Anda di halaman 1dari 28

YAYASAN CINTA

KASIH SEJATI

KEBIJAKAN KEMENKES
ALAM PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN
INFEKSI

Costy Pandjaitan

Disampaikan pada pelatihan


Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
YCKS & KHIPI
05-06 Oktober 23
Work Experiences
 RSCM (1979-1984), RSJPDHK (1984-2013)
CURICULUM VITAE  Infection Prevention Control Professional 1999-2013
 Pengurus Perdalin Pusat 1999-2022. Pengurus HIPPII 2006-2020
 Pokja PP Kemenkes 2016-sekarang
 Lembaga Training YCKS, LIPA LARSI
Education/Course
 Basic Course IPC APSIC Singapore , 2001
 Advanced Course IPC APSIC Singapore, 2001
 Advanced Course IPC Hongkong, 2004
 MOT Course IPC , MOH 2006
 MOT Course IPC , Thailand 2008
 Congress APSIC Hongkong 2003, Singapore 2005, Malaysia 2007, Macau 2009,
Meulborne 2011,Shanghai 2013,Thailand 2017, Vietnam 2019
Costy Pandjaitan,
 Congress IPC , Tokyo 2009
CVRN,SKM,MARS.,PhD.CP.NLP.CPRM.,CPLM.,CI  Course IPC APSIC Singapore 2010
PP.,CPPS.,FISQua  Course IPC CDC/WHO Hongkong 2010
Mobile: 0812 9632 7022  Course IPC TB 2016 Vietnam
Email: costypandjaitan@gmail.com Experiences in abroad
. Attachment at Intensive Care Unit, St Vincent Hospital Sydney Australia (1985)
Inisiator pelatihan . Attachment at Infection Control Unit Singapore General Hospital, Singapore(2001)
 PPI dasar Perdalian 2005 . Attachment at Infection Control Unit , Queen Mary Hospital Hong Kong (2006)
 Inisisator pelatihan PPI lanjut 2007 Perdalin . Meeting Infection Prevention Control ASEAN, Ho Chi Minh (Vietnam), (2011)
 Inisiator pelatihan IPCN PERSI . Meeting Infection Prevention Control ASEAN, Manila, Philippine (2011)
 Inisiator pelatihan IPCN lanjut 2009 PERSI . Visited St. Luke Hospital Tokyo, Japan (2012)
 Inisiator pelatihan IPCD 2016 PERSII . Visited Tsukuba University Hospital, Japan (2012). Speaker di APSIC Vietnam 2019
 Pendiri HIPPII 2006
Tim Penyusun buku
 Pedoman & Manajerial PPI Kemenkes 2007  PPI Covid edisi V
 Ketua HIPPII 2006-2013
 Disinfection &Sterilization ASEAN of APSIC
 Pendiri IPPII 2022
 Pedoman PPI di GILUT
 Skretaris Mutu dan Tata Kelola PERSI Pusat
 Pedoman PI HIV P2PL
2022- sekarang
 Environment ASEAN OF APSIC
 Penyusunan pedoman PPI FKTP
TUJUAN PEMBELAJARAN UMUM
Setelah mengikuti pembelajaran ini , peserta mampu
menjelaskan kebijakan Kemenkes dalam Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi dengan tepat dan benarsesuai dengan
standar yang sudah ditetapkan
TUJUAN PEMBELAJARAN
KHUSUS
Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta mampu memahami :
1. Kerangka piker
2. Kibijakan kemenkes
3. Struktur Organisasi
4. Peran dan tugas pimpinan
5. Peran dan tugas Komite PPI
POKOK BAHASAN
1. Kerangka pikir
2. Kibijakan kemenkes
3. Struktur Organisasi
4. Peran dan tuugas pimpinan
5. Peran dan tugas Komite PPI
Kerangka Pikir PMK 27/2017 tentang PPI

PENCEGAHAN
HAI’s dan
PENGENDALIAN
INFEKSI
infeksi yang
bersumber dari Fasyankes
masyarakat

Prinsip
kewaspadaan Penggunaan Bundles PENDIDIKAN
standar dan antimikroba Pencegah DAN
SURVEILANS
PELATIHAN
berdasarkan secara bijak an PPI
transmisi

6
KEBIJAKAN KEMENKES DALAM
PPI
1. Fasilitas Pelayanan Kesehatan harus melaksanakan PPI.
 Pelaksanaan PPI di Fasyankes dilakukan melalui pembentukan
Komite atau Tim PPI.
 Komite atau Tim PPI merupakan organisasi nonstruktural pada Fasyankes
yang mempunyai fungsi utama menjalankan PPI serta menyusun kebijakan
PPI
 Komite atau Tim PPI dibentuk untuk menyelenggarakan tata kelola PPI yang
baik agar mutu pelayanan medis serta keselamatan pasien dan pekerja di
Fasyankes terjamin dan terlindungi.
 Pembentukan Komite atau Tim PPI disesuaikan dengan jenis, kebutuhan, beban
kerja, dan/atau klasifikasi Fasyankes
 Komite atau Tim PPI bertugas melaksanakan kegiatan pengkajian, perencanaan,
pelaksanaan, monitoring dan evaluasi, dan pembinaan.
KEBIJAKAN KEMENKES DALAM
PPI
 Hasil pelaksanaan tugas harus dilaporkan kepada pimpinan Fasyankes secara
berkala paling sedikit 2 (dua) kali dalam setahun, atau sesuai dengan kebutuhan.

 Pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan Peraturan Menteri ini dilakukan oleh
Menteri, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi, dan Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota sesuai dengan tugas dan fungsinya masing-masing.
 Pembinaan dan pengawasan dapat melibatkan perhimpunan/asosiasi Fasyankes
dan organisasi profesi yang terkait.
 Pembinaan dan pengawasan dilaksanakan melalui
 advokasi, sosialisasi, dan bimbingan teknis
 pelatihan dan peningkatan kapasitas sumber daya manusia; dan/atau
 monitoring dan evaluasi
KEBIJAKAN KEMENKES DALAM
PPI
2.2, 2 SUSUNAN ORGANISASI
Susunan organisasi Komite PPI adalah Anggota Komite
 Ketua, 1. IPCN/Perawat PPI
 Sekretaris, 2. IPCD/Dokter PPI :
 Anggota yang terdiri dari a. Dokter wakil dari tiap KSM (Kelompok
 IPCN/Perawat PPI, Staf Medik).
 IPCD/Dokter PPI dan b. Dokter ahli epidemiologi.
 Anggota lainnya yang terkait dengan PPI c. Dokter Mikrobiologi.
 Farmasi d. Dokter Patologi Klinik.
 Laboratoriun Anggota komite lainnya, dari :
 CSSD a. Tim DOTS ,Tim HIV
 K3 b. Laboratorium.
 IPSRS c. Farmasi.
 GIZI d. Sterilisasi , Laundri
 Administrasi g. Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit
Susunan organisasi Tim PPI adalah
(IPSRS).
 Ketua h. Sanitasi Lingkungan
 anggota yang terdiri dari i. Pengelola makanan
 dokter, j. Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3).
 Perawat PPI / IPCN, k. Kamar jenazah.
 dan anggota lainnya bila diperlukan.
BAGAN STRUKTUR ORGANISASI PPI

 Rumah Sakit dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan harus memiliki IPCN yang bekerja purna waktu dengan ratio 1 (satu)
IPCN untuk tiap 100 tempat tidur difasilitas pelayanan kesehatan tersebut.
 Untuk fasilitas pelayanan kesehatan yang memiliki kapasitas tempat tidur kurang dari 100 harus memiliki IPCN
minimal 1 (satu) orang.
 Dalam bekerja IPCN dapat dibantu beberapa IPCLN (Infection Prevention and Control Link Nurse) dari tiap unit,
terutama yang berisiko terjadinya infeksi.
 Kedudukan IPCN secara fungsional berada di bawah komite PPI dan secara professional berada di bawah keperawatan
setara dengan senior manajer
KEBIJAKAN KEMENKES DALAM
PPI
3. Fasyankes harus memiliki IPCN yang bekerja purnawaktu dengan ratio 1 (satu) IPCN untuk tiap 100
tempat tidur difasilitas pelayanan kesehatan tersebut.

4. Untuk fasilitas pelayanan kesehatan yang memiliki kapasitas tempat tidur kurang dari 100 harus
memiliki IPCN minimal 1 (satu) orang.

5.Dalam bekerja IPCN dapat dibantu beberapa IPCLN (Infection Prevention and Control Link Nurse) dari
tiap unit, terutama yang berisiko terjadinya infeksi.

6. Kedudukan IPCN secara fungsional berada di bawah komite PPI dan secara professional berada di
bawah keperawatan setara dengan senior manajer

7. Setiap 1000 tempat tidur sebaiknya memiliki1 (satu) ahli Epidemiologi Klinik.
Untuk fasilitas pelayanan kesehatan lainnya nomenklatur organisasi PPI menyesuaikan dengan kondisi
SDM dan fasilitas yang dimiliki, namun harus tetap mengikuti kaidah penyelenggaraan PPI di Fasyankes
sebagaimana tercantum dalam lampiran I peraturan menteri ini.
KEBIJAKAN KEMENKES DALAM
PPI
TUGAS PIMPINAN/DIREKTUR
KEBIJAKAN KEMENKES DALAM
PPI
TUGAS PIMPINAN

1. Membentuk Komite /Tim PPI dengan 6. Mengadakan evaluasi kebijakan pemakaian


Surat Keputusan. 7. antibiotika yang rasional dan disinfektan
2. Bertanggung jawab dan memiliki dirumah sakit berdasarkan saran dari Komite
komitmen yang tinggi terhadap /Tim PPI.
penyelenggaraan upaya pencegahan dan 8. Dapat menutup suatu unit perawatan atau
pengendalian infeksi. instalasi yang dianggap potensial menularkan
3. Bertanggung jawab terhadap tersedianya penyakit untuk beberapa waktu sesuai
fasilitas sarana dan prasarana termasuk kebutuhan berdasarkan saran dari Komite/Tim
anggaran yang dibutuhkan. PPI.
4. Menentukan kebijakan pencegahan dan 9. Mengesahkan Standar Prosedur Operasional
pengendalian infeksi. (SPO) untuk PPI.
5. Mengadakan evaluasi kebijakan 10. Memfasilitasi pemeriksaan kesehatan petugas di
pencegahan dan pengendalian infeksi Fasilitas Pelayanan Kesehatan, terutama bagi
berdasarkan saran dari Komite / Tim PPI. petugas yang berisiko tertular infeksi minimal 1
tahun sekali, dianjurkan 6 (enam) bulan sekali.
KEBIJAKAN KEMENKES DALAM
PPI
TUGAS KOMITE PPI
KEBIJAKAN KEMENKES DALAM
PPI
TUGAS KOMITE PPI
1. Menyusun dan menetapkan serta 6.Memberi usulan untuk mengembangkan dan meningkatkan
mengevaluasi kebijakan PPI. cara pencegahan dan pengendalian infeksi.
2. Melaksanakan sosialisasi kebijakan PPI, 7. Memberikan konsultasi pada petugas kesehatan rumah sakit
agar kebijakan dapat dipahami dan dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya dalam PPI.
dilaksanakan oleh petugas kesehatan. 8. Mengusulkan pengadaan alat dan bahan yang sesuai dengan
3. Membuat SPO PPI. prinsip PPI dan aman bagi yang menggunakan.
4. Menyusun program PPI dan 9. Mengidentifikasi temuan di lapangan dan mengusulkan
mengevaluasi pelaksanaan program pelatihan untuk meningkatkan kemampuan sumber daya
tersebut. (SDM) RS dalam PPI.
5. Melakukan investigasi masalah atau 10. Melakukan pertemuan berkala, termasuk evaluasi
kejadian luar biasa HAIs (Healthcare kebijakan.
Associated Infections).
KEBIJAKAN KEMENKES DALAM
PPI
TUGAS KOMITE PPI
11. Berkoordinasi dengan unit terkait lain dalam hal pencegahan 13. Memberikan masukan yang menyangkut konstruksi bangunan

dan pengendalian Infeksi rumah sakit, al; dan pengadaanalat dan bahan kesehatan, renovasi ruangan, cara
 Tim Pengendalian Resistensi Antimikroba (TPRA) dalam pemrosesan alat, penyimpanan alat dan linen sesuai dengan

penggunaanan antibiotika yang bijak dirumah sakit prinsip PPI.

berdasarkan pola kuman dan resistensinya terhadap 14.Menentukan sikap penutupan ruangan rawat bila diperlukan

antibiotika dan menyebarluaskan data resistensi karena potensial menyebarkan infeksi.

antibiotika. 15. Melakukan pengawasan terhadap tindakan-tindakan yang


 Tim kesehatan dan keselamatan kerja (K3) untuk menyimpang dari standar prosedur/monitoring surveilans proses.

menyusun kebijakan. 16. Melakukan investigasi, menetapkan dan melaksanakan


 Tim keselamatan pasien dalam menyusun kebijakan Penanggulangan Infeksi bila ada KLB dirumah sakit dan fasilitas

clinical governance and patient safety. pelayanan kesehatan lainnya.

12. Mengembangkan, mengimplementasikan dan secara periodik


mengkaji kembali rencana manajemen PPI apakah telah sesuai
kebijakan manajemen rumah sakit.
KEBIJAKAN KEMENKES DALAM
PPI
TUGAS KETUA KOMITE
PPI Ketua Komite PPI
Kriteria : 1. Dokter yang mempunyai minat dalam PPI.
2. Pernah mengikuti pelatihan dasar PPI.
Tugas :
1. Bertanggungjawab atas
 Terselenggaranya dan evaluasi program PPI.
 Penyusunan rencana strategis program PPI.
 Penyusunan pedoman manajerial dan pedoman PPI.
 Tersedianya SPO PPI.
 Penyusunan dan penetapan serta mengevaluasi kebijakan PPI.
 Memberikan kajian KLB infeksi di RS.
 Terselenggaranya pelatihan dan pendidikan PPI.
 Terselenggaranya pengkajian pencegahan dan pengendalian risiko infeksi.
Terselenggaranya pengadaan alat dan bahan terkait dengan PPI.
 Terselenggaranya pertemuan berkala.
2. Melaporkan kegiatan Komite PPI kepada Direktur
KEBIJAKAN KEMENKES DALAM
PPI
TUGAS SEKRETARIS KOMITE
PPI
Sekretaris Komite PPI
Kriteria :
1. Dokter/IPCN/tenaga kesehatan lain yang mempunyai minat
dalam PPI.
2. Pernah mengikuti pelatihan dasar PPI.
3. Purna waktu.
Tugas :
4. Memfasilitasi tugas ketua komite PPI.
5. Membantu koordinasi.
6. Mengagendakan kegiatan PPI.
KEBIJAKAN KEMENKES DALAM
PPI
PERAN DAN FUNGSI IPCD
KEBIJAKAN KEMENKES DALAM
PPI
TUGAS IPCD
Tugas IPCD :
1. Berkontribusi dalam pencegahan, diagnosis dan terapi infeksi yang
IPCD / Infection Prevention tepat.
Control Doctor Kriteria 2. Turut menyusun pedoman penggunaan antibiotika dan surveilans.
IPCD : 3. Mengidentifikasi dan melaporkan pola kuman dan pola resistensi
antibiotika.
1. Dokter yang mempunyai
4. Bekerjasama dengan IPCN/Perawat PPI melakukan monitoring
minat dalam PPI. kegiatan surveilans infeksi dan mendeteksi serta investigasi KLB.
2. Mengikuti pendidikan Bersama komite PPI memperbaiki kesalahan yang terjadi, membuat
dan pelatihan dasar PPI. laporan tertulis hasil investigasi dan melaporkan kepada pimpinan
3. Memiliki kemampuan rumah sakit.
5. Membimbing dan mengadakan pelatihan PPI bekerja sama dengan
leadership.
bagian pendidikan dan pelatihan (Diklat) di rumah sakit.
6. Turut memonitor cara kerja tenaga kesehatan dalam merawat pasien.
7. Turut membantu semua petugas kesehatan untuk memahami PPI.
KEBIJAKAN KEMENKES DALAM
PPI
IPCN/IP/IPCP

IPCN (Infectionrevention and Control Nurse) Kriteria IPCN :


1. Perawat dengan pendidikan minimal Diploma III Keperawatan (S1
Kesehatan Masyarakat dengan latar belakang D3 Keperawatan, S1
Keperawatan)
2. Mempunyai minat dalam PPI.
3. Mengikuti pendidikan dan pelatihan dasar PPI dan IPCN.
4. Memiliki pengalaman sebagai Kepala Ruangan atau setara.
5. Memiliki kemampuan leadership dan inovatif.
6. Bekerja purnawaktu.
KEBIJAKAN KEMENKES DALAM
PPI

 IPCN/IP/IPCP purna waktu 1: 100 tt


 Pendidikan minimal S1 Kesehatan
 Pengalaman sebagai Praktisi
 Pernah mengikuti pelatihan PPI Dasar, IPCN/IP/IPCP, seminar dan
workshop
 Karakter terbuka, jujur, berani, tegas,sopan, punya integritas
 Bersedia sebagai konsultan PPI 24 jam
 Tidak melakukan askep
KEBIJAKAN KEMENKES DALAM
PPI
TUGAS IPCLN
IPCLN (Infection Prevention and Control Link Nurse)
Kriteria IPCLN :
1. Perawat dengan pendidikan minimal Diploma yang mempunyai minat dalam PPI.
2. Mengikuti pendidikan dan pelatihan dasar PPI.
3. Tugas IPCLN, sebagai perawat pelaksana harian/penghubung bertugas:
 Mencatat data surveilans dari setiap pasien diunit rawat inap masing-masing.
 Memberikan motivasi dan mengingatkan tentang pelaksanaan kepatuhan PPI pada setiap personil ruangan di
 unitnya masing-masing.
 Memonitor kepatuhan petugas kesehatan yang lain dalam penerapan kewaspadaan isolasi.
 Memberitahukan kepada IPCN apa bila ada kecurigaan adanya HAIs pada pasien.
 Bila terdapat infeksi potensial KLB melakukan penyuluhan bagi pengunjung dan konsultasi prosedur PPI
Berkoordinasi dengan IPCN.
 Memantau pelaksanaan penyuluhan bagi pasien, keluarga dan pengunjung dan konsultasi prosedur yang harus
dilaksanakan.
KEBIJAKAN KEMENKES DALAM
PPI
ANGGOTA KOMITE LAINNYA

Anggota Lainnya
Kriteria: 1. Tenaga diluar dokter dan perawat yang mempunyai
minat dalam PPI.
2. Mengikuti pendidikan dan pelatihan dasar PPI.

Tugas: 1. bertanggung jawab kepada ketua komite PPI dan


berkoordinasi dengan unit
terkait lainnya dalam penerapan PPI
2. Memberikan masukan pada pedoman maupun
kebijakan terkait PPI.
KEBIJAKAN KEMENKES DALAM
PPI
TIM PPI
Ketua Tim Kriteria :
1. Dokter yang mempunyai minat dalam PPI.
2. Mengikuti pendidikan dan pelatihan dasar PPI.
3. Memiliki kemampuan leadership.

IPCN Kriteria dan uraian tugas mengikuti kriteria dan tugas IPCN pada komite PPI ,disesuaikan
dengan fasilitas pelayanan kesehatannya.

Anggota lain Kriteria :


4. Perawat/tenaga lain yang mempunyai minat dalam PPI.
5. Mengikuti pendidikan dan pelatihan dasar PPI.
6. Memiliki kemampuan leadership.

Tugas : Tugas Tim PPI mengikuti tugas komite PPI disesuaikan dengan fasilitas pelayanan
kesehatannya.
KEBIJAKAN KEMENKES DALAM
SARANA DAN FASILITAS
PPI
Sarana dan Fasilitas Pelayanan Penunjang
 Sarana Kesekretariatan
 Ruangan secretariat dan tenaga sekretarisyang purna waktu.
 Komputer, printer dan internet.
 Telepon dan Faksimili.
 Sarana kesekretariat lainnya.

Dukungan Manajemen
Dukungan yang diberikan oleh manajemen berupa :
a. Surat Keputusan untuk Komite / Tim PPI.
b. Menyediakan anggaran untuk:
 Pendidikan dan Pelatihan (Diklat).
 Pengadaan fasilitas pelayanan penunjang.
 Pelaksanaan program, monitoring, evaluasi, laporan dan rapat rutin.
 Remunerasi /insentif/Tunjangan /penghargaan untuk Komite /Tim PPI.
KESIMPULAN
 Kebijakan PPI mengatakan Semua RS dan Fasyankes lainnya harus
menerapkan PPI
 Pelaksanaan PPI dengan terbentuknya Organisasi PPI sebagai Komite
ataupun Tim PPI
 Dalam Pelaksanaan PPI harus ada kebijakan, pedoman, program, SPO
PPI
 Dengan menerapkan kebijakan PPI di RS atau Fasyankes lainnya akan
menurunkan insiden rate HAIs
 Kebijakan PPI merupakan bagian dari patient safety, dan patien safety
bagian dari mtu Layanan kesehatan
YAYASAN CINTA
KASIH SEJATI

TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai