Anda di halaman 1dari 44

PERTEMUAN KE 9

Dasar hukum dan pengertian umum dalam pajak.


NPWP dan PPKP.
Hak & kewajiban fiskus.
Utang perdata dan utang pajak.
Timbulnya utang pajak.
Penagihan pajak.
Berakhirnya utang pajak.
Sistem pemungutan pajak
Dasar hukum dan pengertian umum
dalam pajak
 Perpajakan di Indonesia diatur melalui pasal 23A UUD 1945 dan
peraturan lainnya seperti UU No. 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan
Umum dan Tata Cara Perpajakan.
 Undang-Undang No. 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata
Cara Perpajakan (KUP), pajak adalah kontribusi wajib kepada negara
yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa
berdasarkan undang-undang, dengan tidak mendapatkan imbalan
secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-
besarnya kemakmuran rakyat.
 Dari pengertian di atas dapat disimpulkan jika pajak merupakan
kontribusi yang harus dilaksanakan wajib pajak.
 Pasal 1 angka 2 UU KUP menjelaskan bahwa wajib pajak adalah orang
pribadi atau badan, meliputi pembayar pajak, pemotong pajak, dan
pemungut pajak, yang mempunyai hak dan kewajiban perpajakan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.
Lanjutan ……..
 Berikut ini berbagai dasar hukum yang mengatur perpajakan
di Indonesia.
 Undang-Undang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan yang
diatur dalam UU No. 6/1983 dan diperbarui oleh UU No. 16/2000.
 Undang-Undang Pajak Penghasilan (PPh) yang diatur dalam UU No.
7/1983 dan diperbarui oleh UU No. 17/2000.
 Undang-Undang Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan yang
diatur oleh UU No. 8/1983 dan diganti menjadi UU No. 18/2000.
 Undang-undang penagihan pajak dan surat paksa yang diatur dalam
UU No. 19/1997 dan diganti menjadi UU No. 19/2000.
 Undang-Undang Pengadilan Pajak yang diatur dalam UU N0.
14/2002.
Lanjutan …………
 Karakteristik pajak, yaitu:
 Pajak adalah kontribusi wajib pajak pada negara
 Tidak ada imbalan langsung
 Bersifat memaksa
 Diatur dalam undang-undang
 Fungsi Pajak:
 1. Fungsi anggaran
 Pajak adalah sumber pendapatan paling besar di banyak negara.
Manfaat pajak untuk membiayai semua pengeluaran negara
seperti gaji pegawai negeri, gaji tentara, pembayaran utang
pemerintah, dan membiayai pembangunan
Lanjutan …….

 2. Fungsi regulasi
▪ Pajak juga digunakan pemerintah sebagai pengaturan
kebijakan negara atau yang biasa disebut kebijakan fiskal.
Beberapa kebijakan fiskal antara lain penggunaan pajak
bea masuk untuk menekan impor.
 3. Fungsi stabilitas
▪ Dengan adanya pajak, pemerintah memiliki dana untuk
menjalankan kebijakan yang berhubungan dengan
stabilitas harga. Sehingga inflasi dapat dikendalikan.
Caranya bisa dengan mengatur peredaran uang di
masyarakat, pemungutan pajak, penggunaan pajak yang
efektif dan efisien.
Lanjutan …….

 4. Fungsi pemerataan
 Pajak adalah digunakan untuk menyesuaikan dan
menyeimbangkan antara pembagian pendapatan
dengan kebahagiaan dan kesejahteraan
masyarakat, termasuk pembagian antar
pemerintah daerah.
Lanjutan ……
 Jenis Pajak berdasarkan sifatnya:
 Pajak Tidak Langsung (Indirect Tax)
 Pajak tidak langsung merupakan pajak yang hanya diberikan kepada
wajib pajak bila melakukan peristiwa atau perbuatan tertentu.
 Contohnya: pajak penjualan atas barang mewah (PPnBM), di mana
pajak ini hanya diberikan bila wajib pajak menjual barang mewah.
 Pajak Langsung (Direct Tax)
 Pajak langsung merupakan pajak yang diberikan secara berkala
kepada wajib pajak berlandaskan surat ketetapan pajak yang dibuat
kantor pajak.
 Contohnya: Pajak Bumi dan Penghasilan (PBB) dan pajak
penghasilan.
Lanjutan ……..
 Jenis Pajak Berdasarkan Instansi Pemungut
 Pajak Daerah (Lokal)
 Pajak daerah merupakan pajak yang dipungut pemerintah daerah
dan terbatas hanya pada rakyat daerah itu sendiri, baik yang
dipungut Pemda Tingkat II maupun Pemda Tingkat I.
 Contohnya pajak hotel, pajak hiburan, pajak restoran, pajak
kendaraan bermotor, BPHTB, PBB (perdesaan dan perkotaan), dan
pajak daerah lainnya.
 Pajak Negara (Pusat)
 Pajak negara merupakan pajak yang dipungut pemerintah pusat
melalui instansi terkait, yakni DJP.
 Contohnya: PPN, Pajak Penghasilan (PPh), PPnBM, bea meterai,
PBB (perkebunan, perhutanan, dan pertambangan).
Lanjutan ……
 Jenis Pajak Berdasarkan Objek Pajak dan Subjek
Pajak
 Pajak Objektif
 Pajak objektif adalah pajak yang pengambilannya
berdasarkan objeknya.
 Contohnya: pajak impor, pajak kendaraan bermotor, bea
meterai, dan masih lainnya.
 Pajak Subjektif
 Pajak subjektif adalah pajak yang pengambilannya
berdasarkan subjeknya.
 Contohnya pajak kekayaan dan pajak penghasilan.
NPWP dan PPKP.
 NPWP adalah nomor yang diberikan kepada Wajib Pajak sebagai sarana
dalam administrasi perpajakan yang dipergunakan sebagai tanda pengenal
diri atau identitas Wajib Pajak dalam melaksanakan hak dan kewajiban
perpajakan.
 PKP atau Pengusaha Kena Pajak adalah Pengusaha yang melakukan
penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau penyerahan Jasa Kena Pajak yang
dikenai pajak berdasarkan Undang-Undang Pajak Pertambahan Nilai 1984
dan perubahannya.
 Terhadap Wajib Pajak ini, di samping memiliki NPWP juga diberikan Surat
Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak (SPPKP).
 Pengusaha adalah orang pribadi atau badan dalam bentuk apa pun yang
dalam kegiatan usaha atau pekerjaannya menghasilkan barang,
mengimpor barang, mengekspor barang, melakukan usaha perdagangan,
memanfaatkan barang tidak berwujud dari luar daerah pabean, melakukan
usaha jasa, atau memanfaatkan jasa dari luar daerah pabean.
Lanjutan ………

 Fungsi NPWP adalah:


 Sarana dalam administrasi perpajakan;
 Tanda pengenal diri atau identitas WP dalam
melaksanakan hak dan kewajiban perpajakannya;
dan
 Menjaga ketertiban dalam pembayaran pajak dan
pengawasan administrasi perpajakan
Lanjutan ……

 Fungsi Pengukuhan PKP/PPKP adalah:


 Sebagai identitas PKP yang bersangkutan;
 Pengawasan dalam melaksanakan hak dan
kewajiban di bidang PPN dan PPnBM; dan
 Sarana dalam pemenuhan kewajiban Pajak
Pertambahan Nilai & Pajak Penjualan Barang
Mewah (PPnBM).
Lanjutan ……

 Setiap Wajib Pajak yang telah memenuhi


persyaratan subjektif dan objektif wajib
mendaftarkan diri pada Kantor Pelayanan
Pajak (KPP atau KP2KP) yang wilayah
kerjanya meliputi:
 tempat tinggal Wajib Pajak;
 tempat kedudukan Wajib Pajak; atau
 kegiatan usaha Wajib Pajak.
Lanjutan ….

 Persyaratan subjektif merupakan persyaratan


yang sesuai dengan ketentuan mengenai subjek
pajak dalam Undang-Undang Pajak
Penghasilan.
 Persyaratan objektif merupakan persyaratan
bagi subjek pajak yang menerima atau
memperoleh penghasilan atau diwajibkan untuk
melakukan pemotongan/pemungutan sesuai
dengan ketentuan Undang-Undang Pajak
Penghasilan.
Lanjutan ………
 Wajib pajak yang wajib mendaftarkan diri meliputi:
 Orang Pribadi Non Usahawan
 Wajib Pajak orang pribadi Non Usahawan (yang tidak
menjalankan usaha atau pekerjaan bebas), apabila jumlah
penghasilannya sampai dengan suatu bulan yang
disetahunkan telah melebihi Penghasilan Tidak Kena
Pajak (PTKP), wajib mendaftarkan diri untuk memperoleh
NPWP paling lama pada akhir bulan berikutnya.
Lanjutan …….
 Orang Pribadi sebagai Usahawan dan Badan
 Yang dimaksud dengan Wajib Pajak orang pribadi pengusaha tertentu
adalah Wajib Pajak orang pribadi yang melakukan kegiatan usaha sebagai
pedagang pengecer yang mempunyai 1 (satu) atau lebih tempat usaha
sebagaimana dimaksud dalam peraturan perundang-undangan di bidang
perpajakan yang mengatur mengenai Orang Pribadi Pengusaha Tertentu.
 Yang dimaksud dengan Wajib Pajak Badan adalah sekumpulan orang
dan/atau modal yang merupakan kesatuan baik yang melakukan usaha
maupun yang tidak melakukan usaha yang meliputi perseroan terbatas,
perseroan komanditer, perseroan lainnya, badan usaha milik negara atau
badan usaha milik daerah dengan nama dan dalam bentuk apa pun, firma,
kongsi, koperasi, dana pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan,
organisasi massa, organisasi sosial politik, atau organisasi lainnya,
lembaga dan bentuk badan lainnya termasuk kontrak investasi kolektif
dan bentuk usaha tetap.
Lanjutan ……..
 NPWP Bagi Wanita Kawin
 Wajib Pajak orang pribadi, termasuk wanita kawin yang dikenai pajak
secara terpisah karena:
 hidup terpisah berdasarkan keputusan hakim;
 menghendaki secara tertulis berdasarkan perjanjian pemisahan penghasilan
dan harta; atau
 memilih melaksanakan hak dan memenuhi kewajiban perpajakannya terpisah
dari suaminya meskipun tidak terdapat keputusan hakim atau tidak terdapat
perjanjian pemisahan penghasilan dan harta, yang tidak menjalankan usaha
atau pekerjaan bebas dan memperoleh penghasilan di atas Penghasilan Tidak
Kena Pajak atau yang tidak menjalankan usaha atau pekerjaan bebas wajib
mendaftarkan diri pada KPP yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal atau
tempat kedudukan, dan tempat kegiatan usaha Wajib Pajak, dan kepada Wajib
Pajak diberikan Nomor Pokok Wajib Pajak.
Hak & kewajiban fiskus.
 Fiskus atau yang bisa disebut juga dengan Aparatur
Pajak atau Pejabat Pajak merupakan orang ataupun
badan yang memiliki tugas untuk dapat melakukan
pemungutan pajak atau iuran terhadap Wajib Pajak..
 Dengan adanya fiskus, Wajib Pajak akan lebih
mudah dalam menjalankan hak dan kewajiban
perpajakannya.
 Sebab, walaupun layanan perpajakan sudah semakin
canggih namun masih banyak Wajib Pajak yang
merasa kesulitan dalam menggunakannya sehingga
peran fiskus akan menjadi sangat penting.
Lanjutan …..

 Seorang fiskus memiliki tugas dan wewenang


yang harus dilakukan, antara lain:
 1. Membuat Surat Penetapan Pajak.
2. Membuat Surat Tagihan Pajak.
3. Membuat Keputusan Tentang Pajak.
4. Audit Pajak.
5. Mengeksekusi Penyegelan.
6. Melantik Pejabat Perpajakan.
Lanjutan ………

 Hak Fiskus adalah:


 Berhak menerbitkan Nomor Pokok Wajib Pajak
(NPWP) dan melakukan pengukuhan pada
Pengusaha Kena Pajak (PKP) secara jabatan.
 Berhak menerbitkan surat tagihan pajak.
 Berhak melakukan pemeriksaan dan penyegelan.
 Berhak melakukan penyidikan.
 Berhak untuk menerbitkan surat paksa dan juga
melaksanakan penyitaan.
Lanjutan ………

 Kewajiban dari fiskus terdiri dari 2, yaitu


kewajiban umum dan khusus:
 Kewajiban Umum
 Memberikan bimbingan, penyuluhan, dan
penerangan kepada Wajib Pajak agar mereka
memiliki pengetahuan dan keterampilan yang
dapat membantunya dalam melaksanakan hak
dan kewajiban perpajakannya.
Lanjutan ……
 Kewajiban Khusus
 Wajib menerbitkan NPWP sementara dalam jangka waktu 3 hari
setelah formulir permohonan pendaftaran diterima.
 Wajib menerbitkan NPWP dalam jangka waktu 3 bulan setelah
formulir permohonan pendaftaran diterima.
 Melakukan penerbitan surat keputusan atas pengukuhan
Pengusaha Kena Pajak (PKP) dalam jangka waktu 7 hari setelah
formulir permohonan pendaftaran diterima.
 Melakukan penerbitan surat keputusan kelebihan pajak dalam
jangka waktu 1 bulan setelah tanggal diajukannya surat kelebihan
pembayaran pajak dari Wajib Pajak
Lanjutan ……
 Melakukan penerbitan surat perintah membayar kelebihan pajak dalam jangka
waktu 1 bulan setelah diajukannya surat keputusan kelebihan pembayaran
pajak.
 Melakukan penerbitan surat keputusan angsuran atau penundaan pembayaran
pajak dalam jangka waktu dari 3 bulan yang berkaitan dengan angsuran atau
penundaan surat ketetapan pajak, surat ketetapan pajak tambahan, dan surat
pemberitahuan pajak, serta berkaitan dengan pengurangan angsuran pajak
penghasilan dalam jangka waktu 10 hari.
 Melakukan penerbitan surat keputusan atas keberatan yang telah diajukan
Wajib Pajak dalam jangka waktu 3 bulan sejak diterimanya surat permohonan
keberatan.
 Memberikan keputusan yang berkaitan dengan pengurangan atau penghapusan
bunga, denda, serta kenaikan dan juga pengurangan atau pembatalan yang
terkait dengan ketetapan pajak dalam jangka waktu 3 bulan terhitung sejak
tanggal penerimaan permohonan.
 Wajib merahasiakan data atau informasi yang berkaitan dengan Wajib Pajak.
Utang perdata dan utang pajak

 Pengertian utang pajak menurut Pasal 1 angka


8 Undang- Undang Nomor 19 Tahun 2000 tentang
Penagihan Pajak dengan Surat Paksa bahwa utang
pajak adalah pajak yang masih harus dibayar termasuk
sanksi administrasi berupa bunga, denda, atau
kenaikan yang tercantum dalam suratketetapann
pajak atau surat sejenisnya berdasarkan
peraturan perundang-undangan perpajakan.
 Utang pajak dikuasai oleh ketentuan hukum publik,
sedangkan utang biasa dikuasai oleh hukum perdata.
Lanjutan ………
 Utang biasa penagihanya berdasarkan hukum
perdata, sedangkan utang pajak penagihanya
berdasarkan hukum publik yang diatur dalam Undang-
Undang No.19 Tahun 2000 yang dikenal dengan
Penagihan Pajak dengan Surat Paksa.
 Penagih utang pajak dilakukan oleh aparatur Negara
dalam hal ini diwakili oleh dirjen pajak, sedangkan
penagih utang biasa dilakukan oleh pihak yang
memiliki hak atas utang tersebut atau pihak lain yang
mendapat surat kuasa untuk menagih dari pihak
yang ,memiliki hak atas utang tersebut.
Lanjutan ….

 Perbedaan utang pajak dan utang perdata:


 Dari penyebab timbulnya utang.
 Utang perdata timbul dari sebuah perikatan / perj
anjian dimana para fihak mempunyai hak dan
kewajiban , sebagai perwujudan prestasi
dan kontraprestasi.
 Utang pajak
timbul berdasakan Undang - Undang dalam hal ini
pembayar pajak wajib membayar pajaknya tanpa
harus ada kontra prestasi.
Lanjutan ………

 Dari sifatnya
 Sifat utang perdata tertutup / khusus artinya han
ya berlaku bagi orang yang terikat oleh
perjanjiannya saja.
 Sifat utang pajak terbuka/
umum artinya siapapun dapat dikenakan pajak se
suai Undang - Undang tanpa harus terikat oleh
perjanjian ( prestasi dan kontra prestasi )
Timbulnya utang pajak.

 Utang pajak dapat timbul apabila telah adanya peraturan


yang mendasarmya dan telah terpenuhinya atau terjadi
suatu tatbestand (sasaran pemajakan), yang terdiri dari
keadaan-keadaan tertentu dan atau juga peristiwa
ataupun perbuatan tertentu.
 Tetapi yang sering terjadi adalah karena keadaan, seperti
pajak-pajak yang sangat penting (yaitu atas suatu
penghasilan atau kekayaan), dikenakan atas keadaan-
keadaaan ekonomis Wajib Pajak yang bensangkutan
(walaupun keadaan itu dalam kebanyakan hal timbulnya
karena perhuatan-perbuatannya).
Lanjutan …
 Ada dua ajaran yang menjelaskan timbulnya utang
pajak, yaitu:
 Ajaran Formil.
 Utang pajak timbul karena dikeluarkannya surat ketetapan
pajak oleh fiskus.
 Dengan demikian, meskipun syarat adanya tatbestand
(sasaran pemajakan) sudah terpenuhi namun sebelum ada
surat ketetapan pajak, maka belum ada utang pajak.
 Ajaran ini diterapkan pada sistem official assessment.
 Official assessment system adalah suatu sistem pemungutan
yang memberi wewenang kepada pemerintah (fiskus) untuk
menentukan besarnya pajak yang terutang oleh wajib pajak.
Lanjutan …….
 Ajaran Materiil.
 Utang pajak timbul karena berlakunya undang-undang.
 Uutang pajak timbul jika ada sesuatu yang menyebabkan
(tatbestand) yaitu rangkaian dari perbuatan-perbuatan, keadaan-
keadaan, dan peristiwa-peristiwa yang dapat menimbulkan utang
pajak adalah sebagai berikut :
▪ Perbuatan-perbuatan, misalnya : pengusaha melakukan impor barang
▪ Keasaan-keadaan, misalnya : memiliki harta bergerak dan harta tidak
bergerak
▪ Peristiwa, misalnya : mendapat hadiah undian
 Ajaran ini diterapkan pada sistem self assessment.
 Self assessment system adalah suatu sistem pemungutan yang
memberi wewenang kepada wajib pajak untuk menentukan
besarnya pajak yang terutang oleh wajib pajak.
Penagihan Pajak
 Secara umum penagihan pajak didefinisikan sebagai sebuah proses
tindakan yang dilakukan oleh penanggung pajak (wajib pajak) dalam
melunasi utang pajaknya beserta biaya penagihannya.
 Penagihan pajak pun memiliki landasan hukum yang telah diatur
dalam Undang-Undang Nomor 19 Tahun 1997 Pasal 1 angka 9 dan
direvisi dalam Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2000 perihal
Penagihan Pajak dengan Surat Paksa (UU PPSP).
 Dalam peraturan tersebut penagihan pajak diartikan sebagai
serangkaian tindakan yang dikhususkan penanggung pajak dalam
melunasi utang pajak dan biaya penagihannya dengan memberitahu
atau menegur, melaksanakan penagihan baik seketika maupun
sekaligus, memberitahukan surat pajak, mengusulkan pencegahan,
melakukan penyitaan ataupun penyanderaan, hingga menjual atau
melelang barang yang telah disita.
Lanjutan ………
 Jenis Penagihan Pajak
 Penagihan Pajak Pasif
 Pada proses penagihan pajak yang bersifat pasif ini, otoritas pajak atau
fiskus hanya menerbitkan Surat Tagihan Pajak (STP) atau surat sejenis
lainnya yang menyebabkan pajak terutang akan menjadi lebih besar.
 Dalam jenis penagihan ini, otoritas pajak atau fiskus hanya akan
memberitahukan kepada wajib pajak terkait bahwa terdapat utang
pajak.
 Apabila dalam kurun waktu 1 (satu) bulan sejak diterbitkannya STP
ataupun surat sejenis lainnya, dan wajib pajak tidak membayar utang
pajak tersebut, maka otoritas pajak atau fiskus akan menerapkan
penagihan secara aktif.
Lanjutan …..
 Penagihan Aktif
 Seperti yang sudah dijelaskan pada jenis penagihan
sebelumnya, dimana penagihan aktif akan secara langsung
dilakukan apabila wajib pajak atau penanggung pajak tidak
melakukan pembayaran (jatuh tempo) sejak diterbitkannya
STP.
 Dalam penagihan secara aktif ini, otoritas pajak atau fiskus
akan mengerahkan juru sita pajak dalam melakukan tindakan
selanjutnya guna melakukan penyitaan hingga pelelangan
apabila wajib pajak atau penanggung pajak tidak melunasi
utang pajak, terhitung 21 (dua puluh satu) hari sejak tanggal
disampaikan surat teguran ataupun surat paksa yang
diterbitkan oleh otoritas pajak atau fiskus.
Lanjutan ……
 Penagihan Seketika & Sekaligus
 Jenis penagihan seketika & sekaligus ini merupakan
penagihan pajak yang dijalankan oleh fiskus dan juru sita
pajak terhadap wajib pajak secara langsung tanpa
menunggu jangka waktu atau jatuh tempo yang telah
ditentukan atas pelunasan pajak.
 Jenis penagihan ini mencakup keseluruhan utang pajak,
mulai dari semua jenis pajak, masa pajak, hingga tahun
pajak.
 Penagihan jenis ini pun memiliki tujuan dalam mencegah
terjadinya pajak terutang yang menumpuk yang nantinya
sulit ditagih.
Berakhirnya utang pajak.
 Berakhirnya utang pajak karena:
 Pembayaran / Pelunasan
 Pembayaran / pelunasan pajak dapat dilakukan
Wajib Pajak dengan menggunakan Surat Setoran
Pajak (SSP) atau dokumen lain yang dipersamakan.
 Pembayaran atau pelunasan pajak dapat dilakukan
di Kantor Kas Negara, Kantor Pos dan Giro, dan
Bank Persepsi.
 Pembayaran pajak hanya dapat dilakukan dengan
uang dan bukan dengan bentuk lainnya.
Lanjutan ……

 Kompensasi
 Kompensasi dapat dilakukan antara jenis pajak
yang berbeda dalam tahun pajak yang sama,
misalnya antara kelebihan pembayaran PPh
dengan kekurangan pembayaran PPN, ataupun
antara jenis pajak yang sama dalam tahun yang
berbeda misalnya kelebihan pembayaran PPh
tahun lalu dengan kekurangan pembayaran PPh
tahun berjalan.
Lanjutan ……
 Penghapusan Utang
 Penghapusan Utang pajak dilakukan karena kondisi dari
Wajib Pajak yang bersangkutan, misalnya Wajib Pajak
dinyatakan bangkrut oleh pihak-pihak yang berwenang.
 Utang pajak pada prinsipnya dapat dihapuskan karena tidak
dapat atau tidak mungkin ditagih lagi dengan beberapa
alasan seperti yang diatur dalam Peraturan Menteri
Keuangan Republik Indonesia Nomor 73/PMK.03/2012,
yaitu :
▪ a. Wajib Pajak orang pribadi meninggal dunia dengan tidak
meninggalkan warisan dan tidak mempunyai ahli waris atau ahli
waris tidak dapat ditemukan; atau
▪ b. Wajib Pajak tidak mempunyai harta kekayaan.
Lanjutan ……….
 Daluwarsa
 Daluwarsa Utang pajak terjadi karena terlampaunya waktu
penetapan pajak (penertiban surat ketetapan pajak)
maupun karena lampaunya waktu proses penagihan pajak.
 Daluwarsa dimaksudkan untuk memberikan kepastian
hukum baik bagi Wajib Pajak maupun fiskus.
 Batas daluwarsa yang berlaku saat ini adalah :
▪ a. Untuk pajak pusat adalah 5 tahun
▪ b. Untuk pajak daerah adalah 5 tahun
▪ c. Untuk retribusi daerah adalah 3 tahun
▪ d. Untuk Wajib Pajak yang terlibat tindak pidana pajak tidak
diberikan batas waktu
Lanjutan ……..

 Pembebasan
 Pembebasan pajak biasanya dilakukan berkaitan
dengan kebijakan pemerintah.
 Misal dalam rangka meningkatkan penanaman
modal maka pemerintah memberikan
pembebasan pajak untuk jangka waktu tertentu
atau pembebasan pajak di wilayah-wilayah
tertentu.
Sistem pemungutan pajak

 Sistem pemungutan pajak merupakan


sebuah mekanisme yang digunakan untuk
menghitung besarnya pajak yang harus
dibayar wajib pajak ke negara.
 Di Indonesia, berlaku 3 jenis sistem
pemungutan pajak, yakni:
 Self Assessment System.
 Official Assessment System.
 Withholding Assessment System.
Lanjutan ….
 Self Assessment System
 Self Assessment System merupakan sistem pemungutan
pajak yang membebankan penentuan besaran pajak yang
perlu dibayarkan oleh wajib pajak yang bersangkutan.
 Dengan kata lain, wajib pajak merupakan pihak yang
berperan aktif dalam menghitung, membayar, dan
melaporkan besaran pajaknya ke Kantor Pelayanan Pajak
(KPP) atau melalui sistem administrasi online yang sudah
dibuat oleh pemerintah.
 Peran pemerintah dalam sistem pemungutan pajak ini
adalah sebagai pengawas dari para wajib pajak. Self
assessment system diterapkan pada jenis pajak pusat.
Lanjutan ……
 Official Assessment System
 Official Assessment System merupakan sistem
pemungutan pajak yang membebankan wewenang
untuk menentukan besarnya pajak terutang pada fiskus
atau aparat perpajakan sebagai pemungut pajak.
 Dalam sistem pemungutan pajak Official Assessment,
wajib pajak bersifat pasif dan pajak terutang baru ada
setelah dikeluarkannya surat ketetapan pajak oleh fiskus.
 Sistem pemungutan pajak ini bisa diterapkan dalam
pelunasan Pajak Bumi Bangunan (PBB) atau jenis pajak
daerah lainnya.
Lanjutan …..

 Withholding System
 Pada Withholding System, besarnya pajak dihitung oleh
pihak ketiga yang bukan wajib pajak dan bukan juga
aparat pajak/fiskus.
 Contoh Witholding System adalah pemotongan
penghasilan karyawan yang dilakukan oleh bendahara
instansi terkait. Jadi, karyawan tidak perlu lagi pergi ke
KPP untuk membayarkan pajak tersebut.
 Jenis pajak yang menggunakan withholding system di
Indonesia adalah PPh Pasal 21, PPh Pasal 22, PPh Pasal
23, PPh Final Pasal 4 ayat (2) dan PPN.
Post Test
 1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Self
Assessment System, Official Assessment System dan
Withholding Assessment System!
 2. Jelaskan perbedaan antara utang pajak dan utang
perdata. Berikan contohnya!
 3. Jelaskan dengan memberikan contoh perbedaan
antara penagian aktif dan penagihan pasif, serta
penagihan seketika dan sekaligus!
 4. Jelaskan kapan berakhirnya utang pajak!
 5. Jelaskan perbedaan antara ajaran formil dan ajaran
materiil timbulnya utang pajak!

Anda mungkin juga menyukai