Anda di halaman 1dari 25

PKPA DPD

FERARI JAWA
TIMUR
Teknik Penyusunan
ARGUMENTASI HUKUM &
LEGAL OPINION
HAKEKAT ARGUMENTASI
HUKUM
• ARGUMENTASI adalah suatu proses akal yg digunakan sebagai landasan untuk
menyampaikan suatu keteguhan.

• ARGUMENTASI HUKUM (AH) merupakan suatu ketrampilan ilmiah (ars) yg


bermanfaat u/ dijadikan pijakan oleh para ahli hukum dalam mendapatkan dan
memberikan solusi hukum.

• Argumentasi Hukum dapat digunakan untuk membentuk peraturan yang rasional dan
accseptable, sehingga sanksinya dapat menimbulkan efek jera bagi masyarakat
yang tidak taat hukum.

• Peraturan hukum yang dibentuk dengan ketentuan yang rasional dan memenuhi rasa
keadilan dapat menumbuhkan kesadaran hukum dan kepercayaan masyarakat.
ISTILAH dan PENGERTIAN
• Pada komunitas praktisi hukum, penguasaan dan implementasi yang baik
terhadap argumentasi hukum dalam setiap aktivitas profesinya dapat
menjadi parameter: mana praktisi hukum yang berdebat yuridis dan mana
praktisi hukum yang berdebat kusir.

• Berbagai macam ilmu yang digunakan sebagai pengantar untuk


mendapatkan pemahaman yang baik terhadap Argumentasi Hukum (AH),
diantaranya: ilmu Logika Dasar, ilmu Mantiq dan Logika Praktis, yang
kesemuanya memberikan pemahaman awal untuk pengembangan
Argumentasi Hukum;

• Pengunaan istilah yang berbeda hanya merupakan faktor bahasa, sehingga


AH lazim juga org menyebut dengan Legal Reasoning.
AH = to give a reason
• Argumentasi Hukum (Legal Reasoning) ini pada dasarnya adalah to
give a reason dalam pelaksanan tugas profesi advokat, dalam bidang:

• a. Preventif (Non Litigation Area )
• misal: Legal Consultation, Legal Negotiation
• termasuk membuat Legal opinion),dan

• b. Repressif (Litigation Area ) penanganan perkara :


• Gugatan, permohonan, Pledoi, replik, Putusan dsb.
DASAR DASAR
ARGUMENTASI
• Teori argumentasi berkembang sejak Aristotales
yang dimulai dgn studi sistematis tentang logika
yang intinya logical scuence yang konsisten dalam
premis sampai kesimpulan.

• Aristotles mengembangkan logika kearah


Dialektika sbg ajaran berdebat dan berlanjut pada
kemampuan Retorika (kemampuan meyakinkan)
Dasar-dasar argumentasi
Argumentasi Deduksi (logika tradisional), yaitu penerapan suatu aturan
hukum pada suatu kasus.

• - Norma : Pencuri harus dihukum (Psl 362 KUHP)


• (Premis Mayor)
• - Fakta : Johan adalah Pencuri. (Premis Minor)
• - Kesimpulan: maka Johan harus dihukum (Konklusi)

• Jenis Argumentasi ini populer dalam Civil law system (argumentation


based on rules), sedangkan dalam Common Law System, argumentasi
beranjak dari kasus tertentu (principal based reasoning)
Dasar-dasar argumentasi
• Argumentasi Hukum dgn logika Induksi,
• (terutama untuk penanganan perkara dipengadilan / litigasi).

• Langkah-langkah logika/penalaran Induksi dalam Hukum:


• a. Merumuskan fakta: merangkum semua fakta
• (peristiwa, perbuatan atau keadaan/fakta yuridis in
• concreto).
• b. Mencari hubungan kausalitas (sebab akibat):
• (kausalitas selalu tergantung pada jenis hukumnya
• : Pidana, Perdata, Adminstrasi Negara, Tata Usaha
• Negara dll).
Dasar-dasar argumentasi
• kausalitas dlm Hukum Pidana:
• Hubungan Causal Delik Formil tidak jelas, tetapi hubungan causalitas
sangat erat hubungan dan manfaatnya dengan DELIK MATERIIL (Psl 338,
Psl 351 )
• contoh: perbuatan (sebab) kematian (akibat)

• Apakah suatu perbuatan tertentu menimbulkan matinya seseorang, dapat


dijelaskan dgn “teori hubungan kausal” dalam hukum Pidana, (teori
conditio cinequo non, adequat, teori yg mengeneralisir, teori objektif, teori
relevansi)
• Menurut sistem hukum di Indonesia menggunakan : akibat langsung dan
adequat (dapat diduga menimbulkan akibat).
Dasar-dasar argumentasi
• Kausalitas dalam Hukum Perdata:
• Contoh: PMH (sebab)--kerugian (akibat)
• Dalam hukum Perdata dikenal teori hubungan kausal: Conditio
cinequa non, causa proxima, teori adequat (dapat diduga
menimbulkan akibat).

• Kausalitas dalam Hkm Administrasi Negara (sengketa TUN)


• contoh: Keputusan TUN (sebab) kerugian (akibat)
• Teori yang digunakan dlm hkm adminstrasi negara adalah
hubungan langsung.
Dasar argumentasi hukum

• c. Probabilitas

• - merupakan konsep sentral dalam penalaran


induktif;
• - Probabilitas dlm hukum tergantung standar
pembuktian (alat bukti& beban pembuktian)
•  Perdata: dalil & bukti,
• Pidana: Keyakinan Hakim & bukti.
Struktur Argumentasi Hukum yang Rasional:

• a. Lapisan Logika : struktur internal argumentasi


• Masuk wilayah logika tradisional, isue utama pada lapisan ini:
• apakah alur premis sampai kepada konklusi dari suatu
argumenttasi
• itu logis ?
• (penyalahgunaan wewenang pengadaan barang pemerintah
dengan
• kewajiban tender, ditafsirkan sebagai kesalahan prosedur)

b. Lapisan Dialektika: perbandingan pro-kontra argumentasi.
Proses dialektika dalam adu argumentasi menguji kekuatan nalar
suatu argumentasi yang terletak pada logika.
(contoh Gugatan TUN terhadap “pengumuman BI” yg oleh saksi ahli
Penggugat dinyatakan sebagai KTUN futuristik  tidak logis)

c. Lapisan Prosedur (Hukum Acara)


- Hkm acara merupakan aturan main proses argumentasi litigasi
dipengadilan (prosedur dialektika diatur hukum acara).
contoh: beban pembuktian, tergantung ketentuan hukum acara
hukum apa.
ANALISIS HUKUM

• - PENGUMPULAN FAKTA yuridis


• (perbuatan, peristiwa atau keadaan)
• Pengumpulan fakta didasarkan pada ketentuan
• tentang alat bukti.

• - KLASIFIKASI Permasalahan Hukum


• (berkaitan dengan hukum positif klasifikasi hukum
• publik atau privat).
• jika hukum publik: HTN, HAN & Hkm Inter Publik,
• jika hukum Privat: perdata, dagang dan lain lain->
• terkait kompetensi absolut pengadilan.
Analisis hukum

• IDENTIFIKASI ISU Hukum yang relevan.


• (question of fact & question of law)

• Pernyataan tentang fakta akan menyimpulkan fakta
hukum
• (jika didukung alat-alat bukti). Identifikasi isu hukum
• berkaitan dgn konsep hukum yang menjadi dasar dan
• kemudian dipilah-pilah elemen-elemen pokok.
Contoh: malpraktek dokter, apakah wanprestasi atau PMH ?
- analisis atas Konsep Wanprestasi:
1. adakah hubungan kontraktual dokter pasien ?
2. adakah cacat prestasi dalam tindakan dokter terhadap
pasien?
Analisis hukum
• analisis isu PMH:
• 1. apakah tindakan dokter suatu tindakan hukum ?
• 2. apakah tindakan dokter suatu PMH ?
• Apa kriteria melanggar hukum?
• 3. apa kerugian yang diderita pasien ?
• Apakah kerugian itu akibat lanngsung perbuatan
• dokter ?
• - masing-masing isu dibahas dgn mendasarkan pada fakta (hubungan
dokter-pasien) dikaitkan dgn hukum, teori & asas hukum yang
berlakuditarik simpulan (opini) tiap isu. Berdasarkan opini ditarik
simpulan atas pokok masalah: ada atau tidaknya wanprestasi dan/atau PMH.
Penemuan hukum

• PENEMUAN HUKUM
• 1. Pada civil law: based on rules, penelusuran
peraturan
• perundang-undangan (UU No.10/2004 UU No.
12/2011) :
• perUUan: hukum tertulis, dibuat oleh
lembaga/pejabat yg
• berwenang, isinya mengikat umum  statute
approach;
2. mengidentifikasi norma (norma=proposisi, yang merupakan
rangkaian konsep karena itu harus difahami konsepnya;

3. Conceptual approach.
Contoh : Psl 1365 KUHPer : setiap PMH yg menimbulkan
kerugian, mewajibkan yg menimbulkan kerugian itu
membayar ganti rugi.
Contoh PMH
• Dalam norma Psl 1365 KUHPer ini konsep yg harus dijelaskan adalah:
• a. Konsep perbuatan (harus dijelaskan  ingat :
• citizen law suit , akan menjelaskan perbuatan
• siapa & siapa yg bertanggung jawab);

• b. Konsep melangar hukum (melanggar hak orang


• lain, bertentangan dengan kewajiban,
• melanggar kepatutan, kesusilaan).

• c. Konsep kerugian (kerusakan yang diderita,


• keuntungan yg diharapkan, biaya keluar).
• Dengan contoh diatas tidak cukup hanya dengan menerapkan
norma hukum tertulis langsung pada fakta hukum, norma sifatnya
abstrak & konsep merupakan konsep terbuka / kabur.

• Dengan kondisi ini dilakukalah RECHTSVINDING dgn 2 teknik


:
• 1) interpretasi;
• 2) konstruksi hukum meliputi: analogi, penghalusan / penyempitan
hukum, & argumentum a contrario. (fungsi rechtsvinding
menemukan norma kongkrit untuk diterapkan pd fakta)
Penerapan Hukum

• PENERAPAN HUKUM
• Setelah menemukan norma kongkrit langkah
berikutnya menerapkan pada fakta hukum. (contoh:
ada kejelasan konsep perbuatan dalam konteks Psl
1365 KUHPerdata, dimana “gempa bumi” tidak
termasuk dalam pengertian perbuatan)
STRUKTUR LEGAL
OPINION
• Kasus Posisi (summary) hrs memuat:
• - rumusan singkat fakta hukum
• - daftar isu hukum
• - summery legal opinion
• Ketentuan Hukum (Rumusan Fakta)
• - fakta dirumuskan lengkap, tetp tdk panjang;
• - intinya yg dijadikan isu hukum
• Pertanyaan Hukum (isu hukum)
• - isu hkm dirumuskan lengkap & diberi nomor;
• - diikuti pertanyaan hukum
• Analisis isu hukum
• - setiap isu ditelusuri ketentuan hukum, yurisprodensi, doktrin
• yang diberikan dengan isue tsb
• - Tuliskan ketentuan hukum & yurisprodensi yang ditemukan.
• - Identifikasi problem hukum relevan dengan kasus yang
• dianalisis
• - Berikan pendapat & bagaimana ketentuan hukum itu
• diterapkan dalam kasus tsb.
Kesimpulan (conclusion & opinion)
- Rumuskan pendapat hukum yang berkenaan dengan fakta
hukum tersebut.
- catatan: semua kasus (yurisprodensi), ketentuan hukum yg digunakan.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai