapatan LRA 800.000 800.000
Piutang 50.000 80.000 30.000 penurunan
Pendapatan LRA – penurunan piutang 770.000
PENDAPATAN DITERIMA DIMUKA

• Pendapatan Diterima Dimuka merupakan pendapatan yang telah diterima


oleh pemerintah dan sudah disetor ke Kas Umum Daerah, namun wajib
pajak dan/atau wajib setor belum menikmati barang/jasa/fasilitas dari
pemerintah.
• Contoh:
– Pajak / Retribusi Diterima Dimuka  Pajak / Retribusi yang diterima
lebih dari satu periode.
– Penerimaan sewa yang diterima untuk jangka waktu lebih dari satu
periode
PENDAPATAN DITERIMA DIMUKA

Pembayaran Des. 20X2 Des. 20X3


1 Juli 20X2 Rp. Berakhir 30
100 Jt. Jun 20X4

25 Jt. 50 Jt. 25 Jt.

Sewa selama 2 tahun berakhir 30 Juni 20X4

6 bulan sebagai 18 bulan sebagai :


- Kewajiban (Pendapatan 12 bulan pendapatan
“Pendapatan Akrual”
Diterima Dimuka); 20X3,
- Pengurang Pendapatan Akrual 6bulan Pendapatan
diterima dimuka, yang
akan diakui pendapatan
LO 20x4
55
PENDAPATAN DITERIMA DIMUKA

Pada tanggal 1 Juli 20X2 Diterima pendapatan sewa atas


gedung yang tidak dipakai dalam rangka pendayagunaan aset
daerah dengan nilai sewa 100 juta untuk masa 2 tahun.

Tanggal Finansial Anggaran


1 Juli 20x2 Kas 100.000.000 Perubahan SAL 100.000.000
Pendapatan diterima 100.000.000 Pendapatan – LRA 100.000.000
dimuka – LO
31 Des Pendapatan diterima 25.000.000 Tidak dicatat
dimuka - LO 25.000.000
Pendapatan – LO
PENYESUAIAN PENDAPATAN LO
CTA  AKRUAL
 Pendapatan LO =
 Pendapatan LRA tahun berjalan
 +/+ Pendapatan diterima dimuka awal
 -/- Pendapatan diterima dimuka akhir periode
 Pendapatan LO = Pendapatan LRA – kenaikan pendapatan diterima dimuka +
penurunan pendapatan diterima dimuka
20X2 20X1Pendapatan LO
Pendapatan LRA 400.000 400.000
Pendapatan diterima dimuka 30.000 10.000 (20.000) kenaikan
Pendapatan LRA – kenaikan pendapatan diterima dimuka 380.000

20X2 20X1Pendapatan LO
Pendapatan LRA 600.000 600.000
Pendapatan diterima dimuka 50.000 90.000 40.000 penurunan
Pendapatan LRA + penurunan pendapatan diterima dimuka 640.000
PENDAPATAN JAMINAN

Pada tanggal 1 Juli 20X2 diterima uang jaminan sebesar 20.000.000.


Pada 31 Desember jaminan dieksekusi oleh Pemda

Tanggal Finansial Anggaran


1 Juli 20x2 Kas 20.000.000 tidak dicatat
Utang jaminan 20.000.000
31 Des Utang jaminan 20.000.000 Perubahan SAL 20.000.000
Pendapatan – LO 20.000.000 Pendapatan – LRA 20.000.000
PENYESUAIAN PENDAPATAN LO
CTA  AKRUAL
 Pendapatan LO =
 Pendapatan LRA tahun berjalan
 -/- Piutang awal periode
 +/+ Piutang akhir periode
 +/+ Pendapatan diterima dimuka awal
 -/- Pendapatan diterima dimuka akhir periode
 Pendapatan LO = Pendapatan LRA + kenaikan piutang pendapatan –
kenaikan pendapatan diterima dimuka
20X2 20X1Pendapatan LO
Pendapatan LRA 300.000 300.000
Piutang 25.000 20.000 5.000 kenaikan
Pendapatan diterima dimuka 10.000 14.000 (4.000) penurunan
Pendapatan LRA + kenaikan piutang + penurunan
pendapatan diterima dimuka 309.000
PENDAPATAN BUKAN KAS

• Pendapatan LO meliputi pendapatan yang diterima bukan


dalam bentuk kas, misalnya
• Hibah dalam bentuk barang
• Hibah dalam bentuk jasa yang dapat diukur dengan andal.
• Pendapatan bukan kas, akan diakui sebagai pendapatan LO
namun tidak diakui sebagai pendapatan LRA.
• Klasifikasi pendapatan mengikuti kententuan dalam kontrak
pemberian barang/jasa dan bagan akun entitas.
• Untuk hibah dalam bentuk jasa, harus dipastikan bentuk dari
jasa tersebut (terukur) dan manfaat yang dihasilkan dalam
meningkatkan kinerja misal jasa perawatan gedung, jasa sewa
gedung, jasa tenaga dokter.
PENDAPATAN BUKAN KAS

Pada 3 Januari 20X2, entitas menerima hibah dari perusahaan swasta berupa 2 unit
kendaraan untuk dinas pendidikan dengan nilai 420.000.000 beserta service
pemeliharaan kendaraan gratis selama 1 tahun dengan nilai jasa pemeliharaan
sebesar 10.000.000

Tanggal Finansial Anggaran

3 Jan Kendaraan 420.000.000 Tidak dicatat


20X2 Pendapatan hibah 420.000.000

3 Jan Beban Pemeliharaan 10.000.000


20X2 Pendapatan hibah 10.000.000
BEBAN
• Beban akan diakui pada saat terdapat bukti transaksi beban telah terjadi. Biasanya
terkait dengan bukti pembayaran.
• Belanja yang dibayarkan dapat seluruhnya menjadi beban namun ada juga belanja
yang pada akhir tahun masih belum dimanfaatkan sehingga perlu dibuat jurnal
penyesuaian
• Pada 2 Juni 20X2 dibayar beban barang (pembelian ATK) 30.000.000. Pada 31 Desember masih
ada persediaan 2.000.000
• Pada 30 Juni 20X2 dibayar gaji sebesar 300.000.000
• Pada 1 Juli 20X2 diayar sewa ruang sebesar 200.000.000 untuk masa sewa dua tahun.
Tanggal Finansial Anggaran
2 Juni Persediaan 30.000.000 Belanja Barang 30.000.000
20x2 Kas 30.000.000 Perubahan SAL 30.000.000
31 Des Beban Barang 28.000.000 Tidak dicatat
Persediaan 28.000.000
30 Juni Beban Gaji Pegawai 300.000.000 Belanja Gaji Pegawai 300.000.000
Kas 300.000.000 Perubahan SAL 300.000.000
1 Juli Sewa dibayar dimuka 200.000.000 Belanja Sewa 200.000.000
Kas 200.000.000 Perubahan SAL 200.000.000
31 Des Beban sewa 50.000.000 Tidak dicatat
Sewa dibayar dimuka 50.000.000
BEBAN - SKPD

 Tanggal 15 Februari 20X5 Bendahara Pengeluaran mengajukan SPP UP sebesar Rp25.000.000


kepada PA melalui PPK SKPD. Pada hari yang sama PPK SKPD menerbitkan SPM UP, SPM ini
diotorisasi dan langsung diserahkan oleh PA kepada BUD. Tanggal 16 Februari 2015 BUD
menerbitkan SP2D UP.
 Tanggal 20 Februari 20X5 Bendahara pengeluaran SKPD Aman membayar makan dan minum rapat
dengan uang UP senilai Rp500.000.
 Tanggal 25 April 20X5 Bendahara pengeluaran SKPD Aman melakukan pembayaran dengan
menggunakan uang UP atas belanja ATK sebesar Rp2.500.000
 Tanggal 28 Februari 20X5 BUD menerbitkan SP2D LS Gaji Pokok sebesar Rp215.000.000.

