Fix TB Tumor Sekunder.
Fix TB Tumor Sekunder.
SEKUNDE
R
KELOMPOK 7
KELOMPOK
7
Irgi Rahmaddani 2011201067
Mhd. Wahyudi Azmi 2011201065
Riyan Saputra 2011201038
Silvia Maharani 2011201043
Sonia 2011201044
Varischa Rahmadanti 2011201047
Vivi Vazelah 2011201049
Zahri Riska Shafira 2011201051
Firsty Faisya Putri 1911201021
Qorry Aina Dzulhijri N 1911201044
LEARNING
OBJECTIVE
1. DefInisi Tumor Sekunder
2. Etiologi Tumor Sekunder
3. Faktor Resiko Tumor Sekunder
4. Patofisiologi
5. Tanda dan Gejala Tumor Sekunder
6. Penegakan Diagnosis Tumor
Sekunder
7. Tatalaksana Tumor Sekunder
DEFINISI TUMOR
SEKUNDER
Tumor otak sekunder atau metastasis otak adalah
neoplasma intrakranial yang berasal dari tumor ganas
organ di luar otak. Metastasis otak terjadi paling
sering pada orang dewasa dan terjadi pada 20-40%
tumor ganas
Kemenkes, 2019
ETIOLOGI
TUMOR
SEKUNDER
Kanker primer seperti kanker paru-paru, kanker payudara, dan
melanoma paling mungkin bermetastasis ke otak. Kanker
paru- paru sel kecil memiliki kecenderungan tinggi untuk
menyebar ke otak sehingga pengobatan profilaksis (iradiasi
kranial) dianggap sebagai standar perawatan. Keganasan lain
seperti kanker prostat, kepala dan leher jarang menyebabkan
metastasis otak. Sulit untuk memprediksi pasien mana yang
akan mengalami metastasis otak selain dengan menggunakan
tipe dan subtipe tumor.
Kemenkes, 2019
FAKTOR RESIKO
TUMOR
SEKUNDER
Faktor Resiko lain termasuk trauma kepala, kanker payudara
(walaupun tidak menentukan), melanoma bermetatosis (sering
ditemui pada pasien ketika autopsy).
Selain daripada faktor di atas yang telah disebutkan terdapat
juga beberapa faktor lain berupa:
1. Usia
2. Paparan Radiasi
3. Riwayat Keluarga
(Kemenkes, 2019)
PATOFISIOLOGI
- Sel tumor menembus membran basal dan melintasi membran subendotel
dengan memproduksi enzim proteolitik (untuk memecah matriks basal dan
meningkatkan invasinya)
- Sel-sel yang menyerang melepaskan diri dari massa tumor, melintasi batas
epitel/endotel (menggunakan saluran vaskular untuk menjajah organ jauh)
- Sel tumor dapat bertahan hidup di lingkungan dengan tekanan oksigen rendah
Kemenkes, 2019
Pemeriksaan
Penunjang
2. Metastasis dari Keganasan Hematologi
a. MRI Otak dan Tulang Belakang
MRI dengan kontras merupakan modalitas terbaik dalam
mengevaluasi metastasis otak. MRI lebih sensitif
dibandingkan dengan CT Scan baik dalam hal menentukan
ada atau tidaknya lesi, lokasi lesi, dan jumlah lesi. Pada T1
MRI, tumor metastasis menunjukkan lesi hiperintens. MRI
otak dan tulang belakang direkomendasikan jika ada
kecurigaan klinis leptomeningeal metastasis.
b. Analisis Cairan Serebrospinal
Secara umum pada analisis cairan serebrospinal
pada leptomeningeal metastasis akan terjadi
peningkatan tekanan pembukaan, peningkatan hitung sel
dan kadar protein, serta penurunan kadar glukosa
CSS. Ditemukannya sel maligna pada cairan
serebrospinal merupakan bukti terjadinya
leptomeningeal metastasis.
PENEGAKAN
DIAGNOSIS
Diagnosis tumor otak sekunder ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan
fisik, dan pemeriksaan penunjang. Sebelum dilakukan pengambilan sampel tumor
metastasis di otak, dilakukan pencarian lokasi tumor primer antara lain dengan
foto toraks atau CT Scan toraks untuk menyingkirkan tumor paru; CT scan
abdomen, mammografi pada wanita; dan tumor marker.
Kemenkes, 2019
TATALAKSANA
TUMOR
SEKUNDER
1. Medikamentosa
Kortikosteroid memberikan efek pengurangan sementara terhadap gejala
klinis peningkatan tekanan intrakranial dan edema serebri akibat
metastasis otak. Kortikosteroid akan diberikan pada pasien yang
bergejala, maka perlu dilakukan tappering off dalam kurun waktu 2
minggu atau lebih dengan informed consent tentang efek samping
kortikosteroid jangka panjang.
2. Pembedahan
Tujuan pembedahan dalam terapi metastasis otak adalah
memperpanjang harapan hidup pasien sambil memperbaiki klinis
neurologis dan Karnofsky Performance Status (KPS). Dalam kebanyakan
kasus, tujuan utama pembedahan adalah reseksi total tumor secara bruto
dengan minimal gangguan jaringan otak normal. Pembedahan dapat
dipertimbangkan bilamana akan bermanfaat pada pasien
yang menjalaninya. (Kemenkes, 2019)
TATALAKSANA
TUMOR
SEKUNDER
3. Whole Brain Radiotherapy (WBRT)
Pada kasus metastasis otak, diberikan WBRT dengan dosis bervariasi
antara 20-40 Gy dalam 5-20 fraksi. Rejimen standar adalah 30 Gy dalam
10 fraksi atau 37,5 Gy dalam 15 fraksi. Untuk pasien dengan performa
yang buruk, 20 Gy/5 fraksi merupakan pilihan yang dapat
dipertimbangkan. Apabila ingin diberikan booster SRS pasca-WBRT,
dosis marginal maksimal adalah 24, 18, atau 15 Gy disesuaikan dengan
volume tumor sesuai yang direkomendasikan.
4. Radiosurgery
Stereotactic radiosurgery (SRS) adalah sebuah teknik radiasi yang
menargetkan area spesifik di otak dengan menyatukan beberapa sinar
radiasi dari berbagai arah menggunakan 3D stereometri untuk
memberikan dosis radiasi tinggi yang tepat dan ablatif dalam fraksi
tunggal untuk menghasilkan efek terapeutik yang diinginkan.
(Kemenkes, 2019)
ANY
QUESTIONS?
KELOMPOK KELOMPO
K