Anda di halaman 1dari 35

Referensi :

1. Herry Gunawan : Pengantar


Transportasi Dan Logistik
2. Helm Proyeku.
ANGKUTAN Blogspot.com/2017/01/
transportasi jalan raya html.
BERMOTOR 3. Peraturan Menteri Perhubungan,
No PM.15 tahun 2019 tentang
DAN JALAN Penyelenggaraan Angkutan
Orang Dengan Kendaraan
RAYA Bermotor Umum Dalam Trayek

1
Pasar Jalan dari jalan
setapak

2
3
4
1. PENGertian
a) ANGKUTAN : Perpindahan orang / barang dari satu tempat
ke tempat lain dengan menggunakan kendaraan di ruang
lalu lintas jalan.

b) ANGKUTAN BERMOTOR : Moda transportasi yang


menggunakan kendaraan bermotor sebagai fasilitas
operasinya yang bergerak di jalan raya

c) KENDARAAN BERMOTOR UMUM : adalah setiap kendaraan


yang digunakan untuk angkutan barang dan / atau orang
dengan dipungut bayaran ( Permenhub no.15 tahun 2019 )

Ciri khusus angkutan motor atau jalan raya adalah : dapat


melayani jasa angkutan dari pintu ke pintu ( dor to dor )
Sebagai perbandingan antar moda , perhatikan tabel berikut :

5
ASDP
KA PELABUHAN ( SIMPUL )
JALUR JALAN & SIGNALLING AR MADA KAPAL
/ SIMPUL LALU LINTAS / OP /
SARANA Kendaan jalan raya PERJALANNAN.
LALU LINTAS / OP DAMRI MARETING DLL
PELNI
MARKETINGNYA JASA ARMADA ( BUS / TRUK)TDK JALURNYA JALANNYA
ANGKUTAN, PERJALANANLAYANAN DAN PEMASARAN
ARMADA KAPAL TDK NGURUSI JALAN, LAMPU LALIN
MARKETING TDK URUS TEMINAL
TDK PELABUHAN, JALUR / ( kecali busway dki )
ALUR LAUT UTK PELAYANAN
GARUDA
MRIP DAMRI
ARAMADA BISA BELI BISA
AP
SEWA PELINDDO
KETERMINALAN HANYA URUSAN
& SELURUH LAYANAN DI KEPELABUHAN ,
BANDARA, TDK NGURUSI ARMADA
TDK PESAWAT, TDAK KAPAL LAYAR.
AIRNAV

6
1.1. Sejarah Singkat Transportasi ( DARAT )

A. Sarana Transportasi Darat :


1. Tenaga Manusia : Orang Berjalan Kaki , memikul
menggendong, membawa barang bawaan .
2. Kendaraan Dengan Tenaga Orang : sepeda, gerobag
dorong, becak,
3. Tenaga Hewan : Gerobak, Delman,
4. Mesin : Mesin Uap, Mesin dengan tenaga BBM, Mesin
dengan penggerak Listrik,

B. Tentu saja diikuti juga dengan perkembangan prasarana jalan :


1. Jalan setapak /jalan alam
2. Jalan buatan : dengan batu pengeras, aspal, beton,
( at grade, fly over, underpass.)

Kemudian diikuti sistem, pengaturan, rambu rambu dll


( kelancaran & keselamatan )

7
1.2. Fungsi Fungsi Yang Diperlukan
Berbagai moda
FUNGSI PADA PENERBANGAN JALAN RAYA KERETA API LAUT
MODA ( Bus / Truk )

SOP / SAFETY Int Internal Int Corporasi Int Corporasi


CORPORASI perusahaan / Pemerintah Pemerintah
PEMERINTAH Pemerintah Mitra
MITRA
SDM Internal Internal Int Corporasi Int Corporasi
corporasi Perusahaan /
Mitra
ARMADA Internal Int Corporasi Int Corporasi Int Corporasi
SARANA Corporasi Mitra
Mitra
PRASARANA Pemerintah Pemerintah / Pemerintah Pemerintah
( jalan, terminal) Mitra Mitra Int Corporasi Mitra
SUPPORTING Int Corporasi Internal Int Corporasi Int Corporasi
KET : Mitra adalah Badan / Badan Usaha Lain
Perusahaan

8
Polisi memikul tandu seorang ibu usai melahirkan. -
Ist/Suara.com 9
10
11
2. SIFAT PENGUSAHAAN ANGKUTAN BERMOTOR
Fenomena GOJEK dan GRAB adalah bukti paling baru tentang
betapa fleksibelnya sifat layanan dan pengusahaan
transportasi jalan raya.
Karena perusahaan itu hanya bermodalkan TEKNOLOGI
INFORMASI DAN DIDUKUNG JARINGAN TEKNOLOGI
INFORMASI mitra, tersedia.
Menjadi Fenomenal karena :
1. Tidak harus adanya kepemilikan sarana armada
kendaraan bermotor ( cukup dimiliki mitra ), artinya :’
 tidak perlu investasi kendaraan bermotor ( tetapi
menentukan kriteria teknis dan usia kendaraan yang
dipergunakan mitra ),
 Tidak menanggung beban perawatan, pajak kendaraan
bermotor, bahkan tidak perlu memikirkan tempat /
penyimpanan kendaraan bermotornya, dan
2. Tentu juga tidak perlu pengadaan maupun perawatan
prasarana jalan raya.

12
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa :
1. Beban biaya dalam pengusahaan akan :
 Lebih dominan pada biaya Variabel.
 Sedang fixed cost relatif tidak dominan, ( terutama untuk
perusahaan yang memiliki armada sendiri )
 Biaya tetap yang menjadi beban adalah BIAYA
PENYUSUTAN ( untuk alokasi reinvest ) dan biaya Pajak
Kendaraan Bermotor ( jika armadanya milik
perusahaan ) , dan biaya SDM administrasi / Manajemen .
2. Jaringan jalan yang lebih lengkap sehingga fleksibel
dalam hal layananan maupun rute /trayek layanan
sepanjang sesuai dengan peraturan pemerintah, dan
dapat dilakukan penyesuaian jenis armada sesuai
trayek / rute jalan yang dilayani ( sepanjang dalam
satu areal daratan benua / pulau )
3. Tetapi dari keunggulan di atas, justru menjadikan
usaha transportasi jalan raya memiliki barrier to entry
( hambatan masuk ) yang rendah sehingga potensi
persaingan sesama moda transportasi jalan raya
cenderung menjadi lebih tinggi

13
35 X 6 = 210 juta, 90 juta = 300 jt, 96.000/ hri

Satu unit mobil = 210 .000.0000.


Harga baru y.a.d = 300.000.000. maka utk
reinvest butuh 300.000.000
Alokasi penyusuta / dana reinvest = 300 jt/
6tahun = 50 jt
Per hari = 50 jt / 365 = Rp 137.000.
Mobil yg lama dilelang laku 90.jt
Dua pendekatan ; 1. angka 90 jt laba.
2. Dana reinvest 210 jt + 90 jt = hasil jual
bekas
210 jt / 6 = 35.000.000 / tahun
35 jt / 365 = 96.000/ hari
Vixed cost

14
3. PERUSAHAAN ANGKUTAN BERMOTOR DI INDONESIA
PERKEMBANGAN JUMLAH KENDARAAN
BERMOTOR (RIBU UNIT )

JML / JENIS 2011 2012 2013 2014 2015 %


PERTUMBUHAN Pri
MOBIL 9.549 10 432 11 485 12 599 13 481 9.00 ( ii ) di
PENUMPANG re
BUS UMUM 2 254 2 274 2 286 2 399 2 421 1.80 ( IV )
MOBIL 4 959 5 286 5 615 6 235 6 611 7.45 ( iii )
BARANG /
TRUCK

SEPEDA 68 839 76 381 84 733 92 946 98 881 9.48 ( i )


MOToR

JML TOTAL 85.601 94.373 104.119 114.209 121 394 9.13

Sumber : BPS, berdasar data POLRI.

Pertumbuhan jumlah kendaraan bermotor tentu diikuti dengan pertumbungan


jumlah perusahaan angkutan bermotor, dari data di atas nampak bahwa
pertumbuhan mobil penumpang , lebih tinggi dari pertumbuhan Truk, dan
pertumbuhan BUS umum paling rendah

15
3.1. PEMBINAAN PERUSAHAAN

Pembinaan dilakukan dengan berdasarkan Trayek :


1. Antar Kota Antar Provinsi ( AKAP ) pembinaan oleh
Pemerintah Pusat.
2. Antar Kota Dalam Provinsi ( AKDP ) Pembinaan oleh
Gubernur.
3. Angkutan Lokal ( Dalam kota / kabupaten ) oleh
Walikota / Bupati.
Tarif angkutan antar provinsi dengan penetapan
terpusat, dibedakan atas tarif yang berlaku untuk
Regional I, Regional II dan Regional III.
Perbedaan ini dikarenakan perbedaan biaya operasi
dan keadaan geografis yang berbeda.

16
3.2. MANAJEMEN PERUSAHAAN ANGKUTAN BERMOTOR
 Secara umum perusahaan angkutan yang ada masih bersifat
informal, sebagian besar pimpinan dan karyawan masih mempunyai
hubungan keluarga ( Herry Gunawan 2014 )
 Jika perusahaan itu berbentuk Perseroan Terbatas ( PT ) pun masih
bersifat tertutup dan belum menerapkan sistem manajemen yang
profesional.

 PERUM DAMRI, pengeloaan sudah dilakukan secara manajemen


profesional, namun karena lebih dominan melayani angkutan
penugasan dari Pemerintah ( pelayanan publik, keperintisan ), maka
secara financial masih belum baik, sehingga masih memerlukan
subsidi ( cost recovery ) , dan bentuk hukum perusahaannyapun
masih PERUM.

 Tetapi saat ini ada juga perusahaan angkutan umum Taxy, bahkan
Ojeg sepeda motor yang telah dikelola secara profesional, sehingga
sangat diminati.

 Untuk mengetahui, apa saja layanan yang diberikan oleh PERUM


DAMRI, berikut disampaikan gambaran umumnya :

17
DAMRI
LAYANAN LAYANAN DAMRI :

 PEMADU MODA : Angkutan Bandar Udara merupakan salah satu


segmen pelayanan yang beroperasi dari dan ke Bandar Udara, baik di
Jakarta maupun Bandara lain d Indonesia, dengan orientasi kepuasan
pelanggan dan tarif terjangkau / murah

 TRANSJAKARTA : SBU DAMRI melayani mengoperasikan bus


TRANSJAKARTA di antaranya
 Koridor 5 ( kampung melayu ancol )
 Koridor 5C ( PGC 1 – Harmoni )
 Koridor 5D ( PGC 1- Ancol )
 Koridor 8 ( Lebak Bulus – Harmoni )
 Koridor 9A ( Pluit – PGC2 )
 Koridor 10 ( Tanjung Priok – PGC 2 )

 ANGKUTAN ANTAR KOTA


 Antar kota antar Provinsi ( AKAP ) dan Antar kota Dalam Provinsi
dengan 33 Kantor Cabang Damri

PGC : PUSAT GROSIR CILILITAN 18


 ANTAR LINTAS BATAS NEGARA :
 Angkutan dari satu kota ke kota lain yang melewati lintas
batas negara dengan menggunakan bus umum yang terikat
dalam trayek , yaitu : Pontianak ( Ind ) – Kuching ( Malaysia
Timur ) , Pontianak – Bandar Seri Begawan (Brunei
Darussalam ) , Kupang – Dili (Timor Leste ) , Jayapura –
Vanimo ( Papua Nugini )
 ANGKUTAN TRAVEL / PARIWISATA dengan bus besar / minibus

 ANGKUTAN LOGISTIK : pengiriman barang dengan menggunakan


truk , 4 Kantor Cabangnya DAMRI bekerjasama dengan PT POS
INDONESIA melayani pengiriman barang untuk tujuan MEDAN ,
DUMAI, SURABAYA DAN MATARAM.
 DAMRI melayani angkutan terusan dari PT KALOG serta
pihak swasta : ASTRA, FARMASI, CAREFOUR, UNILEVER dll .

 BUS PERINTIS : melayani daerah daerah terpencil dan terisolir yang belum dilayani
oleh perusahaan angkutan lain . Angkutan Perintis merupakan penugasan dari
Pemerintah untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan transportasi agar anak anak
bersekolah, biaya logistik dapat berkurang dan hasil bumi dapat terdistribusikan.

19
4. JALAN RAYA
4.1. PENGERTIAN :
JALAN adalah prasarana transportasi darat yang meliputi
segala jalan, termasuk bangunan perlengkapan dan
kelengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu lintas , yang
berada pada permukaan tanah, di atas permukaan tanah, di
bawah permukaan tanah, atau air, serta di atas permukaan
air, kecuali jalan KA, jalan Lori dan jalan kabel.
JALAN BEBAS HAMBATAN : Jalan umum untuk lalu lintas
menerus dengan pengendalian jalan masuk secara penuh
dan tanpa adanya persimpangan sebidang serta dilengkapi
pagar ruang milik jalan
JALAN TOL : Jalan umum yang merupakan bagian dari
sistem jaringan jalan Nasional yang penggunanya diwajibkan
membayar.

20
4.2 . PENGELOMPOKAN JALAN :

1. Jalan Umum : merupakan jalan yang untuk digunakan bagi


lalu lintas umum

 Sistem jaringan :
 Sistem jaringan primer : Peran pelayanannya untuk
distribusi barang dan jasa:
 Untuk menghubungkan semua di TINGKAT
NASIONAL
 Dengan menghubungkan semua simpul jasa
distribusi pada pusat pusat kegiatan.
 Sistem jaringan sekunder : peran pelayanannya untuk
distribusi barang / jasa untuk masyarakat di daerah
kawasan perkotaan/ kabupaten.
2. Jalan khusus : yang dibangun dan dipergunakan oleh internal
Perusahaan / badan hukum.

21
 FUNGSI JALAN :
1. Arteri : melayani angkutan utama dengan ciri
perjalanan jarak jauh,kecepatan rata rata tinggi,
dan jumlah jalan masuk dibatasi secara berdaya
guna.
2. Kolektor : melayani angkutan pengumpul atau
pembagi dengan ciri angkutan jarak sedang,
kecepatan rata rata sedang, jumlah jalan masuk
dibatasi
3. Lokal : merupakan jalan umum guna melayani
angkutan setempat, jarak pendek, kecepatan
rendah dan jumlah jalan masuk tidak dibatasi
4. Jalan lingkungan : jalan umum yang melayani
angkutan lingkungan , jarak dekat, dan kecepatan
rendah

22
Tahapan pembangunan jalan :
1. Pertimbangan : RTRW : pengembangan wilayah, pengalihan beban lalu lintas.
2. Desing teknis :
a. Asal tujuan = trase, alignment / rute.
b. Study lapangan ; topografi, penggunaan lahan, jenis kondisi dan komposisi jenis
tanah., amdal  dipilih rute / trase yng optimal.
c. Design teknik jalan + urugan, jembatan, perataan badan jalan.
3. Land accuisition : sosialisasi ke pemilik tanah, appraisal harga yg fair, ganti
harga.
4. Land clearing : bongkar bangunan, tebang pohon. Urug jurang, gali bukit :
tubuh jalan / Jalur calon badan jalan
5. Konstruksi : paku bumi, perancah bambu, pembangunan jembatan, badn jalan ,
vondasi jalan, pengaspalan , drainage.
( mobilisasi alat, material, personil )
Di luar aspek itu ada proses admi nistrasi
6. Penganggaran = persetujuan parlemen
7. Pengadaan barang & jasa: konsultan study, kontraktor konstruksi, konsultan
pengawasan
8. Jalan jadi, pengujian, sertifikasi.
9. Peresmian & pemanfaatan,.
 PU = blue print.
23
4.3. STATUS JALAN
1. JALAN NASIONAL : Jalan arteri dan kolektor dalam jaringan
jalan PRIMER yang menghubungkan antar ibu kota Provinsi
dan jalan strategis nasional serta jalan TOL.

2. JALAN PROVINSI : Jalan KOLEKTOR dalam sistem jaringan


jalan PRIMER yang menghubungkan ibu kota Provinsi
dengan ibu kota Kabupaten / Kota Madya atau antar ibu kota
Kabupaten / Kota Madya, dan jalan strategis Provinsi.

3. JALAN KOTA / KABUPATEN : Jalan umum dalam jaringan


jalan sekunder pusat pelayanan dengan persil
menghubungkan persil serta menghubungkan antar pusat
pemukiman yang berada di dalam kota /kabupaten.

4. JALAN DESA : yang menghubungkan kawasan atau antar


pemukiman di dalam desa serta jalan lingkungan.

24
4.3 . KELAS JALAN
1. JALAN KELAS I :
Adalah jalan arteri dan kolektor yang dapat dilalui
kendaraan bermotor dengan ukuran MAKSIMAL :
 Lebar : 2.500 mm, ( 2,5 meter )
 Panjang : 18.000 mm, ( 18 meter )
 Tinggi : 4.200 mm, ( 4,2 meter )
 Dengan beban gandar ( sumbu ) 10 ton.

2. JALAN KELAS II :
Adalah jalan arteri, kolektor, lokal , lingkungan, yang
dapat dilalui kendaraan dengan ukuran MAKSIMAL :
 Lebar : 2.500 mm,
 Panjang : 12.000 mm,
 Tinggi : 4.200 mm,
 Beban gandar ( sumbu ) : 8 ton.

25
30 TON

7,5 7,5 7,5 7,5

10 10 10

26
3. JALAN KELAS III :
Jalan arteri dan kolektor yang dapat dilalui
kendaraan dengan ukuran MAKSIMAL :
 Lebar : 2.500 mm,
 Panjang 1.800 mm, kijang innova 495 mm.
 Tinggi 3.500 mm,
 Beban gandar ( sumbu ) : 8 ton.
4. JALAN KELAS KHUSUS : Jalan arteri yang dapat
dilalui kendaraan dengan ukuran MAKSIMAL :
 Lebar : 2.500 mm,
 Tinggi : 4.200 mm,
 Panjang : 18.000 mm,
 Beban gandar ( sumbu ) 10 ton
Jalan kelas khusus dibangun oleh intitusi, badan
usaha, perseorangan atau kelompok, yang untuk
dipergunakan guna keperluan sendiri.

27
5. MANAJEMEN OPERASI
1. Langkah Perencanaan Operasi :
a. Rencana angkutan : apa yg diangkut, Jumlah , jml Ren
pelayanan, relasi , rute , perkiraan situasi lalu lintas, jadwal
KONDISI JALAN, perhitungan waktu tempuh.
b. Jadwal perjalanan / PELAYANAN
c. Rencana kebutuhan armada ( jenis, jumlah ) dan crew.
2. Pelaksanaan dan Kendali Operasi
a. Pengawasan / PEMERIKSAAN kesiapan crew dan
armada
dal
b. Pemantauan PELAKSANAAN layanan dan perjalanan
3. Contingency Plan : KEADAAN KHUSUS / KRITIKAL
a. Kelanjutan perjalanan angkutan dan peredaran armada,
b. Upaya pertolongan yang diperlukan, penggunaan
sumber daya cadangan,.
Antisi
c. Service recovery dan penanganan complain pasi

28
5.1 Arti penting waktu perjalanan

Faktor yang mempengaruhi kecepatan / waktu tempuh


adalah :
a. Jarak tempuh dan jarak antar perhentian BUS,
DAN WAKTU TEMPUH.
b. Jumlah penumpang per trip.
c. Waktu naik dan turun rata rata per penumpang
d. Waktu tunggu terminal
e. Keadaan jalan : rusak / bagus, lebar sempit.
f. Topografi jalan : Tanjakan , turunan, tikungan.
g. Pengemudi : perilaku, kompetensi.
h. Situasi lalu lintas : lancar / macet.
i. Kondisi kendaraan

.
29
Waktu tempuh menjadi penting hal ini karena terkait :
1) Kepuasan pelanggan.
2) Kebutuhan jumlah armada, penggunaan BBM,
jumlah Crew.
3) Strategi perawatan armada, dan fasilitas
pendukungnya.
Dan pada akhirnya hal ini menyangkut kelayakan
financial

30
6. RISIKO
PENGANGKUTAN
Perusahaan pengangkutan darat bertanggung jawab atas
kerugian yang diderita oleh penumpang yang meninggal dunia
atau luka akibat penyelenggaraan pengangkutan, kecuali
disebabkan oleh suatu kejadian yang tidak dapat dicegah atau
dihindari atau karena kesalahan penumpang. (Pasal 192
Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009).
Perusahaan pengangkutan darat bertanggung jawab atas
kerugian yang diderita oleh pengirim barang karena barang
musnah, hilang, atau rusak akibat penyelenggaraan
pengangkutan, kecuali terbuksi bahwa musnah, hilang, atau
rusaknya barang disebabkan oleh suatu kejadian yang tidak
dapat dicegah atau dihindari atau kesalahan pengirim. Kerugian
sebagaimana dimaksud dihitung berdasarkan kerugian yang
nyata-nyata dialami. Tanggung jawab yang dimaksud mulai sejak
barang diangkut sampai barang diserahkan di tempat tujuan
yang disepakati (Pasal 193 Undang-Undang Nomor 22 Tahun
2009).

31
6.1 MANAJEMEN / mitigasi RISIKO
Untuk pencegahan / minimasi risiko ataupun
pertanggungjawaban, maka ada beberapa hal yang harus
dilakukan dan jadi perhatian :
 ASPEK TEKNIS OPERASI & PELAYANAN.
 Gunakan jenis kendaraan sesuai jenis angkutannya ( orang
atau barang ), dan perlakuan angkutannya
 Pastikan kondisi kendaraan yang dioperasikan.
 Pastikan kompetensi operator ( driver dan petugas lain ) sesuai
kualifikasi & kepatuhan yang dibutuhkan.
 Pastikan situasi jalan dan lalu lintas rute yang dilewat i

 Gunakan perusahaan penjamin risiko ( asuransi )

Ingat
Jika yang diangkut adalah manusia dan meninggal
akibat kesalahan pengangkut, ganti rugi seberapapun
sebenarnya tidak pernah sebanding.
32
contoh simulasi Bus Rambutan kebon kelapa +

wp 3 jam, wtt 30 mnt,


4 rambutan, 7. , kemb 7.30, 10.30 , 10.30 11.00, 14.00, 14.30 17.30,
1730= 18.00 21.00, 21.30 24.30
50 seat 5 = 250 seat.
1 BUS 3 DRIVER

6 JAM, 3 ; 150 SEAT. 2 BUS. 6 SET DRIVER

33
Jenis angkutan :
 Penumpang gunakan kendaraan untuk penumpang, sesuai kelas
layanannya.
 Barang gunakan kendaraan barang yang sesuai jenisnya
 Contoh : angkutan BBM gunakan truk tanki BBM.
 ANGKUTAN UDANG = GUNAKAN CONTAINER YANG ADA
FASILITAS COLD STRAGE. ( TRUK TRAILER ).
 ANGKUTAN KAYU GELONDONGAN : truk bak terbuka /
truk trailer bak datar dgn pengamanan dan pengikatan
khusus agar tdk menggelinding.,
 Angkutan hewan, gunakan truk terbuka, bukan mobil box.
 DLL.

 KONDISI KENDARAAN : MESIN, RODA / BANNYA, PERNYA, BAK /


BAGIAN UNTUK ANGKUTAN, bbm, Rem.

34
Belajar

Belajar
Belajar
sukses
35

Anda mungkin juga menyukai