Tanggal Finansial Anggaran


16 Feb Kas di Bend. Pengeluaran 25.000.000 - -
20X5 RK PPKD 25.000.000
20 Feb 20X5 Beban makan dan minum 500.000 Belanja makan minum rapat 500.000
rapat 500.000 Perubahan SAL 500.000
Kas di Bendahara
Pengeluaran
25 Feb 20X5 Persediaan 2.500.000 Belanja barang 2.500.000
Kas di Bendahara 2.500.000 Perubahan SAL 2.500.000
Pengeluaran
28 Feb 20X5 Beban Gaji Pokok 215.000.000 Belanja Gaji Pokok 215.000.000
RK PPKD 215.000.000 Perubahan SAL 215.000.000
BEBAN YANG MASIH HARUS DIBAYAR

• Beban yang masih harus dibayar merupakan kewajiban yang


timbul akibat hak atas barang/jasa yang telah diterima dan
dinikmati dan/atau perjanjian komitmen telah dilakukan, namun
sampai akhir periode pelaporan belum dilakukan
pembayaran/pelunasan/realisasi atas hak/perjanjian/komitmen
tersebut.
• Contoh:
– Belanja Pegawai yang masih harus dibayar
– Belanja Barang yang masih harus dibayar
– Belanja lainnya yang masih harus dibayar
BEBAN YANG MASIH HARUS DIBAYAR

Des. 20X2

Pembayaran
1 Februari 20X3 Rp.
150 Jt.
Beban tahun 20X2

Diakui sebagai beban pada Pembayaran atas utang yang


tahun 20X2 dan dicatat telah diakui pada 31 Des
sebagai “Beban yang masih 20X2
harus dibayar = Kewajiban”

65
BEBAN YANG MASIH HARUS DIBAYAR

Pada tanggal 31 Desember 20X2 terdapat tagihan atas kegiatan pemeliharaan rutin
sebesar 20.000.000 yang telah diselesaikan oleh seorang rekanan, namun belum
dibayar. Karena kegiatan rutin ini disatukan dalam kontrak pemeliharaan setahun maka
pembayaran baru dilakukan pada 1 Maret 20X3

Tanggal Finansial Anggaran


31 Des Beban barang/jasa 20.000.000 Tidak dicatat
20X2 Beban yang masih harus 20.000.000
dibayar
1 Mar Beban yang masih harus 20.000.000 Belanja barang/jasa 20.000.000
20X3 dibayar Perubahan SAL 20.000.000
Kas 20.000.000
BEBAN LO
CTA  AKRUAL
 Beban LO =
 Belanja tahun berjalan
 -/- Beban yang masih harus dibayar awal periode
 +/+ Beban yang masih harus dibayar akhir periode
 Beban LO = Beban LRA – penurunan beban yang masih harus dibayar +
kenaikan beban yang masih harus dibayar.
20X2 20X1 Beban
Belanja pegawai 500.000 500.000
Beban yang masih harus dibayar 40.000 30.000 10.000 Kenaikan
Belanja LRA - penurunan beban yang masih harus dibayar +
kenaikan beban yang masih harus dibayar 510.000

20X2 20X1 Beban


Belanja pegawai 300.000 300.000
Beban yang masih harus dibayar 10.000 30.000 20.000 Penurunan
Belanja LRA - penurunan beban yang masih harus dibayar +
kenaikan beban yang masih harus dibayar 280.000
BEBAN DIBAYAR DIMUKA

• Beban Dibayar Dimuka merupakan pengeluaran satuan kerja/pemerintah


yang telah dibayarkan dari rekening Kas dan membebani pagu anggaran,
namun barang/jasa/fasilitas dari pihak ketiga belum diterima/dinikmati
satuan kerja/pemerintah.
• Persediaan dan aset tetap sebenarnya beban dibayar dimuka, namun
karakteristiknya khusus
• Contoh:
– Beban Pegawai dibayar dimuka
– Beban Barang dibayar dimuka
– Uang muka kegiatan
BEBAN DIBAYAR DIMUKA
Des. 20X2

Pembayaran
Berakhir 31
1 Januari 20X2 Rp. 40
Des 20X5
Jt untuk 4 tahun.

10 Jt. 30 Jt.

Sewa ruangan selama 4 tahun berakhir 31 Desember 20X5

1 tahun sebagai 3 tahun diakui sebagai beban


Beban sewa tahun 20X3-20X5

3 tahun sebagai Aset (Beban


dibayar dimuka)

69
BEBANDIBAYAR
BEBAN DIBAYARDIMUKA
DIMUKA

Pada tanggal 1 Januari 20X2 dibayar sewa ruangan untuk ruang


kantor unit SKPD dengan nilai sewa 40 juta untuk masa 4tahun.

Tanggal Finansial Anggaran


1 Januari Beban sewa dibayar dimuka 40.000.000 Belanja barang/jasa 40.000.000
20X2 Kas 40.000.000 Perubahan SAL 40.000.000
31 Des Beban sewa 10.000.000 Tidak dicatat
20X2 Beban sewa dibayar 10.000.000
dimuka
31 Des Beban sewa 10.000.000 Tidak dicatat
20X3 Beban sewa dibayar 10.000.000
dimuka
BEBAN LO
CTA  AKRUAL
 Beban LO =
 Belanja tahun berjalan
 +/+ Beban dibayar dimuka awal periode
 -/- Beban dibayar dimuka akhir periode
 Beban LO = Beban LRA – penurunan beban dibayar dimuka + kenaikan beban
dibayar dimuka.
20X5 20X4 Beban
Belanja pegawai 500.000 500.000
Beban dibayar dimuka 30.000 40.000 10.000Penurunan
Belanja LRA + penurunan beban dibayar dimuka – kenaikan beban
dibayar dimuka 510.000
20X5 20X4 Beban
Belanja pegawai 200.000 200.000
Beban dibayar dimuka 20.000 10.000 (10.000)Kenaikan
Belanja LRA + penurunan beban dibayar dimuka – kenaikan beban
dibayar dimuka 190.000
BEBAN LO
CTA  AKRUAL
 Beban LO =
 Belanja tahun berjalan
 +/+ Beban dibayar dimuka awal periode
 -/- Beban dibayar dimuka akhir periode
 -/- Beban yang masih harus dibayar awal periode
 +/+ Beban yang masih harus dibayar akhir periode
 Beban LO = Beban LRA +penurunan beban dibayar dimuka + kenaikan biaya
yang masih harus dibayar.
20X2 20X1 Beban
Belanja pegawai 500.000 500.000
Beban dibayar dimuka 30.000 40.000 10.000Penurunan
Beban yang masih harus dibayar 20.000 14.000 6.000 Kenaikan
Belanja LRA + penurunan beban dibayar dimuka – kenaikan
beban yang masih harus dibayar 516.000
PEMBELIAN ASET TETAP
• Aset tetap yang dibeli akan dicatat sebagai aset dan kas yang
dikeluarkan untuk membayar. Transaksi ini akan dicatat dalam
LRA sebagai belanja modal.
• Atas peralatan akan dibuat jurnal penyusutan
Pada tanggal 2 Juni 20X2 dibeli peralatan sebesar 50.000.000. Pada 31 Desember
beban depresiasi 5.000.000

Tanggal Finansial Anggaran


2 Juni Peralatan 50.000.000 Belanja Modal 50.000.000
20x2 Kas 50.000.000 Perubahan SAL 50.000.000
31 Des Beban penyusutan 5.000.000 Tidak dicatat
Akumulasi penyusutan 5.000.000
ASET TETAP - SKPD
• Tanggal 9 Juni 20X5 BUD menerbitkan SP2D LS Barang untuk pembelian kendaraan dinas senilai
Rp400.000.000
• Tanggal 15 Juni 20X5 menerima hibah peralatan dari aktivitas CSR BUMN senilai 200.000.000.
• Tanggal 29 Juni melakukan pelelangan aset tetap. Peralatan dijual seharga Rp 20.000.000, peralatan
tersebut harga perolehannya 80.000.000 dan telah disusutkan semuanya. Kendaraan dijual dengan harga
Rp 50.000.000, harga perolehan 200.000.000, akumulasi penyusutan 125.000.000
• Tanggal 30 Juni 20X5 mengakui beban depresiasi peralatan sebesar 50.000.000

Tanggal Finansial Anggaran


9 Juni Kendaraan 400.000.000 Belanja Modal 400.000.000
20X5 RK PPKD 400.000.000 Perubahan SAL 400.000.000
15 Juni Peralatan 200.000.000 - -
20X5 Pendapatan hibah 200.000.000
29 Juni 20X5 Kas 20.000.000 Perubahan SAL 20.000.000
Akumulasi Penyusutan 80.000.000 Pendapatan lain-lain 20.000.000
Surplus penjualan aset 20.000.000
Peralatan 80.000.000
29 Juni 20X5 Kas Bend Penerimaan 50.000.000 Perubahan SAL 50.000.000
Akumulasi Penyusutan 125.000.000 Pendapatan lain-lain 50.000.000
Defisit penjualan aset 25.000.000
Kendaraan 200.000.000
30 Juni Beban Penyusutan 50.000.000 - -
20X5 Akumulasi Penyusutan 50.000.000
SURPLUS/DEFISIT PENJUALAN ASET

• Penjualan aset dalam LRA akan dicatat sebesar nilai


kas yang diterima dari penjualan tersebut.
• Dalam LO transaksi tersebut akan dicatat debit kas,
akumulasi depresiasi, kredit aset yang dijual,
selisihnya akan dicatat sebagai kredit surplus
penjualan aset (keuntungan) atau debit defisit
penjualan aset (kerugian)
• Untuk pelepasan aset, akan diakui defisit pelepasan
aset sebesar selisih nilai aset dan akumulasi
depresiasi.
PENJUALAN ASET TETAP

• Aset tetap yang dijual akan dicatat kas yang diterima, aset yang
dijual dihapuskan dari pembukuan nilai aset dan akumulasinya.
Dalam LRA akan dicatat sebagai penerimaan pendapatan lain
sebesar kas yang diterima
Pada tanggal 30 Desember 20X2 dijual peralatan sebesar 10.000.000. Pada tanggal
penjualan saldo peralatan 50.000.000, akumulasi penyusutan sebesar 30.000.000

Tgl Finansial Anggaran


2 Juni Kas 10.000.000 Perubahan SAL 10.000.000
20x2 Akumulasi penyusutan 30.000.000 Pendapatan lain-lain 10.000.000
Defisit penjualan aset 10.000.000
Peralatan 50.000.000
PENJUALAN ASET

Pada 2 Januari 20X2, entitas melakukan penjualan peralatan dengan harga


70.000.000. Berdasarkan catatan yang ada, nilai perolehan aset sebesar
400.000.000 dan akumulasi depresiasi sebesar 350.000.000

Tanggal Finansial Anggaran

2 Januari Kas 70.000.000 Perubahan SAL 70.000.000


20X2 Akumulasi Depresiasi 350.000.000 Pendapatan lain 70.000.000
Peralatan 400.000.000
Surplus penjualan aset - 20.000.000
LO
PENJUALAN ASET

Pada 2 Januari 20X2, entitas melakukan penjualan peralatan dengan harga


40.000.000. Berdasarkan catatan yang ada, nilai perolehan aset sebesar
300.000.000 dan akumulasi depresiasi sebesar 240.000.000

Tanggal Finansial Anggaran

2 Januari Kas 40.000.000 Perubahan SAL 40.000.000


20X2 Akumulasi Depresiasi 240.000.000 Pendapatan lain 40.000.000
Defisit penjualan aset peralatan 20.000.000
Peralatan 300.000.000
JURNAL PENGELUARAN & PENYELESAIAN KDP

Pada 30 Desember 20X0 SKPD ABC melakukan pengeluaran untuk KDP berbentuk
gedung sebesar 700juta. Pada 30 Desember 20X1 pengeluaran untuk pembangunan
sebesar 500juta. Pada 30 Juni pengeluaran 300 juta dan gedung diserahterimakan dan
mulai digunakan. Depresiasi 20 tahun.
Tanggal Finansial Anggaran
30/12/20X0 KDP 700.000.000 Belanja Modal 700.000.000
Kas 700.000.000 Perubahan SAL 700.000.000
30/12/20X1 KDP 500.000.000 Belanja Modal 500.000.000
Kas 500.000.000 Perubahan SAL 500.000.000
30/6/20X2 KDP 300.000.000 Belanja Modal 300.000.000
Kas 300.000.000 Perubahan SAL 300.000.000
30/6/20X2 Aset Tetap 1.500.000.000 Tidak ada jurnal
KDP 1.500.000.000
31/12/20X2 Beban dep. 75.000.000 Tidak ada jurnal
Ak. Dep 75.000.000
BIAYA PENYUSUTAN

• Penyusutan adalah alokasi biaya atas penggunaan aset tetap


 penyesuaian nilai akibat pemanfaatan dari suatu aset.
• Metode penyusutan yang dapat digunakan:
– Metode garis lurus
– Metode saldo menurun ganda
– Metode unit produksi
• Akumulasi Penyusutan disajikan sebagai pengurang aset di
neraca.
• Beban penyusutan  identik dengan beban pemakaian aset
tetap
• Beban penyusutan  beban LO tidak ada dalam LRA
REKONSILIASI DATA PENYUSUTAN

• Kenaikan akumulasi penyusutan = beban penyusutan jika dalam


periode tersebut tidak terdapat penjualan / pelepasa aset.
• Rekonsiliasi data :
• akumulasi penyusutan awal periode
• +/+ beban penyusutan
• -/- akumulasi penyusutan aset yang dijual / dilepaskan
• = akumulasi penyusutan akhir periode
• Beban depresiasi = akumulasi penyusutan akhir periode –
akumulai penyusutan awal periode + akumulasi penyusutan
barang yang terjual
REKONSILIASI DATA ASET TETAP

• Dalam Akrual aset tetap akan dicatat dalam LRA sebagai belanja
modal dan akan dicatat dalam siklus akuntansi sebagai penambah
aset tetap.
• Dalam akhir periode harus dilakukan rekonsiliasi :
• Aset tetap akhir periode = Aset tetap awal + penambahan
• Penambahan = pembelian (belanja modal) + hibah aset dari pihak
lain
• Pengurangan = penjualan aset tetap + aset yang dihibahkan kepada
pihak lain + aset yang dihapuskan.
• Jika terjadi penjualan aset harus dihitung keuntungan atau kerugian
penjualan aset = harga jual aset – (harga perolehan aset yang dijual
– akumulasi depresiasi yang telah diakui).
• Jika aset dihapuskan juga haru dihitung keuntungan / kerugiannya.
Jika nilai aset yang dihapuskan tidak nol maka akan muncul
kerugian.
BIAYA PENYISIHAN PIUTANG

• Penyisihan piutang adalah penyisihan atas jumlah piutang yang


kemungkinan tidak tertagih di masa depan.
• Aset merupakan manfaat masa depan yang akan mengalir ke
entitas, sehingga jika piutang kemungkinan tidak dapat ditagih
akan dilakukan penyisihan.
• Besarnya piutang ditetapkan dalam kebijakan akuntansi yang
mengacu regulasi yang ada.
• Penyisihan piutang hanya membuat nilai aset agar
menceriminkan nilai yang dapat direalisasi, namun entitas
tetap berupaya untuk melakukan penagihan atas piutang yang
telah disisihkan.
• Untuk proses penghapusan piutang, mengikuti regulasi yang
berlaku.
PENYUSUTAN DAN PENYISIHAN

Pada 31 Desember 20X2, berdasarkan kebijakan akuntansi yang ditetapkan jumlah


penyusutan tahun 20X2 sebesar 230.000.000 dan penyisihan piutang sebesar
10.000.000

Tanggal Finansial Anggaran


31 Des Beban penyusutan 230.000.000 Tidak dicatat
20X2 Akumulasi penyusutan 230.000.000
31 Des Beban penyisihan piutang 10.000.000 Tidak dicatat
20X3 Akumulasi penyisihan 10.000.000
piutang
PERSEDIAAN
• Persediaan dalam perlakuan akuntansi sebenarnya
hampir sama dengan beban dibayar dimuka.
• Perbedaannya dalam penentuan persediaan yang
dibebankan dalam satu periode didasarkan pada
perhitungan secara fisik.
• Beban persediaan (barang) dalam LO merupakan
beban penggunaan persediaan.
• Beban persediaan = persediaan awal + belanja
barang persediaan (LRA) – persediaan akhir
PERSEDIAAN

• Pada 31 Desember 20X1, entitas memiliki saldo persediaan sebesar


45.000.000. Selama peride 20X2 persediaan yang dibeli (3 Juli) sebesar
150.000.000. Pada akhir periode, persediaan yang masih tersisa sebesar
50.000.000.
Persediaan yang terpakai
= 45.000.000+150.000.000-50.000.000=145.000.000

Tanggal Finansial Anggaran

3 Juli Persediaan 150.000.000 Belanja barang 150.000.000


20X2 Kas 150.000.000 Perubahan SAL 150.000.000

31 Des Beban persediaan 145.000.000 Tidak ada jurnal


Persediaan 145.000.000
INVESTASI JANGKA PENDEK

Pada 30 Maret 20X2, Pemerintah Kota Bengawan menempatkan dananya sebesar


200.000.000 pada deposito berjangka 6 bulan dapat diperpanjang (ARO) di Bank Amarta,
bunga 5%. Pada 30 September 20X2 diterima bunga deposito 5.000.000. Deposito ini
sampai akhir tahun belum dicairkan.
Tanggal Finansial Anggaran
30 Mar Invesasi jangka pendek 200.000.000 Tidak ada jurnal
20X2 Kas 200.000.000
30 Sep Kas 5.000.000 Perubahan SAL 5.000.000
20X2 Pendapatan bunga – LO 5.000.000 Pendapatan bunga – LRA 5.000.000
31 Des Piutang Bunga 2.500.000
20X2 Pendapatan bunga – LO 2.500.000
30 Mar Ksd 5.000.000 Perubahan SAL 5.000.000
20X3 Pendapatan bunga – LO 2.500.000 Pendapatan bunga – LRA 5.000.000
Piutang bunga 2.500.000
INVESTASI JANGKA PANJANG METODE EKUITAS

Pada 1 Juli 20X2, Pemerintah Kota Bengawan mengambilalih investasi sebuah


perusahaan swasta (PT. Lawu) menjadi BUMD dengan nilai investasi 8.000.000.000
dengan kepemilikan Pemda sebesar 60%. Selama tahun 20X2 PT. Lawu menghasilkan
laba sebesar 800.000.000, hak Pemda 480.000.000 dan membagikan dividen pada 25
Mart 20X3 sebesar 500.000.000 juta, yang menjadi hak Pemda 300.000.000

Tanggal Finansial Anggaran


1 Juli Invesasi jangka panjang 8.000.000.000 Pengeluaran Pembiayaan 8.000.000.000

Kas 8.000.000.000 Perubahan SAL 8.000.000.000

31 Des Investasi jangka panjang 480.000.000 Tidak ada jurnal

Pendapatan investasi – LO 480.000.000

25 Des Kas 300.000.000 Perubahan SAL 300.000.000

Investasi jangka panjang 300.000.000 Pendapatan dividen -LRA 300.000.000


INVESTASI JANGKA PANJANG PENJUALAN

Pada 1 Juli 20X5 nilai investasi di BUMD di neraca sebesar 5.000.000.000. Pemda
menjual 20%nya dengan harga 1.750.000.000. (asumsi telah dilakukan pencatatan
atas pengakuan laba sampai dengan semester tersebut.

Tanggal Finansial Anggaran


1 Juli Kas 1.750.000.000 Perubahan SAL 1.750.000.000
Investasi jangka 1.000.000.000 Penerimaan pembiayaan 1.750.000.000
panjang dari penjualan investasi
Surplus penjualan 750.000.000
investasi
TRANSAKSI UTANG JANGKA PENDEK

Pada 30 Desember 20X2 SKPD ABC menerima penagihan atas kegiatan


pemeliharaan rutin AC 10.000.000. Kegiatan telah diselesaikan Namun
tagihan diterima setelah tutup anggaran sehingga tidak dapat dikeluarkan kas
untuk membayar kegiatan tersebut.

Tanggal Finansial Anggaran


30 Juni Beban pemeliharaan 200.000.000 Tidak ada jurnal
Utang 200.000.000
30 Juni Utang 10.000.000 Belanja pemeliharaan 10.000.000
Kas 10.000.000 Perubahan SAL 10.000.000
TRANSAKSI UTANG

Pada 1 April 20X2 Kota Bengawan menerima utang dari Luar Negeri
5.000.000.000 untuk pengembangan jaringan transportasi yang dapat
menunjang industri di kota tersebut. Utang tersebut berbunga rendah 4% per
tahun. Bunga dibayar setiap tanggal 1 April dan pembayaran akan dilakukan
setelah 5 tahun selama 5 kali angsuran.

Tanggal Finansial Anggaran


1 April 20X2 Kas 5.000.000.000 Perubahan SAL 5.000.000.000
Utang 5.000.000.000 Penerimaan pembiayaan 5.000.000.000
- utang jangka panjang
31 Des 20X3 Beban bunga 150.000.000 Tidak ada jurnal
Utang bunga 150.000.000
1 Des 20X3 Utang bunga 150.000.000 Belanja bunga 200.000.000
Beban bunga 50.000.000 Perubahan SAL 200.000.000
Kas 200.000.000
ILUSTRASI - PENYESUAIAN
 Entitas membeli peralatan awal 2013 sebesar 200 juta, masa manfaat 5 tahun.
1 Jan 2015  akumulasi penyusutan = 80  koreksi
Koreksi kesalahan//kebijakan 80
Akumulasi penyusutan 80
Beban penyusutan 40
Akumulasi penyusutan 40
Beban penyusutan 40  LO
Koreksi kesalahan 80  LPE
Akumulasi penyusutan 120  Neraca
 Entitas 3 Jan 2014 membayar sewa sebesar 500 juta untuk masa sewa 5 tahun.
1 Jan 2015  sewa dibayar dimuka = 400  koreksi
Sewa dibayar dimuka 400
Koreksi kesalahan/kebijakan 400
Beban sewa 100
Sewa dibayar dimuka 100
Sewa dibayar dimuka 300  Neraca
Beban sewa 100  LO
Koreksi kesalahan 400  LPE
 Persediaan awal sebesar 200 juta, belanja barang sebesar 1.500juta, stock opname 500 juta.
Persediaan 1.500 Belanja barang 1.500
Kas 1.500 Perubahan SAL 1.500
Beban barang 1.200
Persediaan 1.200
ILUSTRASI
 Entitas memiliki peralatan dan tahun perolehan berikut ini:
Aset Nilai Masa Tahun Terlewat Beban Akumulasi
manfaat Depresiasi Depresiasi
1/1/2015
A 40.000 40 2005 10 1.000 10.000
B 10.000 20 2008 7 500 3.500
C 2.000 10 2012 3 200 600
D 1.500 5 2010 5 300 1.500
E 1.600 4 2013 2 400 800
TOT 2.400 16.400

 Entitas memiliki peralatan dan tahun perolehan berikut ini:


Beban Penyusutan 2.400
Koreksi kesalahan/kebijakan 16.400
Akumulasi penyusutan 18.800
ILUSTRASI
 Entitas pada 4 Januari 2012 menerima pendapatan sewa untuk masa sewa 5 tahun sebesar 250juta.
1 Jan 2015  pendapatan sewa diterima dimuka = 100  koreksi
Koreksi kesalahan//kebijakan 100
Pendapatan diterima dimuka 100
Pendapatan diterima dimuka 50
Pendapatan sewa 50
Koreksi kesalahan 100  LPE
Pendapatan sewa 50  LO
Pendapatan diterima dimuka  50 Neraca
 Entitas 31 Desember 2015 memiliki piutang pajak 400. Piutang awal tahun 300 juta. Selama satu tahun
terdapat penerimaan pajak kas 5.000
Kas 5.000 Perubahan SAL 5.000
Pendapatan pajak LO 5.000 Pendapatan LRA 5.000
Piutang pajak 100
Pendapatan pajak LO 100
TERIMA KASIH

95

Anda mungkin juga menyukai