Anda di halaman 1dari 21

PROPOSAL SKRIPSI

AKTIVITAS ANTIJAMUR EKSTRAK ETANOL BAWANG LANANG


& BAWANG LANANG HITAM TERHADAP Trichophyton rubrum
ATCC 28188 PENYEBAB
DERMATOFITOSIS
Oleh :
Delia Venida Rahayu
110119365

Dosen Pembimbing :
1. Alfian Hendra Krisnawan, S.Farm., M.Farm., Apt

2. Dian Natasya Raharjo, S.Farm., M.Farm-Klin., Apt


LATAR BELAKANG
Indonesia merupakan salah satu negara
yang beriklim tropis, dengan
kelembapan berkisar antara 70 – 90 %
dan temperatur rata-rata 30°C.

Penyebab infeksi jamur yang


paling sering ditemukan yaitu
Trichophyton rubrum
Sehingga menyebabkan prevalensi
infeksi jamur di Indonesia masih
tinggi. Salah satu infeksi jamur yang Dermatofitosis ini disebabkan oleh jamur
sering terjadi adalah infeksi golongan dermatofita.
dermatofitosis Dermatofita dikelompokkan dalam 3 genus
yaitu
1. Trichophyton
2. Microsporum dan
3. Epidermophyton
LATAR BELAKANG
Salah satu tanaman herbal yang
memiliki potensi sebagai antijamur
berspektrum luas adalah bawang putih
(Barnes et al., 2007) Alternatif dari obat
antijamur sintetik,
Pengobatan dermatofitosis
masyarakat Indonesia
dapat diberikan dengan obat
dapat menggunakan
antijamur sintetik secara
obat tradisional dari
topikal maupun sistemik.
tumbuhan herbal
Penggunaan antijamur tersebut dapat
menimbulkan efek samping seperti iritasi
kulit, gangguan pencernaan, nyeri kepala dan
beberapa efek yang cukup berbahaya seperti
toksisitas pada hati terutama penggunaan
dalam waktu jangka panjang (Katzung et al.,
2013). Dapat menimbulkan resistensi.
LATAR BELAKANG
Bawang lanang memiliki kandungan yang sama dengan bawang putih
biasa, yaitu mengandung dua senyawa organosulfur utama yaitu γ-
glutamyl-S-allyl-Lcysteines dan S-allyl-L-cysteine sulfoxides (aliin)
(Harianto et al., 2018). Perbandingan kandungan senyawa aktif dalam
satu siung bawang lanang setara dengan 5 – 6 siung bawang putih biasa,
karena semua zatnya terkumpul dalam satu siung tunggal tersebut
(Utami & Mardiana, 2013). Hal ini yang menyebabkan bawang lanang
dipercaya lebih berkhasiat dibandingkan bawang putih (Pramitha et al.,
2020).

Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya oleh Andayani & Kurniawan., (2013) menunjukkan bahwa
ekstrak bawang lanang dapat menghambat pertumbuhan jamur Candida albicans pada konsentrasi 100%,
80%, 60%, 40% dengan rata- rata diameter zona hambat dari masing-masing konsentrasi adalah 21,4 mm,
18,6 mm, 14,8 mm, dan 11,6 mm.
LATAR BELAKANG
Dalam beberapa waktu terakhir bawang lanang sudah
dikembangkan menjadi bawang lanang hitam karena dalam
penggunaan memiliki rasa yang tidak enak (getir) dan bau yang
sangat tajam sehingga dikembangkan menjadi bawang lanang
hitam yang lebih bisa diterima secara rasa, bau dan warna
(Indraswari et al, 2022). Bawang lanang hitam dapat diperoleh
dari bawang lanang segar melalui proses fermentasi dengan suhu
60 – 70°C dengan kelembaban 80 – 90%

Penelitian terkait uji aktivitas antijamur bawang lanang hitam masih dalam pengembangan, sehingga
penelitian tersebut sangat sedikit untuk ditemukan.
Berdasarkan hasil penelitian Aziz, (2019) ekstrak bawang lanang hitam dapat menghambat jamur
Candida albicans pada konsentrasi 10%, 20%, 40%, 60%, dan 80% dengan rata- rata diameter zona
hambat dari masing-masing konsentrasi adalah 8,4 mm, 8,1 mm, 8,7 mm, 10,1 mm dan 10,1 mm.
RUMUSAN MASALAH TUJUAN PENELITIAN

1. Berapakah diameter zona hambat ekstrak 1. Mengidentifikasi diameter zona hambat


etanol 70% bawang lanang dan bawang ekstrak etanol 70% bawang lanang dan
lanang hitam terhadap pertumbuhan jamur bawang lanang hitam terhadap jamur
Trichophyton rubrum ATCC 28188 Trichophyton rubrum ATCC 28188
penyebab dermatofitosis ? penyebab dermatofitosis.
2. Bagaimana perbandingan aktivitas antijamur 2. Mengetahui perbedaan aktivitas antijamur
ekstrak etanol 70% bawang lanang dan ekstrak etanol 70% bawang lanang dan
bawang lanang hitam terhadap pertumbuhan bawang lanang hitam terhadap pertumbuhan
jamur Trichophyton rubrum ATCC 28188 jamur Trichophyton rubrum ATCC 28188
penyebab dermatofitosis ? penyebab dermatofitosis.
MANFAAT PENELITIAN
Bagi Pendidikan Bagi Masyarakat Bagi Industri
Diharapkan penelitian ini dapat Diharapkan dengan adanya Diharapkan dengan adanya
memberikan wawasan mengenai penelitian ini dapat memberikan penelitian ini hasil ekstraksi dari
manfaat bawang lanang dan informasi kepada masyarakat bahwa bawang lanang dan bawang
bawang lanang hitam sebagai bawang lanang dan bawang lanang lanang hitam dapat dimanfaatkan
alternatif antijamur yang berasal hitam dapat digunakan sebagai sebagai salah satu bahan yang
dari tumbuhan herbal dan sebagai antijamur untuk mengobati infeksi digunakan dalam formulasi
dasar referensi secara ilmiah dermatofitosis yang disebabkan pembuatan sedian krim atau salep
mengenai pengujian aktivitas oleh jamur Trichophyton rubrum untuk infeksi jamur pada kulit .
antijamur terhadap jamur
Trichophyton rubrum penyebab
dermatofita
KERANGKA KONSEPTUAL
Dermatofitosis Antijamur
Salah satu infeksi
jamur yang sering
terjadi di dunia dan Efek samping
dapat ditemukan pada Tumbuhan herbal Kimia/Sintetik tinggi dan
kulit, kuku, dan rambut.
resistensi
(Harlim., 2019)

Fermentasi
Bawang lanang Bawang lanang hitam

Golongan jamur Berpontesi sebagai Kandungan senyawa bawang


penyebab antijamur yang dihasilkan lanang hitam yang memiliki
Dermatofita
dermatofitosis dari senyawa aliin aktivitas sebagai antijamur yaitu
(Gandahusada., 2000) kemudian dikonversi Allisin dan S-Allyl Cystein (SAC),
oleh enzim alliinase Jumlah SAC dalam bawang
menjadi allisin lanang hitam 5 – 6 kali lebih tinggi
(Indraswari et al, 2022) daripada bawang putih biasa
(Agustina et al., 2021; Bae et al.,
2014)
Ekstraksi dengan etanol

Hasil penelitian Andayani Ektrak etanol Ektrak etanol


& Kurniawan, (2013) bawang lanang bawang lanang
ekstrak etanol bawang hitam
lanang memiliki
kemampuan menghambat
pertumbuhan jamur
Candida albicans.

Trichophyton rubrum

Uji Aktivitas Antijamur


DESAIN PENELITIAN
Desain penelitian yang dilakukan pada penelitian ini adalah
Eksperimental Laboratorium mengenai aktivitas antijamur ekstrak etanol bawang
lanang dan bawang lanang hitam terhadap jamur Trichophyton rubrum ATCC 28188
penyebab dermatofitosis.
Uji potensi antijamur dilakukan dengan Metode Difusi Cyilinder, metode
ini dilakukan untuk mengetahui zona hambat dari aktivitas antijamur. Data yang
diperoleh pada penelitian ini adalah rata – rata diameter zona hambat. Jika ekstrak
bawang lanang dan bawang lanang hitam memiliki aktivitas antijamur terhadap
Trichophyton rubrum, maka disekitar Cyilinder cup akan terlihat zona hambat atau
zona bening terhadap organisme uji. Zona hambat yang terbentuk disekitar
Cyilinder cup kemudian diukur dan dianalisa.
VARIABEL PENELITIAN
 Variabel Bebas
Variabel bebas pada penelitian ini adalah variasi konsentrasi ekstrak etanol bawang lanang
dan bawang lanang hitam dari konsentrasi (1500, 2500, 5000, 10000 dan 20000) bpj.

 Variabel Terikat
Variabel terikat pada penelitian ini adalah diameter zona hambat ekstrak etanol bawang lanang
dan bawang lanang hitam terhadap jamur Trichophyton rubrum ATCC 28188.

 Variabel Terkontrol
Variabel terkontrol pada penelitian ini adalah lama proses ekstraksi, proses sterilisasi, pelarut,
media pertumbuhan jamur, jamur Trichophyton rubrum ATCC 28188, lama inkubasi, pH dan
suhu inkubasi.
INSTRUMEN PENELITIAN
Alat Pembuatan Ekstrak Alat Uji Mikrobiologi
Peralatan yang digunakan adalah oven, pisau, Alat-alat untuk menguji mikrobiologi adalah
talenan, nampan, blender, ayakan mesh no.20, Laminar Air Flow Cabinet, autoclave, oven,
kertas perkamen, kertas label, alumunium foil, inkubator, densitometer, Vortex, batang pengaduk,
wadah simplisia kering, wadah ekstrak kental, cawan petri disposible dengan tutup, pinset, alat –
toples kaca (tempat maserasi), batang pengaduk, alat gelas laboratorium, jangka sorong, penggaris,
sendok tanduk, gelas ukur, labu hisap, corong kawat ose, Cyilinder cup, cotton bud steril, Water
kaca, cawan porselen, kertas saring, beaker glass, bath, ball filler, pipet ukur, aluminium foil dan api
timbangan analitik, gunting, lemari asam, moisture bunsen.
analyzer, Rotary evaporator dan Water bath.
BAHAN PENELITIAN
Bahan Ekstraksi Bahan Uji Antijamur Bahan Pembanding
• Bawang lanang bawang hitam • Isolat jamur Trichophyton rubrum • Ketokonazol sebagai Kontrol
lanang yang diperoleh dari ATCC 28188 yang diperoleh dari positif
Probolinggo Balai Besar Laboratorium
Kesehatan (BBLK) Surabaya yang • pelarut DMSO 10% sebagai
• etanol 70% bersertifikat kontrol negatif
• silica gel • media Sabourond Dektrosa Agar
(SDA)
• ekstrak kental etanol bawang
lanang dan bawang lanang hitam
• NaCl 0,9 % dan

• Larutan 0,5 McFarland.


KERANGKA OPERASIONAL
Pembuatan media Sabouraud
Preparasi sampel
Dextrose Agar (SDA)

• Bawang lanang & bawang


lanang hitam dikupas, di
iris tipis dan dipanaskan Peremajaan jamur
• Diblender dan diayak Trichophyton rubrum

Serbuk kering simplisia Jamur murni diinokulasi


pada media SDA dengan
menggoreskan secara
zig – zag
Ekstraksi simplisia
Pembuatan suspensi jamur
Metode maserasi dengan
pelarut etanol 70% Biakan Jamur dimasukkan
Ekstrak kental ke tabung reaksi dan (+)
Larutan NaCl 0,9 %
sebanyak 10 ml
Dilarutkan 10 mL DMSO 10% Suspensi jamur

Media cair yang


Larutan uji sudah memadat
dicawan petri
Diinokulasi pada
permukaan media
Dipipet sebanyak 100 μL larutan uji menggunakan metode
dengan masing – masing konsentrasi Streak plate
, kontrol positif ketokonazol 2% dan
kontrol negatif DMSO 10%
Cyilinder cup steril diletakkan pada
permukaan media Sabouraud
Dextrose Agar (SDA

Larutan uji dan kontrol


dimasukkan kedalam Cyilinder cup

Diinkubasi pada suhu 25°C


selama 2 – 7 hari

Diamati dan diukur diameter zona


hambat pertumbuhan jamur
EKSTRAKSI SIMPLISIA
Serbuk simplisia kering ditimbang sebanyak Pelarut etanol 70% diukur sebanyak 500 ml
100 g menggunakan timbangan analitik mengunakan gelas ukur litik
Ditambahkan

Dimasukkan kedalam toples kaca dan diaduk menggunakan batang


pengaduk sampai homogen, kemudian toples kaca ditutup rapat

Proses ekstraksi menggunakan metode maserasi dengan cara mencampurkan


simplisia dengan pelarut sampai terendam sempurna, didiamkan selama 24 jam

Disaring

Filtrat I Ampas

• Dilakukan remaserasi dengan


menambahkan sejumlah pelarut
yang sama
• Remaserasi dilakukan sebanyak
3 kali
• Disaring
Filtrat II,III,IV Ampas

Digabung

Dibuang

Campuran filtrat

• Dipekatkan menggunakan Rotary evaporator


• Dipekatkan kembali di waterbath pada suhu
±50℃ sampai didaptkan ekstrak kental

Ekstrak kental
UJI AKTIVITAS ANTIJAMUR
Media Sabouraud Dextrose Agar (SDA) sebanyak
40 ml yang telah padat dalam cawan petri

• Cotton bud steril dicelupkan kedalam suspensi jamur yang sudah sesuai
dengan larutan standar 0,5 McFarland
• Dilakukan inokulasi pada permukaan media menggunakan metode Streak Plate
Media Sabouraud Dextrose Agar (SDA) siap Dipipet sebanyak 100 μL larutan uji dengan
digunakan untuk pengujian konsentrasi (1500, 2500, 5000, 10000 dan 20000)
bpj, kontrol positif berupa ketokonazol 2% dan
kontrol negatif berupa DMSO 10%
Cyilinder cup steril diletakkan pada permukaan
media Sabouraud Dextrose Agar (SDA)
Larutan uji dan kontrol dimasukkan
kedalam Cyilinder cup sebanyak 100
μL
Masing-masing cawan petri ini diinkubasi pada
suhu 25°C selama 2 – 7 hari

Setelah diinkubasi dapat diamati dan diukur diameter


zona hambat masing – masing konsentrasi uji

Analisis statistik menggunakan metode one way ANOVA


Skema Tata Letak Pengujian Zona Hambat Gambar Pengukuran Diameter Zona Hambat

C 5000 bpj C 5000 bpj a


b
d
c
C 2500 bpj C 10000 bpj C 2500 bpj C 10000 bpj

C 20000 bpj
C 20000 bpj

C 1500 bpj K- C 1500 bpj K- Keterangan gambar :


a = Daerah atau media pertumbuhan jamur
K+ K+
b = Daerah zona hambat pertumbuhan jamur
Bawang lanang Bawang lanang hitam c = Cyilinder cup yang berisi larutan uji atau
pembanding
d = Diameter zona hambat pertumbuhan jamur
Keterangan Gambar :
C = Konsentrasi
K+ = Kontrol Positif (Ketokonazol 2%)
K- = Kontrol Negatif (DMSO 10%)
METODE ANALISIS DATA
Metode Analisis Analisis Statistik
Pada penelitian ini hasil yang diperoleh Analisis data yang digunakan untuk pengujian aktivitas
dilakukan analisis dengan mengamati dan antijamur ekstrak etanol bawang lanang dan bawang lanang
mengukur diameter daerah hambatan hitam terhadap jamur Trichophyton rubrum ATCC 28188
pertumbuhan Trichophyton rubrum pada yaitu menggunakan metode One Way ANOVA p = 0,05. One
daerah bening yang tidak ditumbuhi jamur. way ANOVA digunakan untuk mengetahui diameter zona
Daerah hambatan yang terjadi diamati dan hambat terbesar antar kelompok variabel dengan
diukur menggunakan jangka sorong dengan menggunakan aplikasi program Statistical Product Services
satuan millimeter (mm). Solution (SPSS). Apabila nilai P<0,05 menunjukan adanya
perbedaan bermakna dan P>0,05 menunjukan tidak ada
perbedaan bermakna.
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai