Anda di halaman 1dari 38

Infanticide

Preseptor : Sani Tanzilah dr., Sp.FM.


Antony Abel A. - 130112200618
Ebenezer Verian H - 130112200688
Definisi
English Infanticide Act 1938 (Section 1)
Where a woman by any willful act or omission causes the death of her child, the child being
under the age of 12 months, but at the time of act or omission the balance of her mind was
disturbed by reason of her not having fully recoverd from the effect of giving birth to the child or
by reason of effect of lactation consequent upon the birth of the child, then , not withstanding
that the circumstances were such that but for this act, the offence would have amounted to
murder, seh shall be guilty of felony of infanticide and may for such offence be dealth with and
punished as if she had been guilty of the offence of manslughter of the child.

Undang-Undang di Indonesia
pembunuhan yang dilakukan oleh seorang ibu atas anaknya pada ketika dilahirkan atau tidak
berapa lama setelah dilahirkan, karena takut ketahuan bahwa ia melahirkan anak.
Landasan Hukum di Indonesia (Kekerasan)

KUHP ps. 181 KUHP ps. 342


Barang siapa mengubur, menyembunyikan, Seorang ibu yang untuk melaksanakan niat yang
membawa lari atau menghilangkan mayat dengan ditentukan karena takut akan ketahuan bahwa ia akan
maksud menyembunyikan kematian atau melahirkan anak, pada saat anak dilahirkan atau tidak
kelahirannya, diancam dengan pidana penjara selama lama kemudian merampas nyawa anaknya, diancam
9 bulan atau pidana denda paling banyak empat ribu karena melakukan pembunuhan anak sendiri dengan
lima ratus rupiah rencana, dengan pidana penjara paling lama 9 tahun.

KUHP ps. 341 KUHP ps. 343


Kejahatan yang diterangkan dalam pasal 341 dan
Seorang ibu yang karena takut akan ketahuan 342 dipandang bagi orang lain yang turut serta
melahirkan anak pada saat anak dilahirkan atau tidak melakukan sebagai pembunuhan atau
lama kemudian, dengan sengaja merampas nyawa pembunuhan dengan rencana.
anaknya, diancam karena membunuh anak sendiri,
dengan pidana penjara paling lama 7 tahun.
Landasan Hukum di Indonesia (penelantaran)
KUHP Pasal 305
Barangsiapa menempatkan anak yang
KUHP Pasal 304 umumnya belum tujuh tahun untuk
ditemukan atau meninggalkan anak itu dengan
Barang siapa dengan sengaja menempatkan atau maksud untuk melepaskan diri daripadanya,
membiarkan seorang dalam keadaan sengsara, diancam dengan pidana penjara paling lama 5
padahal menurut hukum yang berlaku baginya atau tahun 6 bulan.
karena persetujuan dia wajib memberi kehidupan,
perawatan atau pemeliharaan kepada orang itu,
diancam dengan pidana penjara paling lama dua
tahun delapan bulan atau pidana denda paling banyak
empat ribu lima ratus rupiah KUHP Pasal 306
Jika salah satu perbuatan berdasarkan pasal 304 dan
305 itu mengakibatkan luka-luka berat, yang bersalah
diancam dengan pidana penjara paling lama 7 tahun 6
bulan.

Jika mengakibatkan kematian, pidana penjara paling


lama 9 tahun.
Tujuan Pemeriksaan Mayat Bayi

◦ Menentukan bayi lahir hidup atau mati


◦ Menentukan umur bayi baik umur di dalam kandungan ataupun setelah lahir
(intrauterin dan ekstrauterin)
◦ Menentukan tanda-tanda bayi sudah atau belum dirawat
◦ Menyimpulkan sebab kematian
Tujuan dan Latar Belakang Pemeriksaan

● Pengertian “pembunuhan” mengharuskan untuk membuktikan bahwa bayi lahir hidup,


terdapat tanda kekerasan dan sebab kematian akibat kekerasan (termasuk peracunan)

● pengertian “baru lahir” mengharuskan penilaian atas: cukup bulan atau belum, usia
gestasi, usia pasca lahir serta memberikan keterangan viabilitas atau tidak bayi
tersebut
Tujuan dan Latar Belakang Pemeriksaan
● pengertian “takut diketahui” diasosiasikan dengan belum timbulnya rasa kasih
sayang si ibu kepada bayinya yang diperlihatkan dengan belum tampaknya tanda-
tanda perawatan. Anggapan ini ingin mengatakan bahwa adanya perawatan
menunjukkan adanya kasih sayang ibu kepada bayinya, sehingga dapat diartikan
bahwa rasa takut diketahui telah melahirkan tersebut telah hilang

● pengertian “si ibu membunuh anaknya sendiri” mengharuskan kepada kita untuk
berupaya membuktikan apakah mayat bayi yang diperiksa adalah anak dari tersangka
ibu yang diajukan.
Pertanyaan yang Perlu Dipastikan

Pembunuhan pada anak biasa sering terjadi pada ibu dengan:

● Usia <25 tahun


● Tinggal sendiri atau masih bersama dengan orang tua,
terkadang dengan bapak dari anak tersebut.
● Belum menikah (>80%)
● Tertekan dengan kehamilannya, atau menyangkal kehamilan.
● Menyembunyikan kehamilan bahkan terhadap bapak dari anak
tersebut dan keluarga terdekat.
● Tidak siap dengan persalinan
● Sering kali belum dewasa, pasif, dan tidak berperasaan.
● Primipara
● Tidak memeriksakan kehamilannya ke faskes/bidan.
1. Viabilitas Bayi
Viable: Dapat hidup diluar kandungan.
1. Tidak ada tanda prematuritas.
○ Umur >28 minggu = viable
○ Estimasi umur dengan Hasse Rule
Umur janin (dalam bulan) = akar
dari panjang kepala-tumit (<25 cm)
○ Morrison Rule: umur janin = ⅕ dari
panjang kepala-tumit (>25 cm).
○ Biometri lainnya (>900-1400 gram,
LK >32 cm)
○ Estimasi umur dengan X-ray
○ Cacat bawaan fatal
2. Bayi Lahir hidup atau Mati
Lahir Hidup: keluar/dikeluarkannya hasil konsepsi yang lengkap, yang setelah pemisahan,
bernapas atau menunjukkan tanda kehidupan lain, tanpa mempersoalkan usia gestasi, sudah
atau belumnya tali pusat dipotong dan uri dilahirkan.

Respirable (lahir hidup) Unrespirable

Bentuk dada Membulat, “arched” dan “drum- Mendatar


shaped”

Posisi diafragma Datar, setinggi iga 6-7 Cekung, setinggi iga 4-5

Paru-paru ● Memenuhi dada, batas tumpul ● Kecil, batas tajam


● Volume ● Krepitasi, spongy ● Keras, padat “liver-like”, non-
● Konsistensi ● Merah mawar, dipotong: krepitasi
● Warna eksudasi darah frothy ● Coklat-kemerahan, dipotong: darah
● Massa ● 1/35 BB tidak frothy
● 1/70 BB

Uji apung paru (+) (-)


2. Bayi Lahir hidup atau tidak

● Paru-paru:
○ Makroskopik:
■ Sudah mengisi rongga dada, dan menutupi sebagian kandung jantung.
■ Berwarna merah muda tidak merata dengan pleura tegang
■ Gambaran mozaik ( karena alveoli sudah terisi udara)
■ Konsistensi seperti spons
■ Pengirisan paru dalam air ada gelembung udara dan darah
■ Berat jadi 2x atau 1/35x BB
■ Uji apung (+), apabila (-) lanjutkan dengan pemeriksaan mikroskopik
● Mikroskopik: alveoli paru mengembang sempurna dengan/ tanpa
emfisema obstruktif, tidak ada projection (tonjolan), pewarnaan
gomori/ladewig ada serabut retikulin tampak tegang.
● Udara dalam saluran cerna: (Hirnoven et •Ginjal : Pada hari ke 2-4 akan terdapat deposit asam urat
al) yang berwarna jingga berbentuk kipas, lebih banyak dalam
○ Lambung-duodenum : 5 - 15 menit piramida daripada medula ginjal. Hal ini akan menghilang
○ Usus halus : 1-2 jam setelah hari ke 4 saat metabolisme telah terjadi.
○ Usus besar : 5-6 jam •Perubahan sirkulasi:
○ Rectum : 12 jam ○ Obliterasi arteri dan vena umbilikalis : 3-4 hari.
● Meconium colon : Keluar setelah 24 jam ○ Duktus venosus tertutup : 3 - 4 minggu
● Perubahan tali pusat: ○ Foramen ovale tertutup : 3 minggu – 1 bulan
○ Bagian yang menempel mengecil ○ Duktus arteriosus tertutup : 3 minggu – 1 bulan
dan mengering: 12 – 24 jam
○ Pada tempat lekat, terbentuk
lingkaran merah : 36 - 48 jam
○ Mengering seperti benang : 6-8 hari
○ Penyembuhan sempurna : 10-12
hari
● Hilangnya inti erythrocyte setelah 24 jam
2. Bayi Lahir hidup atau Mati
Lahir mati: Kematian hasil konsepsi sebelum keluar atau dikeluarkan dari
ibunya.

Stillborn Deadborn

Definisi ● Bayi yang lahir pada usia ● Bayi yang sudah lama meninggal di
kehamilan 28 minggu atau lebih dalam uterus.
dan tanpa tanda-tanda ● Pembusukan atau putrefaction
kehidupan (WHO). sudah berlangsung dalam uterus

Pemeriksaan post- Tidak ada abnormalitas Terdapat ciri-ciri putrefaction:


mortem ● Paru: irrespirable ● Maserasi
● Tidak ada tanda maserasi ● Mumifikasi
Lahir mati
●Dada belum mengembang
●Tanda-tanda maserasi (proses pembusukan intrauterin, yang
●Diafragma setinggi iga 3-4.
berlangsung dari luar ke dalam) (8-10 hari):
● ●Paru-paru: (no touch technique)
3-4 hari : vesikel/bula berisi cairan kemerahan. Bila pecah
●makroskopik ada berwarna kelabu ungu merata seperti hati,
terlihat kulit merah kecoklatan.
● padat, tidak teraba derik udara & pleura yang longgar. Berat paru :
epidermis berwarna putih dan keriput atau terdapat
1/70x BB.
deskuamasi, blister dan kadang seperti jelly
● ●Uji apung paru (-) tenggelam. Bisa (+) jika ada gas pembusukan.
Bau tengik (bukan bau busuk)
● ●Mikroskopik adanya tonjolan yang berbentuk seperti bantal,
dada terlihat mendatar ( karena tubuh mengalami
Serabut retikulin berkelok, Tampak sel-sel vernikus.
perlunakan)
● dapat dilakukan hiperekstensi ( karena sendi lengan &
tungkai lunak)
● organ tampak basah tapi tidak berbau busuk.
● Terbentuk litopedion (membatu)
Maserasi
Sudden Infant Death Syndrome

Tanda-tanda SIDS antara lain:


● Anamnesis → bayi sehat tanpa riwayat penyakit berat atau dengan penyakit ringan,
saat ditidurkan malam hari, tiba-tiba paginya keluarga menemukan bayi sudah tidak
bernyawa
● Autopsi → tidak didapatkan penemuan apapun yang spesifik
● Dapat ditemukan ptekie intratorakal pada pleura, epicardium, dan timus yang mirip
dengan kasus pembekapan
● Penyebab tidak dapat disimpulkan (penyebab yang diketahui sejauh ini adalah alergi,
botulism, sleep apnea, perdarahan spinal, defisiensi enzim hati, defek metabolik,
akibat vaksinasi, hipertermia, hipotermia, bronchioloitis, hipotoni otot)
3) Usia Bayi: Intrauterin

● Diperlukan untuk
membedakan: aborsi,
stillbirth, atau terduga
infanticide
● Terdapat variasi parameter
yang terukur karena
individualitas, jenis
kelamin, ras, dan nutrisi.
● Parameter: BB, CRL,
crown-heel length, LK.

Payne-James J, Jones RM, editors. Deaths and Injury in Infancy. Simpson's Forensic Medicine. 13rd ed. CRC Press; 2011. 68 p.
3) Usia Bayi: Intrauterin
Rule-of Thumb untuk penentuan usia dan ukuran Umur Panjang badan
bayi: crown-heel (cm)

● Haase’s rule: Sampai 20 minggu, panjang 1 bulan 12=1


badan (cm) = [usia kehamilan (dalam bulan)]2 2 bulan 22=4
● Di atas 20 minggu, panjang badan (cm) = usia 3 bulan 32=9
kehamilan (dalam bulan) x 5
4 bulan 42=16
5 bulan 5x5=25
6 bulan 6x5=30
7 bulan 7x5=35
8 bulan 8x5=40
9 bulan 9x5= 45

Payne-James J, Jones RM, editors. Deaths and Injury in Infancy. Simpson's Forensic Medicine. 13rd ed. CRC Press; 2011. 68 p.
Saukko P, Knight B. Child Homicide. Knight's Forensic Pathology. CRC press: 2015. 459 p.
3) Usia Bayi: Intrauterin
Pusat Osifikasi (Pusat Penulangan) Pusat penulangan Umur (bulan)
pada:
Bisa dilakukan pemeriksaan: Klavikula 1.5
Tulang panjang 2
● Radiologis, namun waktu temuan bisa (diafisis)
tidak sinkron dengan identifikasi visual. Iskium 3
● Otopsi (secara langsung: di lutut, Pubis 4
Kalkaneus 5-6
kaki).
Manubrium sterni 6
Talus Akhir 7
Sternum bawah Akhir 8
Distal femur Akhir 9/setelah lahir
Proksimal tibia Akhir 9/setelah lahir
Kuboid Akhir 9/setelah lahir
Bayi wanita lebih cepat

Saukko P, Knight B. Child Homicide. Knight's Forensic Pathology. CRC press: 2015. 459 p.
Budiyanto, A, dkk. Pembunuhan Anak Sendiri. Ilmu Kedokteran Forensik. Bagian Kedokteran Forensik FKUI: 1997. 171 p.
Sharma RK. Infanticide. Concise textbook of forensic medicine and toxicology. Journal of Punjab Academy of Forensic Medicine & Toxicology. 2005. 140-141 p.
Budiyanto, A, dkk. Pembunuhan Anak Sendiri. Ilmu Kedokteran Forensik. Bagian Kedokteran Forensik FKUI: 1997. 173 p.

3) Usia Bayi: Ekstrauterin +Saluran Cerna


Udara dalam:
Perubahan yang terjadi untuk memperkirakan berapa lama bayi bertahan hidup sebelum mati: Lambung/duodenum: 10-
15 menit
Usus halus: 1-2 jam
Perubahan kulit ● Vernix caseosa (seluruh tubuh neonatus), hingga 24 jam setelah kelahiran
● Warna kulit: merah terang → gelap (dalam 2-3 hari) → normal (dalam 7 hari) Kolon: 5-6 jam
● Bisa terjadi hiperbilirubinemia fisiologis Rektum: 12 jam

Mekonium Mekonium dalam kolon akan keluar dalam 24 jam setelah kelahiran.

Kaput suksedaneum Menonjol pada saat kelahiran, menghilang dalam 2-3 hari.

Perubahan tali pusat ● Saat kelahiran, dipotong & pembekuan pada cut-end berhenti dalam 2 jam.
● Mulai mengering dalam 24 jam.
● Pada tempat lekat akan terbentuk lingkaran merah setelah bayi hidup kira-kira 36 jam.
● Mulai mengerut dalam 3-4 hari, lepas pada hari ke-5 dan 6.
● Menyisakan: ulserasi yang sembuh dalam 10-12 hari (jika tidak ada infeksi).

Eritrosit berinti Hilang dalam 24 jam pertama setelah lahir, namun kadang masih dapat ditemukan dalam sinusoid hati.

Ginjal Muncul deposit asam urat (jingga, spt kipas) pada hari ke-2 sd 4. Menghilang setelah hari ke-4.

Perubahan sistem sirkulasi ● Obliterasi arteri dan vena umbilikalis dalam 3 hari
● Duktus venosus menutup dalam 3-4 minggu, duktus arteriosus menutup dalam 10 hari (3-4 minggu), foramen ovale
menutup pada bulan ke-2 dan 3 (3-4 minggu).
4) Tanda Perawatan
Tali Pusat
● Tali pusat telah terikat, diputuskan dengan gunting atau pisau lebih kurang 5
cm dari pusat bayi dan diberi antiseptik. Bila tali pusat dimasukkan kedalam air
akan terlihat ujungnya terpotong rata.
● Verniks Kaseosa (lemak bayi) → Sudah dibersihkan demikian pula bekas-
bekas darah. Pada bayi yang dibuang ke dalam air verniks tidak akan hilang
seluruhnya dan masih dapat ditemukan di daerah lipatan kulit: ketiak, belakang
telinga, lipat paha, dan lipat leher.

Pakaian
● Memberi pakaian penutup pada bayi.

Indonesia, Universitas. Pembunuhan Anak Sendiri. [book auth.] Bagian Kedokteran Forensik. Ilmu Kedokteran Forensik. 1997.
Pada anak yang baru dilahirkan dan belum mengalami perawatan dapat
diketahui dari tanda-tanda sebagai berikut:
● Tubuh masih berlumuran darah
● Ari-ari (plasenta), masih melekat dengan tali pusat dan masih berhubungan
dengan pusar (umbilicus). Bila ari-ari tidak ada, maka ujung tali pusat tampak
tidak beraturan, hal lain dapat diketahui dengan meletakkan ujung tali pusat ke
dalam permukaan air.
● Adanya lemak bayi (vernix caseosa) pada daerah dahi serta di daerah yang
mengandung lipatan-lipatan kulit, seperti daerah lipat ketiak, lipat paha dan
bagian belakang bokong.
5) Sebab Kematian
Penyebab kematian dapat alamiah (penyakit atau bawaan pada bayi), accidental
(kecelakaan atau trauma kelahiran) atau pembunuhan/kriminal

Penyebab homicidal atau kriminal:


● Act of Comission (Kekerasan)
● Act of Omission (Penelantaran)

Sharma, R.K. Infanticide. Concise Texbook of Forensic Medicine and Toxicology. New Delhi : Global Education Consultans, 2011
Indonesia, Universitas. Pembunuhan Anak Sendiri. [book auth.] Bagian Kedokteran Forensik. Ilmu Kedokteran Forensik. 1997.
Smothering (Pembekapan)
Pembekapan bayi contohnya dengan menekankan wajah bayi ke bantal atau
menutup mulut dan hidung bayi dengan kain, juga bisa jika anak diberi tekanan
berlebih pada dada.
Tanda-tanda pembekapan yang bisa ditemukan:
● Memar pada bagian dalam bibir
● Area yang lebih pucat pada daerah yang dibekap
● Mucus dan epitel skuamos saluran respiratori pada bahan yang digunakan
untuk membekap

Sharma, R.K. Infanticide. Concise Texbook of Forensic Medicine and Toxicology. New Delhi : Global Education Consultans, 2011
Strangulation (Pencekikan)
Pencekikan menggunakan bahan yang melingkar leher, bahan pencekikan bisa
saja ditemukan (dengan piyama, tape atau tali apapun). Bisa juga dengan
mekanisme manual strangulation yaitu pencekikan menggunakan tangan. Harus
dibedakan dari kejadian tercekik oleh tali pusar sendiri.
Pada pemeriksaan dapat ditemukan:
● Memar atau luka lecet pada kulit (insignificant pada pencekikan dengan
tangan)
● Sianosis, edema, ptekie

Sharma, R.K. Infanticide. Concise Texbook of Forensic Medicine and Toxicology. New Delhi : Global Education Consultans, 2011
Cedera Kepala
Kekerasan mekanik dengan memukul kepala anak dengan suatu benda.
Cedera kepala dapat terlihat dari:
● Fraktur depresi maupun comminuted
● Kontusio serebri, baik dengan atau tanpa laserasi kulit kepala.
Mekanisme cedera kepala pada PAS umumnya terjadi, dengan:
● Korban dilempar dengan kepala mendarat di lantai
● Membenturkan kepala korban ke dinding
● Ditekan oleh kaki pelaku
● Dilempar setelah diayun
Cedera Kepala

Mekanisme cedera kepala perlu dibedakan antara penganiayaan dan bayi


yang jatuh akibat partus precipitatus.
Ciri-ciri ibu dan korban cedera kepala karena partus precipitatus adalah:
● Ibu multipara, dengan bukti laserasi atau ruptur perineum
● Karena tekanan yang besar, bisa jadi tali pusat terputus
● Kekuatan dari jatuhnya bayi umumnya tidak menyebabkan fraktur, jika
ada fraktur biasanya berbentuk fisura di daerah parietal
● Tidak terbentuk caput succedaneum ataupun molase
Keadaan trauma lahir juga dapat menyebabkan timbulnya tanda
kekerasan.
● Kaput suksedaneum terlihat sebagai edema pada kulit
kepala bagian dalam di daerah presentasi terendah dengan
tidak terdapat perdarahan dibawah periosteum tulang
tengkorak, memberikan gambaran lama persalinan.
● Sefalhematom, perdarahan setempat diantara periosteum
dan permukaan luar tulang atap tengkorak disebabkan
molase hebat, umumnya pada tulang parietal dan skuama
tulang oksipital dan telihat terbatas pada 1 tulang dan tidak
melewati sutura
● Fraktur tulang tengkorak jarang terjadi pada trauma lahir,
biasanya hanya berupa cekungan tulang pada tulang ubun-
ubun
● Perdarahan intrakranial (sering), subaraknoid atau
interventrikular (umumnya pada bayi prematur), sedangkan
perdarahan epidural sangat jarang

Indonesia, Universitas. Pembunuhan Anak Sendiri. [book auth.] Bagian Kedokteran Forensik. Ilmu Kedokteran Forensik. 1997.
Kekerasan Tumpul dan Senjata Tajam

Jarang terjadi, biasanya dilakukan dengan berulang-


ulang, meliputi daerah yang luas hingga
menyebabkan patah atau retak tulang tengkorak dan
memar jaringan otak.
● Multiple Injuries
→ Bisa dikatakan, hampir dipastikan kematian
bayi mengandung unsur kesengajaan dan
maksud membunuh. Penyebab kematian bisa
jadi oleh hujaman (stabbing) maupun sayatan
(cutting)
Penyebab Lain
Drowning (Penenggelaman)
Mekanisme PAS dengan penenggelaman pada mangkuk besar
maupun bak mandi → aspirasi cairan ke saluran napas → Penyebab kematian
kematian; anak dapat ditenggelamkan ke sungai jarang (Ilmu Forensik,
ditenggelamkan dan ditinggalkan maupun diangkat setelah UI):
membakar atau
mati. menyiram cairan
panas, memberikan
Poisoning racun, memuntir
kepala
Merupakan jenis pembunuhan yang jauh lebih jarang dari jenis
(→ fraktur/dislokasi
lainnya. Racun yang biasa digunakan opium. Alternatif lain bisa leher)
menggunakan gas karbon monoksida hasil pembakaran karbon.

Live Burial (Penguburan hidup-hidup)


Penelantaran
membiarkan bayi terpapar pada keadaan yang membahayakan dengan maksud
sepenuhnya meninggalkan atau menelantarkan bayi. Jika dampak dari
penelantaran → bayi meninggal → pelaku dapat dijerat hal yang sama dengan
pembunuhan.
Penelantaran dapat dibuktikan, apabila ibu tidak melakukan hal-hal berikut:
● Melakukan persiapan yang cukup untuk kelahiran bayi (alat medis/pergi ke
fasilitas kesehatan)
● Mengikat/ligasi tali pusat setelah digunting
● Menghindarkan bayi dari cairan tubuh ibu pasca melahirkan pada saluran
napas bayi dengan suction
● Melindungi bayi dari dingin maupun panas
● Memberikan makanan dan perawatan bayi baru lahir yang sesuai

Sharma, R.K. Infanticide. Concise Texbook of Forensic Medicine and Toxicology. New Delhi : Global Education Consultans, 2011
Autopsy
Pemeriksaan mayat bayi prinsipnya sama seperti orang dewasa

PEMERIKSAAN LUAR

● Bayi cukup bulan, prematur atau nonviable


● Kulit : sudah dibersihkan atau belum , keadaan verniks
kaseosa, warna, berkeriput atau tidak.
● Mulut : adakah benda asing yang menyumbat
● Kepala : Apakah terdapat kaput suksadenum, molase tulang-
tulang tengkorak
● Tali pusat : Sudah terputus atau masih melekat. Bila terputus periksa
apakah terpotong rata atau tidak (dengan memasukkan ujung potongan ke
dalam air), apakah sudah terikat dan diberi obat antiseptik, adakah tanda-
tanda kekerasan pada tali pusat, hematom atau Wharton’s Jelly berpindah
tempat, apakah terputusnya dekat uri atau pusat bayi.

● Tanda kekerasan : Tanda pembengkakan di dekitar mulut dan hidung,


memar pada mukosa bibir dan pipi, tanda pemcekikan atau jerat pada
leher, memar atau lecet pada tengkuk, dan lain – lain.
Pada pembedahan jenazah perhatikan pada leher, adakah tanda-tanda penekanan, resapan darah pada
kulit sebelah dalam. Pada bayi karena jaringan lebih elastis dibandingkan pada orang dewasa maka
tanda-tanda kekerasan jarang ditemui. Perhatikan apakah ada benda asing dalam jalan napas.

◻ Mulut : Apakah terdapat benda asing seperti gumpalan kertas koran atau kain yang mengisi rongga
mulut dan perhatikan palatum mole apakah terdapat robekan. Apakah terdapat luka lecet tekan di bibir
atau sekitarnya yang tidak jarang berbentuk bulan sabit, memar pada bibr bagian dalam yang
berhadapan dengan gusi.
◻ Kepala : Diinsisi dari telinga ke telinga. Lihat apakah ada trauma pada fontanel; robekan pada
meninges dan tentorial; dan pendarahan, kontusio dan laserasi otak
◻ .Leher : Apakah ada cedera internal; benda asing, froth, mucus, dan cairan amnion pada trachea
● Rongga dada .: Pengeluaran organ rongga mulut, leher, dan dada
dilakukan dengan teknik tanpa sentuhan. Perhatikan paru secara
makroskopik dan setelah itu salah satu paru difiksasi dalam larutan
formalin 10% untuk pemeriksaan histopatologik dan paru lainnya
dilakukan uji apung paru.
● Abdomen: Ambil lambung lalu tes apung; periksa konten lambung
apakah ada susu, racun, darah, mucus, dan cairan amnion; Pemeriksaan
usus
● Genitalia : Malformasi
● Sternum dan alat gerak: Pusat osifikasi
● Tanda asfiksia atau tanda mati lemas : Sianosis pada bibir dan ujung-
ujung jari, bintik-bintik perdarahan pada selaput biji mata dan selaput kelopak
mata serta jaringan longgar lainnya, lebam mayat yang gelap dan luas, busa
halus berwarna putih atau putih kemerahan yang keluar dari lubang hidung
dan atau mulut serta tanda-tanda bendungan pada alat-alat dalam
● Tulang belakang. : Apakah terdapat kelainan kongenital dan tanda
kekerasan.
● Periksa pusat penulangan pada femur, tibia, kalkaneus, talus, dan kuboid.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai